Indi menelan saliva dengan pelan lalu menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Iya. Itu Damian,” ucapnya dengan pelan.Lalu masuk ke dalam mobilnya setelah pamit kepada Mario yang masih berdiri mematung menatap Damian yang tengah bercengkerama entah dengan siapa.Lalu, Damian mengerutkan keningnya kala mengenali mobil yang dikendarai oleh Indi. “Indi?” ucapnya dengan pelan.“Ada apa, Pak Damian?” tanya lelaki itu kepada Damian.Damian menoleh kepada clien-nya itu lalu menggeleng pelan sembari mengulas senyum tipis. “Tadi, seperti mobil istri saya. Kalau begitu, kita bisa bicarakan ini setelah semuanya selesai ya, Pak. Bisa dihitung lagi kebutuhannya berapa dan juga mulai pengerjaannya kapan.”Damian lantas pamit kepada clien-nya itu dan bergegas mengejar mobil yang dia yakini bahwa itu adalah mililk Indi.“Lagi ngapain Indi di sini? Jauh sekali dia perginya,” gumamnya seraya mencari keberadaan mobil milik istrinya itu.“Kebiasaan, selalu bawa mobil ngebut-ngebut. Ckk!” Damian berdecak p
Read more