Home / Pernikahan / Menikah dengan Mantan / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Menikah dengan Mantan: Chapter 61 - Chapter 70

190 Chapters

Kebetulan yang Luar Biasa

Indi masih mematung kala mendengar panggilan dari seorang anak kecil di sampingnya.“Indi? Indira? Elo kenapa diem? Kesambet setan apa signalnya yang ngelag ini?” Rhea memanggil-manggil Indi yang tiba-tiba terdiam bagai patung saat mendapat panggilan dari anak kecil tersebut. Karena tidak ada respon dari Indi, Rhea akhirnya memilih untuk menutup panggilan tersebut. Sementara Indi masih terdiam bagai patung sebab terkejut bukan main karena panggilan tersebut. Lalu ia memberanikan diri untuk menoleh ke samping di mana suara anak kecil itu memanggil namanya. “Al—Albert?” Indi terbata-bata memanggil nama anak kecil tersebut. “Tante Indi lagi ngapain di sini?” tanya anak kecil berusia tujuh tahun itu.Indi menelan saliva berat sembari menatap anak lelaki bernama Albert itu. “Ka—kamu … kamu sendiri lagi ngapain di sini, Alice?” tanyanya kembali dengan ekspresi terkejutnya.“Lagi liburan lah, Tante. Sama Papa. Tapi, Papanya nggak tahu ke mana. Tadi bilangnya mau beli minum, tapi nggak da
Read more

Belum Selesai Ganti Baju

"Mau tanya apa?" tanya Damian pelan seraya menatap Indi dengan tatapan lekatnya. Indi kemudian menghela napasnya dengan panjang lalu melipat tangan di dadanya. "Kamu tahu, arti dari saling percaya, saling mencintai, dan saling setia?" Damian menarik sebelah alisnya. "Maksud kamu?" tanyanya tak paham dengan apa yang dikatakan oleh Indi kepadanya. "Kamu cinta kan, sama aku?" tanya Indi kembali. "Ya. Of course. Aku sangat mencintai kamu. Kenapa masih seperti ragu, kalau aku benar-benar mencintai kamu?" Damian balik bertanya kepada istrinya itu. "Kalau beneran cinta, mana mungkin melupakan kepercayaan yang seharusnya sudah tertanam dalam diri kamu karena sudah mencintai aku. Bukan cinta namanya kalau masih menuduhku yang aneh-aneh apalagi membawa-bawa nama mantan, Damian." Indi berucap penuh dengan penekanan. Manik mata itu menatap penuh wajah Damian yang tidak bisa menjawab ucapannya tadi. "Aku jadi ragu, kalau kamu beneran cinta sama aku. Mungkin maksud kamu bukan cinta, melainka
Read more

Keingintahuan Rangga

"Memangnya kamu sudah selesai, masaknya?" tanya Indi kemudian. Damian menggeleng pelan. "Nggak jadi masak. Sudah pesan restoran untuk makan malam. Hanya kita berdua, tidak ada siapa-siapa di sana. Maka dari itu, jangan pakai baju seksi yang akan mengundang birahi orang." Indi kemudian manggut-manggut dengan pelan seraya menutup kopernya yang dikhususkan untuk menyimpan pakaian mini. "Ya sudah kalau begitu. Aku pakai dress aja kalau memang mau makan malam di resto." "Iya, Sayang. Setelah makan malam, kita bisa mulai hal yang selalu aku inginkan." Indi mengulas senyum kemudian menganggukkan kepalanya. "Oke! Dengan senang hati." Damian terkekeh dengan pelan. Matanya terus menatap wajah Indi yang tengah membuka celana dan juga kausnya. Kini, hanya menampakkan tubuh rampingnya yang hanya mengenakan bra dan juga celana dalam. "Jangan dilihatin terus, Damian! Perutku masih lapar dan ingin makan dulu sebelum kamu hajar nanti." Damian kembali terkekeh. "Ya, aku tahu. Aku hanya senang s
Read more

Hukuman itu Terlalu Nikmat

"Kepo, lo! Mau tahu aja apa mau tahu banget?" sengal Indi kembali.Rangga mengendikan bahunya lalu menatap Indi dengan lekat. "Nggak mau ngasih tahu juga nggak masalah, Indi. Aku hanya tanya, jawabnya terserah kamu mau jawab jujur atau nggak." Rangga kembali menerbitkan senyumnya."Kita lagi program hamil. Makanya nggak boleh minum alkohol. Karena takut juga Indi hamil tanpa sepengetahuan kita," jawab Damian dengan lugas.Indi lalu menolehkan kepalanya kepada Damian. "Ngapain dijawab sih? Nggak penting banget ngasih tahu dugong satu ini." Indi tampak kesal kepada Damian karena telah memberi tahu kepada Rangga.Sementara lelaki itu menatap Indi dengan tatapan dalamnya. "Masih ingat, dengan ikat pinggang yang kita kenakan dulu? Sudah pernah kamu lakukan dengan suamimu?" bisik Rangga tepat di depan wajah Indi.Indi lantas menoleh dengan cepat kepada Damian.**“Aarggh ....” Indi menjerit kala Damian menggigit puncak dadanya dari bra yang masih dikenakannya.Damian membalikan tubuh sang i
Read more

Tidak akan Merubah Semuanya

Dua hari berlalu ....Waktu sudah menunjuk angka sebelas siang. Dua insan yang tengah dimabuk asmara itu masih terlelap dalam tidurnya bahkan bisa dibilang lupa waktu karena di jam matahari sudah hampir berada di tengah-tengah, mereka masih terlelap dalam tidurnya.Namun, suara bising dari dering ponsel milik Damian membuat keduanya membuka matanya dengan kompak."Eeuhh ... siapa sih yang ganggu tidur nyenyak gueee??" keluh Indi sembari menggeliat lalu mengambil ponsel yang sedari tadi berisik minta ingin diterima panggilan tersebut."HP kamu ini, Damian!" ucap Indi lalu memberikan ponsel tersebut kepada Damian."Halo?" Tanpa melihat siapa yang menghubunginya, Damian langsung menerima panggilan tersebut."Selamat pagi, Pak Damian. Maaf, sudah mengganggu waktu liburan Anda. Tapi, seperti yang kita ketahui bersama, kalau tiga hari lagi Anda ulang tahun. Seperti biasanya perusahaan akan mengadakan pesta ulang tahun Anda di hotel-hotel mewah."Saya ingin menyampaikan beberapa rekomendasi
Read more

Percakapan Damian dengan Rangga

"Hanya jadi teman pun kamu tidak mau?" tanya Rangga sekali lagi. Ia masih penasaran dengan reaksi Indi saat dirinya menjadi temannya.Perempuan itu menggelengkan kepalanya seraya menatap Rangga dengan tatapan tajamnya. "Nggak! Sekali nggak yaa nggak, Rangga. Mana mau gue temenan sama mantan pacar. Nggak ada kamusnya!" ucapnya dengan tegas.Rangga manggut-manggut dengan pelan lalu menerbitkan senyumnya. "Baiklah. Sudah aku katakan tadi, aku tidak akan memaksa, Indi. Damian tidak perlu takut lagi kalau kamu akan mengkhianatinya."Indi mengerutkan keningnya kala mendengar ucapan Rangga. "Maksud elo apa ngomong kayak gitu tentang gue, tentang Damian?""Kemarin, Damian menemui aku di villa. Banyak hal yang dia ceritakan kepadaku.""Apa saja?" tanya Indi dengan pelan.**Satu hari yang lalu ...."Hai, anak manis." Damian menyapa Albert yang tengah bermain sendirian di depan villa."Halo, Om ganteng. Mau nyari Papa ya, Om?" tanya Albert dengan aksen anak kecil berbicara."Iya, Albert. Papany
Read more

Tidak ada Toleransi

Mendengar cerita dari Rangga membuat Indi menganga mendengarnya. Damian begitu takut kehilangan Indi sampai segala cara ia lakukan agar tetap bisa menjadi suami Indi selamanya.“Damian takut kehilangan kamu, Indi. Jangan berbuat yang aneh-aneh, yaa. Kamu wanita baik yang pernah aku kenal. Untuk itu, jangan pernah membuat Damian kecewa. Kamu tidak akan pernah bahkan sulit mendapatkan pria seperti Damian yang memiliki segalanya tapi mencintai kamu yang tahu masa lalunya seperti apa.”Rangga menepuk-nepuk bahu Indi lalu menerbitkan senyumnya. “Banyak perempuan di luar sana yang menginginkan Damian. Bila Zoya tahu kamu sudah menikah dan ternyata Damian lah yang jadi suami kamu, aku nggak jamin dia nggak akan ganggu hubungan kamu dengan Damian.“Zoya itu licik. Dia tidak akan pernah mau melihat orang yang dia benci hidup dalam kebahagiaan. Aku bukannya nakut-nakutin kamu, Indi. Tapi, mencegah lebih baik daripada mengobati. Jangan biarkan dia tahu, kamu sudah menikah.”Rangga menasihati Ind
Read more

Jadi Bestfriend?

Pukul 00.00 ….Malam ini adalah malam ulang tahun Damian. Indi tengah menyiapkan sebuah kejutan untuk sang suami yang sedari tadi tak sabar menunggu.“Sayang, masih lama, nggak?” teriak Damian yang tengah duduk di sofa ruang tengah dengan mata ditutup oleh kain.Namun, Indi tak menjawab panggilan sang suami yang sedari tadi memanggilnya. Hanya mengenakan panty dan juga bra tipis, Indi datang menghampiri sang suami di ruang tengah.Langkah kaki yang mengenakan hak tinggi itu terdengar begitu jelas oleh telinga Damian. “Sayang?” panggil Damian was-was.“Happy birthday, my husband,” bisik Indi lalu menjilat telinga dengan sensual.“Indi. What are you doing?” tanya Damian yang sudah tidak sabar ingin membuka penutup matanya.“Open, please.”Damian langsung membuka penutup mata itu lalu terperangah kala melihat penampilan luar biasa Indi yang diperlihatkan kepadanya.Indi kembali menghampiri Damian lalu mengulas senyum menggoda. “Happy birthday, Damian. Sulit untuk memberi hadiah kepada or
Read more

Cibiran Sarkas Dipta

Sudah tiba di Jakarta.Indi mengenakan pakaian long dress yang ia desain sendiri.“Cantik sekali istriku ini,” ucap Damian memuji kecantikan sang istri. “Gaun yang indah. Sangat cocok dikenakan oleh wanita cantik seperti kamu.”Indi menatap Damian dengan tatapan lekatnya. “Ini gaun, aku yang desain.”“Woaah! Pantas saja kalau Zoya iri sama kamu. Jelas desain kamu jauh lebih bagus darinya. Orang yang sudah dikontaminasi oleh Zoya adalah orang-orang tolol yang mau-maunya menuruti ucapannya.”Indi menyunggingkan senyum. Entah Damian yang tengah menghiburnya atau memang berucap dari lubuk hati yang paling dalam, Indi tidak tahu. Yang dia tahu hanyalah, pendapat Damian mengenai desain yang dia buat sangatlah indah dan bagus.“Mau ke hotel jam berapa? Berapa banyak, orang yang kamu undang? Mereka semua tahu, kalau aku istri kamu? Tahu, kalau kamu sudah menikah?”Damian menghela napas dengan panjang lalu menganggukkan kepalanya. “Ratusan orang. Nggak ada yang nggak tahu kalau aku sudah menik
Read more

Jangan Beri Tahu Zoya

Indi terisak pelan di dalam toilet. Menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Betapa perih hatinya dikatai seperti itu oleh mertua sendiri.Ia lalu membasuh wajahnya dan menarik napasnya dalam-dalam. Tidak ingin terus menerus larut dalam kesedihan."Nggak! Gue nggak boleh cengeng kayak gini! Gue akan membuktikan kalau gue bisa kasih anak buat Damian untuk menutup mulut si tua bangka sialan itu!" Indi menatap wajahnya di pantulan cermin.Matanya menghunus bak ujung panah. Begitu tajam hingga terlihat sangat mengerikan.Indi kembali menarik napasnya dengan panjang lalu menerbitkan senyum. Senyum bak devil yang tengah menyimpan rasa marah dalam dirinya."Harus di-make up lagi ini muka gue," gumam Indi kemudian mengambil make up-nya di dalam tas yang ia bawa."Indira. Elo bukan cewek cengeng. Hanya karena dicibir kayak gitu kok langsung nangis. Jangan perlihatkan kelemahan elo di depan orang-orang brengsek macam bapak tua itu."Indi terus menerus berbicara sendiri. Menasihati dirinya, memb
Read more
PREV
1
...
56789
...
19
DMCA.com Protection Status