Indi mengusap wajahnya hingga ke rambut. Dengan lemas, perempuan itu menyandarkan punggungnya di pagar besi karena lemas tak berdaya.“Kapan pulangnya, Pak?” tanya Indi kembali.“Kalau itu saya tidak tahu, Mbak. Ditelepon saja, kalau mau tahu Mas Arion kapan pulang.”Indi menggigit bibir bawahnya karena Arion tak pernah menghubunginya dan dia tidak memiliki nomor ponsel lelaki itu.“Nomornya nggak aktif, Pak. Kalau boleh tahu, orang tua Arion bisa diganggu sebentar nggak ya, Pak?”Indi lalu berpikir ulang. ‘Orang tua Rachel nggak tahu kalau dia yang udah bunuh diri.’ Indi menggeleng-gelengkan kepalanya lalu menatap penjaga itu. “Nggak jadi, Pak. Nanti saja ke sini lagi.”“Pak. Bukain gerbangnya. Saya mau jemput anak saya, katanya sudah di bandara,” titah perempuan paruh baya akan tetapi masih terlihat cantik dan awet muda.Perempuan bernama Nindy itu lantas mengerutkan kening kala melihat Indi yang tengah berdiri di depan gerbang.“Kamu ….” Nindy menunjuk wajah Indi. Lalu, perempuan i
Read more