Mata Indi menatap dengan keterkejutannya. Tamparan keras itu tidak berasa baginya dibanding dengan pengakuan yang cukup membuatnya tercengang bukan main.“Gilak lo, ya!” Hanya itu yang bisa Indi ucapkan.Dipta tersenyum miring lalu menatap Indi dengan tatapan lekatnya. “Maria membawa anak itu di rumah sakit. Ibunya meninggal dunia setelah melahirkan dia. Darahku tidak mengalir di tubuh Damian dan untuk aku menyayanginya!”Dipta kembali melangkahkan kakinya menghampiri Indi. “Kamu, orang pertama yang akan aku musnahkan, Indi. Karena kamu, aku sulit mencapai pada suatu yang harus aku ambil dari Damian. Karena kamu, semuanya harus diundur sementara anakku, Daniel … akan tiba ke Indonesia dua bulan lagi.“Dia akan menagih janjiku dan aku belum bisa mengambilnya karena kamu, Indi! Karena kamu yang sudah menghalangi semuanya! Cepat atau lambat kamu akan musnah. Kalau tidak musnah, setidaknya kamu dan Damian berpisah!”Dipta enyah begitu saja setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan dar
Read more