Semua Bab Menikah dengan Mantan: Bab 101 - Bab 110
155 Bab
Terima Kasih
Indi menghela napas berat tanpa menatap sang mama atau bahkan mendengarkan penjelasan dari mamanya itu. Sementara Damian mengulas senyum sembari melirik Indi lalu menghela napasnya.“Ma. Mungkin, membutuhkan cukup waktu untuk membuat Indi menerima Mama kembali atau memaafkan kesalahan yang sudah Mama perbuat kepada Indi dan juga Papa. Bukankah dengan masih memanggil nama Mama, itu artinya Indi masih menganggap mamanya? Orang yang telah melahirkan dia ke bumi dan telah memilih keputusannya sendiri?”Indi terdiam. Hanya menatap Damian yang baru saja menasihati kedua orang di samping dan depannya itu. Pun dengan Ayu. Perempuan itu juga terdiam dan meresapi setiap ucapan yang dikatakan oleh menantunya tadi.“Lusa, aku harus melakukan operasi di kepalaku. Ada gumpalan darah membeku di sini dan harus segera diangkat. Aku harus banyak istirahat karena tubuhku masih sedikit lemas. Kalian bisa lanjutkan percakapannya.”Damian mengusapi pucuk kepala Indi lalu beranjak dari duduknya dan keluar d
Baca selengkapnya
Bukan Foto Telanjang
Hari di mana operasi telah tiba. Damian sudah kembali ke rumah sakit dan tengah bersiap untuk melakukan operasi di kepalanya.Indi tengah menggenggam tangan Damian dengan rasa yang tak karuan. Menatap Damian, matanya tidak bisa menoleh ke mana pun selain menatap sang suami. Sementara Damian hanya terkekeh melihat wajah kekhawatiran Indi kepadanya.“I will be back, of course. Karena ada yang menungguku dan sangat mencintaiku. Mana mungkin aku tidak kembali sementara orang yang ada di depanku ini tidak mau jauh dariku,” ucapnya memberi hiburan kepada Indi agar perempuan itu menghilangkan semua kekhawatirannya.“Kamu tahu nggak, pertama kali kita bertemu dulu. Saat itu, aku baru pindah sekolah setelah satu tahun libur. Daftar ulang dan akhirnya satu kelas dengan kamu yang saat itu cueknya minta ampun. Diego, yang saat itu juga baru masuk lagi karena nggak mau jauh dariku akhirnya meminta aku untuk deketin kamu.“Aku deketin kamu meski susahnya minta ampun. Kita pacaran setelah enam bulan
Baca selengkapnya
Jantungnya Mengalami Masalah
Damian sudah dibawa ke dalam ruang operasi untuk melakukan pengoperasian gumpalan darah di dalam otaknya agar rasa sakit di dalamnya segera hilang setelah dilakukan pengambilan darah tersebut, yang sudah mengganggu kesehatan Damian."Damian. Jangan lupa kembali," ucap Indi sampai akhirnya ia tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruangan tersebut sebab tidak baik untuk konsentrasi para dokter yang akan melakukan operasi pada Damian.Manda mengusapi lengan Indi seraya memberi semangat kepada sahabatnya itu agar tetap berpikir positif dan berdoa agar tidak terjadi apa-apa dan operasinya berjalan dengan lancar.“Berapa jam sih, operasinya?” tanya Indi kepada Diego yang tengah menyandarkan punggungnya di tembok.Lelaki itu kemudian menoleh kepada Indi. “Tiga sampai empat jam. Nggak akan lama. Tungguin aja nanti juga selesai. Atau sambil nonton film di HP buat hilangin jenuh.”“Bukan ke jenuh sih, Diego. Lebih ke deg-degan. Karena baru ini harus menemani orang yang deket sama gue lagi operasi,
Baca selengkapnya
Dua Orang Pelaku
Wajah panik tampak di wajah semua orang yang ada di sana. Sementara Dokter Ryan bergegas masuk ke dalam ruang ICU untuk memeriksa kondisi jantung Damian yang bermasalah pascaoperasi.“Damian ....” Indi memekik di luar sebab dilarang masuk oleh tim medis. Indi menggeleng-gelengkan kepalanya seraya menangis. “Kamu udah janji akan kembali, Damian!” pekik Indi.Manda menarik tangan Indi lalu memeluknya dengan erat. “Damian pasti kembali. Damian pasti akan kembali. Elo yang tenang, jangan mikir yang nggak-nggak. Damian will be fine.”Manda menenangkan Indi agar jangan terlalu berpikir ke mana-mana. Sebab ia sangat yakin itu hanya masalah biasa dan tengah ditangani oleh Dokter Ryan.Rangga mengusapi punggung Indi agar bersabar menghadapi ini semua. Ia lalu menggenggam tangan Indi yang tengah memeluk erat tubuh Manda.“Everything will be fine, Indi. Damian hanya sedang mengalami efek dari pascaoperasi. Namanya operasi besar, selalu ada saja efek sampingnya. Dia akan kembali dan akan sadarkan
Baca selengkapnya
Di balik Kecelakaan Indi Tujuh Tahun yang lalu
Dua hari berlalu ….Meski begitu, Indi merasa sepertinya jarum jam tidak juga bergerak. Lelah menunggu kapan Damian siuman membuatnya tidak sabar dan ingin sekali melihat Damian kembali membuka matanya.Di dalam ruang ICU. Hanya seorang diri sebab para sahabatnya harus pulang ke rumah masing-masing. Bahkan, Indi tidak pernah mau memberi tahu Dipta bila anaknya sudah dioperasi sebab teringat ucapan Dokter Ryan mengenai cairan pengental darah itu.“Di mana pun orang itu, aku akan mencarinya, Damian. Kamu tidak punya salah apa-apa, tapi kenapa mereka berbuat jahat pada kamu. Aku tidak paham, apa yang mereka inginkan. Hati tidak bisa dipaksakan. Meski begitu, kamu tetap disalahkan karena tidak mau mencintai istri kamu sendiri dulu.”Indi berbicara sendiri sembari menggenggam tangan Damian. Menatapnya dengan tatapan sayu lalu menghela napasnya dengan pelan.Ting!Notifikasi pesan masuk di ponsel Damian. Ia kemudian mengambilnya dan membuka pesan tersebut.“Dari nomor baru, tapi kayaknya no
Baca selengkapnya
Damian sudah Tahu
“Damian. Akhirnya kamu siuman juga.” Indi mengulas senyum kala melihat sang suami akhirnya membuka matanya.Namun, tatapan mata Damian kala menatap Indi tampak datar sehingga membuat bingung Indi yang melihatnya. Melihat seperti orang asing dan tidak mengenali Indi.“Damian?” panggilnya kembali kemudian menoleh kepada Diego.“Kamu … kamu siapa?” Satu kalimat keluar dari mulut Damian membuat Indi dan Diego lantas terkejut bukan main.“Da—Damian … Damian maksud kamu apa? Aku Indira, istri kamu. Kamu nggak ingat sama aku?” Indi sudah terlihat pucat sebab suaminya tidak mengingatnya.“Efek dari operasi memangnya ada yang bisa jadi lupa ingatan?” tanyanya kepada Diego.“Gue panggil dokter dulu, Ndi. Elo tenang, yaa.” Diego lantas keluar dari ruang ICU untuk memanggil Dokter Ryan.Damian melepaskan tangannya dari genggaman tangan Indi. Hal itu jelas membuat Indi semakin terkejut dan ketakutan.“Damian. Kamu lagi nggak bercanda, kan?” gumam Indi dengan air mata sudah keluar di sudut matanya.
Baca selengkapnya
Cinta Pertama Damian
“Heuh?” Indi tampak bingung.Damian menganggukkan kepalanya dengan pelan kemudian menarik tangan istrinya itu sembari menatapnya penuh.“Terima kasih, sudah peduli padaku dan mau mencari orang yang sudah membuatku seperti ini. Kamu tidak perlu mencarinya karena orang itu sudah dipecat dari rumah sakit dan juga sudah dipenjara. Hanya saja, bukti kuat dalang dari itu semua tidak ada. Pengadilan minta bukti nyata dan itu sangat bersih.”“Siapa, orang yang telah melakukan itu, Damian?” tanya Indi ingin tahu.Damian menatap Indi lekat. “Mamanya Rachel.”Indi tersenyum campah. Dugaannya tidak pernah meleset dan benar saja, orang tersebut adalah Nindy.“Mama, yang sudah memergoki dokter itu tengah memasukan cairan aneh. Akhirnya dia disidang dan ditetapkan sebagai tersangka setelah dokter lainnya memeriksa cairan apa yang telah dimasukan ke dalam cairan infusan aku,” tutur Damian menjelaskan.Indi geleng-geleng kepala karena tidak menyangka. Benar-benar terkejut dengan ulah Nindy yang bisa-b
Baca selengkapnya
Bertemu dengan Rangga
“Heuh? Cinta pertama?” Damian balik bertanya.Indi menganggukkan kepalanya. “Cinta pertama kamu, siapa? Aku atau bukan?”Damian mengusapi tangan Indi lalu menganggukkan kepalanya. “Iya. Kamu adalah cinta pertama dan semoga yang terakhir. Pun dengan kamu. Kamu pernah bilang waktu itu kalau aku adalah orang yang pertama kali yang berani mengatakan cinta ke kamu. Aku bahagia, karena kamu pun adalah perempuan pertama yang aku cintai.”Indi mengulas senyumnya. Rasa bahagia itu tidak bisa terkendali lagi sebab setiap ucapan yang Damian ucapkan itu terlalu manis. Indi yang tengah jatuh cinta kembali kepada Damian lantas berbunga-bunga. Ia kemudian memeluk Damian dengan erat.“Cepat sembuh, Damian. Aku pengen ke tempat pertama kali kita jadi pacar dulu.”Damian menganggukkan kepalanya sembari mencium sisian wajah sang istri. “Iya, Sayang. Kita akan ke sana setelah aku sembuh dan bisa beraktivitas seperti semula.”Indi mengulas senyumnya dalam pelukan itu. “Dan aku menemukan cinta pertamaku. K
Baca selengkapnya
Bukan Anak Kandungku
"Gue dengerin." Hanya itu yang Indi katakan kepada Rangga sembari memakan bubur ayam yang masih tersisa banyak.Rangga kemudian menghela napas panjang seraya menatap Indi. "Aku pernah mendengar kamu berbicara kepada Damian tentang kehamilan. Kamu ... lagi hamil?"Indi lantas terdiam mendengar ucapan Rangga, ia pun mengingat-ingat kala dirinya berbicara seperti itu kepada suaminya lalu menatap Rangga seraya menghela napasnya dengan pelan."Emangnya kenapa, kalau gue hamil? Damian udah jadi suami gue dan wajar aja kalau gue hamil. Aneh, pertanyaan elo, Rangga!""Bukan itu maksud aku, Indi. Aku tahu kalau Damian bermasalah, kondisinya tidak bisa memberi kamu anak dalam waktu dekat. Untuk itu, aku mau me—""Dari mana elo tahu kalau Damian bermasalah?" tanya Indi dengan mata menatap nanar wajah Rangga. "Jangan harap gue akan melepas dia meski semua orang tahu kalau dia bermasalah, Rangga!"Rangga menggelengkan kepalanya pelan. "Dengarkan aku dan jangan pernah memotong sedikit pun ucapanku!
Baca selengkapnya
Berseteru
Mata Indi menatap dengan keterkejutannya. Tamparan keras itu tidak berasa baginya dibanding dengan pengakuan yang cukup membuatnya tercengang bukan main.“Gilak lo, ya!” Hanya itu yang bisa Indi ucapkan.Dipta tersenyum miring lalu menatap Indi dengan tatapan lekatnya. “Maria membawa anak itu di rumah sakit. Ibunya meninggal dunia setelah melahirkan dia. Darahku tidak mengalir di tubuh Damian dan untuk aku menyayanginya!”Dipta kembali melangkahkan kakinya menghampiri Indi. “Kamu, orang pertama yang akan aku musnahkan, Indi. Karena kamu, aku sulit mencapai pada suatu yang harus aku ambil dari Damian. Karena kamu, semuanya harus diundur sementara anakku, Daniel … akan tiba ke Indonesia dua bulan lagi.“Dia akan menagih janjiku dan aku belum bisa mengambilnya karena kamu, Indi! Karena kamu yang sudah menghalangi semuanya! Cepat atau lambat kamu akan musnah. Kalau tidak musnah, setidaknya kamu dan Damian berpisah!”Dipta enyah begitu saja setelah mengatakan apa yang ingin dia katakan dar
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status