Damian terkekeh pelan sembari mengusap wajahnya pelan. “Biarkan jadi kenangan saja. Yang jelas, aku sangat bahagia saat itu. Tidak bisa diucapkan dengan kata-kata. Hanya perasaan yang bisa merasakan itu semua.”Indi lantas menghela napasnya pelan seraya menatap sang suami dengan lekat. “Ya sudah. Tapi, saat itu aku juga bahagia, kan?”Damian menganggukkan kepalanya. “Ya. Sangat bahagia. Kita sama-sama bahagia. Membelah malam sambil memandang darah keperawanan kamu.” Damian lalu mengibaskan tangannya, tak ingin membahasnya lagi.“Kenapa sih, setiap cerita masa itu, kamu selalu menghindar? Tapi, tadi bilang katanya mau ngasih tahu bagaimana kita dulu. Aneh!” Indi mencurigai Damian.Pria itu menghela napasnya dengan pelan. “Kamu selalu bilang, ada yang janggal dalam masa lalu itu. Apa yang kamu pikirkan selain hubungan intim itu, Indi?” tanyanya seraya menatap Indi dengan lekat.Indi menelan saliva dengan pelan. “Aku nggak yakin itu apa. Hanya saja, apa ini ada hubungannya dengan Daniel?
Read more