Home / Pernikahan / Menikah dengan Mantan / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Menikah dengan Mantan: Chapter 141 - Chapter 150

190 Chapters

Damian yang Protektif

Senyum yang tadi mengembang lantas pudar. Yara memintanya pergi bahkan kini tidak ingin melihat wajahnya. Terus berpaling ke lain arah.“Yara. Yang bawa lo ke sini itu Reiner. Jang—”“Lo kan, yang udah kasih tahu dia alamat rumah gue? Kenapa sih? Lo ini sahabat gue atau dia?” Yara memarahi Vita.Perempuan itu lantas memainkan jari jemarinya seraya menatap Yara yang emosinya tengah meluap-luap.“Yara. Kamu mau ngapain?” Reiner mencegah Yara yang hendak melepas suntikan infusannya.“Nggak usah sentuh aku, bisa?! Aku nggak apa-apa. Nggak usah sok perhatian!” sengalnya sembari melepas cairan infusan itu.“YARA!! Kamu lagi sakit. Aku lebih tahu kondisi kamu!” pekik Reiner sudah tidak bisa lagi menahan kesabarannya.Yara terdiam. Hanya menundukan kepalanya setelah dibentak keras oleh lelaki itu.“Sabar!” ucap Vita dengan pelan. Hanya menggerakan bibirnya hingga tak terdengar oleh Yara.Reiner menarik napasnya dalam-dalam kemudian menatap Yara seraya duduk di atas bangsal menatap Yara dengan
Read more

Sering Makan di Sini dengan Rangga?

Di kediaman Rhea.Indi, Gladis dan juga Manda sudah berada di sana. Tengah duduk di atas tempat tidur sembari menatap Rhea yang tengah memberi ASI bayinya itu.“Rhe. Lahir normal apa caesar?” tanya Indi dengan sangat pelan.Rhea menoleh kepada Indi. “Normal, Ndi. Gue bener-bener nggak tahu kalau dia udah pengen keluar. Karena Regina bilang, masih dua mingguan. Ternyata dia udah nggak sabar pengen keluar,” jawab Rhea lalu mengulas senyumnya.Indi tersenyum tipis. “Tega bener lo, sama kita-kita.”Rhea mengusapi lengan Indi. “Gimana, udah berhasil … programnya?”Indi menggeleng pelan sembari tersenyum lirih. “Damian harus menjeda pengobatannya dulu karena fokus ke kepala atas dulu. Minggu depan, baru mau periksa lagi. Doain, semoga berhasil.”“Aamiin!” Ketiga sahabat Indi meng-aminkan dengan kompak.Indi lalu menghela napasnya dengan panjang. “Meski harus nunggu sampai tahunan, gue sih nggak masalah. Yang bermasalah tuh si Damian-nya. Nggak percaya diri, takut gue berpaling. Capek gue, d
Read more

Kecemasan Indi

Sepulang dari mall, Damian tampak diam bahkan tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut lelaki itu. Seperti terkunci dan tidak tahu apakah ia tengah marah, atau sedang malas bicara saja.Sementara Indi memilih untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum tidur sebab waktu sudah menunjuk angka sepuluh malam.Di dalam kamar mandi, Indi tampak menatap dirinya di pantulan cermin. Lalu menggosok giginya. Pikirannya terarah kepada Rangga yang tiba-tiba ada di sebuah restoran Jepang. Yang mana dulu pernah ia datangi bersama Indi. Namun, lelaki itu hanya menemani Indi saja. Tidak makan apa pun.“Wajar aja kalau Damian larang gue deket sama Rangga lagi. Damian lagi sensitive, kayak pantat bayi. Udah pasti tahu apa yang Rangga rasakan,” gumamnya lalu berkumur-kumur.Masuk kembali ke dalam kamar dan mengenakan baju tidurnya. Ia lalu melirik Damian yang tengah sibuk dengan laptopnya.“Kayaknya malam ini nggak akan ada pertempuran. Kamu lagi sibuk, ya?” kata Indi memastikan.Damian menoleh
Read more

Di Mana-mana ada Rangga

Hari pernikahan Gladis telah tiba. Indi dan juga Damian tengah bersiap-siap hendak pergi ke acara resepsi yang digelar di sebuah hotel bintang lima yang tak jauh dari rumah mereka.“Sayang. Kenapa cantik sekali? Nggak bisa, kalau biasa aja?” protes Damian pada Indi yang terlihat begitu cantik.Gaun yang ia kenakan begitu elegan. Long dress berwarna hitam mengkilap dengan belahan dada yang sedikit terbuka. Menampilkan pancaran aura cantik pada perempuan itu.Indi kemudian menghela napasnya dengan panjang. “Nggak usah lebay. Aku emang udah cantik dari dulu. Kalau nggak cantik, mana mungkin kamu mau sama aku.”Damian lantas menatap datar wajah istrinya itu. “Kecantikan kamu boleh diperlihatkan hanya di depan aku saja. Di depan orang lain, dilarang keras!” ucap Damian penuh sensi.Indi lalu menyunggingkan bibirnya. “Nggak usah aneh-aneh, Damian. Ayo! Yang lain udah pada datang soalnya.” Indi menarik tangan Damian keluar dari rumahnya.Sebab acara resepsi Gladis sudah dimulai. Ia tidak mau
Read more

Jebakan untuk Indi

Indi mengembungkan pipinya lalu mengambil airnya kembali dan meneguknya. “Damian masih lama nggak, sih? Kenapa belum juga nongol,” gumam Indi seraya mengedarkan matanya mencari suaminya itu.“Kalau udah urusan kerjaan mah udah pasti lama, Ndi. Kayak nggak tahu Damian aja. Udah, enjoy aja di sini sama gue. Tungguin acara sakral selesai, gue mau nyanyi. Jangan dulu pulang, ngapa.” Manda memohon kepada Indi agar menemaninya di sana. Sebab Diego pun belum juga datang.Indi menghela napas kasar. Ia lalu mengangguk terpaksa sebab mau bagaimana lagi. Sementara Damian pun belum terlihat batang hidungnya pun. Tidak tahu ke mana lelaki itu menerima panggilan tersebut.“Rangga temennya Guntur. Wajar aja kalau dia datang. Gue lupa ngasih tahu elo, waktu itu si Gladis nganter si Guntur ke rumahnya Rangga. Baru tahu juga kalau suaminya kenal dekat sama Rangga.” Manda menjelaskan kenapa Rangga bisa ada di sana.“Lagian nih ya, Ndi. Kalau emang elo nggak ada hubungan apa pun sama dia, ngapain harus s
Read more

Jangan Melukai Diri Sendiri Demi Indi

Lima belas menit kemudian ….Rangga duduk di sofa sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Melihat Indi yang terkapar lemas membuatnya tidak sanggup untuk menatap mantan kekasihnya itu.“Damian ke mana sih?” ucap Indi dengan lemas. Ia lalu beranjak dari duduknya dan menghampiri Rangga. “Jangan bilang ke siapa pun! Jangan pernah, Rangga. Malu, gue.”Rangga mengangguk dengan lemas. “Aib, Ndi. Aib. Mana mungkin aku koar-koar ke semua orang. Aku pulang, jangan minum minuman yang menurut kamu terlihat mencurigakan. Kamu tenang aja. Everything will be fine.” Rangga mengulas senyum lalu beranjak dari duduknya. Meninggalkan Indi yang masih berdiri dengan wajah acak-acakan.“Rangga?” panggil Indi kemudian.Rangga menoleh ke belakang. “Heum?”Indi menelan saliva dengan pelan. “Thanks, udah bantu gue.”Rangga mengulas senyumnya. Hanya anggukan kecil yang ia balas lalu kembali melangkah pergi. Sungguh, situasi saat ini tidak akan pernah Rangga lupakan seumur hidup.Indi lalu melangkah kak
Read more

Kabar Bahagia untuk Damian

Satu minggu berlalu ….Indi masih belum melupakan kejadian yang tak terduga di satu minggu yang lalu. Benar-benar di luar dugaan dan dia juga sudah memaafkan Damian sebab bukan inginnya untuk pergi meninggalkannya sendiri di tempat itu.Meski hatinya masih tak tenang sebab belum memberi tahu apa yang dia lakukan dengan Rangga saat itu.“Gue yakin, Damian nggak akan marah. Gue sendiri yang bilang, jangan ada yang disembunyikan apa pun itu,” ucapnya lalu mengembungkan pipinya.Manda lalu memberi buah mangga lagi kepada Indi. “Kasih tahu aja. Palingan juga cuma tepok jidat atau mungkin merasa bersalah karena udah ninggalin elo. Daripada kepikiran terus.”Indi menoleh kepada Manda dengan pelan. “Elo beneran lagi hamil apa gimana sih? Tiap hari bawa mangga mulu perasaan.”“Nggak tiap hari, Indira. Seminggu tiga kali. Lagi musim. Di jalan banyak yang jualan. Kakek-kakek yang jualan, di becak gitu. Kasihan gue lihatnya. Ya udah, gue beli aja,” ucapnya beralasan.“Sok berhati sosial, lo!” Ind
Read more

Pernah Hamil Tujuh Tahun yang Lalu

Senyum yang sedari terbit di bibir Indi lantas pudar kala mendengar pertanyaan menohok yang diucapkan dari mulut Damian.“Ma—maksud kamu?” tanya Indi dengan pelan. “Kenapa kamu nanya kayak gitu ke aku, Damian?” ucapnya kembali.Damian menelan salivanya lalu memejamkan matanya dengan erat. “Indi ….” Damian mendesah pelan lalu memberikan beberapa foto yang entah dari mana Damian dapatkan, Indi pun tidak tahu.Indi membolakan matanya dengan mulut menganga. Ia lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat seraya memegang dengan erat tangan Damian.“Damian. Aku mohon dengarkan aku dulu. Foto ini ….”“Kamu mau mengelak pun buktinya ada, Indi. Datang bawa kabar kalau kamu lagi hamil, juga bukti-bukti foto gila kamu ini datang bersamaan. Kamu yakin, anak yang kamu kandung ini anak aku?” tanya Damian kembali.Air mata Indi sudah tidak bisa dibendung lagi. Mata itu menatap Damian dengan mata berembun lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan.“Kamu nggak percaya sama aku?” tanya Indi dengan
Read more

Lo boleh Bunuh Gue

Di Jakarta ….Damian baru saja memerintahkan semua staff IT untuk menghentikan berita itu. Masih berada di dalam kantor, bersama Diego dan juga Manda yang tengah panik karena hilangnya Indi yang entah ke mana ia perginya.“Ke rumah nyokapnya, nggak ada?” tanya Manda kepada Damian. “Bisa jadi ke rumah Tante Ayu, Damian. Coba cari. Dia lagi hamil, Damian. Daniel udah di Indonesia. Elo nggak takut, terjadi sesuatu pada Indi? Lagian elo percaya amat sama hasil lab itu. Jelas-jelas Indi lagi hamil, usianya udah lima minggu.“Damian, dalam situasi kayak gini nggak jadi orang begok. Indi nggak pernah selingkuh apalagi sampai tidur sama Rangga. Nggak usah bikin Indi tertekan karena elo nggak percaya Indi lagi hamil. Kejadian minggu lalu pun mereka nggak sampai berhubungan. Cuma pakai dua jari sama mulutnya doang.”Manda menarik napasnya dalam-dalam lalu menatap Damian lekat. “Indi udah mau kasih tahu ke elo. Tapi, dia takut elo marah. Akhirnya diurungkan. Menurut gue, yang salah di sini tuh e
Read more

Janin Indi Lemah

Di Bandung ….Indi masih belum paham dengan ucapan mamanya tadi. Indi lalu mengerutkan keningnya seraya menatap Ayu dengan lekat.“Hamil? Anak siapa? Kenapa aku bisa hamil? Memangnya dulu aku punya pacar selain Damian?” Banyak pertanyaan yang ia lontarkan kepada Ayu sebab sangat terkejut kala mendengar penjelasan dari mamanya tadi.Ayu menghela napas kasar lalu mengusapi lengan Indi. “Satu hari sebelum kecelakaan itu kamu memberi tahu Mama dan Papa kalau kamu lagi hamil dan usia kandungannya sudah tiga bulan. Saat itu kamu baru ingin memberi tahu Damian. Tapi, nahas … kecelakaan itu telah menghilangkan ingatan dan juga calon bayi kamu.“Papa kamu tidak mau memberi tahu Damian soal kehamilan kamu ini. Pun dengan Mama. Karena tidak tega melihat kondisi kamu dan juga Damian saat itu. Akhirnya kami menyembunyikan kehamilan kamu sampai saat ini. Manda, hanya dia yang tahu kalau kamu sedang hamil.”Indi mengusap wajahnya dengan pelan setelah mendengar cerita dari mamanya tadi. Masih belum m
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
19
DMCA.com Protection Status