Home / Pernikahan / Menikah dengan Mantan / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Menikah dengan Mantan: Chapter 151 - Chapter 160

190 Chapters

Pelaku Penyebar Berita Ditemukan

Satu minggu berlalu ….Damian belum juga mendapat kabar di mana Indi berada. Manda lalu menghampiri Damian dan Diego yang tengah duduk di sofa ruang tengah. Selama satu minggu itu pula Damian tidak pernah masuk kantor karena terus mencari keberadaan sang istri.“Udah satu minggu ini, lho. Kenapa nggak lapor polisi aja sih? Pada takut apa gimana?” Manda tampak emosi sebab pergerakan Damian menurutnya sangat lamban.“Sudah. Tapi, pencarian dihentikan karena udah satu minggu,” ucap Diego memberi tahu.“Ke mana aja? Hanya di kota ini aja? Nggak mau nyari ke luar kota atau negeri gitu?” kata Manda kembali berucap.Diego menghela napas kasar lalu menatap Manda dengan lekat. “Sayang, Indi lagi hamil. Mana mungkin dia bisa bepergian ke luar kota atau negeri.”“Hamilnya baru lima minggu. Dia masih kuat buat jalan ke mana pun yang dia mau.” Manda tak mau kalah.“Berisik!” pekik Damian lalu berdecak pelan. Dengan langkah gontainya sebab tidak pernah makan dan minum setelah kepergian Indi. Ia ber
Read more

Hukuman untuk si Pelaku

Damian segera beranjak dari duduknya dan mengambil kunci mobil, diikuti oleh Diego di belakang. Sementara Manda ditinggal sendiri di rumah.“Sialan. Gue ditinggal gitu aja,” ucap Manda kesal.“Jangan bawa ke kantor polisi. Biarkan dia di sana,” titah Damian dengan suara tegasnya.“Baik, Pak. Saat ini, pelaku sudah kami ikat agar tidak bisa kabur ke mana pun. Tapi, ada yang ingin saya sampaikan juga. Setelah Anda sampai ke sini saja.”“Ya!” Damian lalu menutup panggilan tersebut. “Gedung kosong bekas gudang di hutan belantara belakang gedung hotel Myanmar,” ucap Damian memberi tahu kepada Diego.“Jadi, orangnya udah ketangkap?” tanya Diego kemudian.Damian mengangguk. “Elo pasti udah tahu siapa yang udah bikin onar.”Diego menghela napas kasar. “Mau elo apakan? Nggak dilaporkan ke polisi, udah pasti elo akan melakukan sesuatu ke orang itu.”“Elo tahu jawabannya, nggak usah nanya lagi. Lebih baik hilang selamanya daripada harus dibiarkan dia membusuk di penjara.”Diego tersenyum miring.
Read more

Rasa Rindu itu tetap ada

Usia kandungan Indi sudah memasuki empat bulan.Tidak terasa, sudah tiga bulan lamanya ia meninggalkan rumah dan masih menetap di Bandung. Tidak ada kabar untuk Damian ataupun kepada teman-temannya membuat Indi merasa bersalah karena sudah menghilang lebih dari tiga bulan lamanya.Saat ini, Indi tengah cek up rutin setiap bulan di rumah sakit ditemani sang mama dan juga adik tirinya, anak dari Rio dan istri pertamanya dulu. Yang kini tinggal bersama sang papa karena mamanya meninggal dunia sejak usianya baru lima tahun.“Kondisi ibu dan bayinya sangat sehat. Denyut jantungnya juga sangat baik dan semua organ yang baru mau tumbuh, tumbuh dengan sempurna,” tutur Dokter Iza memberi tahu kondisi kandungan Indi.Perempuan itu kemudian mengulas senyumnya sembari menoleh kepada sang mama.“Berarti sudah boleh bepergian ke luar ya, Dok?” tanya Indi kemudian.“Boleh. Kondisi kamu sudah sangat baik. Beraktivitas kecil-kecilan seperti jalan-jalan santai, menyiram tanaman atau duduk sambil membac
Read more

Jangan Sampai Daniel Tahu

Detik itu juga Manda pergi ke Bandung. Bergegas menginjak gas dan melaju dengan kecepatan penuh. Membutuhkan waktu tiga jam lamanya dan hanya pergi sendiri bagi Manda tidak masalah. Yang penting saat ini dia akan bertemu dengan Indi yang sudah tiga bulan lamanya menghilang dan baru ada kabar lima menit yang lalu.Dering ponselnya berbunyi.“Haiiss!” Manda lantas menerima panggilan tersebut meski sedikit kesal. “Kenapa?” tanyanya singkat.“Malam ini aku nggak bisa jemput kamu di butik. Damian masuk rumah sakit lagi. Badannya demam, tiga kali muntah-muntah dan terakhir hanya cairan kuning pekat yang keluar.”Manda menghela napasnya dengan pelan. “Iya nggak apa-apa. Kamu temenin Damian aja. Aku juga ada urusan sama Rhea. Mungkin nggak bisa ketemu dulu sampai waktu yang nggak tahu deh, kapan bisa ketemu lagi.”Manda berbohong. Pesan Indi tadi benar-benar ia jaga. Yang mana perempuan itu tidak mau Damian maupun Diego tahu di mana Indi berada kini. Masih ingin bersembunyi sampai waktu yang
Read more

Obatnya hanya Indi

Indi menghela napasnya dengan panjang lau menatap Manda dengan lekat. “Apa lagi, yang harus kita hindari dari dia? Bagaimana dengan Dipta, Cindy? Yang udah nyebar berita gila itu?”“Damian udah menangkap orang yang nyebar berita itu, Ndi. Cindy. Elo pasti tahu siapa orangnya meski harus gue kasih tahu lagi. Semua hasil kerja keras Cindy ngumpulin foto-foto elo sama Rangga, yang kemudian digabung sama waktu elo nyeret Rangga ke kamar hotel. Dan yang nyuruh itu Om Dipta. Dia adalah dalang di balik semua ini. Dan elo tahu, apa yang dibicarakan Damian sama Om Dipta waktu elo dijebak malam itu?”Manda menghela napas kasar seraya menatap Indi dengan lekat. Sementara Indi menunggu Manda kembali menceritakan peristiwa apa saja yang sudah terlewat setelah dia pergi ke Bandung.“Om Dipta nyuruh ngasih elo ke Daniel kalau masih ingin hidup. Bukan hanya harta aja yang diinginkan Daniel tuh, tapi juga elo. Elo tahu kan, orang … kalau udah terobsesi pada satu hal, pasti bakalan terus diambil sampai
Read more

Hasil Lab yang Tertukar

Dua hari sudah, Manda berada di Bandung. Masih berada di sana karena masih merindukan sahabatnya itu. Pun dengan Rhea dan juga Gladis, mereka sudah tahu keberadaan Indi ada di mana saat ini.“Kapan pulang, Ndi? Kita-kita kangen sama elo.”Saat ini, mereka berempat tengah melakukan panggilan video dengan tiga ponsel sebab Manda tengah bersama dengan Indi.“Nanti, yaa. Gue masih betah di sini. Suasananya adem, sejuk dan jauh dari polusi. Sangat baik buat kondisi orang hamil macam gue,” ucap Indi dengan pelan.Gladis lantas mengerucutkan bibirnya saat mendengar ucapan sahabatnya itu. “Nggak kangen tah, sama Damian? Dia lagi sakit katanya, yaa? Sakit apa sih? Sakit kangen elo?”Indi mengendikan bahunya pelan. “Katanya sih mabuk hamil. Biarin aja, lagi belajar jadi ayah yang baik. Biar dia nggak aneh-aneh lagi.”Yang lain lantas tertawa mendengar ucapan Indi. Sampai akhirnya obrolan mereka pun selesai dilakukan. Sebab Indi hendak mandi terlebih dahulu karena sudah menjelang malam.“Kalau m
Read more

Pukulan Keras oleh Rangga

Satu minggu sudah Manda berada di Bandung. Tidak ada satu pun yang tahu kecuali kedua sahabatnya—Rhea dan juga Gladis. Sementara Diego masih belum tahu sebab sedang sibuk di kantor Damian.Lelaki itu tidak akan pernah masuk kantor sebelum Indi kembali padanya. Dan kini hanya bisa merenung memikirkan Indi ada di mana, bagaimana kondisinya dan sebagainya.“Ada pelanggan baru dari luar negeri, Jerman. Dia butuh kitchen set model terbaru yang kita produksi. Sekitar seribu unit, bisa ditunggu enam sampai sepuluh bulan. Harga udah oke dan mereka akan membuatkan PO-nya kalau elo udah oke.”Diego menemui Damian ke rumah dan memberikan ada costumer dari luar negeri. Lelaki itu lalu mengambil dokumen tersebut dan membacanya. Kembali ia berikan dan menganggukkan kepalanya dengan pelan.“Buat aja PO-nya. Kalau udah, buatkan penagihan down payment dan juga pelunasannya,” titah Damian dengan pelan.“Iya.” Diego menatap Damian kembali. “Udah nggak pernah mual muntah lagi, lo?” tanyanya kemudian.Dam
Read more

Bertemu dengan Daniel

“Oh, gitu ….” Diego berucap pelan sembari melirik Damian.“Iya. Ditambah tadi Rangga datang dan nonjok Damian habis-habisan. Mukanya udah kayak badut di-make up. Pokoknya hancur banget. Rangga marah besar dan akhirnya melampiaskan semuanya ke wajah Damian.”“Apa?”Indi tampak terkejut di seberang sana. “Diego. Kok elo biarin aja sih?!” pekiknya kemudian.Diego menjauhkan ponselnya lalu menghela napasnya dengan panjang. “Yaa mau gimana lagi. Rangga nggak bisa dicegah.”Manda lalu menutup panggilan tersebut.Di Bandung ….Indi tampak mencemaskan kondisi Damian saat ini.Sementara Manda tengah meminta foto kepada Diego, wajah babak belur Damian setelah dipukul oleh Rangga.Setelah dikirim, Manda memperlihatkan foto tersebut kepada Indi. “Super duper parah. Rangga, kalau udah marah emang begini, yaa. Jangankan Damian, papanya aja dulu pernah dia tonjok. Elo pasti masih ingat.”Indi menutup mulutnya dengan mata membola. “Astaga, Damian. Kamu ….” Indi menghela napas lemas.“So?” tanya Manda
Read more

Sudah Kembali Normal

Tujuh tahun yang lalu ….“Indira! Damian itu banyak ceweknya. Di mana-mana, bukan elo doang yang jadi ceweknya. Masih nggak percaya?”Indi lalu menghela napasnya dengan panjang seraya menatap Daniel dengan tatapan lekatnya. “Elo, yang banyak ceweknya, Daniel. Lagian, kalaupun memang iya, yang rugi tuh dia, bukan gue.”Daniel lantas tersenyum campah. “Apa yang elo harapkan dari Damian, huh? Asal elo tahu ya, Indi. Damian itu, orang tuanya nggak jelas asal-usulnya. Dia nggak punya orang tua. Mereka hanya orang tua angkat dia. Malu nggak sih, punya pacar tapi asal usul keluarganya aja nggak jelas.”Indi lantas memutar bola matanya pelan. “Nggak usah buat persepsi aneh-aneh deh, lo. Mau Damian bukan anak mereka atau bukan, itu bukan urusan gue. Lagi pula, gue udah memutuskan untuk tetap bersama dia meski keluarganya nggak jelas. Asal elo tahu, Daniel. Gue akan memberi tahu semuanya ke Damian!”Indi lantas pergi dari minimarket tersebut meninggalkan Daniel yang sudah membuatnya kesal seten
Read more

Akan Pindah Rumah

Satu hari setelah dirawat di rumah sakit dan dinyatakan kondisinya sudah membaik, detik itu juga mereka kembali ke Jakarta.Ayu dan Rio juga harus pindah dari rumah itu karena Daniel sudah tahu alamat rumah Ayu di sana. Daniel pasti mengira kalau Indi masih ada di Bandung.“Jadi, Daniel belum bisa ditemukan, dia ada di mana?” tanya Indi kepada Damian.Kini, mereka tengah berada di perjalanan pulang dengan sopir yang mengantar mereka ke Jakarta. Sementara Diego dan Manda ada di belakang mereka, mengantisipasi ada mobil asing yang akan menabrak mereka atau apa pun itu.Damian menggeleng dengan pelan. “Daniel berhasil kabur lagi. Kayaknya dia belum tahu kalau kamu kembali ke Jakarta, Sayang.”Indi manggut-manggut dengan pelan. “Aku masih nggak nyangka. Udah sembilan tahun berlalu pun masih aja ngincar aku." Indi lalu mengembungkan pipinya dan menoleh ke arah Damian yang tengah menatapnya."Karena kamu terlalu menawan. Banyak orang yang menyukai kamu, dan sepertinya kamu sudah ingat itu,"
Read more
PREV
1
...
141516171819
DMCA.com Protection Status