"Syena, ada apa?" Liane tahu kenapa Syena menelepon, tapi dia tetap bertanya.Syena hanya bisa memasang wajah cemberut, "Bu, kenapa Ibu nyuruh adik datang ke kantor dan membiarkannya ambil alih kantor?""Kamu masih nanya? Ya tentu karena aku mau Nana ambil alih perusahaan ke depannya, kamu harus mendukung dan bantuin dia ya."Hati Syena tiba-tiba terasa dingin.Dia hendak bertanya, tapi untungnya Tanu menghentikannya.Syena melunakkan nadanya, "Oke Bu, aku ngerti. Reina 'kan putri kandungmu, wajar kalau Ibu ngasih perusahaan ke Nana. Tapi, sekarang dia nggak paham apa-apa, masa jadi CEO? Nanti orang-orang nggak setuju lho.""Justru karena dia belum paham, Ibu suruh dia datang ke kantor untuk belajar lebih banyak. Jangan khawatir, Ibu sudah kasih tahu semua pimpinan kok, nggak mungkin ada yang berontak." Liane terdiam sesaat, lalu berkata, "Apa ... jangan-jangan kamu yang nggak setuju?"Syena terdiam cukup lama, lalu menjawab, "Ah, nggak kok.""Baguslah. Kondisi Ibu makin buruk, mulai s
Terakhir Diperbarui : 2024-11-19 Baca selengkapnya