Home / Romansa / Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of Kunkungan Pernikahan Suami Psikopat: Chapter 101 - Chapter 110

117 Chapters

Kekacauan

Suara keras yang berasal dari kamar lantai dua mengagetkan hampir semua orang yang berada di dalam rumah itu. Baik itu bibi atau bahkan Ibu dan Ayah mertua juga. Mereka sangat terkejut karena tidak biasanya mendengar suara bantingan sekeras itu. “Ada apa ini sebenarnya?” tanya ibu seraya melirik suaminya. Menatap heran sekaligus bingung.Ayah menggelengkan kepala, tidak mengerti jelas kenapa tapi firasatnya buruk. “Lebih baik kita segera ke sana.”Mendengarkan saran darinya, kemudian mereka bergegas pergi menuju lantai dua dan begitu terkejutnya saat membuka pintu ruangan dan melihat ruangan itu bagai kapal pecah. Di sudut dekat jendela, beberapa barang di sana tergeletak berantakan. “Arum, Julvri!” Ibunya memanggil cemas. Kursi berada jauh dari meja rias yang terlihat beberapa kosmetik dan lainnya berhamburan pecah ke mana-mana. Tidak hanya itu bahkan selimut di atas ranjang saja berantakan. Saking terkejutnya ibu
last updateLast Updated : 2024-06-21
Read more

Surat Dari Kampung Halaman

Hari demi hari telah berlalu begitu cepat, situasi di rumah mertua yang tidak ada bedanya semenjak saat itu pun tidak membuat Arum merasa jauh lebih baik. Namun entah ini karena kebiasaan atau karena paksaan, Arum mampu mengendalikan emosi dalam dirinya sehingga terlihat seolah baik-baik saja. Di minggu kedua, sebuah surat datang ke rumah mendiang ibu kandung Arum, secara kebetulan Julvri berada di sana sehingga ia lah yang menerima surat itu lalu memberikannya pada Arum langsung. “Ada surat untukmu, sepertinya ini penting.” Arum menganggukkan kepala sebelum menerima surat itu. Surat yang tergolong biasa, tidak ada yang spesial dari warna putih biasa namun jika dilihat dari siapa pengirimnya, barulah Arum merasa surat ini lebih spesial dari dugaannya.“Kakek, nenek.”Surat dari kampung halaman, tertulis nama sang nenek yang menceritakan kabar mereka di sana dan juga bertanya bagaimana kabar sekeluarga di sana. Tentu mereka tahu bahwa A
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Tidak Berkesempatan

Surat yang datang berasal dari kampung halaman, karena itu Arum harus segera pulang tapi tidak sendirian justru bersama dengan Julvri yang merupakan suaminya. Di lain sisi Ayah mertua merasa begitu cemas seolah tahu apa yang akan dilakukan oleh putra mereka pada menantunya nanti. Bersama supir, mereka akhirnya berangkat menuju ke stasiun. Sepanjang waktu duduk di dalam mobil tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Mereka diam seolah bisu. Situasinya sangat hening sampai-sampai supir pun dibuat canggung oleh mereka.Sesampainya di stasiun tujuan, dilihat dari tiket kereta jadwalnya masih cukup lama. Mau tak mau mereka harus menunggu walau akan terasa membosankan. “Arum, aku tanya kenapa kamu tidak mau naik pesawat saja? Bukankah itu lebih cepat?” tanya Julvri. “Tidak ada apa-apa,” jawab Arum dengan dingin. Sejenak Julvri menghela napas panjang lantas menepuk pundak Arum dan kembali berkata, “Aku hanya bertanya.”“Sudah aku bilang, tidak apa-apa!” Kini Arum menjawabnya dengan sedikit be
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Berlutut dan Memohon Maaf

Rencana Arum cukuplah sederhana, begitu ada kesempatan maka ia akan memanfaatkannya untuk menghubungi Jean. Memberikan informasi sedikit demi sedikit namun ternyata tidaklah semudah yang dibayangkan. Arum tersentak kaget, matanya menatap takut pada sosok pria di kejauhan. Lantas Arum berpikir di dalam benaknya, "Gawat, aku ketahuan memegang ponsel."Nyawa berada dalam genggaman sang suami, cukup tahu baginya kalau bertindak tergesa-gesa akan mengakibatkan kekacauan luar biasa. Terlintas kata, "mati", di dalam hatinya yang terasa sesak. ["Hei, Arum! Bicaralah sesuatu padaku! Apa yang terjadi? Kamu menemukan sesuatu?"] Jean bertanya tapi Arum tetap tak bersuara.Julvri berlari kencang menghampiri dengan tatapan tajam seolah akan menyakiti dirinya di sini. Arum mulai ketakutan lagi, tapi seluruh tubuhnya enggan bergerak seolah membeku, seakan ada yang memaku setiap bagian tubuhnya ke lantai ataupun kursi. “Jul—”Sebelum selesai menyebut namanya, sang empu langsung meremas kedua pundak
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Takut Tetap Suka I

Waktu tak menentu, jadwal keberangkatan memadat. Hari itu stasiun dipenuhi oleh banyak calon penumpang dan belum lagi proses para detektif itu yang bergerak terlambat karena adanya berbagai hambatan. Akan tetapi, saat sudah menemukan orang yang dicari justru mereka terlambat dan tertinggal. “S*al!” teriak Jean memaki sambil menghentakkan kaki kanan ke lantai lalu mengacak-acak rambutnya kasar. Kesal karena terlambat selangkah, tidak begitu kepikiran bagaiamana Jean kembali dihadapkan oleh keputusasaan. Han yang paling tenang, mencoba menenangkan rekan dan sahabatnya itu. “Bukan berarti kita kehabisan cara. Aku sudah mencatat nama kereta itu dan sekarang aku butuh bantuanmu.”“Oh, benar. Kita cek stasiun mana saja yang akan jadi pemberhentiannya.”“Iya, benar. Makanya dinginkan pikiranmu atau semuanya kacau,” ucap Han sembari menepuk pundak Jean.Keterlambatan ini tidak mungkin diputar ulang, asalkan ada rekaman suara Julvri yang tengah mengancam Arum saat itu sudah cukup untuk memb
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Takut Tetap Suka II

“Karena aku merasa kita berdua sama saja.”Hati kecilnya seolah merespon, apa yang dikatakan olehnya pun tidak bisa dikatakan salah juga. Arum tidak menyangkal, berpikir itu benar mengingat masa lalunya juga tidak sebaik itu. “Kalau memang begitu, seharusnya kita berdua tidak cocok satu sama lain. Kita mungkin sama tapi itulah yang membuat kita berdua tidak cocok.”“Apa maksudmu?”“Karena kita berdua sama maka tidak ada kelebihan atau kekurangan yang bisa ditutupi masing-masing.”“Oh, aku mengerti. Pasangan sempurna dari si bodoh dan pintar, si bodoh itu baik sedangkan si pintar itu jahat. Seperti itu bukan?” “Bisa dibilang begitu tapi caramu memberikan contoh kejam juga ya.”Pramugari kembali datang dan memberikan sebotol air mineral pada mereka, kemudian ditawari beberapa makanan hangat yang mungkin diinginkan. Arum tertuju pada kacang-kacangan. “Apa? Mau itu?” tanya Julvri.Arum membuang muka, menghadap ke arah jendela tanpa menjawab pertanyaan darinya. Julvri lantas terkekeh da
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Pasangan yang Mulai Tidak Waras

Dari pukul lima sore hingga pukul 12 siang, waktu perjalanan yang menyentuh hingga setengah hari itu akan berakhir. Stasiun terakhir telah sampai, tidak hanya sisa penumpang lainnya bahkan Arum dan Julvri akan turun di sini.Selangkah demi selangkah turun dan berjalan menjauhi peron sambil bergandengan tangan, sejenak Arum menoleh ke sisi kiri yang jauh dari area stasiun. "Ah, rupanya dia belum datang." Arum membatin. Bercampur rasa sedih dan takut, Arum memiliki sedikit penyesalan terdalam pada malam di kereta hari itu. Terjadi sekitar pukul 9 malam, Julvri tertidur begitu pulas. Tampaknya ia sangat kelelahan. Berbeda dengan Arum, meskipun kelelahan ia tetap tidak bisa tidur. Sepanjang malam itu Arum selalu menghela napas panjang. “Bagaimana ini?” Arum bertanya-tanya pada dirinya sendiri, tentang apa yang akan ia lakukan dengan sebuah jarum dalam genggamannya itu.Jarum kecil itu berbalur sedikit racun, jika digunakan pada manusia atau bahkan mahluk hidup lainnya sudah pasti akan
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Keceriaan Palsu

Cuaca sedang tidak mendukung, situasi yang canggung dan aneh kembali dirasakan oleh mereka. Sempat merasa tidak nyaman namun pada akhirnya mereka dapat beristirahat dengan tenang. “Julvri, bangun.” Untuk pertama kalinya Arum bangun lebih awal, ia segera membangunkan sang suami. Perlahan menggerakkan tubuhnya yang sedang terlelap agar Julvri cepat terbangun. Setelah beberapa saat akhirnya Julvri membuka kedua matanya yang masih menyipit. “Selamat pagi, Arum.” Julvri tersenyum.“Ya, selamat pagi, Julvri.” Arum membalas senyumnya. “Tumben sekali kamu bangun pagi. Biasanya 'kan jam 9 baru bangun,” sindir Julvri seraya meregangkan tubuhnya. Arum memang tersindir atas kata-katanya tapi dirinya mampu menahan itu semua dengan mengulas senyum termanisnya. “Pandai sekali bicara. Ayo cepat keluar dari sini, aku ingin makan kentang pedas di warteg.”“Tidak sarapan di hotel saja?” “Tidak mau, bukan seleraku.”“Dasar wanita aneh.” Segera mereka bersiap dan chek out. Lekas beranjak keluar da
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Trik Bermain I

“Jangan kamu kira aku tidak tahu.”“Kenapa kamu berpikir begitu? Bisa saja bukan aku 'kan?” “Tapi kupikir begitu.”Semenjak perilaku Julvri yang sebenarnya terungkap jelas di depan mata, Arum dengannya selalu berdebat dan beradu kemampuan di samping ada rasa keinginan untuk melenyapkan. Kehidupan yang didambakan oleh Arum selama ini nyatanya takkan pernah terwujud karena orang yang sekarang berada di hadapannya. Apa yang Arum masukan ke dalam makanan Julvri adalah obat pencahar sementara Julvri memasukan obat pelemas otot sehingga dengan kondisi Arum saat ini akan cepat berefek, ia lemas dan sudah tak bertenaga lagi. “Taksi online pesanan kita sudah sampai. Ayo cepat pulang ke kampung halaman rumahmu, Arum.” Sambil tersenyum pria itu kembali menuntunnya masuk ke taksi online, Arum hanya bisa pasrah kala Julvri sepenuhnya mengendalikan dirinya seperti sekarang ini. “Ayo pak, jalan.”“Baik.” Perasaan mual kembali muncul setelah sekian lama, kehamilannya membuat keadaan Arum semaki
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

Trik Bermain II

Dengan memanfaatkan paras tampannya, Julvri Vandam selalu mencari kesempatan untuk bermain dengan banyak wanita. Bohong kalau ia sungguhan mencintai mereka, sebab kenyatannya ia hanya mempermainkan para wanita saja. Ia bersenang-senang demi dirinya sendiri. Julvri adalah seorang lelaki tidak waras. “Hei, bagaimana kalau kita kencan besok?” Paras tampan, berduit dan memiliki hati yang baik. Itu semua terlihat di mata para wanita, ketika diajak kencan, siapa yang akan menolak? Tentu saja tidak akan ada kecuali orang buta.“B-boleh saja.” Wanita berambut pendek sebahu menjawab dengan gugup. Namun satu syarat mutlak bagi Julvri, ia memilih wanita yang sama sekali tidak berguna di kemasyarakatan. Julvri akan mengencani setiap wanita yang statusnya kadang tidak jelas, ada yang buron, setengah tidak waras, peminum dan masih banyak lagi. Rata-rata wanitanya tidak bisa dibilang wanita normal sehingga akan mudah bagi Julvri yang akan menghabisi mereka jika sudah bosan. “Julvri, hari ini kit
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status