“Sial! Tak bisakah kamu berbasa basi peduli padaku?” Vina bertanya seraya menyambar jus jeruk yang diberikan Yuna padanya. Wanita itu bahkan langsung menegaknya hingga tak tersisa dalam beberapa teguk saja. Dokter cantik itu tersenyum sinis. Ia pun memilih meminum jus miliknya sebelum menjawab pertanyaan sahabat munafiknya itu. “Aku tak ingin menjadi munafik sepertimu, Vina,” ucap Yuna setelah berdecak merasakan kesegaran minumannya. “Ah, kalau kamu mau anggap saja aku peduli sebagai sama-sama saudara ipar ... tetapi tetap saja terkesan munafik,” tambahnya. “Ternyata seperti ini sifat aslimu,” sahut Vina mencibir. Akan tetapi, tatapan wanita itu terlihat lega. Ya, Vina pantas merasa lega, masih ada orang yang peduli padanya. Jika bukan Yuna siapa lagi? “Terima kasih,” ucap Vina pelan sekali. Sontak saja Yuna refleks menoleh. Vina langsung mengalihkan pandangannya. Mungkin ia terlalu malu untuk mengakui kebaikan Yuna, piki
Last Updated : 2024-04-02 Read more