Home / Romansa / Batal Di Madu / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Batal Di Madu: Chapter 1 - Chapter 10

28 Chapters

01. Mimpi

“Vin, aku sangat mencintaimu apa pun yang terjadi aku akan selalu bersamamu, tapi bolehkah aku memelukmu sekali lagi? Anggap saja ini pelukan terakhir kali karena mungkin kita akan jarang bertemu, kamu tahu kan bagaimana papi, jika ketahuan beliau akan menjadikan aku daging guling.” “Mas, aku selalu ada buat kamu, kapan pun dan di mana pun kamu meminta aku akan datang. Aku sangat mencintaimu, Mas Raga.”“Aku juga sangat mencintai kamu, Vina.”“Mas, lepas aku enggak bisa napas, jangan kuat-kuat! Kamu sengaja ya Mas!” teriak wanita itu seketika. Pria itu semakin memeluknya erat. “Katanya kamu cinta buktikan sama aku, kamu harus menjadi milikku, Vina!” “Vina? Aku bukan Vina? Aku Viona, Mas! Lagian aku ini bukan guling!” Kini suara wanita itu lebih meninggi. Raga masih berpikir kalau yang dipeluknya adalah Vina. “Duh kok hangat banget sih kamu saja minta dipeluk terus.” Kedua matanya masih terpejam merasakan kehangatan tubuh wanita itu.“Ya Allah Mas, lepas! Aku enggak bisa napas kal
Read more

02. Cemburu

Pria tampan itu melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya masih menunjukkan pukul setengah delapan pagi. Dia pun langsung menghubungi Mbok Darmi pembantu rumah mereka. “Assalamualaikum, Mbok.”“Walaikumsalam, Den, ada yang ketinggalan?” “Di mana wanita itu?”“Siapa Den, Resty, Markonah, Susi, Lestari ....”“Bukan mereka Mbok tapi wanita yang bernama Viona!”“Yang jelas toh Den, Bu Viona lagi keluar katanya mau ke minimaket sebentar, kenapa Den sudah rindu ya?” “Dia pergi sendiri atau ada yang jemput?”“Kenapa Den Raga enggak langsung tanya ke Bu Viona?”“Mbok apa susahnya sih langsung kasih tahu?” “Maaf Den, dia tadi naik mobil sendiri!” “Apa dia bisa naik mobil?”“Bukan naik saja Den, tapi menyetir juga bisa, hebat ya Bu Viona, sudah enam hari menjadi istri Den Raga ada saja keahliannya muncul ke permukaan.”“Mbok, enggak ada tamu atau siapa yang menjemput wanita itu?” “Bu Viona, Den?”“Iya dia siapa lagi?”“Enggak ada, tapi enggak tahu kalau janjian di luar, bagaiman
Read more

03. Galau

“Ada apa kamu ke sini?” Raga mendekus kesal. Belum sempat dia mendaratkan bokongnya ke tempat duduk tiba-tiba saja Vina langsung menyambar bibir Raga. Pria itu tidak membalasnya dan segera menyudahi perbuatan wanita cantik itu. “Raga ada apa denganmu, kenapa kamu menolakku biasanya kamu tidak seperti ini?” Vina terkejut dan bingung dengan sikap pria tampan itu.“Maaf Vin, aku sedang banyak pekerjaan bisakah kamu pulang saja atau kamu pergi shopping sendirian, atau dengan teman-temanmu dulu, seminggu ini banyak sekali pekerjaan yang harus aku selesaikan.“Mas, kamu kok lebih mementingkan pekerjaan daripada aku? Kamu kan tahu aku tuh enggak bisa hidup tanpa kamu, dan aku ingin kamu tuh selalu ada buatku, mana janjimu itu?” “Ayolah Sayang, Jika aku tidak bekerja bagaimana aku bisa menghasilkan uang banyak sedangkan keperluan kamu saja sangat banyak.”“Iya aku tahu, tapi kan kamu itu Bos, pemilik perusahaan.”“Enggak Sayang, aku hanya menjalankannya saja pemiliknya masih Papi, bukan ak
Read more

04. Jauhi Istri Saya

“Kenalkan nama saya Raga Handika Subrata, suaminya Viona Adila Zahra,” ucap Raga menatap tajam pria itu. “Oh ini toh suamimu yang kamu bilang seperti singa. Ya kamu benar Vio, wajahnya memang sangar tetapi dia juga tampan seperti saya,” pujinya membuat hidung Raga kembang kempis mendengar ocehan teman istrinya itu.“Ayo, silakan duduk, biar saya yang bayar, jangan khawatir uang saya juga banyak kok,” lanjutnya lagi sambil tersenyum.Jangan ditanya bagaimana wajah pria tampan itu sangat merah menahan amarah dan malu. Viona menatap takut. Tak lama kemudian seorang pelayan pun kemudian datang menghampiri meja mereka dengan membawa menu yang mereka pesan. Tanpa basa-basi lagi mereka pun menikmatinya dalam keheningan. *** “Ada apa dengan Mas Raga? Kenapa dia tampak marah? Kan dia sendiri yang bilang jangan mencampuri masalah pribadi,” gumam Viona dalam hati.Untung saja mood Raga sedikit terobati karena bisa melihat wajah Viona dari dekat dan entah kenapa dia baru menyadari wajah hitam
Read more

05. Ada Yang Salah

Sepanjang jalan Raga tidak ada mengatakan sepatah kata pun. Wajahnya di tekuk tapi masih fokus menyetir. Viona menyadari akan satu hal ada yang tidak beres dengan suaminya itu. Biasanya Raga akan cuek dengan segala kegiatan yang dilakukan oleh Viona. Bahkan saat Viona ingin keluar dan meminta izin selalu ditanggapinya dengan acuh.“Mas Raga sedang marah ya?” tanya Viona ragu-ragu.“Menurutmu?” balas Raga dengan jutek. “Menurut aku iya sih lagi marah, tapi kenapa Mas?” Viona menatap wajah suaminya sendiri. Merasa diperhatikan membuat pria tampan itu menjadi salah tingkah dan semakin stres. Dia lalu menghentikan mobilnya secara mendadak sehingga hampir saja kening Viona kejeduk depan kaca mobil. Dia lalu turun dari mobil diikuti oleh Viona. “Mas, sakit nih, kenapa sih nyetirnya seperti itu, kalau kita kecelakaan bagaimana? Lagian ini di mana?” Viona memegang keningnya yang sakit sembari celingak-celinguk melihat tempat sekitarnya di mana mereka berhenti.“Kenapa? Kalau Ram yang bawa
Read more

06. Sadar Vio

“Kenapa kamu ke sini, sudah selesai belanjanya?” tanya Raga dengan lembut dan tak tanggung-tanggung Vina duduk di pangkuan Raga tanpa memedulikan perasaan sang istri yang berdiri mematung. Mereka begitu intens berbicara. Pandangan Raga sangat berbeda saat berbicara dengan Viona. Wanita manis itu bisa merasakannya dan sadar akan posisinya sebagai istri yang tidak diinginkan oleh sang suami. “Oh ini istri kamu? Sangat buruk banget. Dia dari planet mana?” sindir Vina yang menatap tajam. “Kenalkan Mbak, nama saya Viona Adila Zahra,” ucapnya sambil menjulurkan tangannya ingin bersalaman dengan Vina, tapi wanita seksi itu malah menepisnya.“Maaf kita enggak selevel ya, lagian Papimu itu sudah pikun menikahkan kamu dengan wanita buluk seperti dia, enggak ada bagusnya sama sekali,” sindirnya lagi.“Ya Allah Mbak, jangan suka menghina ciptaan Allah, nanti Mbak malah kualat loh, lagian apa yang akan dibanggakan kalau sudah tua keriput dan meninggal tidak ada yang akan dibanggakan lagi. Dan j
Read more

07. Pikiran Kacau

Mereka saling berpagut mesra. Vina begitu liar saat ini tapi semenjak Viona pergi bersama pria lain membuatnya cemburu dan penasaran. Biasanya dia tidak peduli tapi kali ini dia harus berhati-hati karena pria yang ditemuinya itu adalah orang yang dia kenal. Raga tidak memedulikan Vina yang berusaha membangkitkan gairahnya. “Vin, stop saya masih banyak pekerjaan!” bentaknya seketika membuat Vina terkejut dan menghentikan aksinya. “Ada apa Sayang, biasanya kamu menikmatinya?” Raga kembali menutup kedua matanya dan menghela napas panjang. “Bisakah kamu turun dari pangkuan saya dulu?” Raga begitu tidak nyaman dan terlihat sangat kesal. Vina kembali berusaha mencumbu wajah tampan itu tapi lagi-lagi Raga menolaknya.Mau tak mau Vina turun dari pangkuan Raga dan ikut mendekus kesal. “Kenapa sih Yang, kamu berubah banget? Apa kamu ada wanita lain yang lebih seksi dan cantik sudah menggodamu?” tanyanya kesal.“Tidak ada, hanya saja banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan, tolong mengert
Read more

08. Kelebihan Sang Istri

“Kamu boleh pergi dari ruangan saya!” “Maksud Bapak saya dipecat?” Mata Santi mulai berkaca-kaca. “Kembali ke meja kerjamu dan lebih giat mempelajari apa yang dimau oleh perusahaan saya, sekarang pergilah!” Wajah Santi berbinar dia ingin sekali meluapkannya dengan berdiri dan menghampiri Raga, tapi malah mendapatkan tatapan dingin, seketika Santi sadar dan kembali menjauh.“Maaf Pak, enggak sengaja, kalau begitu saya permisi dulu Pak.” Santi bergegas pergi dari ruangan itu sebelum bosnya itu berubah pikiran. Dengan langkah bahagia Santi keluar dan langsung menuju meja kerjanya kembali.Sementara itu Raga yang penasaran dengan wanita yang telah membantu Santi segera menghubungi Dirga salah satu anak buahnya dan meminta CCTV di lantai dua bagian divisi pemasaran. Tidak butuh waktu lama Dirga membawa rekaman CCTV itu jam yang diinginkan oleh Raga. Pria tampan itu lalu memutarnya dan terlihat memang seorang wanita muda menghampiri Santi yang terlihat bingung. “Itu kan Viona? Jangan bi
Read more

09. Malam Pertama

“Ah kenapa aku ini? Aku sama sekali tidak tahu siapa dirinya?” tanyanya kesal saat dalam posisi menyetir. Sudah enam hari mereka menjadi suami istri tetapi Raga masih belum mengetahui hidup seorang Viona Adila Zahra gadis berusia dua puluh empat tahun itu. Apalagi ada saja hal yang baru dia dapatkan.Awal menikah Raga bisa membayangkan kalau Viona akan menangis bombay, ternyata tidak justru wanita itu patuh dengan apa yang dikatakan Raga, malah terlihat tersenyum. Kedua Raga dikejutkan dengan dia pintar memasak. Sengaja tidak mengambil pembantu dan menyuruhnya untuk membersihkan rumah dan dia lakukan dengan cepat, rapi dan bersih. Pria tampan itu pun tertegun, tapi karena itu juga Opa Lukman memarahinya dan langsung membawakan seorang pembantu dari rumah opanya.Menikmati rasa masakan itu sangat cocok di lidah Raga. Ketiga dia pandai menyetir mobil. Hal yang sangat aneh untuk Raga. Ke empat dia sangat pintar karena bisa menyelesaikan laporan itu dengan benar. Raga tidak mengetahui a
Read more

10. Ketagihan

Raga begitu menghayati lantunan suara merdu milik Viona sehingga tanpa terasa pria tampan itu menitikkan air mata. Sudah lama dia tidak mendengar hal itu bahkan dia sendiri pun lupa kapan terakhir mengaji mungkin sudah lupa caranya mengaji.Raga tertegun sampai akhirnya Viona selesai dan melihat wajah suaminya sudah basah dengan air mata. Kejutan selama enam hari membuatnya bingung dengan perasaannya sendiri. Sudah sekian kalinya Raga dibuat takjub dengan istrinya. Selalu ada saja yang baru dan itu membuat pria tampan itu semakin penasaran dengan istrinya sendiri.Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Viona saat mereka saling menatap. Rasa canggung kemudian dirasakan oleh wanita cantik itu.“Kenapa kamu melihatku seperti itu, ada yang aneh?” sungut Raga mengalihkan perhatian. “Mas Raga habis nangis ya?” Viona lebih mendekat untuk memastikan kalau ada sisa air mata di pipi pria tampan itu. “Yang benar saja Markonah!” Raga menjitak kepala istrinya.“Au sakit Mas, namaku it
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status