Home / Romansa / Batal Di Madu / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Batal Di Madu: Chapter 11 - Chapter 20

28 Chapters

11. Perdebatan

“Mana ada kucing menolak kalau di kasih ikan?” Raga mendekus kesal. Rupanya pria tampan itu tidak bisa mengendalikan hasratnya jika digoda oleh Viona.“Kamu sadar kan Mas, kamu sudah tiga kali melakukan pelanggaran yang kamu buat sendiri, pertama kamu bilang tidak akan mencampuri urusan pribadi kita, kedua kamu membawa aku ke kantormu dan yang ketiga kamu melakukan malam pertama yang tidak kamu inginkan, tapi sepertinya kamu mulai ketagihan dengan apa yang kita lakukan semalam. Apakah kamu baru menyadari kalau aku sangat menarik dari wanita lain?” Viona kembali menggodanya setelah sarapan mereka selesai. Wanita hitam manis itu dengan berani menatap wajah suaminya sendiri. Kembali mendekatkan wajahnya untuk melihat reaksi Raga yang sudah kembang kempis dibuatnya. Viona dengan anggun duduk di pangkuan Raga. Lalu melingkarkan kedua tangannya di leher Raga. Pria tampan itu semakin bingung dengan perilaku Viona yang semakin agresif. Bahkan dia tidak meminta izin untuk mendekati suaminy
Read more

12. Terpesona

“Kenapa kamu datang dan membicarakan masalah ini, kamu sengaja melakukannya di depan Viona?” hardik Raga terlihat kesal. Vina membalasnya dengan tersenyum, dia sangat suka membuat pria tampan itu marah.“Sayang, kenapa kamu berkata seperti itu? Kamu tidak senang dengan berita yang aku bawa? Kamu tidak ingin mempunyai anak dari aku?” tanyanya masih bersikap tenang. Raga menghela napas panjang, dia pun tidak mengerti kenapa dirinya begitu kesal saat tahu kalau Vina hamil. Bukankah dia mencintai Vina sepenuh hati, tapi kenapa dia begitu marah? “Ada apa denganku ini? Kenapa aku marah?” tanyanya dalam hati. “Sayang, cepat kamu urus pernikahan kita, aku tidak ingin orang luar mengetahui kalau aku sudah berbadan dua, bisa hancur reputasi aku dan keluarga Subrata, kan?” ucap Vina menegaskan.“Akan aku pikirkan, sekarang bisakah kamu pulang dulu, biar aku selesaikan masalah ini dan ingat jangan sampai Opa dan Papa tahu dulu tentang masalah ini,” pinta Raga memelas.“Ya aku tahu kamu harus
Read more

13. Salah Paham

Raga kembali melakukan aktivitasnya, meskipun sedikit tidak konsentrasi tapi dia berusaha untuk menyelesaikannya, sampai waktu sudah tidak terasa menunjukkan pukul lima sore. Raga bergegas untuk pulang ke rumah. Dia yakin kalau wanita itu pasti sudah berada di rumah. Bahkan Raga dengan sengaja tidak makan siang lantaran ingin makan bersama dengan Viona. “Pak, ada Viona kan?” tanya Raga dengan Pak Tejo setelah masuk dalam halaman rumahnya dan turun dari mobil.“Belum Den, dari pagi Neng Vio belum pulang, mungkin masih di panti jompo,” sahut Pak Tejo.“Bapak tahu nggak alamat panti jompo itu?” tanya Raga bingung, tapi pria paru baya itu sedikit memicingkan matanya kearah majikan mudanya itu. Raga kaget melihat ekspresi Pak Tejo. “Sudah deh Pak jangan marahi saya juga. Ya salah nggak tahu menahu istri pergi ke mana, bahkan nggak tahu alamat panti itu, lagian ngapain sih dia di sana? Seharusnya kan dia itu tahu jam pulang jangan seenaknya gitu dong,” kesal Raga seperti anak kecil.Pak
Read more

14. Sesi Curhat

“Wuw, sepertinya akan terjadi perang dunia ke dua nih,” sahut Oma Dora berbisik dengan temannya. Raga berdehem kuat, membuat Viona dan Rama melihat ke arah sumber suara itu. Rama tersenyum melihat wajah Raga seperti tomat merah bahkan dia membayangkan dua tanduk langsung tumbuh di kepalanya. Raga mendekati dan melayangkan tatapan tajam kearah Viona. “Apa yang kamu lakukan dengan pria lain? Di dapur lagi nggak ada tempat lain lagi sehingga berbuat mesum di dapur, hah?” hardik Raga kesal dan marah.“Aduh Mas, nanti saja marahnya ya, cepat tiupkan mataku ini, kamu nggak lihat apa sebelah mataku kelilipan, tuh pasti merah kan?” rutuknya menahan rasa sakit. Sedangkan matanya sudah berair dan memerah. Ada kotoran kecil yang masuk di dalam matanya. Raga mencoba meniup-niup mata Viona yang berbentuk bulat besar itu. Seketika Raga menjadi salah tingkah karena dia baru menyadari kalau Viona mempunyai mata besar berwarna hitam yang sangat cantik. Pemandangan itu pun terlihat oleh semua oran
Read more

15. Aku Mau Makan Kamu

Oma Dora tersenyum dan menyentuh dagu Viona. Wajah manis dan lembut meskipun berkulit gelap tetap saja bagi wanita lansia itu terlihat sangat menarik. “Keluarga suamimu itu tidak salah mencari menantu untuk mereka. Kamu sangat polos dan baik. Kamu masih peduli dengan perasaan orang lain tapi bagaimana dengan perasaan kamu sendiri? Apakah kamu juga mulai mencintai suamimu?” tanya Oma Dora lembut. Viona kembali tertunduk dan malu untuk mengungkapkan perasaannya. Namun, begitu bagi wanita lansia itu sudah mengerti apa yang dirasakan oleh Viona. “Jika kamu mencintainya perjuangkan jangan mau kalah dengan wanita itu. Kamu harus tahu kenapa keluarga suami kamu lebih memilih kamu sebagai menantunya yang miskin ini daripada wanita kaya dengan ketenarannya. Kamu adalah istrinya dan berhak atas diri suamimu seutuhnya. Lagian kalau Oma lihat ya, Raga itu pria tampan yang baik dan lucu. Dia bukan orang jahat hanya saja pikirannya belum terbuka untuk melihat ketulusan cinta kamu untuk dia. Oma
Read more

16. Kesalahan

Untuk sekian kalinya Viona dibuat bingung oleh sikap Raga suaminya itu yang terbilang dingin seperti kulkas dua pintu itu. Tapi entah kenapa untuk beberapa hari ini Viona di buat penasaran.Bagaimana tidak semenjak Viona dekat dengan pria lain, Raga begitu sensitif dan akhirnya mau melakukan malam pertama dengannya yang tertunda selama seminggu. Padahal waktu itu Raga sendiri bersisi kukuh tidak akan menyentuh Viona sampai waktu mereka berpisah.Viona tetap melakukan tugasnya sebagai seorang istri yang baik. Setelah singa itu menerkamnya Viona dengan cepat pergi dari kamar dan menghangatkan makanan. “Kenapa ya dengan Mas Raga, kok aneh gitu, apa iya dia seperti itu juga dengan mbak Vina? Duh aku enggak kuat kalau terus melayani Mas Raga kalau begini terus meskipun aku juga senang sih, dia kan suamiku sendiri, tapi aku bukan cintanya. Dia hanya butuh tubuhku bukan cintaku. Dia butuh melampiaskan semuanya karena mungkin tidak bisa dengan mbak Vina. Kasihan sekali mas Raga pasti sang
Read more

17. Cemburu

“Mas, kamu dengar kan itu? Kamu enggak akan mengubah keputusan kamu, kan? Ingat Mas, jika kamu mencoba untuk mengubahnya, kamu tahu kan apa yang akan terjadi?” ancam Vina seketika menatap tajam ke arah Raga buang diam mematung. “Kamu mengancam aku, Vina?” balas Raga mencengkeram tangan Vina.Vina tersenyum sinis dan lalu berkata, “Aku enggak mengancam kamu , hanya saja mengingatkan saja.” Mata Vina mengisyaratkan ke perut Vina yang masih terlihat datar.Raga seketika terkejut dan mulai menebak apa yang ada dipikiran Vina. “Apa maksudmu? Ka—kamu hamil? Dengan siapa Vina, kamu selingkuh dariku?” mata Raga sampai melotot hampir keluar. Napasnya memburu dan lebih mencengkeram kuat tangan Vina sehingga wanita cantik itu merasa kesakitan “Mas, augh sakit, Mas! Lepaskan! Kamu membuat tanganku sakit!” teriaknya sambil terus berusaha melepaskan tangan Raga yang begitu kuat. Raga lalu mendorongnya sampai terjatuh di ranjang. Pakaian kurang bahannya pun tersingkap tapi Raga tak bereaksi
Read more

18. Pergi Ke Hotel

masih prustasi karena tidak mendapatkan nama Viona. Sepanjang jalan pria tampan itu menggerutu dan melamunkan apa yang dilakukan oleh Viona bersama Rama. Kesal bercampur marah. Hampir saja Raga kehilangan kendali pada saat menyetir karena ingin menabrak pembatas jalan. “Sial, kenapa denganku? Kenapa aku sangat marah ketika Viona pergi dengan pria lain? Aku cemburu? Tidak aku tidak cemburu hanya saja dia kan berstatus kan seorang istri dari pengusaha muda bernama Raga Handika Subrata, apa kata orang nanti, iya kan?” Kesalnya dalam hati. Lima belas menit kemudian Raga pun sampai di panti jompo itu. Dengan cepat Raga turun dari mobil bahkan dia pun memikirkan mobilnya dengan sembarangan.“Assalamualaikum!” sapa Raga sambil mengetuk pintu. Tak ada jawaban dari tempat itu. Suasana terlihat sangat sepi. Tangan Raga mengepal kuat bahkan dadanya terasa sesak karena Raga belum bisa menemukan keberadaan Viona. Pria tampan itu kembali mengetuk pintu itu tapi tetap saja tak ada sahutan
Read more

19. Rencana Pertama

“Apa kamu bilang?” geram Raga. “Terus kenapa kamu berkeringat sih? “ tangan Viona pun mengambil tissu di meja dan mengelap keringat itu dengan lembut. Perlakuan manis Viona membuat jantung Raga kembang kempis. Apalagi begitu dekat sehingga bisa melihat dengan jelas wajah manis istrinya itu.Viona yang akhirnya sadar kalau suaminya sendiri memperhatikan penampilan dirinya sehingga dia pun sedikit menggoda Raga. “Kenapa Mas, kamu baru tahu ya istrimu cantik iya kan?” goda Viona sambil mengedipkan matanya.“Jangan geer ya. Dan sajak kapan kamu dandan seperti ini. Kamu mau mencari perhatian di sini? Siapa yang kamu goda? Ingat Viona kamu itu ...”“Justru itu Mas, untung aku masih ingat kalau kamu itu suami, makanya aku ajak kamu ke sini takut ada yang tergoda dengan pesonaku di sini, seperti Mas Rama,” sindir Viona tersenyum.Wajah Raga memerah hampir seperti kepiting rebus. Memang benar pesona si hitam manis itu sudah membuatnya geram. Apalagi mendengar kalau istrinya itu di jemput
Read more

20. Ulah Rama

Viona melihat Raga dari jarak jauh yang masih sibuk berjabat tangan dan berbicara dengan beberapa orang yang memakai pakaian kantor sama dengannya. Bukan sengaja melainkan Rama yang telah mengundang mereka untuk hadir dalam acara itu. Alasannya sudah pasti ingin membuat Raga sibuk dengan mereka sehingga perhatiannya pun teralihkan untuk Viona. “Kamu lihat sendiri kan suamimu itu sibuk dan merasa bangga dikelilingi oleh banyak partner bisnis, dia memang sangat berkharisma,” puji Rama sengaja sembari melirik ke arah Viona yang terlihat memandang terus ke suaminya. “Iya, Mas Rama benar dia memang sangat berkharisma dan tidak cocok berdampingan denganku,” jawab Viona pelan.“Apa maksudmu?”tanya Rama bersimpatik.Wanita manis itu menghela napas panjang dan lalu berkata, “Mas tahu kadang apa yang terlihat di depan belum tentu yang sebenarnya. Mas Raga begitu bahagia dan tersenyum tapi senyumannya itu tersimpan rasa beban. Dia sebenarnya tidak bahagia Mas, dia tertekan karena sudah me
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status