Home / Romansa / Batal Di Madu / 19. Rencana Pertama

Share

19. Rencana Pertama

last update Last Updated: 2024-06-29 10:27:19

“Apa kamu bilang?” geram Raga.

“Terus kenapa kamu berkeringat sih? “ tangan Viona pun mengambil tissu di meja dan mengelap keringat itu dengan lembut.

Perlakuan manis Viona membuat jantung Raga kembang kempis. Apalagi begitu dekat sehingga bisa melihat dengan jelas wajah manis istrinya itu.

Viona yang akhirnya sadar kalau suaminya sendiri memperhatikan penampilan dirinya sehingga dia pun sedikit menggoda Raga.

“Kenapa Mas, kamu baru tahu ya istrimu cantik iya kan?” goda Viona sambil mengedipkan matanya.

“Jangan geer ya. Dan sajak kapan kamu dandan seperti ini. Kamu mau mencari perhatian di sini? Siapa yang kamu goda? Ingat Viona kamu itu ...”

“Justru itu Mas, untung aku masih ingat kalau kamu itu suami, makanya aku ajak kamu ke sini takut ada yang tergoda dengan pesonaku di sini, seperti Mas Rama,” sindir Viona tersenyum.

Wajah Raga memerah hampir seperti kepiting rebus. Memang benar pesona si hitam manis itu sudah membuatnya geram. Apalagi mendengar kalau istrinya itu di jemput
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Siti Khotipah
endingnya gimana nih
goodnovel comment avatar
Rahayu Tri Astuti
semangat kak sampe tamat ya kak please
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Batal Di Madu   20. Ulah Rama

    Viona melihat Raga dari jarak jauh yang masih sibuk berjabat tangan dan berbicara dengan beberapa orang yang memakai pakaian kantor sama dengannya. Bukan sengaja melainkan Rama yang telah mengundang mereka untuk hadir dalam acara itu. Alasannya sudah pasti ingin membuat Raga sibuk dengan mereka sehingga perhatiannya pun teralihkan untuk Viona. “Kamu lihat sendiri kan suamimu itu sibuk dan merasa bangga dikelilingi oleh banyak partner bisnis, dia memang sangat berkharisma,” puji Rama sengaja sembari melirik ke arah Viona yang terlihat memandang terus ke suaminya. “Iya, Mas Rama benar dia memang sangat berkharisma dan tidak cocok berdampingan denganku,” jawab Viona pelan.“Apa maksudmu?”tanya Rama bersimpatik.Wanita manis itu menghela napas panjang dan lalu berkata, “Mas tahu kadang apa yang terlihat di depan belum tentu yang sebenarnya. Mas Raga begitu bahagia dan tersenyum tapi senyumannya itu tersimpan rasa beban. Dia sebenarnya tidak bahagia Mas, dia tertekan karena sudah me

    Last Updated : 2024-08-26
  • Batal Di Madu   21. Mencari Tahu

    “Mas, kenapa kamu malah memesan kamar? Kenapa kita tidak pulang saja ke rumah aku ...” Ucapannya terpotong saat Raga memeluknya.“Sudah aku bilang kan, aku akan menyembuhkan kamu dengan cepat. Lagian Rama itu memberikan obat apa sih jangan-jangan kadaluwarsa lagi, masa efeknya enggak ngaruh sama kamu. Harus diajarkan juga” protes Raga sedikit kesal. “Maa, aku enggak bisa napas ini, aku lagi kegerahan malah kamu peluk, lepas dulu aku mau buka baju, panas banget,” protes Viona yang berusaha melepaskan pelukan erat dari Raga.Raga pun melepaskannya. Dan Viona langsung membuka pakaiannya. Raga pun ikut melepaskan pakaiannya yang membuat Viona bingung. “Kamu mau ngapain Mas, kenapa ikutan buka baju sih aku mau mandi dulu,” protes Viana. Tanpa kata-kata setelah Raga selesai dia pun menghampiri Viona. Pandangan mereka kembali beradu. Raga semakin mendekati Viona dan memberikan kecupan manis di bibirnya membuat Viona ikut merasakan kebahagiaan. ***Sementara itu, Rama tak henti-hentinya k

    Last Updated : 2024-08-26
  • Batal Di Madu   22. Kemarahan Raga

    “Mas, halo apa yang kamu lamunkan? Vio benar kan?” tanya Viona lagi.Raga tak menjawab, dia langsung beranjak dari atas ranjang itu dan pergi ke kamar mandi. “Mas, kamu enggak sopan pergi begitu saja seperti itu,” teriak Viona melihat suaminya dengan santai berjalan menuju kamar mandi tanpa menggunakan apa pun.“Mau mandi bersama?” pinta Raga menatap tajam. Viona yang sudah berbalik badan yang tak ingin melihat suaminya begitu indah di mata membuat wajahnya merona. Dia pun berkata, “Nggak usah Mas, duluan saja. Bukan mandi nantinya malah lanjut lagi remuk lagi badanku,” gerutunya kesal. “Oke,” ucapnya santai dan melanjutkan langkahnya. “Huh Mas Raga, dia terlalu sempurna buatku. Pantas saja mbak Vina begitu sangat mencintainya sudah tampan dan kaya lagi, tapi aku tidak pantas untuknya,” batin Viona terlihat sendu. Tak lama kemudian terdengar suara ponsel berbunyi. Viona pun mencarinya.“Ini kan ponsel Mas Raga?” Viona mengambil ponsel itu yang berada diatas tempat tidur. Dan ter

    Last Updated : 2024-08-26
  • Batal Di Madu   23. Peringatan Papi Seno

    “Sudah aku katakan jangan mencampuri rumah tangga orang lain, cukup persaingan bisnis saja diantara kita tanpa melibatkan yang lain? Kenapa? Apakah kamu sudah tidak laku dipasaran sehingga mau menggoda istri orang lain?” bentak Raga yang masih terlihat emosi.Rama menahan rasa sakit dan menghapus bercak darah dari sudut bibirnya karena pukulan dari Raga tadi. “Aku tidak melakukan apa pun dengan istrimu, buktinya aku malah berada di rumah sakit ini, mungkin ada orang lain yang juga tidak menyukaimu. ““Viona menjadi kehilangan kesadarannya setelah dia minum bersamamu. Orange jus?” kesal Raga kembali. Rama tertawa garing dan lalu berkata, “ Sepertinya kamu tidak tahu apa yang menjadi minuman kesukaan Viona kan? Aku berada di rumah sakit karena aku sangat alergi dengan minuman itu. Aku terpaksa meminumnya karena aku sengaja mencari perhatian Viona, itu saja dan sekarang kamu lihat sendiri kan, aku berada di rumah sakit?” teriak Rama dengan tersenyum sinis.“Aku tidak percaya dengan

    Last Updated : 2024-08-26
  • Batal Di Madu   24. Siapa Rama Sebenarnya

    “Kenapa kamu diam Raga? Apakah yang Papi katakan benar kalau kamu sudah melakukan hal itu?” tanya ulang Papi Seno menegaskan. Tatapan pria paru baya itu lebih tajam ke arah Raga putra kesayangannya itu. “Ra—Raga enggak tahu Pi. Raga tidak pernah melakukan hal itu tapi ...” Papi Seno langsung melayangkan sebuah tamparan keras tanpa mendengarkan penjelasan putranya. Opa Lukman sedikit terkejut tapi juga membiarkan Seno melakukan hal itu. “Kamu ragu menjawab Raga. Papi sudah bilang kan dari awal wanita itu tidak pantas denganmu. Kamu saja yang buta karena cinta. Kamu tidak tahu bagaimana kelakuan Vina diluar sana. Mungkin dia sudah banyak merayu para pria hidung belang itu untuk merasakan kehangatannya dan kamu yang disuruh bertanggungjawab!” teriak Papi Seno terlihat sangat marah. Opa Lukman hanya diam saja, mendengarkan perdebatan mereka ayah dan anak itu. Raga berisi keras tidak pernah berhubungan lebih jauh dari itu tapi dia juga bingung kenapa Vina bisa hamil anaknya. Setahu

    Last Updated : 2024-10-31
  • Batal Di Madu   25. Dendam atau Cinta

    “Ya Halo?” “Di mana Viona? Di mana istriku!” “Selamat siang Raga.”Suara bariton itu membuat mata Raga melotot dengan dada bergemuruh. Bagaimana tidak ponsel Viona dijawab oleh Rama.“Kenapa kamu yang memegang ponsel istriku! Di mana istriku!” “Istrimu? Sungguh dia istrimu? Tapi kenapa dia ada bersamaku ya?”“Kamu jangan menyentuh sedikit pun dari tubuh istriku jika tidak mau nyawa kamu melayang!” “Oh ya, kami sedang menikmati kopi susu dan saling berbincang, mungkin sebentar lagi kami akan ...”“Bajingan, cepat berikan teleponnya kepada istriku!” “Sebentar, dia sedang di kamar mandi perlu aku masuk ke sana?” “Aku akan menguliti kamu Rama jika sampai menyentuh istriku!” “Kenapa Raga, bukannya kamu tidak mencintai Viona? Kenapa kamu marah? Kamu juga sering pergi dengan Vina, kamu tidak memikirkan perasaan Viona, kan? Sudahlah Raga jangan serakah. Cukup satu wanita saja. Ceraikan Viona!” “Jangan mencampuri urusan orang lain Rama? Kenapa kamu sangat tertarik dengan istri orang la

    Last Updated : 2024-10-31
  • Batal Di Madu   26. Kecemburuan

    Santi begitu bahagia bisa bertemu dengan wanita yang pernah menyelamatkan hidupnya. “Mbak Vio—Viona kan? Yang waktu itu membantu saya menyelesaikan laporan untuk Pak Raga? Enggak salah lagi saya masih ingat dengan wajah Mbak yang baik ini,” jelas Santi bersemangat.Wanita manis itu pun tersenyum dan berkata, “iya Mbak Santi saya Viona dan kenapa Mbak Rosa ada masalah? Dimarahi Pak Raga? Di mana dia, masih ada di ruangannya kan?” tanya Viona kepada Rosa tang terlihat terkejut. “Selamat siang Bu Vio, maaf Pak Raga baru saja keluar. Sepertinya ada hal yang mendesak sehingga beliau tadi buru-buru pergi sampai meninggalkan rapat nanti dengan klien di jam dua siang ini, Bu,” jelas Rosa bingung. “Oh iya, dia tidak memberitahukan pergi ke mana?” tanya Viona masih penasaran. “Enggak Bu,” jawab Rosa singkat. “Apa Mas Raga pergi menemui Mbak Vina ya? Mungkin saja kan? Wanita itu sangat beruntung sekali selalu dikhawatirkan oleh Mas Raga, sedangkan aku hanya istri pajangannya saja,” ucap

    Last Updated : 2024-10-31
  • Batal Di Madu   27. Salah Paham

    Raga tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh mereka. Meskipun dalam hati ingin sekali memarahi orang itu yang telah dianggap menghinanya itu. Apalagi melihat orang itu tampak lebih tua darinya sehingga malas untuk berdebat panjang lebar. Jalanan masih macet membuatnya semakin kesal apalagi orang di samping itu terus mengoceh sambil menertawakan tingkah Raga yang seperti anak kecil. “Sudahlah Bro, jangan marah-marah nanti kena stroke loh. Hidup itu dibawa enjoy saja jangan terlalu dibawa emosi. Kadang kita harus menerima takdir meskipun itu sulit untuk kita jalankan tapi bukan berarti kita patah semangat. Kejarlah jika kamu melihat itu masih mempunyai harapan. Jangan pesimis sebelum kamu berusaha. Ada pepatah mengatakan usaha tidak akan mengkhianati hasilnya, bukan?” orang tua itu berbicara panjang lebar membuat Raga terdiam sejenak dan memperhatikan lawan bicaranya itu. Raga menghela napas panjang dan kemudian berkata, “ Bapak mempercayai takdir dan cinta?” tanya Raga pena

    Last Updated : 2024-10-31

Latest chapter

  • Batal Di Madu   40. Pengganti Rosa

    “Kalian tidak boleh kalah dengan mereka. Betul apa yang dikatakan oleh Dimas, jika anak Dimas perempuan dan anak kamu laki-laki , kita akan jodohkan. Lagian kita sudah tahu kan karakter orang tuanya , sudah tahu bibit, bobot dan bebetnya,” jelas Opa Lukman bersemangat.“Yang benar Opa, ini serius padahal Dimas hanya ngomong asal saja,” ucapnya masih tidak percaya kalau ditanggapi serius oleh Opa Lukman.“Ya tentu saja jika nanti berjodoh kenapa tidak?” jawab Opa Lukman tersenyum.“Enggak mau besanan sama kamu, enak saja,” protes Raga kemudian. “Opa setuju kok, akhirnya bisa masuk di keluarga Subrata,” sahut Dimas cengar-cengir. Raga melempar bantal kecil ke wajah Dimas yang masih cengar-cengir dibuatnya. “Oh ya Opa, Rosa sebentar lagi mau melahirkan , tentu saja harus ada yang menggantikan posisi Rosa. Mas Dimas tentu tidak bisa menghandle semuanya apalagi dia banyak di luar, lapangan,” ucap Rosa mengingatkan. “Oh iya, kamu sebentar lagi mau lahiran. Bagaimana, kalian mempunyai k

  • Batal Di Madu   31. Masakan Viona

    Raga masih memikirkan apa yang dikatakan oleh Papi Seno. Apa mungkin Rama masih berhubungan dengan Vina? Tapi dia tidak pernah melihat Vina atau Rama berduaan atau pun berkomunikasi. Bahkan baik Vina maupun Rama tidak pernah bertegur sapa hanya saja terlihat saat Rama membawa Viona ke apartemen milik Raga di sana. Pria tampan itu kembali mengingat -ingat saat Rama datang ke apartemen dirinya. “Sangat menyebalkan! Kenapa Rama bisa membawa Viona. Apakah ini memang rencana mereka berdua. Ya dia masih ingat alamat apartemenku tapi .... Jika mereka memang masih berhubungan tapi kenapa? Balas dendam untuk apa? Tidak mungkin hanya karena aku bersama Vina, atau apakah Rama adalah ....” “Mas Raga, apa yang kamu pikirkan? Bengong begitu, nanti lalat masuk loh dikira goa,” sapa Viona saat melihat Raga dengan mulut sedikit terbuka. Langkahnya kini sudah berada di dapur.Ucapan Viona membuyarkan lamunannya. Raga menghela napas panjang. “Maaf,” ucapnya pelan.Viona masih menyiapkan masakannya.

  • Batal Di Madu   38. Kecurigaan Papi Seno

    Papi Seno begitu syok mendengarkan ucapan Raga barusan. Pria paru baya itu berusaha menahan amarahnya yang hampir saja dia luapkan karena mengingat Opa Lukman dalam kondisi yang kurang baik dengan kesehatannya.Papi Seno membalikkan badannya dan menghampiri Raga yang sudah ikut berdiri. Kini mereka saling berhadapan. “Kamu sedang tidak bercandakan?” tanya Papi Seno memastikan. Tatapan Papi Seno begitu tajam dan menakutkan. “Raga juga enggak tahu Pi, tapi itu yang dikatakan oleh Vina, Tapi sungguh Raga yakin tidak pernah melakukan hal itu,” kilahnya sambil mengingat setiap kejadian bersama Vina.“Oh Raga, kamu sangat keterlaluan! Jadi selama ini kamu masih berhubungan dengan Vina? Sudah berapa kali Papi bilang kalau kamu jangan bertemu dia lagi. Dan ini akibatnya entah itu memang anak kamu atau ada yang ingin menjatuhkan nama baik keluarga kita dengan cara seperti ini. Jika Opa Lukman sampai mendengarkan kabar buruk ini, kamu tahu kan apa yang terjadi? Dan ini semua kamu yang bert

  • Batal Di Madu   37. Curhat

    “Cepat Mbok, enggak usah dandan!” teriak Raga yang sudah tak sabaran untuk pergi ke rumah ayahnya. “Sabar toh Den, Bu Viona enggak akan ke mana-mana, dia ada di rumah Pak Seno,” sahut wanita paru baya itu yang sudah siap dengan penampilannya “Siapa yang mau bertemu dengan Viona? Saya harus cepat ke sana karena enggak mau kalau Papi sampai marah datang terlambat, itu saja,” tegas Raga mengingatkan.Mbok Darmi hanya tersenyum mendengar ucapan majikan mudanya itu. Dia sangat tahu kalau Raga pasti ingin sekali bertemu dengan Viona, tapi tidak mau mengakuinya. “Gengsi amat,” guru Mbok Darmi dalam nada suara pelan. Mobil melaju dalam kecepatan sedikit cepat. Raga pun mengambil jalan alternatif untuk bisa sampai lebih cepat. Meskipun jalan yang dilalui sedikit berlubang bahkan banyak polisi tidur pun Raga tak peduli. Mbok Darmi hanya bisa beristigfar dalam hati agar mereka selamat sampai tujuan. Selang sepuluh menit kemudian akhirnya mereka sampai di kediaman Pak Seno. Bangunan putih

  • Batal Di Madu   36. Titik Terang

    Waktu sudah menunjukkan pukul lima sore, tapi Viona belum pulang ke rumah membuat hati Raga semakin gelisah. Ponselnya masih tidak aktif sehingga tidak bisa melacaknya. Geram bercampur marah. Sedari tadi pria tampan itu mondar mandir seperti setrikaan. Mbok Darmi hanya tersenyum melihat tingkah majikannya itu. “Bagaimana ini Mbok, ke mana wanita itu?” kesal Raga sambil melirik jam di pergelangan tangannya.“Wanita siapa Den, Bu Viona atau Non Vina?” tegas Mbok Darmi membuat Raga semakin kesal. “Ya Viona, siapa lagi kalau bukan dia? Jika sampai Papi telepon menanyakan menantu kesayangannya enggak ada di rumah bisa kena omel tujuh turunan ini,” kesal Raga sambil mengacak rambutnya.“Hanya itu alasannya?” tanya Mbok Darmi curiga. Mata Mbok Darmi menatap mencurigakan. “Kenapa Mbok Darmi melihat saya seperti itu?” kesal Raga semakin terpojok. “Memang harus apa alasannya, Mbok? Khawatir, cemburu? Enggak ya. Rama saja tidak bersama Viona kok,” kilah Raga sedikit lega. “Itu kan tadi

  • Batal Di Madu   35. Di mana Viona

    Raga masih kebingungan mencari Viona. Ponselnya pun tidak aktif bahkan sampai di rumah pun Raga tidak menemui Viona. Pria tampan itu lupa dengan tempat yang sering istrinya kunjungi bahkan tidak sampai terpikir ke sana. Raga pun akhirnya meminta bantuan Dimas untuk melacak nomor ponsel Rama. Mbok Darmi yang melihat majikannya itu uring-uringan merasa kasihan. Menunggu kabar dari Dinas apakah sudah bisa menemukan lokasi Rama. “Den Raga menunggu Bu Viona, tumben? Mulai rindu ya?” tanya Mbok Darmi yang menghampirinya sambil membawakan camilan kecil untuk sang majikan yang duduk di ruang keluarga.“Si—siapa bilang saya menunggu Vio? Terserah dia mau pergi ke mana bukan urusan saya juga,” kilah Raga yang masih fokus matanya ke layar televisi. Sedangkan tangannya masih menggenggam ponselnya. Mbok Darmi tersenyum kecil melihat sikap Raga yang belum mau mengakuinya. “Kenapa enggak menghubungi ponselnya Bu Vio?” “Ponselnya enggak aktif, malas banget kalau saya menghubungi si kutu kupr

  • Batal Di Madu   34. Pertemuan Clarisa dan Viona

    Wanita paru baya itu memaksa dan memberikan kotak kecil itu di tangan Viona. “Ambil Vio, tak baik menolak hadiah dari orang apalagi dari Ibu. Ya anggap saja saat sebagai ibu kamu juga enggak apa-apa. Soalnya saya enggak punya anak perempuan,” jawab Clarisa sambil tersenyum kecil. “Viona, ambil saja. Bu Clarisa ini sangat baik dia akan kecewa jika kamu menolaknya,” timpa Oma Dora meyakinkan Viona. Viona tersenyum meskipun masih kurang enak hati menerima pemberian wanita itu, tapi mau tak mau dia pun akhirnya menerimanya. “Terima kasih Bu, sudah memberikan saya hadiah,” ucap Viona. “Sama-sama . Buka dong apakah kamu suka atau tidak hadiah dari saya,” pinta Clarisa. Viona dengan malu-malu membuka kotak kecil itu. Wajahnya langsung tertegun melihat benda kecil itu begitu indah. Sebuah bros kecil berbentuk angsa.Viona mengeluarkannya dari kotak kecil itu. “Kamu suka?” tanya Clarissa.“Ya Allah ini indah banget Bu, tapi Ibu yakin mau memberikan kepada saya. Sedangkan ini adalah be

  • Batal Di Madu   33. Pertemuan

    Di tempat lain Viona masih berkeluh kesah dengan Oma Dora. Wanita tua yang sudah dianggapnya seperti neneknya sendiri mampu membuat hari Viona sedikit lega. Meskipun masih ada kejanggalan di hati tetapi Viona berusaha untuk tidak terpengaruh. Di tempat itu juga Viona bisa mencari kedamaian di hati. Melihat banyak orang tua dengan berbagai macam masalah yang ada pada mereka. “Oh ya Vio, nanti ada tamu Oma dari luar kota, dia akan datang menjenguk Oma. Dia wanita yang sangat baik dan perhatian. Dia juga salah satu donatur tetap di sini. Setiap bulan dia akan memberikan sumbangan untuk di sini, makanya tidak heran kan kalau panti jompo ini berkembang dengan baik. Kami sangat terlindungi di sini. Rasa kekeluargaan yang tak pernah kami dapatkan dari keluarga sendiri tapi di sini kami menjadi satu keluarga,” kenang Oma Dora tersenyum kecil. Mata sendu itu tidak mampu menyembunyikan air matanya yang hampir saja terjatuh. “Oma rindu dengan keluarga?” tanya Viona lembut. “Bohong kalau

  • Batal Di Madu   32. Rama Jatuh Cinta

    Rama dan Ryan menuju lift khusus. Masih dengan tatapan yang sama karena sahabat sekaligus asisten pribadinya itu belum juga memberitahukan nama orang itu yang sudah membantu perusahaan Raga hingga bisa mendapatkan proyek itu. Bahkan dia juga tidak mempunyai cadangan rencana yang lain karena menganggap kalau Raga pasti tidak akan menghadiri rapat itu karena masalah Viona seperti dugaan sebelumnya. Namun, ternyata pikiran Rama salah karena masih ada keberuntungan yang dimiliki oleh Raga sehingga proyek itu ternyata bisa di dapat melalui campur tangan orang lain.Dengan langkah lebar dan tegas Rama masuk ke ruang kerjanya. Dia kemudian duduk di kursi kebanggaannya tersebut. Begitu juga dengan Ryan sudah mengambil posisi duduknya yang berhadapan langsung dengan Rama.“Sekarang katakan siapa yang sudah membantu Raga. Saya pikir dengan adanya masalah Viona, Raga akan kehilangan proyek itu tapi nyata tidak . Sangat menyebalkan!” geram Rama semakin menjadi-jadi. “Dari sumber yang di dapat

DMCA.com Protection Status