Home / Romansa / Batal Di Madu / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Batal Di Madu: Chapter 51 - Chapter 60

67 Chapters

51. Terkejut

“A—apa yang kamu katakan tadi? Kamu bercanda, kan?” Vina memastikan apa yang dikatakan oleh Raga tidak benar.“Maaf Vin, tapi aku sudah lelah dan ...”“Kamu lebih memilih meninggalkan aku? Kamu masih waras, kan?” mata Vina kembali melotot. Wajahnya begitu kesal dan marah.“Ini adalah kesalahan seharusnya aku tidak berhubungan denganmu lagi, tapi aku sudah memantapkan hatiku untuk tetap setia dengan istriku sendiri,” jelasnya lagi.Vina terdiam mendengar ucapan Raga barusan. Hatinya begitu kesal lalu wanita cantik itu tersenyum kecil seakan mengejek Raga.Dia pun melangkah mundur dan membuka laci dekat cermin hiasnya. Raga yang masih terduduk tidak melihat apa yang akan dilakukan oleh Vina.“Kamu sudah mantap untuk berpisah denganku? Setelah apa yang kamu lakukan? Bagaimana dengan nasibku, Mas? Apakah aku harus menggugurkan janin ini?” Vina masih membelakangi Raga.“Kamu jangan khawatir, kamu bisa pergi keluar negeri untuk melahirkan anak itu. Semua biayanya aku yang akan atur. Kehi
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

52. Merebut Viona

Rama menatap Clarissa mamanya sejenak. Beberapa saat kemudian dia kembali melanjutkan makannya yang tinggal suapan terakhirnya. Dia lalu meletakkan sendok dan garpu dengan rapi diatas piringnya sendiri dan meminum segelas air. Clarissa masih menunggu ucapan Rama. “Menurut Mama?” tanya Rama kemudian. “Mama menyukai wanita itu. Dia baik, perhatian, penyayang, manis dan senyumannya begitu indah. Mama sangat menyukainya tapi sayang dia sudah memiliki orang lain. Mama ingin mempunyai menantu seperti dia, tapi yang enggak mungkin kan. Mudah-mudahan keponakan teman Mama itu seperti dia, Rama,” ucapnya tersenyum kecil. “Keinginan Mama akan segera Rama wujudkan,” sahut Rama membalas senyuman mamanya itu, namun, Clarisa sedikit terkejut. “Apa maksud kamu, Sayang?” tanya Clarissa bingung.“Ya, seperti Mama bilang kalau Mama ingin menantu seperti Viona, maka Rama akan mengambilnya dari suaminya itu,” sahut Rama dengan santai. Mendengar ucapan Rama barusan membuat mata Clarissa terbuka leba
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

53. Saling Bicara

Raga mencium wangi rambut istrinya sendiri. Menghirup dalam-dalam lalu mengibaskan rambut Viona ke sebelas kanan sehingga terlihat leher yang jenjang dan telinganya.Ciumannya kearah leher , mengendusnya membuat wanita manis itu bergidik ngeri. Senyuman Raga terlihat saat ada gerakan Viona. Tangannya pun tak tinggal diam menjelajahi tubuh istrinya sedikit demi sedikit. “Sayang, apakah kamu sudah tidur atau pura -pura tidur? Ada hal yang ingin aku bicarakan sebelum kamu salah paham,” bisiknya ditelinga Viona dan kemudian mencium telinga itu membuat Viona kembali merespons. Viona masih tetap diam, tapi Raga belum juga menyerah sampai wanita manis itu terbangun. “Ya ampun Mas Raga, kamu sengaja banget begini, bagaimana aku bisa tahan, coba?” kesalnya dalam hati yang berusaha tetap diam tapi tetap saja sentuhan suaminya itu bagaikan candu. “Mungkin kamu suka dengan sentuhanku sehingga ...”Mata Viona langsung terbuka lebar dia juga tidak ingin Raga menganggapnya menyukai sentuhan
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

54. Rencana Rama

Seperti biasanya Viona melakukan rutinitas paginya. Setelah tadi malam Raga menceritakan keluh kesah yang selama ini dia rasakan. Raga akhirnya mau terbuka dengan isi hatinya. Kata demi kata yang diungkapkan oleh Raga masih terniang-niang bahkan membuat wajah wanita manis itu bersemu merah. Bagaimana tidak, karena Raga akhirnya mengakui akan besar cintanya kepada Viona istri pilihan Opa Lukman dan Papi Seno. Kini Viona tahu kenapa Papi Seno tidak merestui hubungan Raga dengan Vina karena takut akan menimpa kejadian yang sama dengan papinya yang ditinggal berselingkuh dengan pria lain yang lebih kaya. Raga juga menceritakan kedekatan mereka saat satu kampus dulu dan berakhir dengan kepergian Rama keluar kota sehingga tidak ada kabar darinya. Sampai akhirnya mereka bertemu kembali dengan sikap Rama yang lebih tegas dan bersaing dalam bisnis sampai sekarang. Mereka pun saling tak mengenal dan berusaha untuk mendapatkan yang terbaik dalam tender apa pun. “Sepertinya aku harus membant
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

55. Curhat Clarissa

Clarissa bersiap untuk pergi. Hari ini dia ingin mengunjungi panti jompo terlebih dahulu sebelum dia ingin bertemu dengan mantan suaminya itu. Iya, wanita paru baya itu sudah membulatkan tekad untuk bertemu dengan Seno mantan suaminya yang sudah dia campakkan demi pria lain. Meskipun nanti hanya Kemarahan yang dia dapat tapi dia tidak peduli lagi yang penting bisa membicarakan hal ini segera. Clarissa masih menyimpan nomor ponsel Seno, meskipun pria paruh baya itu sudah memblokirnya semenjak perpisahan mereka. “Aku tidak tahu, apakah Mas Seno masih membenciku atau tidak, tapi tak ada pilihan lain selain membicarakan hal ini. Rama dan Raga adalah anak-anakku. Mungkin sekarang Raga juga masih membenciku atau sudah menganggapku mati,” pikirnya dalam hati. ***Dua puluh menit perjalanan akhirnya Clarissa sampai di yayasan panti jompo. Bu Kasih langsung menyambutnya dengan bahagia.“Bagaimana kesehatan Oma Dora, Bu?” tanya Clarissa lembut. “Alhamdulillah sudah membaik Bu. Beliau
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

56. Bertemu Clarissa

Clarissa hanya diam sembari menatap sendu Oma Dora. Seketika kemudian dia menggeleng pelan. “Aku belum siap bertemu dengan Raga, apakah dia masih mengingatku atau sudah membenciku selama ini, aku takut Oma.”“Rama mengetahui kalau mereka saudara tiri?” tanya Oma Dora. “Rama tahu Oma, tapi Raga, dia enggak tahu siapa Rama sebenarnya. Aku sengaja menghilangkan semua hal yang berkaitan dengan Rama,” ucapnya pelan. “Semakin rumit tapi kamu harus memberitahukan kepada Raga siapa Rama sebenarnya. Sekarang apa yang ingin kamu lakukan?” tanya Oma Dora lagi. “Aku ingin bertemu dengan Mas Seno untuk membicarakan masalah ini. Aku tahu Mas Seno akan membenci melihat wajahku ini tapi aku harus bertemu dengannya. Aku enggak ingin mereka bertengkar atau bersaing dalam hal apa pun. Rama sudah tak bisa dikontrol dia nekat untuk mengambil Viona. Aku enggak mungkin membiarkan itu terjadi, Oma,” jelas Clarissa. “Baiklah jika itu menurutmu bisa membuat masalah ini selesai. Lebih cepat lebih baik k
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

57. Rahasia Clarissa

Clarissa menjelaskan semuanya kalau Rama anaknya adalah orang yang sama yang menjadi pesaing bisnis sekaligus teman Raga saat kuliah dulu. Opa Lukman terkejut dengan ucapan Clarissa. Wanita paru baya itu pun meminta maaf atas kesalahan yang dulu dia buat. Hanya karena uang dulu Clarissa meninggalkan Seno. Tapi sekarang dia ingin menebus kesalahannya dengan cara menyelamatkan kedua anaknya. “Sekarang apa yang kamu inginkan, Rissa?” tanya Opa Lukman masih bersikap tegas. “Rissa enggak tahu Pa., tapi yang jelas Rissa enggak ingin kedua anak Rissa saling bermusuhan. Rama ingin mengambil Viona dengan cara apa pun Rissa takut Pa, hal itu akan terjadi dan mereka akan saling ...”“Semua akan baik-baik saja. Raga tidak selemah yang kamu bayangkan. Dia keturunan keluarga Subrata. Kamu jangan mengkhawatirkan Raga.” Potong langsung Opa Lukman kemudian berdiri dari tempat duduknya.“Tapi Pa ...”“Saya hanya mempunyai satu cucu saja yang bernama Raga Handika Subrata. Sedangkan yang lain it
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

58. Viona vs Vina

Raga memukul pinggir meja kerjanya sedikit keras. Tanda merah langsung membekas di telapak tangannya. “Aku harus menyelesaikan masalah ini, tapi bagaimana cara aku membuktikan kalau anak yang dikandung Vina bukanlah anakku? Ah, aku harus bertemu Vina nanti setelah pulang kerja. Aku tidak mau Viona semakin menjauh dan Rama mengambil kesempatan untuk mendekati Viona. Kenapa juga dia harus ada di tengah-tengah kami?” geramnya kesal. Raga kembali ke kursinya dan segera menyelesaikan pekerjaan yang sudah menumpuk di meja. Sedangkan Viona kembali fokus dengan pekerjaannya. Wanita manis itu masih ragu akan cintanya. Dia berpikir tidak ingin menjadi duri dalam hubungan Raga dan Vina, karena menurutnya suaminya itu masih mencintai Vina bukan dirinya. “Ya Allah, ada apa denganku ini? Aku begitu semangat untuk mendekati Mbak Vina dengan Mas Raga tapi saat Mas Raga mengatakan cinta kepadaku, kenapa hati ini begitu senang dan takut? Apakah Mas Raga memang betul-betul mencintaiku?” pikirn
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

59. Hukuman

Raga masih berkecimpung di meja kerjanya. Masih banyak yang harus dia selesaikan sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua siang. Dia sedikit terkejut karena waktu begitu cepat berlalu sehingga dia pun melupakan makan siangnya. “Sudah jam segini dan aku lupa untuk makan siang, tapi di mana Viona, kenapa dia tidak mengingatkan aku untuk makan siang? Dia sengaja membuat kesalahan, baiklah, Sayang apa hukuman yang harus kamu terima,” kesalnya begitu baru ingat kalau dia melupakan waktu makan siangnya. Dia pun segera menghubungi Viona di meja sekretarisnya. Viona yang sedari tadi sudah duduk manis dan mengerjakan semua pekerjaannya apa lagi tiga puluh menit nanti ada meeting bersama klien sehingga dia harus menyelesaikan proposal yang dibuatnya. “Ya Pak?” Viona menjawab sambungan telepon dari Raga. “Kamu bisa ke ruangan saya sebentar?” “Maaf Pak ada yang penting, soalnya saya masih menyiapkan berkas untuk ...”“Saya ke luar menjemputmu paksa atau kamu yang ke ruangan s
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more

60. Empat Orang Preman

Viona segera bersiap untuk pulang. Terlihat Raga sudah berada di luar ruangan dan juga ingin pulang bersama Viona. “Kamu pulang dengan saya,” ucap Raga melintas di depan Viona.“Tapi Pak, apa kata karyawan lain kalau saya pulang dengan Bapak?”Wajah Raga kembali dingin mendengar pertanyaan konyol dari Viona. “Vio, jangan membuat masalah lagi atau kamu memang suka mendapatkan hukuman dari saya, kamu ketagihan?” Raga mengedipkan matanya menggoda Viona. “Bukan begitu Pak, tapi enggak enak dilihat oleh banyak karyawan dan ...”Ucapan Viona terhenti saat suara telepon Raga berdering. Raga pun segera mengambil ponselnya dari balik jasnya itu. Sudah dipastikan siapa yang telah menghubungi Raga. “Sayang kamu enggak lupa kan dengan janjimu? Sekarang enggak pakai lama.”“Aku akan mengantarkan Viona dulu pulang setelah itu ke rumahmu. Jangan berdebat!” Raga langsung memutuskan sambungan telepon itu dan memasukkan kembali ponselnya. “Ayuk!” ajak Raga.“Mas, lebih baik kamu selesaikan saj
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more
PREV
1234567
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status