Raga masih berkecimpung di meja kerjanya. Masih banyak yang harus dia selesaikan sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul setengah dua siang. Dia sedikit terkejut karena waktu begitu cepat berlalu sehingga dia pun melupakan makan siangnya. “Sudah jam segini dan aku lupa untuk makan siang, tapi di mana Viona, kenapa dia tidak mengingatkan aku untuk makan siang? Dia sengaja membuat kesalahan, baiklah, Sayang apa hukuman yang harus kamu terima,” kesalnya begitu baru ingat kalau dia melupakan waktu makan siangnya. Dia pun segera menghubungi Viona di meja sekretarisnya. Viona yang sedari tadi sudah duduk manis dan mengerjakan semua pekerjaannya apa lagi tiga puluh menit nanti ada meeting bersama klien sehingga dia harus menyelesaikan proposal yang dibuatnya. “Ya Pak?” Viona menjawab sambungan telepon dari Raga. “Kamu bisa ke ruangan saya sebentar?” “Maaf Pak ada yang penting, soalnya saya masih menyiapkan berkas untuk ...”“Saya ke luar menjemputmu paksa atau kamu yang ke ruangan s
Viona segera bersiap untuk pulang. Terlihat Raga sudah berada di luar ruangan dan juga ingin pulang bersama Viona. “Kamu pulang dengan saya,” ucap Raga melintas di depan Viona.“Tapi Pak, apa kata karyawan lain kalau saya pulang dengan Bapak?”Wajah Raga kembali dingin mendengar pertanyaan konyol dari Viona. “Vio, jangan membuat masalah lagi atau kamu memang suka mendapatkan hukuman dari saya, kamu ketagihan?” Raga mengedipkan matanya menggoda Viona. “Bukan begitu Pak, tapi enggak enak dilihat oleh banyak karyawan dan ...”Ucapan Viona terhenti saat suara telepon Raga berdering. Raga pun segera mengambil ponselnya dari balik jasnya itu. Sudah dipastikan siapa yang telah menghubungi Raga. “Sayang kamu enggak lupa kan dengan janjimu? Sekarang enggak pakai lama.”“Aku akan mengantarkan Viona dulu pulang setelah itu ke rumahmu. Jangan berdebat!” Raga langsung memutuskan sambungan telepon itu dan memasukkan kembali ponselnya. “Ayuk!” ajak Raga.“Mas, lebih baik kamu selesaikan saj
Melihat ada kesempatan Viona melihat ada balok kayu besar yang tergeletak di tanah. Balok kayu yang sama untuk memecahkan kaca mobil bagian depan itu. Dengan cepat dia langsung mengambil nya dan memukuli ketiga preman lainnya. Viona dengan brutal membuat para preman itu tersungkur kembali. Wanita manis rupanya bisa menangkis semua serangan ke empat preman itu karena dia juga membekali dirinya untuk bisa belajar seni bela diri. Viona hanya menjurus ke bagian intim mereka yang langsung tersungkur kesakitan akibat tendangan kaki Viona yang masih memakai sepatu hak tingginya. Keempat preman itu pun tersungkur lalu Viona mendekati salah satunya. Preman yang berani memegang tangannya itu. “Katakan siapa yang menyuruh kamu!” tatapan bengis Viona masih terlihat membuat preman itu ketakutan.“Sa—saya tidak tahu, saya hanya o—orang su—suruhan dari Bos untuk bisa menyingkirkan kamu,” sahutnya terbata-bata. “Katakan siapa yang menyuruhmu atau aku tendang lagi ...” Viona melirik bagian bawa
“Selamat malam Pak Raga,” sapa salah satu polisi itu.“Selamat malam. Katakan apa yang terjadi dengan istri saya?” tanyanya kepada pak polisi itu.“Maaf Pak Raga, tadi kami sudah meminta keterangan dari Ibu Vio dan Pak Usman pemilik taksi itu, mereka mengalami insiden di perjalanan. Dari mereka kami mendapatkan kesimpulan kalau ada yang ingin mencelakai Ibu Vio dengan mengirimkan empat preman. Tapi untungnya Bu Viona bisa mengatasinya tanpa rasa takut. Saya sangat mengapresiasikan tindakan Ibu yang sangat luar biasa mampu menangani para preman itu,” jelas Pak Polisi itu membuat Raga terkejut. “Maksud Bapak?” tanya Raga bingung dan penasaran. “Ya Bu Viona mampu mengalahkan ke empat preman itu samapi mereka babak belur. Saya salut dengan Ibu Viona berani melakukannya kepada ke empat preman itu dan sekarang sedang diproses.,” lanjut Pak Polisi itu. Wajah Raga kembali syok mendengar ucapan pria berseragam polisi itu. Hal yang baru dia ketahui kalau Viona ternyata mampu mengatasi para
Viona membersihkan diri setelah beberapa jam yang lalu mengalami insiden yang harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk melawan para preman itu.Untung saja luka yang diderita oleh Viona tidak terlalu parah, sehingga dia pun tak perlu tidur di rumah sakit.“Mbak Vina sangat keterlaluan, dia menyuruh para preman itu untuk menghabisi aku, padahal aku sudah ingin bercerai dari Mas Raga. Sekarang aku jadi ragu untuk melepaskan Mas Raga. Apa jadinya Mas Raga hidup dengan wanita seperti itu. Pantas saja Opa dan Papi tidak merestui hubungan mereka. Dia bisa melakukan apa saja dengan cara keji sekali pun. Aneh sekali Mas Raga, pacaran selama lima tahun enggak mengenal sifatnya,” kesal Viona bicara sendiri di dalam kamar. Seketika terdengar ketukan pintu dari luar. Viona yang ingin mengistirahatkan tubuhnya pun tidak jadi. Vio menyambar jilbab instantnya yang tergeletak di ranjang lalu memakainya cepat setelah itu lalu membukakan pintu kamarnya. “Opa?” Viona terkejut dengan kedatangan Opa Luk
“Apa ini Raga?” tatapan suram dari pria paruh baya itu terlihat mencekam di kala melihat sebuah surat kabar yang menyoroti masalah tadi malam.Raga yang ingin menikmati sarapannya di meja makan pun sudah tak berselara saat papi Seno memperlihatkan sebuah syarat kabar yang diterima oleh satpamnya barusan pagi ini. Marah bercampur malu dikala nama keluarga Subrata akhirnya disangkut pautkan dengan hilangnya Vina semalam, karena orang mengetahui kalau Raga Handika Subrata masih berhubungan dengan wanita yang bernama Vina itu. “Hilangnya seorang model cantik karena cinta segitiga.” Judul yang terpampang cantik di halaman surat kabar itu paling depan bahkan menjadi berita utama membuat mata Raga melotot. “Sudah Papi katakan cepat selesaikan urusan kamu dengan wanita itu sebelum dia berbuat ulah. Dan sekarang terbukti kan? Dan dia sudah mencoba melenyapkan menantu kesaayangan Papi, ini sangat keterlaluan, Raga! Papi enggak peduli dia hamil atau tidak segera kirim dia ke balik jeruji. W
“Saya cukup bersabar dengan semua perilaku kamu, tapi jangan menyebarkan gosip tentang Raga. Kamu sadar kan kalau Raga itu juga anakmu?”“Sebenarnya apa maksud Papa? Rissa tidak tahu apa-apa ...”“Tanyakan kepada anakmu itu, pasti dia yang melakukan tindakan menjijikkan itu. Kamu tahu saya bisa berfikir kalau Rama masih berhubungan dengan Vina.”“Apa yang Papa katakan? Papa jangan menuduh seperti itu. Rissa tidak tahu tentang hal itu, Rissa baru tahu dari Papa, bahkan Rissa belum membaca surat kabar ...” Sambungan telepon itu langsung terputus karena Opa Lukman yang menutupnya. “Halo! Halo, Pa!” teriak Clarissa yang tak bisa bicara lagi dengan Opa Lukman.“Berita apa?” tanyanya bingung. Clarissa lalu mencari surat kabar hari ini. Entah kenapa hari ini sedikit telat surat kabar itu belum sampai di rumahnya. Clarissa kemudian menanyakan kepada pembantunya, dan ternyata benar surat kabar itu baru datang di rumahnya. Clarissa langsung membacanya dan dia pun sangat terkejut dengan be
“Kamu enggak terlibat, kan dalam masalah ini? Kamu tidak tahu kan kalau Vina menyuruh preman untuk menghabisi Viona?” tanya Clarissa berteriak sambil mengetuk pintu kamar mandi Rama. Tak ada sahutan dari dalam. Tak lama kemudian Rama keluar dari kamar mandi dengan sudah berpakaian lengkap.“Rama tidak tahu masalah ini dan berani sekali Vina membuat Viona mengalami masalah ini. ““Rama, apa yang ingin kamu lakukan, jangan bertindak gegabah.”“Rama akan mencari wanita itu dan memberikan dia hukuman !”“Tunggu dulu Rama, kamu jangan berbuat nekat dengan Vina!” Clarissa mengejar Rama yang sudah duluan keluar dari kamar dengan tergesa-gesa. “Rama dengarkan Mama, dulu!” Teriak Clarissa tapi Rama tetap saja melanjutkan langkah tanpa mendengarkan ucapan ibunya. “Rama, apa benar Vina hamil anak kamu?” Ucapan Clarissa mampu menghentikan langkah Rama yang terhenti di tengah anak tangga. Clarissa menyusulnya cepat dan menatap wajah Rama yang nampak marah. .“Apa benar yang Mama kataka
“Bagaimana, apakah kamu sudah menemukan menantu saya?”“Maaf Pak, saya belum bisa menemukan lokasi Bu Viona, terakhir ponsel Bu Viona aktif di rumah Nona Vina setelah itu tidak terlacak lagi.”“Apakah tidak ada cara lain?” “Saya akan tetap mencari Pak, atau di daerah rumah Nona Vina ada semacam CCTV di jalan, mungkin saja kita bisa mendapatkan petunjuk?” Seno berpikir sesaat kemudian mencoba mengamati lokasi jalan rumah Vina yang ternyata ada CCTV di jalan menuju rumah Vina. “Ya, kamu benar sepertinya ada CCTV di sana. Semoga saja berfungsi.”“Baik Pak, kami akan melacaknya.” “Oh iya berikan informasi tentang Rama Ardi Saputra, saya minta nomor ponselnya.”“Beri saya waktu satu menit untuk melacaknya.”“Baik, saya tunggu.” Seno menunggu sesaat kemudian informan itu pun memberikan nomor ponsel Rama. Informan pun memberitahukan lokasi di mana Rama berada. Seno langsung mengendarai mobilnya menuju lokasi yang dituju sembari menghubungi Rama. Teleponnya tersambung tapi tidak diangk
Viona terpaku dengan tulisan Vina. Memang dia sangat mencintai Raga tapi dia juga menyayangi Rama sebagai sahabat yang baik. Rama pernah menyatakan cinta kepada Vina tapi ditolak oleh Vina langsung. Sampai akhirnya Rama pun keluar dari kampus memilih untuk pergi dari kehidupan Meraka.Sampai akhirnya Rama kembali di kehidupan mereka dengan wajah baru. Hal yang pertama kali dilakukan oleh Rama adalah menemui Vina dan mengatakan masih tetap mencintai Vina sampai kapan pun sehingga mereka pun melakukan hubungan tanpa sepengetahuan Raga. Vina pun menerima cinta Rama karena pria yang pernah dia tolak itu sudah mampu menyaingi kehidupan Raga. Rama pun menceritakan tentang siapa dirinya kepada Vina kalau dia adalah saudara tiri Raga. Rama juga menceritakan tujuan kembali datang karena ada misi yang ingin dia capai yaitu balas dendam. Balas dendam kepada keluarga Subrata karena telah membuat ibunya menderita dan mengambil harta yang seharusnya milik Rama dari tangan keluarga Subrata. Rup
Viona diberikan izin untuk memasuki kamar Vina. Wanita paru baya itu pun tak tega setelah mendengarkan cerita Viona yang merupakan istri sah dari Raga. Vina memang adalah selingkuhan Raga tapi dia juga adalah wanita yang baik di mata para pelayannya yang selalu bersikap ramah dan adil. Meskipun Vina di kenal sangat pemarah tapi tidak pernah membuat para pembantunya kesulitan. Bukan karena dia jahat tapi karena cintanya tak direstui oleh orang tua Raga sehingga dia menjadi berubah seperti itu. Kedua orang tuanya sudah lama berpisah saat Vina masih berusia sepuluh tahun. Mereka berdua secara perlahan telah mengabaikan Vina karena mereka pun sudah memiliki kehidupan masing-masing sehingga melupakan anak mereka. Vina pun diambil asuh oleh pembantu setianya itu.Viona mendengarkan semua kisah hidup Vina yang ternyata lebih miris darinya. Jika Viona ditinggal oleh kedua orang tuanya karena pengabdian kepada sang majikan, tapi Vina ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya karena keegoisan
“Berpikirlah sebelum kamu memutuskan karena saya tidak akan memberikan kesempatan untuk kedua kalinya,” ucap Rama tegas.“Apa yang kamu dapat dari semua ini, Mas? Apakah kamu sekarang bahagia?” tanya Viona.“Banyak Vio. Saya bisa menjatuhkan keluarga Subrata dan termasuk kamu Vio. Tawaran masih berlaku. Apapun yang saya lakukan tentu saja saya bahagia Vio, musuh sekaligus pesaing bisnis saya sudah menjadi hancur berkeping-keping,” sindir Rama tersenyum kecil. “Kenapa kamu ingin menikahi saya? Bukannya seleramu sangat tinggi. Saya hanya wanita kampung, tidak cantik dan tidak berkelas seperti kalian. Dengan cara curang seperti ini kamu saja seperti seorang pengecut. Memakai cara kotor untuk mendapatkan keinginanmu.” Viona menegaskan. “Saya tidak peduli dengan apa yang kamu katakan. Raga awalnya juga tidak mencintaimu bahkan berlaku kasar dan dingin denganmu. Awalnya saya juga mendekati kamu hanya ingin membuat Raga cemburu dan kamu lebih memilih dia yang lebih perhatian menurutmu. T
Opa Lukman masih tak sadarkan diri. Guncangannya begitu hebat sehingga membuat pria tua itu syok berat dan harus dilarikan ke rumah sakit. Meskipun sudah tidak dalam kondisi kritis namun kesehatan Opa Lukman masih terus di pantau, sehingga beliau pun masih menginap di rumah sakit untuk beberapa Minggu ke depan. Setelah berita itu menyebar tentu banyak saja spekulasi apa pun yang beredar. Seno hampir kewalahan untuk membujuk beberapa investor yang bekerjasama dengan perusahaan keluarganya, tapi semua sia-sia sehingga mereka tidak mau menjalin kerjasama dengan perusahaan mereka. Perusahaan keluarga Subrata diambang kehancuran. ***Sudah hampir sepekan kasus Raga bergulir tetapi belum selesai. Pihak polisi masih mencari bukti keterlibatan Raga di dalamnya. Berita tentang perselingkuhan pun semakin hangat karena semua orang sudah tahu kalau tentang hal itu, yang mengakibatkan Vina sengaja mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri dalam keadaan hamil . Hal ini menambah deretan kesal
Viona sudah sampai di kantor polisi bersama supir pribadinya. Papi Seno mengantarkan Opa Lukman ke rumah sakit terlebih dahulu. Dia pun menyuruh Mbok Ratmi ikut menemani Opa Lukman karena setelah dari rumah sakit Papi Seno akan menyusul ke kantor polisi. Viona terlihat khawatir kenapa suaminya ada di kantor polisi. Pihak polisi pun tak memberitahukan apa yang terjadi sebenarnya. “Pergi ke mana Mas Raga malam-malam dan sekarang dia ada di kantor polisi. Apakah Mas Raga menemui Mbak Vina atau Mas Raga telah melakukan sesuatu sehingga polisi menahannya?” pikir Viona sudah bercabang. ***“Selamat malam, Pak,” sapa Viona setelah masuk ke kantor polisi. “Selamat malam Bu Vio, silakan duduk.” Viona duduk dan kemudian bertanya, “Apa yang terjadi dengan suami saya, Pak? Dan di mana suami saya?” Viona semakin gelisah karena firasatnya mulai berpikir buruk.“Maaf Bu, Pak Raga kami tahan atas tuduhan melenyapkan seseorang,” ucap Pak Polisi terlihat sangat serius. “Apa, maksud Bapak suam
“Kurang ajar kalian sudah mempermainkan aku! Eh Rama, kamu dan ibumu sama saja seorang pecundang. Aku tidak heran jika ayahmu juga mewariskan tabiat buruk itu. Mengambil hak milik orang lain secara paksa! Ditambah ibumu yang egois,” kesal Raga.“Oh rupanya kamu sudah tahu kalau kita bersaudara,” ejek Rama tersenyum kecil. “Aku bahkan tidak sudi mempunyai saudara sepertimu,” jawab Rama. Vina terdiam mendengarkan semuanya. Ekspresinya begitu datar. Raga memperhatikannya dan bisa menarik kesimpulan kalau dia pasti sudah tahu semuanya. “Kamu sudah tahu kan, kalau kami adalah saudara tiri? Jawab!” bentak Raga membuat Vina kaget. “Mas, aku ... aku ...”“Aku sangat bodoh. Seandainya aku menurut keinginan papi untuk memutuskan hubungan langsung dengan kamu, tentu hal ini tidak akan terjadi. Tapi ini belum juga terlambat juga, jadi aku memutuskan hari ini kalau kita sudah tidak mempunyai hubungan dengan kamu. Minta pertanggung jawabannya dengan Rama karena aku yakin kamu hamil dengan dia
Raga masih memikirkan perkataan Clarissa. Bahkan sampai pulang ke rumah pun kalimat itu masih terniang-niang. “Ada apa Mas?” Viona memperhatikan suaminya yang terlihat gelisah. “Tidak ada, tidurlah , aku masih ada pekerjaan,” jawabnya kembali menatap layar laptop di hadapannya. “Apakah Mas, masih memikirkan ucapan Tante Clarissa?” tanyanya lagi. “Wanita itu lebih menyayangi dia. Rama ternyata dia adalah saudara tiriku. Pantas saja selama ini dia begitu ingin menyaingi aku. Apakah kamu sudah tahu tentang soal ini?” selidik Raga menatap tajam. “A—aku juga baru tahu Mas kalau dia adalah saudara tirimu. Mas sendiri dulu berteman baik dengannya tidak tahu siapa dia sebenarnya.”“Karena dulu memang dia tinggal sendiri. Bahkan tidak pernah ada keluarga yang mengunjunginya sekali pun. Dia juga meyakinkan kalau seorang anak yatim piatu. Pantas saja jika dari dekat lama-lama wajahnya ada kemiripan dengan wanita itu,” kesal Raga. “Dengar Vio, aku tidak ingin kamu terlalu seting ke panti
Viona menghampiri Clarissa dan membantubya berdiri dan kemudian berkata, “ Kenapa Tante menangis, ada apa Tante? Apakah Mas Raga mengatakan hal yang menyakiti hati Tante?” Viona merasa iba dengan Clarissa. Meskipun dia sudah tahu semua kejadian mas lalu yang pernah diceritakan oleh Opa Lukman. Dia juga tidak membenarkan sikap Clarissa yang lebih mementingkan uang daripada keluarga. Tapi melihat kondisi wanita paru baya saat ini membuat hatinya terenyuh. Viona membawabya duduk dan memberikan segala air putih. “Tante sudah merasa baikan?” tanyanya lagi. Clarissa mengelus pipi halu Viona dan tersenyum. “Kamu wanita yang baik pantas saja kamu menjadi rebutan para pria yang menyukaimu. Bolehkah Tante bertanya sesuatu denganmu?” “Tante mau tanya apa?” “Apakah kamu memang mencintai Raga? Bukankah Raga sudah mempunyai Vina dan sedang hamil anaknya? Kenapa kamu tidak bercerai dengan Raga? Apakah kamu mau di madu? Vio ... kita tidak boleh menerima nasib pasrah begitu saja. Jika kamu mema