Share

03. Galau

last update Last Updated: 2023-12-15 19:50:11

 

“Ada apa kamu ke sini?” Raga mendekus kesal. Belum sempat dia mendaratkan bokongnya ke tempat duduk tiba-tiba saja Vina langsung menyambar bibir Raga. Pria itu tidak membalasnya dan segera menyudahi perbuatan  wanita cantik itu.

“Raga ada apa denganmu, kenapa kamu menolakku biasanya kamu tidak seperti ini?” Vina terkejut dan bingung dengan sikap pria tampan itu.

“Maaf Vin, aku sedang banyak pekerjaan bisakah kamu pulang saja atau kamu pergi shopping sendirian, atau dengan teman-temanmu dulu, seminggu ini banyak sekali pekerjaan yang harus aku selesaikan.

“Mas, kamu kok lebih mementingkan pekerjaan daripada aku? Kamu kan tahu aku tuh enggak bisa hidup tanpa kamu, dan aku ingin kamu tuh selalu ada buatku, mana janjimu itu?”

“Ayolah Sayang, Jika aku tidak bekerja bagaimana aku bisa menghasilkan uang banyak sedangkan keperluan kamu saja sangat banyak.”

“Iya aku tahu, tapi kan kamu itu Bos, pemilik perusahaan.”

“Enggak Sayang, aku hanya menjalankannya saja pemiliknya masih Papi, bukan aku.”

“Kalau begitu minta sama Papi untuk mengatasnamakan perusahaan ini dengan nama kamu, lagian cepat atau lambat kamu juga kan yang akan mewarisi semua harta warisan milik Papi, kan?”

Raga mendecak kesal pikirannya sudah kalut, setiap perkataan Vina membuatnya semakin kesal dan ingin cepat mengusir wanita itu dari dalam ruangannya. Mau tak mau Raga harus mengeluarkan jurus andalannya yaitu mentransfer uang lebih besar dari biasa bulanannya.

Hanya beberapa menit saja terdengar suara notifikasi dari ponsel Vina. Dia pun segera mengambil dan melihatnya dengan mata terbuka lebar seketika senyumannya pun tak kalah lebarnya saat melihatnya pesan masuk itu dari Raga.

“Sayang, ini serius untuk aku, uang sebanyak ini?” tanyanya yang masih syok melihat jejeran angka nol di belakangnya. Lima ratus juta  Raga tak tanggung-tanggung mengirim ke rekening kekasihnya.

“Ya belanjalah sesukamu Sayang, maaf aku tidak bisa temani  tapi uangku yang akan selalu menemanimu, oke?” Raga tersenyum dan Vina membalasnya dengan mencium sekilas bibir Raga dan segera berlalu dari hadapannya.

“Dasar wanita matre,” desahnya kesal.

Pria tampan itu langsung menyelesaikan pekerjaan secepatnya. Bahkan menyuruh Rosa untuk membatalkan semua janji hari ini. Entah kenapa pikirannya kembali mengingat hanya satu nama Viona Adila Zahra.

“Sial ... ada apa denganku, kenapa wajah wanita itu sekarang muncul di pikiranku dan anehnya dia sangat bahagia bersama pria itu. Ini tidak bisa dibiarkan!” umpatnya.  Raga segera mengambil benda pipihnya mencari sebuah nomor tapi lagi-lagi dia baru sadar kalau selama ini tidak mempunyai nomor ponsel milik Viona. Dia pernah mengatakan tidak akan pernah membutuhkan nomor ponsel istrinya padahal waktu itu Viona sendiri yang memberikannya tapi kertas itu dia robek dan membuangnya ke tempat sampah.

Penasaran? Ya sekarang hatinya begitu gelisah  dan penasaran. Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Raga segera keluar dari ruangan, mungkin dengan keluar makan siang bisa membuatnya hatinya sedikit rileks. Biasanya ada sahabat setianya yang selalu ada untuk Raga, tapi karena dia sedang ditugaskan oleh Raga ke kantor cabang sehingga Raga pun merasa kesepian karena tidak tempat curhat untuk saat ini.

Mobil mewah itu sudah membelah jalanan. Panas terik matahari membuatnya gerah ditambah pikirannya yang kacau. Saat di jalan ponsel Raga kembali berbunyi kini bukan panggilan telepon melainkan bunyi yang menandakan sebuah notifikasi masuk. Raga segera mengurangi kecepatan mobilnya dan menepi sejenak untuk membaca pesan itu. Matanya terbelalak saat melihat nominal uang yang diambil oleh Viona sebesar dua puluh lima juta. Memang kartu ATM itu untuknya dan uang sebanyak itu untuk apa? Bukannya dia bilang tidak akan menggunakannya jika tidak dalam keadaan mendesak?

“Kurang ajar sekali wanita itu, dia mengambil uang sebanyak itu pasti untuk menghidupi pria itu, apa dia berselingkuh? Apa dia membalasnya dan ikut berselingkuh? Tidak aku tidak akan membiarkan itu terjadi!” teriaknya di dalam mobil.

Amarahnya sudah berada di ubun-ubun. Dia menggusar rambutnya dengan kasar. Setelah merasa baikkan dia pun segera menyalakan mesin mobilnya dan kembali melanjutkan mencari restoran kesukaannya.

Butuh lima belas menit untuk sampai di restoran seafood itu. Meskipun amarahnya masih ada berusaha mungkin untuk menahannya karena perut sudah tidak bisa diajak kompromi. Menyesal karena menolak untuk dibawakan makan siang oleh Viona, padahal dia sudah tahu kalau masakan istrinya sangat pas di lidah Raga sendiri.

Raga masuk ke restoran itu yang sudah banyak ditempati oleh kalangan bisnis.

“Selamat siang Tuan Raga,” sapa seorang pria bertubuh besar bernama Panji menyalami langganan khusus mereka.

“Selamat siang, saya pesan satu meja yang dekat dengan jendela dan pesankan saya udang goreng mentega,” sahutnya sambil ingin melangkah pergi tapi Panji mengikutinya.

“Maaf Tuan, saya pikir Anda sudah memesan meja soalnya Nyonya Viona juga ada di sini,” sahut Panji membuat langkah Raga berhenti. Dia lalu menoleh ke arah pria itu dengan tatapan seperti mengintimidasi.

“Apa maksud kamu?” tanya Raga.

“Maaf Tuan barusan lima menit yang lalu Nyonya Viona bersama ...

“Oh ya saya lupa kalau istri saya sudah memesan meja, di mana mereka?”

“Ba—baik mari ikut saya, Tuan.” Panji langsung mengantarkan Raga tempat di mana Viona dan teman laki-lakinya itu duduk. Rasa bahagia bercampur marah sudah menyelimuti dirinya. Dia pun tidak mengerti dengan dirinya sendiri padahal Raga sendiri yang memutuskan untuk tidak saling mengetahui satu sama lain untuk urusan pribadi. Langkahnya semakin dipercepat sampai di sudut restoran itu. Raga melihat jelas wanita yang dia kenal sebagai istrinya itu duduk bersama pria lain dan mereka berbincang sangat akrab sekali.

Tangannya tiba-tiba mengepal, sorot matanya seperti ingin menguliti mereka segera. Dengan langkah lebar dia langsung memergoki keduanya.

“Selamat siang, apakah saya mengganggu?” tanya Raga to the point. Berdiri di antara mereka. Viona terkejut dengan kedatangan suaminya yang secara tiba-tiba. Raga tersenyum sinis melihat Viona seperti orang tertangkap basah selingkuh. Sedangkan pria itu begitu tenang.

“Mas Raga juga ada di sini?” tanya Viona penasaran.

“Kenapa, apakah ini restoran ayah kamu?” tanya Raga ketus.

“Ya bukanlah Mas, mana ada uang untuk membeli restoran ini, buat makan saja susah apalagi beli yang beginian,” jawab polos Viona membuat pria yang masih duduk itu ikut tersenyum tetapi tidak dengan Raga yang wajah datar tanpa ekspresi.

Mata Raga menatap tajam ke arah pria muda itu. Tidak dipungkiri memang ketampanan pria itu pun hampir sama membuat Raga menjadi tersaingi.

“Kamu kok makan siang di luar?” tanyanya lagi.

“Oh sekali-kali Mas. Oh ya kenalin Mas  ini temanku namanya Rama.”

Pria itu berdiri dan menjulurkan tangannya untuk bersalaman dengan Raga. Menjaga image mau tak mau Raga pun menerima uluran tangan dari pria itu.

“Siapa dia Vio?” tanya Rama membuat Raga dan Viona saling bertatapan.

 

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Batal Di Madu   04. Jauhi Istri Saya

    “Kenalkan nama saya Raga Handika Subrata, suaminya Viona Adila Zahra,” ucap Raga menatap tajam pria itu. “Oh ini toh suamimu yang kamu bilang seperti singa. Ya kamu benar Vio, wajahnya memang sangar tetapi dia juga tampan seperti saya,” pujinya membuat hidung Raga kembang kempis mendengar ocehan teman istrinya itu.“Ayo, silakan duduk, biar saya yang bayar, jangan khawatir uang saya juga banyak kok,” lanjutnya lagi sambil tersenyum.Jangan ditanya bagaimana wajah pria tampan itu sangat merah menahan amarah dan malu. Viona menatap takut. Tak lama kemudian seorang pelayan pun kemudian datang menghampiri meja mereka dengan membawa menu yang mereka pesan. Tanpa basa-basi lagi mereka pun menikmatinya dalam keheningan. *** “Ada apa dengan Mas Raga? Kenapa dia tampak marah? Kan dia sendiri yang bilang jangan mencampuri masalah pribadi,” gumam Viona dalam hati.Untung saja mood Raga sedikit terobati karena bisa melihat wajah Viona dari dekat dan entah kenapa dia baru menyadari wajah hitam

    Last Updated : 2023-12-15
  • Batal Di Madu   05. Ada Yang Salah

    Sepanjang jalan Raga tidak ada mengatakan sepatah kata pun. Wajahnya di tekuk tapi masih fokus menyetir. Viona menyadari akan satu hal ada yang tidak beres dengan suaminya itu. Biasanya Raga akan cuek dengan segala kegiatan yang dilakukan oleh Viona. Bahkan saat Viona ingin keluar dan meminta izin selalu ditanggapinya dengan acuh.“Mas Raga sedang marah ya?” tanya Viona ragu-ragu.“Menurutmu?” balas Raga dengan jutek. “Menurut aku iya sih lagi marah, tapi kenapa Mas?” Viona menatap wajah suaminya sendiri. Merasa diperhatikan membuat pria tampan itu menjadi salah tingkah dan semakin stres. Dia lalu menghentikan mobilnya secara mendadak sehingga hampir saja kening Viona kejeduk depan kaca mobil. Dia lalu turun dari mobil diikuti oleh Viona. “Mas, sakit nih, kenapa sih nyetirnya seperti itu, kalau kita kecelakaan bagaimana? Lagian ini di mana?” Viona memegang keningnya yang sakit sembari celingak-celinguk melihat tempat sekitarnya di mana mereka berhenti.“Kenapa? Kalau Ram yang bawa

    Last Updated : 2023-12-15
  • Batal Di Madu   06. Sadar Vio

    “Kenapa kamu ke sini, sudah selesai belanjanya?” tanya Raga dengan lembut dan tak tanggung-tanggung Vina duduk di pangkuan Raga tanpa memedulikan perasaan sang istri yang berdiri mematung. Mereka begitu intens berbicara. Pandangan Raga sangat berbeda saat berbicara dengan Viona. Wanita manis itu bisa merasakannya dan sadar akan posisinya sebagai istri yang tidak diinginkan oleh sang suami. “Oh ini istri kamu? Sangat buruk banget. Dia dari planet mana?” sindir Vina yang menatap tajam. “Kenalkan Mbak, nama saya Viona Adila Zahra,” ucapnya sambil menjulurkan tangannya ingin bersalaman dengan Vina, tapi wanita seksi itu malah menepisnya.“Maaf kita enggak selevel ya, lagian Papimu itu sudah pikun menikahkan kamu dengan wanita buluk seperti dia, enggak ada bagusnya sama sekali,” sindirnya lagi.“Ya Allah Mbak, jangan suka menghina ciptaan Allah, nanti Mbak malah kualat loh, lagian apa yang akan dibanggakan kalau sudah tua keriput dan meninggal tidak ada yang akan dibanggakan lagi. Dan j

    Last Updated : 2024-01-15
  • Batal Di Madu   07. Pikiran Kacau

    Mereka saling berpagut mesra. Vina begitu liar saat ini tapi semenjak Viona pergi bersama pria lain membuatnya cemburu dan penasaran. Biasanya dia tidak peduli tapi kali ini dia harus berhati-hati karena pria yang ditemuinya itu adalah orang yang dia kenal. Raga tidak memedulikan Vina yang berusaha membangkitkan gairahnya. “Vin, stop saya masih banyak pekerjaan!” bentaknya seketika membuat Vina terkejut dan menghentikan aksinya. “Ada apa Sayang, biasanya kamu menikmatinya?” Raga kembali menutup kedua matanya dan menghela napas panjang. “Bisakah kamu turun dari pangkuan saya dulu?” Raga begitu tidak nyaman dan terlihat sangat kesal. Vina kembali berusaha mencumbu wajah tampan itu tapi lagi-lagi Raga menolaknya.Mau tak mau Vina turun dari pangkuan Raga dan ikut mendekus kesal. “Kenapa sih Yang, kamu berubah banget? Apa kamu ada wanita lain yang lebih seksi dan cantik sudah menggodamu?” tanyanya kesal.“Tidak ada, hanya saja banyak pekerjaan yang harus saya selesaikan, tolong mengert

    Last Updated : 2024-01-15
  • Batal Di Madu   08. Kelebihan Sang Istri

    “Kamu boleh pergi dari ruangan saya!” “Maksud Bapak saya dipecat?” Mata Santi mulai berkaca-kaca. “Kembali ke meja kerjamu dan lebih giat mempelajari apa yang dimau oleh perusahaan saya, sekarang pergilah!” Wajah Santi berbinar dia ingin sekali meluapkannya dengan berdiri dan menghampiri Raga, tapi malah mendapatkan tatapan dingin, seketika Santi sadar dan kembali menjauh.“Maaf Pak, enggak sengaja, kalau begitu saya permisi dulu Pak.” Santi bergegas pergi dari ruangan itu sebelum bosnya itu berubah pikiran. Dengan langkah bahagia Santi keluar dan langsung menuju meja kerjanya kembali.Sementara itu Raga yang penasaran dengan wanita yang telah membantu Santi segera menghubungi Dirga salah satu anak buahnya dan meminta CCTV di lantai dua bagian divisi pemasaran. Tidak butuh waktu lama Dirga membawa rekaman CCTV itu jam yang diinginkan oleh Raga. Pria tampan itu lalu memutarnya dan terlihat memang seorang wanita muda menghampiri Santi yang terlihat bingung. “Itu kan Viona? Jangan bi

    Last Updated : 2024-01-15
  • Batal Di Madu   09. Malam Pertama

    “Ah kenapa aku ini? Aku sama sekali tidak tahu siapa dirinya?” tanyanya kesal saat dalam posisi menyetir. Sudah enam hari mereka menjadi suami istri tetapi Raga masih belum mengetahui hidup seorang Viona Adila Zahra gadis berusia dua puluh empat tahun itu. Apalagi ada saja hal yang baru dia dapatkan.Awal menikah Raga bisa membayangkan kalau Viona akan menangis bombay, ternyata tidak justru wanita itu patuh dengan apa yang dikatakan Raga, malah terlihat tersenyum. Kedua Raga dikejutkan dengan dia pintar memasak. Sengaja tidak mengambil pembantu dan menyuruhnya untuk membersihkan rumah dan dia lakukan dengan cepat, rapi dan bersih. Pria tampan itu pun tertegun, tapi karena itu juga Opa Lukman memarahinya dan langsung membawakan seorang pembantu dari rumah opanya.Menikmati rasa masakan itu sangat cocok di lidah Raga. Ketiga dia pandai menyetir mobil. Hal yang sangat aneh untuk Raga. Ke empat dia sangat pintar karena bisa menyelesaikan laporan itu dengan benar. Raga tidak mengetahui a

    Last Updated : 2024-01-15
  • Batal Di Madu   10. Ketagihan

    Raga begitu menghayati lantunan suara merdu milik Viona sehingga tanpa terasa pria tampan itu menitikkan air mata. Sudah lama dia tidak mendengar hal itu bahkan dia sendiri pun lupa kapan terakhir mengaji mungkin sudah lupa caranya mengaji.Raga tertegun sampai akhirnya Viona selesai dan melihat wajah suaminya sudah basah dengan air mata. Kejutan selama enam hari membuatnya bingung dengan perasaannya sendiri. Sudah sekian kalinya Raga dibuat takjub dengan istrinya. Selalu ada saja yang baru dan itu membuat pria tampan itu semakin penasaran dengan istrinya sendiri.Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Viona saat mereka saling menatap. Rasa canggung kemudian dirasakan oleh wanita cantik itu.“Kenapa kamu melihatku seperti itu, ada yang aneh?” sungut Raga mengalihkan perhatian. “Mas Raga habis nangis ya?” Viona lebih mendekat untuk memastikan kalau ada sisa air mata di pipi pria tampan itu. “Yang benar saja Markonah!” Raga menjitak kepala istrinya.“Au sakit Mas, namaku it

    Last Updated : 2024-01-15
  • Batal Di Madu   11. Perdebatan

    “Mana ada kucing menolak kalau di kasih ikan?” Raga mendekus kesal. Rupanya pria tampan itu tidak bisa mengendalikan hasratnya jika digoda oleh Viona.“Kamu sadar kan Mas, kamu sudah tiga kali melakukan pelanggaran yang kamu buat sendiri, pertama kamu bilang tidak akan mencampuri urusan pribadi kita, kedua kamu membawa aku ke kantormu dan yang ketiga kamu melakukan malam pertama yang tidak kamu inginkan, tapi sepertinya kamu mulai ketagihan dengan apa yang kita lakukan semalam. Apakah kamu baru menyadari kalau aku sangat menarik dari wanita lain?” Viona kembali menggodanya setelah sarapan mereka selesai. Wanita hitam manis itu dengan berani menatap wajah suaminya sendiri. Kembali mendekatkan wajahnya untuk melihat reaksi Raga yang sudah kembang kempis dibuatnya. Viona dengan anggun duduk di pangkuan Raga. Lalu melingkarkan kedua tangannya di leher Raga. Pria tampan itu semakin bingung dengan perilaku Viona yang semakin agresif. Bahkan dia tidak meminta izin untuk mendekati suaminy

    Last Updated : 2024-01-18

Latest chapter

  • Batal Di Madu   82. Perseteruan

    “Bagaimana, apakah kamu sudah menemukan menantu saya?”“Maaf Pak, saya belum bisa menemukan lokasi Bu Viona, terakhir ponsel Bu Viona aktif di rumah Nona Vina setelah itu tidak terlacak lagi.”“Apakah tidak ada cara lain?” “Saya akan tetap mencari Pak, atau di daerah rumah Nona Vina ada semacam CCTV di jalan, mungkin saja kita bisa mendapatkan petunjuk?” Seno berpikir sesaat kemudian mencoba mengamati lokasi jalan rumah Vina yang ternyata ada CCTV di jalan menuju rumah Vina. “Ya, kamu benar sepertinya ada CCTV di sana. Semoga saja berfungsi.”“Baik Pak, kami akan melacaknya.” “Oh iya berikan informasi tentang Rama Ardi Saputra, saya minta nomor ponselnya.”“Beri saya waktu satu menit untuk melacaknya.”“Baik, saya tunggu.” Seno menunggu sesaat kemudian informan itu pun memberikan nomor ponsel Rama. Informan pun memberitahukan lokasi di mana Rama berada. Seno langsung mengendarai mobilnya menuju lokasi yang dituju sembari menghubungi Rama. Teleponnya tersambung tapi tidak diangk

  • Batal Di Madu   81. Hilangnya Viona

    Viona terpaku dengan tulisan Vina. Memang dia sangat mencintai Raga tapi dia juga menyayangi Rama sebagai sahabat yang baik. Rama pernah menyatakan cinta kepada Vina tapi ditolak oleh Vina langsung. Sampai akhirnya Rama pun keluar dari kampus memilih untuk pergi dari kehidupan Meraka.Sampai akhirnya Rama kembali di kehidupan mereka dengan wajah baru. Hal yang pertama kali dilakukan oleh Rama adalah menemui Vina dan mengatakan masih tetap mencintai Vina sampai kapan pun sehingga mereka pun melakukan hubungan tanpa sepengetahuan Raga. Vina pun menerima cinta Rama karena pria yang pernah dia tolak itu sudah mampu menyaingi kehidupan Raga. Rama pun menceritakan tentang siapa dirinya kepada Vina kalau dia adalah saudara tiri Raga. Rama juga menceritakan tujuan kembali datang karena ada misi yang ingin dia capai yaitu balas dendam. Balas dendam kepada keluarga Subrata karena telah membuat ibunya menderita dan mengambil harta yang seharusnya milik Rama dari tangan keluarga Subrata. Rup

  • Batal Di Madu   80. Kebenaran Yang Terungkap

    Viona diberikan izin untuk memasuki kamar Vina. Wanita paru baya itu pun tak tega setelah mendengarkan cerita Viona yang merupakan istri sah dari Raga. Vina memang adalah selingkuhan Raga tapi dia juga adalah wanita yang baik di mata para pelayannya yang selalu bersikap ramah dan adil. Meskipun Vina di kenal sangat pemarah tapi tidak pernah membuat para pembantunya kesulitan. Bukan karena dia jahat tapi karena cintanya tak direstui oleh orang tua Raga sehingga dia menjadi berubah seperti itu. Kedua orang tuanya sudah lama berpisah saat Vina masih berusia sepuluh tahun. Mereka berdua secara perlahan telah mengabaikan Vina karena mereka pun sudah memiliki kehidupan masing-masing sehingga melupakan anak mereka. Vina pun diambil asuh oleh pembantu setianya itu.Viona mendengarkan semua kisah hidup Vina yang ternyata lebih miris darinya. Jika Viona ditinggal oleh kedua orang tuanya karena pengabdian kepada sang majikan, tapi Vina ditinggal pergi oleh kedua orang tuanya karena keegoisan

  • Batal Di Madu   79. Kesepakatan

    “Berpikirlah sebelum kamu memutuskan karena saya tidak akan memberikan kesempatan untuk kedua kalinya,” ucap Rama tegas.“Apa yang kamu dapat dari semua ini, Mas? Apakah kamu sekarang bahagia?” tanya Viona.“Banyak Vio. Saya bisa menjatuhkan keluarga Subrata dan termasuk kamu Vio. Tawaran masih berlaku. Apapun yang saya lakukan tentu saja saya bahagia Vio, musuh sekaligus pesaing bisnis saya sudah menjadi hancur berkeping-keping,” sindir Rama tersenyum kecil. “Kenapa kamu ingin menikahi saya? Bukannya seleramu sangat tinggi. Saya hanya wanita kampung, tidak cantik dan tidak berkelas seperti kalian. Dengan cara curang seperti ini kamu saja seperti seorang pengecut. Memakai cara kotor untuk mendapatkan keinginanmu.” Viona menegaskan. “Saya tidak peduli dengan apa yang kamu katakan. Raga awalnya juga tidak mencintaimu bahkan berlaku kasar dan dingin denganmu. Awalnya saya juga mendekati kamu hanya ingin membuat Raga cemburu dan kamu lebih memilih dia yang lebih perhatian menurutmu. T

  • Batal Di Madu   78. Negosiasi

    Opa Lukman masih tak sadarkan diri. Guncangannya begitu hebat sehingga membuat pria tua itu syok berat dan harus dilarikan ke rumah sakit. Meskipun sudah tidak dalam kondisi kritis namun kesehatan Opa Lukman masih terus di pantau, sehingga beliau pun masih menginap di rumah sakit untuk beberapa Minggu ke depan. Setelah berita itu menyebar tentu banyak saja spekulasi apa pun yang beredar. Seno hampir kewalahan untuk membujuk beberapa investor yang bekerjasama dengan perusahaan keluarganya, tapi semua sia-sia sehingga mereka tidak mau menjalin kerjasama dengan perusahaan mereka. Perusahaan keluarga Subrata diambang kehancuran. ***Sudah hampir sepekan kasus Raga bergulir tetapi belum selesai. Pihak polisi masih mencari bukti keterlibatan Raga di dalamnya. Berita tentang perselingkuhan pun semakin hangat karena semua orang sudah tahu kalau tentang hal itu, yang mengakibatkan Vina sengaja mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri dalam keadaan hamil . Hal ini menambah deretan kesal

  • Batal Di Madu   77. Kalut

    Viona sudah sampai di kantor polisi bersama supir pribadinya. Papi Seno mengantarkan Opa Lukman ke rumah sakit terlebih dahulu. Dia pun menyuruh Mbok Ratmi ikut menemani Opa Lukman karena setelah dari rumah sakit Papi Seno akan menyusul ke kantor polisi. Viona terlihat khawatir kenapa suaminya ada di kantor polisi. Pihak polisi pun tak memberitahukan apa yang terjadi sebenarnya. “Pergi ke mana Mas Raga malam-malam dan sekarang dia ada di kantor polisi. Apakah Mas Raga menemui Mbak Vina atau Mas Raga telah melakukan sesuatu sehingga polisi menahannya?” pikir Viona sudah bercabang. ***“Selamat malam, Pak,” sapa Viona setelah masuk ke kantor polisi. “Selamat malam Bu Vio, silakan duduk.” Viona duduk dan kemudian bertanya, “Apa yang terjadi dengan suami saya, Pak? Dan di mana suami saya?” Viona semakin gelisah karena firasatnya mulai berpikir buruk.“Maaf Bu, Pak Raga kami tahan atas tuduhan melenyapkan seseorang,” ucap Pak Polisi terlihat sangat serius. “Apa, maksud Bapak suam

  • Batal Di Madu   76. Raga Di penjara

    “Kurang ajar kalian sudah mempermainkan aku! Eh Rama, kamu dan ibumu sama saja seorang pecundang. Aku tidak heran jika ayahmu juga mewariskan tabiat buruk itu. Mengambil hak milik orang lain secara paksa! Ditambah ibumu yang egois,” kesal Raga.“Oh rupanya kamu sudah tahu kalau kita bersaudara,” ejek Rama tersenyum kecil. “Aku bahkan tidak sudi mempunyai saudara sepertimu,” jawab Rama. Vina terdiam mendengarkan semuanya. Ekspresinya begitu datar. Raga memperhatikannya dan bisa menarik kesimpulan kalau dia pasti sudah tahu semuanya. “Kamu sudah tahu kan, kalau kami adalah saudara tiri? Jawab!” bentak Raga membuat Vina kaget. “Mas, aku ... aku ...”“Aku sangat bodoh. Seandainya aku menurut keinginan papi untuk memutuskan hubungan langsung dengan kamu, tentu hal ini tidak akan terjadi. Tapi ini belum juga terlambat juga, jadi aku memutuskan hari ini kalau kita sudah tidak mempunyai hubungan dengan kamu. Minta pertanggung jawabannya dengan Rama karena aku yakin kamu hamil dengan dia

  • Batal Di Madu   75. Jebakan Untuk Raga

    Raga masih memikirkan perkataan Clarissa. Bahkan sampai pulang ke rumah pun kalimat itu masih terniang-niang. “Ada apa Mas?” Viona memperhatikan suaminya yang terlihat gelisah. “Tidak ada, tidurlah , aku masih ada pekerjaan,” jawabnya kembali menatap layar laptop di hadapannya. “Apakah Mas, masih memikirkan ucapan Tante Clarissa?” tanyanya lagi. “Wanita itu lebih menyayangi dia. Rama ternyata dia adalah saudara tiriku. Pantas saja selama ini dia begitu ingin menyaingi aku. Apakah kamu sudah tahu tentang soal ini?” selidik Raga menatap tajam. “A—aku juga baru tahu Mas kalau dia adalah saudara tirimu. Mas sendiri dulu berteman baik dengannya tidak tahu siapa dia sebenarnya.”“Karena dulu memang dia tinggal sendiri. Bahkan tidak pernah ada keluarga yang mengunjunginya sekali pun. Dia juga meyakinkan kalau seorang anak yatim piatu. Pantas saja jika dari dekat lama-lama wajahnya ada kemiripan dengan wanita itu,” kesal Raga. “Dengar Vio, aku tidak ingin kamu terlalu seting ke panti

  • Batal Di Madu   74. Rencana Siap Dijalankan

    Viona menghampiri Clarissa dan membantubya berdiri dan kemudian berkata, “ Kenapa Tante menangis, ada apa Tante? Apakah Mas Raga mengatakan hal yang menyakiti hati Tante?” Viona merasa iba dengan Clarissa. Meskipun dia sudah tahu semua kejadian mas lalu yang pernah diceritakan oleh Opa Lukman. Dia juga tidak membenarkan sikap Clarissa yang lebih mementingkan uang daripada keluarga. Tapi melihat kondisi wanita paru baya saat ini membuat hatinya terenyuh. Viona membawabya duduk dan memberikan segala air putih. “Tante sudah merasa baikan?” tanyanya lagi. Clarissa mengelus pipi halu Viona dan tersenyum. “Kamu wanita yang baik pantas saja kamu menjadi rebutan para pria yang menyukaimu. Bolehkah Tante bertanya sesuatu denganmu?” “Tante mau tanya apa?” “Apakah kamu memang mencintai Raga? Bukankah Raga sudah mempunyai Vina dan sedang hamil anaknya? Kenapa kamu tidak bercerai dengan Raga? Apakah kamu mau di madu? Vio ... kita tidak boleh menerima nasib pasrah begitu saja. Jika kamu mema

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status