All Chapters of Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Chapter 161 - Chapter 170

541 Chapters

Bab 161

Andi mendengus dalam hatinya. Meskipun dia sangat berterima kasih pada Dimas karena sudah membantunya, dia tetap tidak bisa menerima kenyataan bahwa pria ini diam-diam sudah menikahi kakaknya.Di matanya, kakaknya bagaikan peri di langit, sementara Dimas yang ada di depannya bagaikan sapi yang dipelihara di peternakan. Ketika mereka menikah, itu sama seperti sapi menikahi peri.Andi pun memperingatkan Dimas dengan suara rendah, "Hehe, bagus kalau kamu berpikir seperti ini. Melihat wajahmu, aku nggak tahu berapa banyak wanita yang akan mengejarmu. Hari ini kamu mungkin bisa menolak mereka, tapi belum tentu kamu bisa menolak yang lain di masa depan. Nggak peduli apa pun yang terjadi, karena kamu sudah menikahi kakakku, kamu harus setia padanya. Kalau aku tahu kamu melakukan sesuatu yang menyakiti perasaannya, aku akan menghajarmu!""Jangan khawatir, aku sangat setia."Dimas mengerutkan bibirnya. Saat menatap kedua wanita yang keluar dari pintu kamar mandi bersama-sama, dia menepuk bahu a
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 162

Karena kemunculan Andi dan Lidya, rencana awal Dimas dan Amel untuk merayakan hari jadi pertama mereka bersama dengan manis, kini menjadi hancur seketika.Setelah pertemuan kebetulan itu, mereka berempat pun jalan-jalan bersama. Ketika Andi mengetahui bahwa Lidya ingin berinvestasi di toko Amel, dia merasa sangat setuju.Mereka bermain sepanjang sore, sampai akhirnya bergadang hingga larut malam. Amel merasa agak lelah setelah berbelanja seharian, jadi saat pulang naik mobil Dimas, dia tertidur di sepanjang perjalanan.Tidak disangka, ternyata topik obrolan para wanita bisa bertahan sangat lama.Sepanjang sore, Amel hanya mengobrol beberapa patah kata dengan Dimas. Sementara itu, sebagian besar waktu Amel diberikan kepada adik laki-laki dan sahabatnya. Harus diakui bahwa selama ini Dimas selalu menjadi mutiara yang bersinar dalam situasi apa pun. Namun, kali ini adalah pertama kalinya dia diabaikan secara terang-terangan oleh orang.Meski begitu, ketika Dimas melihat wajah Amel yang te
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 163

"Tadi aku mau melepas sabuk pengamanmu, tapi tanganku nggak sengaja terbentur."Dimas mengalihkan pandangannya, kemudian mengulurkan tangan kirinya di hadapan Amel sambil berkata dengan nada sedih, "Aku nggak bermaksud membangunkanmu. Aku cuma mau melepaskan sabuk pengamanmu sebelum memanggilmu, tapi tanganku malah terbentur."Amel mengusap matanya sambil merasa sedikit iba, lalu menyahut, "Kamu ini sangat ceroboh. Mana yang sakit? Aku akan mengusapnya untukmu."Setelah itu, Amel mengulurkan tangannya untuk mengusap lengan Dimas.Telapak tangan seorang pembuat makanan penutup seperti Amel tidak terasa kasar, sebaliknya malah terlihat sangat indah, ramping, lentik dan lembut seolah tanpa tulang.Ketika jari-jari Amel menyentuh punggung tangan Dimas, pria itu sontak merasa seolah ada arus listrik yang mengalir ke seluruh tubuhnya.Dimas benar-benar sangat menyukai Amel."Sayang, aku mau makan kue mousse buatanmu," ucap Dimas seraya mendekat, lalu menempel di bahu Amel seperti anak kecil.
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 164

"Nggak masalah, selanjutnya akan ada aku yang memberimu hadiah saat ulang tahun, hari kasih sayang, hari jadi ..." ucap Dimas dengan lembut tepat di telinga Amel.Embusan napas Dimas yang hangat menerpa telinga Amel dan membuat lehernya gatal.Amel tidak bisa menahan tawa, kemudian berkata, "Kamu sendiri yang mengatakan ini, kelak jangan sampai lupa dengan apa yang kamu katakan sendiri.""Tentu saja."Dimas memutar tubuh Amel. Dalam sorot mata Dimas yang gelap, tampak dipenuhi dengan kelembutan yang bisa menenggelamkan orang lain.Saat tatapan mereka saling bertemu, keduanya sama-sama tercengang.Suhu di ruang tamu itu tampak meningkat secara tidak terduga.Amel hanya merasakan pipinya terasa sedikit panas, seluruh tubuhnya juga gemetar tanpa sadar.Amel melihat wajah Dimas semakin mendekat padanya.Karena begitu dekat, Amel bahkan bisa merasakan embusan napas Dimas."Deg, deg, deg ...."Detak jantung Amel berdetak semakin kencang, seolah hendak melompat keluar dari dadanya.Bibir mere
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 165

Irfan menjawab seraya menyeka keringatnya, "Begini ... dalam sepuluh tahun terakhir, ada sembilan proyek konstruksi yang belum selesai, juga lima belas perusahaan bahan bangunan dan perusahaan konstruksi yang telah digugat di pengadilan."Dimas mengerutkan keningnya, kemudian menyahut, "Kirimkan rekening kompensasi ke alamat surelku. Selain itu, transfer gaji lokasi konstruksi dari akunku terlebih dahulu. Kamu harus memastikan bahwa gaji pekerja telah dibayarkan. Apa kamu sudah menghubungi perusahaan bahan bangunan? Karena situasi proyek saat ini, kalau perlu, ganti semua bahan bangunan dengan material yang berkualitas dan coba ganti bagian yang belum diperkuat."Mengganti bagian yang belum diperkuat?Irfan sangat bingung. Meskipun proyek perumahan "Kota Masa Depan" yang saat ini sedang dibangun memiliki keunggulan geografis, bahan bangunannya berkualitas buruk dan proyek tersebut menjadi tertunda. Hal ini sangat mungkin menimbulkan kegagalan pembangunan.Menurut kepribadian Dimas sebe
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 166

"Ya, aku mau makan ...."Kamu.Dimas tidak mengucapkan kata terakhirnya. Pria itu langsung mengambil makanan penutupnya, lalu menarik tangan Amel kembali ke ruang tamu.Begitu duduk, Dimas melihat kue mousse yang ada di hadapannya.Ukuran kue stroberi mousse ini tidak terlalu besar, hanya setengah ukuran telapak tangan, tetapi dibuat dengan sangat indah dan penampilannya tidak jauh berbeda dengan stroberi aslinya.Dimas tidak terlalu menyukai makanan penutup, tetapi apa pun yang dibuat istrinya, menurut Dimas adalah makanan terlezat di dunia.Dimas mengambil sendok, kemudian menyendok kuenya dengan lembut dan memasukkannya ke dalam mulut. Begitu dimakan, langsung lumer di mulut, teksturnya padat, rasanya agak manis dan asam.Tidak manis atau membuat enek, pas sekali.Amel memegang dagunya sembari bertanya dengan penuh harap, "Bagaimana? Enak?""Enak."Dimas menjawab dengan nada serius, "Penampilannya sangat mirip dengan stroberi aslinya. Saat dimakan, selain kuenya yang seperti kue mou
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 167

"Omong-omong, apa kamu nggak mau memberitahuku cara membuat kue mousse stroberi ini?" tanya Dimas yang menggigit kuenya lagi dan tidak tahan untuk bertanya pada Amel.Amel secara alami memiliki banyak wawasan tentang cara membuat makanan penutup, tetapi Dimas juga tertarik dengan cara membuat makanan penutup, hal ini membuat Amel sedikit terkejut.Amel pun bertanya dengan heran, "Apakah kamu ingin belajar?""Nggak juga."Dimas menggelengkan kepalanya sambil melanjutkan makan, lalu menambahkan, "Bukankah kamu juga bilang kalau suatu hari nanti toko menjadi lebih besar atau kalau aku nggak bahagia di tempat kerjaku, aku bisa datang ke toko untuk membantumu?""Itu benar.""Aku cuma ingin punya pengetahuan di bidang ini, barangkali suatu hari nanti aku dalam keadaan mendesak. Aku nggak bisa terus mengabaikan pengetahuan makanan penutup ini, 'kan?"Amel terkekeh, merasa apa yang dikatakan Dimas cukup masuk akal. Meskipun 'keadaan mendesak' ini memang masih terlalu dini, pria itu tetap ingin
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 168

Air dingin menetes ke atas seprai, sorot mata Dimas tampak nyalang.Dimas memiliki kekuatan yang besar, sehingga saat dia memegang tangan kiri Amel dengan satu tangan, seluruh tubuhnya yang sebesar gunung setengah menempel pada Amel.Amel terkejut dan menekan dada Dimas yang terasa panas karena malu, lalu berkata dengan suara bergetar, "Dimas ... kamu .... Apa yang ingin kamu lakukan?""Sayang, kamu harum sekali."Dimas membenamkan kepalanya di ceruk leher Amel, mencium aroma wanita itu dengan rakus."Aku mau menciummu," kata Dimas dengan suara yang rendah dan serak.Mata Dimas yang sedikit merah tampak emosi yang tak tertahan, seluruh tubuhnya juga terasa sangat panas.Amel gemetar, dia jelas merasakan ada sesuatu yang panas yang menekan di bawah tubuhnya. Amel pun menjawab seraya gemetar ketakutan, "Bukankah kita ... bukankah kita sudah sepakat? Kita mendekatkan hubungan dulu, kamu sudah bilang kalau kamu nggak akan memaksaku ...."Benar, Dimas tidak ingin memaksa Amel.Dalam hati, D
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 169

Dimas mengusap bagian atas rambut Amel yang halus dan menghiburnya, "Kamu sedang mengalami gangguan kecemasan bisnis. Nggak perlu mengkhawatirkan hal-hal yang masih belum terjadi.""Tapi aku merasa agak cemas. Aku sudah mempersiapkannya selama sebulan penuh, aku nggak tahu hasil apa yang akan muncul pada akhirnya.""Karena kamu belum tahu, lakukan saja dengan berani. Kamu lupa, kita sudah berjanji kepada orang tua kita kalau kita harus berani untuk menanggung kehilangan segalanya.""Memang begitu .... Tapi aku nggak tahu apakah aku memiliki keberanian untuk mengatakannya ketika waktunya tiba dan benar-benar berani menanggungnya atau nggak," ungkap Amel sambil menghela napas panjang dan menjatuhkan tubuhnya di atas meja dengan sedikit frustrasi."Aku yakin kamu sudah pernah mendengar pepatah, 'peluang ada di tangan sedikit orang'." Dimas membasahi tenggorokannya dan berkata dengan serius, "Kenapa kalimat ini benar? Sebenarnya ini sangat mudah. Terkadang, hanya ada sedikit orang yang bis
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 170

Dimas menyipitkan matanya dan tersenyum makin lebar. Dia pun memiringkan kepala untuk memperlihatkan pipi tampannya, lalu memberi isyarat pada Amel untuk menciumnya.Jarang sekali wanita itu bisa mengerti apa yang dia inginkan.Namun, setelah menunggu beberapa saat, Amel masih belum berinisiatif untuk mencium pipinya."Bukankah kamu bilang kamu akan memberiku hadiah?" tanya Dimas dengan nada tidak puas sambil mengangkat alisnya.Mungkinkah Amel menyesalinya?"Ya, aku akan menciummu." Amel menunjukkan senyuman. Dia menatap wajah Dimas dengan malu-malu, lalu tiba-tiba mengulurkan tangan untuk memegang pipi Dimas.Di bawah tatapan tertegun Dimas, wanita itu memberikan ciuman selembut bulu di bibirnya.Amel ... mencium dirinya?"Ahem, um ... ini sudah larut, tidurlah lebih awal."Amel tersenyum lebar, lalu bangkit dan berjalan menuju tempat tidur.Namun, Dimas yang sudah pulih dari keterkejutannya tiba-tiba menyeringai. Dia meraih Amel ke dalam pelukannya."Panggil aku sayang," kata Dimas
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
55
DMCA.com Protection Status