Share

Bab 164

"Nggak masalah, selanjutnya akan ada aku yang memberimu hadiah saat ulang tahun, hari kasih sayang, hari jadi ..." ucap Dimas dengan lembut tepat di telinga Amel.

Embusan napas Dimas yang hangat menerpa telinga Amel dan membuat lehernya gatal.

Amel tidak bisa menahan tawa, kemudian berkata, "Kamu sendiri yang mengatakan ini, kelak jangan sampai lupa dengan apa yang kamu katakan sendiri."

"Tentu saja."

Dimas memutar tubuh Amel. Dalam sorot mata Dimas yang gelap, tampak dipenuhi dengan kelembutan yang bisa menenggelamkan orang lain.

Saat tatapan mereka saling bertemu, keduanya sama-sama tercengang.

Suhu di ruang tamu itu tampak meningkat secara tidak terduga.

Amel hanya merasakan pipinya terasa sedikit panas, seluruh tubuhnya juga gemetar tanpa sadar.

Amel melihat wajah Dimas semakin mendekat padanya.

Karena begitu dekat, Amel bahkan bisa merasakan embusan napas Dimas.

"Deg, deg, deg ...."

Detak jantung Amel berdetak semakin kencang, seolah hendak melompat keluar dari dadanya.

Bibir mere
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status