Share

Bab 168

Air dingin menetes ke atas seprai, sorot mata Dimas tampak nyalang.

Dimas memiliki kekuatan yang besar, sehingga saat dia memegang tangan kiri Amel dengan satu tangan, seluruh tubuhnya yang sebesar gunung setengah menempel pada Amel.

Amel terkejut dan menekan dada Dimas yang terasa panas karena malu, lalu berkata dengan suara bergetar, "Dimas ... kamu .... Apa yang ingin kamu lakukan?"

"Sayang, kamu harum sekali."

Dimas membenamkan kepalanya di ceruk leher Amel, mencium aroma wanita itu dengan rakus.

"Aku mau menciummu," kata Dimas dengan suara yang rendah dan serak.

Mata Dimas yang sedikit merah tampak emosi yang tak tertahan, seluruh tubuhnya juga terasa sangat panas.

Amel gemetar, dia jelas merasakan ada sesuatu yang panas yang menekan di bawah tubuhnya. Amel pun menjawab seraya gemetar ketakutan, "Bukankah kita ... bukankah kita sudah sepakat? Kita mendekatkan hubungan dulu, kamu sudah bilang kalau kamu nggak akan memaksaku ...."

Benar, Dimas tidak ingin memaksa Amel.

Dalam hati, D
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status