Share

Bab 163

"Tadi aku mau melepas sabuk pengamanmu, tapi tanganku nggak sengaja terbentur."

Dimas mengalihkan pandangannya, kemudian mengulurkan tangan kirinya di hadapan Amel sambil berkata dengan nada sedih, "Aku nggak bermaksud membangunkanmu. Aku cuma mau melepaskan sabuk pengamanmu sebelum memanggilmu, tapi tanganku malah terbentur."

Amel mengusap matanya sambil merasa sedikit iba, lalu menyahut, "Kamu ini sangat ceroboh. Mana yang sakit? Aku akan mengusapnya untukmu."

Setelah itu, Amel mengulurkan tangannya untuk mengusap lengan Dimas.

Telapak tangan seorang pembuat makanan penutup seperti Amel tidak terasa kasar, sebaliknya malah terlihat sangat indah, ramping, lentik dan lembut seolah tanpa tulang.

Ketika jari-jari Amel menyentuh punggung tangan Dimas, pria itu sontak merasa seolah ada arus listrik yang mengalir ke seluruh tubuhnya.

Dimas benar-benar sangat menyukai Amel.

"Sayang, aku mau makan kue mousse buatanmu," ucap Dimas seraya mendekat, lalu menempel di bahu Amel seperti anak kecil.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status