All Chapters of Terjerat Pernikahan Kilat dengan Sang Miliarder: Chapter 141 - Chapter 150

541 Chapters

Bab 141

Ckckck, awalnya Yunita mengira bahwa kakak sepupunya itu hanya ingin bermain-main. Namun, kalau Dimas bisa membeberkan masalah itu pada Nenek, berarti kakak sepupunya itu memang serius!Tentu saja, sebagai istri dari pemimpin tertinggi Grup Angkasa, karakter wanita itu juga harus diperhatikan. Oleh karena itu, selain bergosip, Yunita juga melakukan pengintaian untuk neneknya.Meskipun begitu, Yunita merasa IQ Amel seperti kelinci putih kecil. Amel sangat polos dan bodoh.Sedangkan kakak sepupunya adalah serigala jahat.Dalam dongeng, serigala jahat jatuh cinta pada kelinci putih kecil, sungguh cinta terlarang! Bukankah ini gila?Yunita memandangi dua orang yang menawan di foto itu. Dia merasa sangat bersemangat seperti dia sendiri yang sedang berkencan.Irfan memutar bola matanya, menunjukkan bahwa dia tidak memercayai kata-kata Yunita. Wanita itu jelas-jelas sedang mengirimkan foto ke grup keluarganya.Yunita mengirimkan emotikon menyeringai sambil berkata, "Mengejutkan! Pemimpin dari
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 142

Beraninya Yunita memegang tangan istrinya?Dimas menatap Yunita dengan tidak senang sambil mengerutkan kening, lalu berkata dengan nada datar, "Kamu bilang kamu datang ke sini karena ada perjalanan bisnis? Kamu juga menyewa rumah di dekat sini?"Hanya orang bodoh yang akan memercayai kata-kata gadis menyebalkan ini.Semua orang di Keluarga Cahyadi tahu bahwa Yunita tidak suka bekerja. Oleh karena itu pula, Yunita jatuh cinta dengan perdagangan saham.Terlebih lagi, Yunita mampu meraih hasil yang luar biasa setiap kali dia bermain saham. Dia menyisihkan sebagian uang yang diperolehnya dari bermain saham, lalu sisanya digunakan untuk bersenang-senang. Kemudian, dia akan melanjutkan bermain saham lagi.Oleh karena itu, tidak ada yang namanya perjalanan bisnis."Ya. Uh ... hehe Kak, apakah kalian menyukai hadiah yang kuberikan pada Kak Amel?"Yunita mengedipkan mata pada Dimas, memberikan isyarat yang sangat jelas."Ahem." Dimas memikirkan tentang pakaian dalam seksi itu. Dia awalnya beren
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 143

Nama ini sangat lucu, haha.Setelah mengucapkan selamat tinggal pada Yunita, Amel tidak bisa tidak memuji sikap lucu dan lugas Yunita."Sangat suka membuat masalah."Menghadapi pujian Amel, Dimas hanya mengangkat alisnya tanpa berkomentar.Tampaknya di mata istrinya, apa yang dianggap kekurangan oleh orang lain dianggap sebagai kelebihan olehnya.Amel tersenyum lebar, lalu berkata, "Di usia ini, kita harus lebih blak-blakan. Kenapa harus begitu serius? Yunita masih muda.""Dia dua tahun lebih tua darimu, bodoh."Dimas tersenyum tak berdaya. Gadis konyol ini terkadang begitu dewasa hingga melupakan usianya sendiri."Benarkah? Tapi dia terlihat masih sangat muda."Amel mengedipkan matanya yang besar dan polos, lalu berkata dengan sedikit nada iri, "Yunita sangat cantik. Dia punya alis tebal, mata besar, hidung macung, serta bibir yang berkilau. Dia jujur, sangat antusias, juga ramah."Apakah di mata Amel, sepupunya adalah orang seperti ini?Dimas mengerutkan kening. Kenapa di matanya, Yu
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 144

Saat mendengar itu, Amel terkejut, kemudian merasa agak sedih.Benar saja, masih ada sisi buruk dalam dirinya. Kata-kata Dimas tadi hanya untuk menghiburnya, 'kan?Dimas berkata dengan nada rendah, "Kamu nggak cukup percaya padaku, juga nggak menganggapku sebagai suamimu yang sebenarnya.""Selain ini, kamu hampir nggak memiliki kekurangan."Eh? Apakah ini saja kekurangannya?Amel tiba-tiba menatap Dimas, tidak bisa menahan diri untuk membela diri, "Aku selalu memercayaimu dan memperlakukanmu sebagai keluarga ....""Ya, sebagai anggota keluarga, bukan kekasihmu." Dimas tidak menyangkalnya.Apakah ada perbedaan di antara keduanya?"Tapi ...."Namun, Amel sangat memercayai Dimas."Tapi itu bukan masalah. Suatu hari nanti semua akan berubah, 'kan?"Dimas tersenyum, memegang tangan Ambil sambil berjalan pulang.Saat melihat Dimas tersenyum menghibur, Amel merasa sedikit bersalah. Sepertinya, setiap kali mereka membicarakan perasaan, Amel tidak memiliki keberanian untuk menjawab dengan tegas
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 145

"Lalu apa? Mungkinkah Bibi Mirna mentransfer sejumlah uang padamu?"Jika tidak, apa lagi yang bisa membuat Lidya begitu bersemangat?"Ahhh! Kamu memang sahabatku! Bagaimana kamu bisa begitu mengenalku? Aku mencintaimu! Muah! Muah!"Lidya tertawa keras, seakan dia sedang terbang.Dia memang seperti ini. Kebahagiaannya sangat sederhana. Dia akan menghabiskan uang dan bermain ketika dia bisa.Amel merasa semua ini sedikit lucu. Dia bertanya sambil memanaskan panci, "Jadi, apakah Bibi Mirna mengirimkan uang padamu karena khawatir kamu nggak punya uang untuk makan setelah berhenti dari pekerjaanmu?""Tentu nggak," kata Lidya sambil menggigit boba di mulutnya."Lalu kenapa?""Dia bilang dia memberiku uang untuk memulai bisnis.""Itu bagus." Amel mengangguk setuju sambil memasukkan kentang yang sudah dipotong ke dalam wajan. Di sisi lain, dia mulai membersihkan kerang, juga memotong labu."Lagi pula, kamu nggak mau mencari pekerjaan, jadi kenapa nggak memulai bisnismu sendiri?""Apa kamu bodo
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 146

"Hei kalian berdua, bisakah melihatku juga? Kalian menganggapku udara, ya?" cerca Lidya seraya menatap dengan geram pada kedua orang yang ada di seberang panggilan video, yang tampak penuh cinta dan benar-benar membuat Lidya merasa iri.Kenapa sahabatnya yang begitu baik itu, membiarkan pria buruk seperti Dimas untuk menghancurkannya?Meskipun Dimas terlihat cukup baik, sejak pria itu menghubungi Andi, Lidya selalu merasa bahwa Dimas adalah orang yang suka melakukan hal buruk secara diam-diam.Bagaimanapun, Dimas itu licik!Benar, Andi yang menyebalkan itu pasti sudah belajar dari kakak iparnya. Melihat penampilan Dimas saat makan siang, pria itu jelas tampak seperti pria yang licik.Memikirkan hal ini, Lidya memandang Dimas dengan tatapan yang semakin tidak menyenangkan.Amel tersipu mendengar kata-kata sahabatnya, dia pun tidak tahan untuk membantah dengan gugup, "Bukan begitu, tadi aku hampir saja menjatuhkan pancinya. Bukankah kamu juga sudah melihat semuanya?"Lidya cemberut, kemu
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 147

Dari Dimas, Amel benar-benar bisa merasakan rasa hormat Dimas terhadap dirinya dan wanita lain.Amel tersenyum lembut, kemudian menyahut, "Benar, Lidya dan aku tumbuh besar bersama. Karena hubungan Paman Kelvin dan Bibi Mirna nggak terlalu baik, jadi Bibi Mirna mencurahkan seluruh perhatian dan kasih sayangnya kepada Lidya. Lidya terkadang merasa keberatan karena sering diatur. Lidya sering bilang padaku kalau dia iri dengan keharmonisan di keluargaku. Aku juga bilang kalau aku iri dengan kekayaan keluarganya, tapi anehnya kita berdua nggak pernah terpikirkan untuk bertukar kehidupan."Dimas mengangguk, kemudian menjawab, "Nggak ada yang bisa menukar kehidupan, tapi akan selalu ada orang yang bisa mengerti."Apa yang dikatakan oleh Dimas sangat bagus, Amel bahkan tidak bisa menahan sorot matanya yang sontak berbinar.Amel hanya bisa menghela napas sambil menyahut, "Dimas, terkadang kamu terlihat sangat transparan. Sepertinya aku selalu bisa belajar sesuatu darimu.""Ini bukan belajar,
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 148

"Kalau begitu, aku nggak keberatan," ucap Dimas sembari mengambil kentang parut tumis itu dan merasa sedikit cemburu.Untuk sesaat, Dimas tidak tahu apakah rasa cemburu itu disebabkan oleh kepercayaan yang tidak terucapkan di antara hubungan persahabatan Amel dan Lidya atau karena terlalu banyak cuka dalam hidangan ini.Singkatnya, tugas Dimas masih panjang. Dia masih sulit untuk mendapatkan kepercayaan 100% dan pemahaman dari Amel terhadap dirinya sendiri.Keduanya berbicara tentang beberapa detail mengenai pembukaan toko, distribusi keuntungan dari investasi Lidya, perekrutan pegawai dan lain-lainnya.Amel tahu bahwa Dimas selalu sangat mementingkannya, tetapi dia tidak menyangka bahwa Dimas akan mempertimbangkan kepemilikan toko makanan penutup beserta pegawainya di masa depan dengan sangat detail.Bagaimana Dimas bisa punya waktu untuk merencanakan hal ini untuknya, padahal Dimas saja sibuk bekerja setiap hari?Amel menyantap makanannya dalam diam, hatinya meluruh.Setelah makan ma
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 149

Dimas menatap kotak paket lainnya yang masih belum dibuka dan berkata dengan agak gugup, "Hmm, mungkin itu beberapa produk perawatan kulit yang biasa Yunita pakai. Seharusnya nggak masalah. Harganya pasti sudah cukup terjangkau untuknya, jangan terlalu dipikirkan.""Aku khawatir Yunita memberikan hadiah yang terlalu mahal. Bagaimana aku bisa memakai barang sebagus itu?" ucap Amel sembari melihat rangkaian produk perawatan kulit tersebut. Amel merasa bahwa produk itu sangat mewah, sehingga dia takut untuk menyentuhnya.Dimas mengerutkan kening, tidak ingin mendengar Amel merendahkan dirinya sendiri seperti ini. Jadi, dia pun menyela dengan cepat, "Kenapa kamu nggak layak memakainya? Nggak peduli merek apa pun, kamu layak memakai semuanya. Produk perawatan kulit terbaik di dunia pun, nggak akan layak dipakai di wajahmu."Dimas benar-benar pandai sekali memuji orang lain.Amel tertawa terbahak-bahak mendengar pujian Dimas, tetapi harus dikatakan bahwa Amel merasa sangat bahagia dalam hati
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more

Bab 150

Setelah mengatakan itu, Dimas mencium dahi Amel dengan lembut.Keesokan paginya, pasangan muda itu bangun pagi dan pergi mandi. Setelah sarapan, mereka keluar bersama.Dimas pergi ke lokasi konstruksi, sedangkan Amel akan pergi untuk menyimpan uang bersama Lidya dan juga mengatur dekorasi toko.Oleh karena itu, Dimas baru pergi setelah mengantar Amel ke tujuannya dan menunggu Lidya tiba.Setelah melihat mobil mewah "sewaan" Dimas yang perlahan pergi, Lidya mengerutkan bibirnya dan berkata dengan ekspresi tidak suka, "Selain wajahnya yang pantas untuk kamu rindukan, apa bagusnya dia."Amel sudah mengantisipasi bahwa temannya akan mencerca Dimas, jadi dia tidak bisa menahan tawa, lalu menjawab, "Oh, Dimas sangat baik. Padahal kalian berdua belum banyak berhubungan, tapi kenapa kamu sangat meremehkannya?"Lidya tertawa kecil sambil mengangkat tangannya dan menyahut, "Siapa yang menyuruhnya merebutmu dariku?""Kamu ini benar-benar."Amel tidak berdaya ketika mendengar ucapan Lidya. Kedua s
last updateLast Updated : 2023-12-12
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
55
DMCA.com Protection Status