Semua Bab Pembalasan sang Menantu Tertindas: Bab 681 - Bab 690

990 Bab

Bab 681

Kenapa dia bisa tega melakukan semua ini?Yoga berusaha menghiburnya, "Wisnu, jangan terlalu sedih. Kita masih belum bisa pastikan apakah dua tengkorak ini benar-benar milik orang tuamu." Hanya dengan melihat dua tengkorak ini, tidak mungkin bisa menentukan identitasnya.Wisnu berkata, "Nggak, Kak Yoga. Mereka ini adalah orang tuaku. Saat masih hidup, ayahku mengalami luka parah dan harus dipotong dua tulang rusuk dan satu jarinya. Ini nggak mungkin salah ...."Niat membunuh Yoga langsung menyeruak. Bahkan orang luar sepertinya saja tidak bisa menahan emosi mendengarnya, apalagi Wisnu. Yoga berusaha meredam amarahnya saat berkata, "Wisnu, kita kuburkan dulu mereka.""Baik!" Wisnu mengalami syok berat berkali-kali sehingga pikirannya sudah tidak terlalu jelas dan sekujur tubuhnya terasa lemas. Yoga yang menurunkan tengkorak kedua orang tuanya dan menguburnya kembali."Wisnu," panggil Yoga."Ya?""Hari ini, aku akan kabulkan permintaanmu. Balas semua dendammu! Siapa pun yang berani menen
Baca selengkapnya

Bab 682

Dulu saat Wisnu dan Fenny belum bercerai, Sangga telah mulai mendekati Fenny. Dia juga sering menindas Wisnu dengan menggunakan jabatannya ini. Melihat tindakan Wisnu yang menghancurkan barang-barang di vila Fenny, para penduduk desa merasa marah.Sangga yang maju duluan untuk memakinya, "Wisnu sialan! Kamu benar-benar membuat reputasi desa kita tercoreng! Dulu kamu mencampakkan Fenny setelah mulai menghasilkan uang. Sekarang hidupnya sudah bahagia, kamu malah datang untuk merusaknya. Kamu ini benar-benar bajingan! Saudara-saudara sekalian, ayo usir bajingan ini. Kelak, jangan biarkan dia masuk ke desa ini lagi!"Sekelompok orang langsung menyerbu masuk ke vila itu untuk menyerang Wisnu. Puput ketakutan dan ingin mencegah mereka. Namun, Yoga telah duluan maju untuk mengadangnya."Berhenti semuanya! Siapa pun yang berani menghalanginya, jangan salahkan aku nggak segan-segan!"Sangga memakinya, "Sialan, ini daerah kekuasaan kami. Kamu ini cuma orang luar, tapi berani sekali bersikap lanc
Baca selengkapnya

Bab 683

Tidak berselang lama, Wisnu membawa Sangga yang babak belur kemari. Sangga memaki dan mengumpat tanpa henti. Wisnu berkata, "Kak Yoga, kamu benar. Dia kabur ke halaman belakang dan ingin menutup pintu air. Untung aku berhasil menangkapnya.""Pintu air apa?" tanya Yoga yang kurang mengerti."Desa ini cuma punya satu mata air. Kami semua minum dari mata air itu. Tapi, vila Fenny menutup sebagian besar mata air, bahkan membangun pintu air," jawab Wisnu."Pasti ada yang salah dengan pintu air itu, 'kan? Beri tahu aku kebenarannya. Kuanggap kamu bicara jujur dan akan memberimu hukuman ringan," ujar Yoga kepada Sangga.Sangga jelas terlihat bersalah, tetapi tetap bersikeras melawan, "Huh! Aku nggak ngerti kamu bilang apa. Itu cuma pintu air, terserah aku mau tutup atau buka. Apa urusannya denganmu?""Bagus, bagus sekali. Mari kita lihat, kamu bakal keras kepala sampai kapan," ucap Yoga.Saat ini, Mercedes-Benz Fenny berhenti di depan vila. Dia turun, lalu sontak murka karena situasi di depan
Baca selengkapnya

Bab 684

Yoga berkata, "Aku rasa kamu mengerti maksudku melebihi apa pun. Apa masih perlu diperjelas?""Huh! Aku nggak ngerti kamu bicara apa!" Fenny mendengus."Ya sudah, biar kuperingatkan. Ini tentang pintu air di halaman belakangmu," tutur Yoga.Ekspresi Fenny sontak berubah drastis. Bagaimana bisa Yoga tahu tentang hal itu?"Semua ini berkat Sangga. Kalau nggak ada dia, aku nggak akan memperhatikan pintu air itu," ucap Yoga."Sialan kamu, Sangga! Aku sudah begitu baik padamu, tapi kamu masih mengkhianatiku!" Fenny sungguh gusar."Fenny, aku nggak salah. Aku nggak mengatakan apa pun. Aku cuma pergi menutup pintu air itu. Dia memfitnahku!" seru Sangga segera untuk mengklarifikasi."Pintu air itu pasti bermasalah. Ayo, kita pergi lihat," ujar Yoga.Fenny baru menyadari bahwa dirinya terjebak. Yoga menipunya! Jika masalah ini terbongkar, dirinya akan menjadi sasaran makian publik. Fenny ingin kabur, tetapi Wisnu mencengkeram rambutnya dengan kuat dan menyeretnya ke halaman belakang.Para pendu
Baca selengkapnya

Bab 685

Kalau begitu, Yoga ingin melihat sampai kapan Danu bisa bersikap sombong. Kemungkinan besar, Danu terkait dengan peningkatan jumlah pasien penderita kanker. Yoga akan mencari tahu dalang di balik semua ini dan menangkap mereka semua.Tiba-tiba, Yoga berkelebat dan mengempaskan 2 orang polisi yang ingin menangkapnya. Polisi lain tentu murka melihatnya. Mereka langsung maju untuk menyerang. Alhasil, mereka juga dijatuhkan oleh Yoga dengan mudah.Danu sungguh murka. Dia segera mengeluarkan pistol dan membidik Yoga. Sayang sekali, sebelum bidikannya akurat, Yoga sudah menghilang.Saat berikutnya, Yoga muncul di hadapannya dan mencengkeram pistol itu. Krek! Pistol sontak patah dan hancur!Danu tentu terkesiap. Kecepatan Yoga terlalu tinggi. Sebelum Danu bereaksi, Yoga pun melayangkan tendangan.Tubuh Danu langsung menghantam mobil polisi, membuat mobil penyok. Danu memuntahkan darah dan berteriak, "Berengsek! Beraninya kamu menyerang polisi! Ini kesalahan besar!"Yoga mencengkeram leher Dan
Baca selengkapnya

Bab 686

Ratusan tentara bersenjata lengkap melompat turun dari mobil dan mengepung lokasi kejadian. Moncong peluru yang hitam membidik Yoga dan Wisnu. Pasukan ini jelas terlatih dan tidak bisa dibandingkan dengan pasukan Danu.Danu sontak memekik, "Kak! Tolong aku! Dia mau membunuhku! Mereka mungkin pembunuh yang dicari-cari seluruh dunia baru-baru ini! Cepat tangkap mereka!"Arief mendengus dan berkata, "Huh! Ternyata teroris. Tangkap mereka. Tembak mati siapa pun yang berani melawan!"Arief terlihat sangat sombong. Dia mengira riwayat Yoga dan Wisnu akan tamat dengan menuduh mereka sebagai teroris.Namun, sebelum pasukan Arief bergerak, Yoga berkata, "Sebentar, ada yang ingin kuperlihatkan.""Apa?" tanya Arief dengan heran.Yoga maju selangkah demi selangkah. Arief diam-diam menarik napas. Pemuda ini berani memukul polisi tanpa rasa takut sedikit pun. Arief cukup yakin Yoga punya latar belakang. Jangan-jangan, dia ingin memperlihatkan sesuatu yang bisa membuktikan identitasnya?Arief pun men
Baca selengkapnya

Bab 687

Tiba-tiba, sinar laser yang tak terhitung jumlahnya mengenai tubuh Arief dan pasukannya. Situasi macam apa ini?Pasukan Arief tak kuasa bergidik ngeri dan sibuk memandang ke sekeliling. Semak-semak di sekitar sontak bergoyang kencang.Terlihat sekelompok pasukan berseragam maju dan mengepung mereka. Baik itu karisma, senjata, ataupun jumlah pasukan, Arief tentu kalah. Latar belakang pasukan ini jelas tidak biasa.Sambil menahan rasa sakitnya, Arief bertanya, "Kalian dari pasukan mana? Kami sedang bertugas, tolong jangan ganggu kami.""Hais, Arief, kamu sangat mengecewakanku." Terdengar suara dingin dari luar kepungan. "Kalau tahu akan terjadi masalah seperti ini, aku pasti sudah memecatmu sejak awal."Begitu mendengar suara ini, kepala Arief seolah-olah akan meledak. Suara ini sangat familier, yaitu suara atasannya dulu. Sekarang atasannya sudah menjadi komandan Pasukan Imperial, Emran!Kenapa Emran bisa muncul di sini? Bukankah dia harus berjaga di Kota Terlarang? Jadi, pasukan ini ad
Baca selengkapnya

Bab 688

Keduanya putus asa sampai tidak tahu harus melakukan apa lagi.Sementara itu, Yoga menghampiri Sangga dan berkata, "Aku bisa memberimu kesempatan untuk mengakui semuanya. Beri tahu aku kebenarannya, maka hukumanmu akan diringankan. Kalau kamu memang nggak menghargai kesempatan ini, kuberikan saja kepada orang lain, meskipun aku nggak ingin mengampuni mereka."Sangga bisa menilai bahwa situasi ini sangat buruk. Berbicara jujur adalah jalan satu-satunya untuk sekarang. Dia langsung berlutut dan berkata, "Aku akan mengakui semuanya. Tolong jangan bunuh aku."Ekspresi Fenny lagi-lagi berubah. Demi mendapat kesempatan bertahan hidup, dia berlutut kepada Wisnu dan berkata, "Wisnu, maafkan aku. Aku sudah tahu salah. Aku nggak seharusnya melakukan semua itu. Tolong beri aku kesempatan untuk mengaku. Aku pasti akan menuruti kalian ....""Minggir!" Wisnu sontak menendang Fenny.Sangga khawatir kesempatannya ini direbut oleh Fenny, jadi segera menceritakan semuanya. "Ada sejumlah besar bahan radi
Baca selengkapnya

Bab 689

Wisnu tak kuasa mendesah dalam hati. Tanpa dukungan Yoga, dia tidak mungkin memiliki prestasi seperti sekarang, apalagi disanjung orang.Fenny, Danu, dan Arief dikurung di ruang interogasi yang berbeda. Yoga memulainya dari Fenny. Dia langsung bertanya, "Kamu mau melawan atau langsung jujur? Apa pun pilihanmu, aku pasti akan mendapat jawaban yang kuinginkan."Fenny menyahut dengan suara bergetar, "Bukannya kamu sudah tahu kebenarannya?""Hais, sepertinya kamu memilih pilihan pertama." Yoga menghela napas. "Maksudku, siapa yang menyuruhmu melakukan semua ini?""Nggak ada kok, aku sendiri yang mau," timpal Fenny segera."Hehe, kamu kira aku idiot? Kamu saja nggak tamat SMP, gimana ngerti cara meracuni air? Dengan kemampuanmu itu, mana mungkin kamu bisa mendapat bahan radioaktif. Kamu juga nggak punya motif untuk melakukannya," jelas Yoga.Fenny berkata, "Aku ... aku membelinya di web ilegal. Kalau motifku, siapa suruh para orang tua itu terus bergosip tentangku? Aku membenci mereka, jadi
Baca selengkapnya

Bab 690

Ekspresi Emran tampak bersalah saat menyahut, "Dia nggak mau memberitahuku apa pun. Dia bersikeras mengatakan nggak tahu apa-apa tentang racun yang menyebabkan kanker itu.""Ini bukan salahmu," ujar Yoga. Emran adalah seorang jenderal. Daya tahan dan kesabarannya tidak akan sebanding dengan para penduduk desa."Bawa Danu kemari," instruksi Yoga."Baik." Emran segera membawa Danu. Kondisi Danu jauh lebih parah daripada Arief. Dia benar-benar sekarat.Yoga mengeluarkan pistol dari saku, lalu menodongkannya ke kepala Arief dan mengancam, "Ini kesempatan terakhirmu. Mengaku atau nggak?"Arief menggertakkan gigi dan menyahut, "Aku nggak tahu apa-apa! Nggak ada yang bisa kukatakan!""Hebat! Kamu memang pria sejati!" sindir Yoga.Dor! Tanpa ragu sedikit pun, Yoga menembak dan darah berceceran ke wajah Danu. Kemudian, Yoga menodongkan pistol ke kepala Danu sambil bertanya, "Kalau tebakanku nggak salah, pilihanmu seharusnya sama dengan Arief, 'kan? Biar kuantar kalian berdua ke alam baka."Danu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
6768697071
...
99
DMCA.com Protection Status