Semua Bab Pembalasan sang Menantu Tertindas: Bab 691 - Bab 700

990 Bab

Bab 691

Danu menunduk karena merasa bersalah. Dia berkata, "A ... aku kira kamu sudah mati tadi ... makanya ...."Yoga sontak merebut pistol dari tangan Emran. Dia menodongkannya ke kepala Arief dan berujar, "Pistol kali ini sungguhan. Sekarang nggak ada gunanya lagi kamu hidup. Kamu sudah boleh mati ....""Jangan!" pekik Arief segera. Dia meneruskan, "Aku bersedia bersaksi untuk menebus kesalahanku. Tolong jangan bunuh aku!"Danu sudah mengakui semuanya, jadi tidak ada gunanya bagi Arief untuk melawan lagi. Yoga pun menarik pistolnya kembali dan berkata, "Oke, ternyata kamu cerdas juga."Lagi pula, 2 saksi akan lebih kuat daripada 1 saksi. Roselia juga menelepon Yoga untuk mengabari bahwa orang yang menaruh racun di Restoran Floran telah ditangkap. Orang itu mengaku bahwa Richmond yang menginstruksinya melakukan semua itu. Karena bukti sudah lengkap, ini saatnya mereka mencabut rumput hingga akarnya.Yoga berpesan, "Kak, tolong bawa orang itu ke kantor duta Jepana. Nyawa harus dibayar dengan
Baca selengkapnya

Bab 692

Namun, sekarang Yoga malah sengaja membuat mereka marah. Bagaimana cara mengatasi situasi ini?Sesuai dugaan, begitu mendengar kata Jepana, anggota Keluarga Deswani pun menggila. Berbagai kenangan pahit muncul di benak mereka. Memang benar kerabat mereka diculik oleh orang Jepana.Para pria dikirim untuk menggali tambang hingga akhirnya mati kelelahan, sedangkan para wanita dikirim ke rumah bordil dan menerima berbagai siksaan. Adapun para anak kecil, mereka menjadi hewan percobaan.Niat membunuh yang dahsyat memancar keluar. Orang-orang yang berjarak 5 kilometer merasakan niat membunuh ini dengan jelas sehingga merasa sesak.Wajah Wenny tampak pucat. Dia merasa dirinya jatuh ke neraka. Sambil menahan tekanan dahsyat, dia berteriak kepada Yoga, "Yoga, apa yang kamu lakukan?""Aku mengobati mereka!" sahut Yoga."Ini bukan cara mengobati mereka! Kamu hanya akan membunuh mereka!" pekik Wenny.Niat membunuh yang terpendam selama puluhan tahun meletus keluar begitu saja. Wenny khawatir mere
Baca selengkapnya

Bab 693

"Sembarangan!" Souta berteriak, "Kamu membunuh secara semena-mena di kantor duta Jepana. Aku akan menghubungi Kota Terlarang untuk melaporkanmu! Kalau mereka nggak membayar ganti rugi, aku akan menyuruh Jepana mengirim pasukan!""Aku sudah sering mendengar ancaman ini. Aku sampai bosan. Kalian kira negara kalian yang kecil sanggup meratakan Daruna yang besar? Jangan mimpi!" ejek Yoga."Kamu ...." Souta merasa sangat terhina. "Aku akan menghubungi Kota Terlarang sekarang juga. Aku ingin lihat, sampai kapan kamu bersikap sombong begini!"Namun, bawahannya segera menghentikan. "Pak, sebaiknya jangan. Yoga punya hubungan baik dengan para petinggi itu. Kalau mereka turun tangan, mereka pasti akan melindungi Yoga. Lebih baik kita bunuh dia dulu baru melapor nanti."Orang-orang segera menyetujui usul ini. Souta berkata, "Oke, kita ikut saranmu. Seluruh petarung Jepana!""Ya!" Orang-orang Jepana segera merespons dengan lantang."Dengar baik-baik! Mereka membunuh orang Jepana! Mereka adalah mus
Baca selengkapnya

Bab 694

Yoga mengangguk dan membalas, "Ya.""Kalau begitu, kita harus cepat!" Sikap empat dewa perang sudah mulai terlihat normal. Karena niat membunuh terlampiaskan, mereka merasa jauh lebih lega.Yoga membawa Souta ke halaman belakang kantor duta. Souta ketakutan hingga sekujur tubuhnya bergidik. Dia bertanya, "Ka ... kamu mau apa?""Tentu saja menyelamatkan saudara kami," sahut Yoga."Semua orang di kantor duta ini dari Jepana dan sudah kalian bunuh. Dari mana datangnya saudara kalian?" balas Souta."Kalau nggak ada keyakinan penuh, kamu kira aku bakal menerobos masuk?" ejek Yoga.Souta pun makin ketakutan dan membatin, 'Sial! Apa mungkin dia menemukan rahasia laboratorium bawah tanah? Kalau benar seperti itu, matilah aku hari ini!'Setelah membawa Souta ke gudang halaman belakang, Yoga menendang penutup besi saluran pembuangan. Di bawah sana, terlihat sebuah terowongan gelap.Yoga benar-benar menemukan rahasia ini. Seketika, harapan terakhir dalam hati Souta pun sirna. Dia menatap Yoga sam
Baca selengkapnya

Bab 695

Empat dewa perang itu telah memperoleh kesadaran kembali sehingga tidak sembarangan membunuh lagi."Tolong ... tolong kami ...." Terdengar suara lemah dari kandang di samping. Yoga segera maju dan menghancurkan gembok kandang.Pemandangan di dalam sungguh mengejutkan. Di dalam kandang yang gelap dan sempit, terdapat belasan orang Daruna. Mereka makan dan buang kotoran di tempat yang sama sehingga baunya sungguh menyengat. Sekujur tubuh mereka bahkan busuk dan dipenuhi belatung, sampai-sampai tulang mereka terlihat.Selain itu, ada juga tanda yang tergantung di leher mereka. Produk no. 38, produk no. 39, produk no. 55 .... Sungguh keterlaluan!Yoga mengepalkan tangannya dan membuka kandang lainnya. Kandang ini seperti sebuah oven. Karena terus terpanggang oleh suhu tinggi, orang-orang Daruna itu terlihat hitam dan kurus kering. Di sampingnya, terlihat sebuah papan yang bertuliskan "Eksperimen Kadar Air pada Tubuh Manusia".Yoga berusaha menahan amarahnya. Dia membuka kandang lain lagi.
Baca selengkapnya

Bab 696

Yoga segera tiba di sudut barat daya. Itu adalah ruangan yang dibangun dengan baja, kokoh dan tidak akan bisa dihancurkan.Yoga menggedor pintu sambil berkata, "Richmond, aku tahu kamu di dalam sana. Segera keluar dan terima kematianmu."Richmond membentak, "Yoga, beraninya kamu membunuh orang Jepana! Ini dosa besar! Aku telah mengabari Pak Dirga tentang masalah ini. Dia akan segera datang. Kamu tunggu saja nanti!""Pak Karno datang pun aku nggak takut. Hari ini, kamu harus mati! Ayo keluar supaya kamu nggak tersiksa. Kalau nggak, aku bersumpah akan membuatmu mati tersiksa!" balas Yoga.Richmond berujar dengan dingin, "Ruangan ini terbuat dari baja dan lapisan dalamnya terbuat dari bahan luar angkasa. Bom sekalipun nggak bisa menghancurkan ruangan ini. Jangan harap kamu bisa masuk.""Baiklah, aku menyetujui pilihanmu." Selesai berbicara, Yoga mengerahkan seluruh tenaga untuk menghancurkan ruangan itu. Alhasil, dia hanya berhasil memunculkan sebuah bekas pukulan. Sepertinya, kekuatan fi
Baca selengkapnya

Bab 697

Richmond pun membuka pintu dan hendak kabur. Namun, sebelum punya kesempatan untuk melangkah, Yoga sudah menendangnya dan berkata, "Sebaiknya nikmati momen indahmu di dalam sana."Richmond bangkit dan mencoba melarikan diri lagi, tetapi Yoga lagi-lagi menendangnya masuk. Sesudah berulang kali, Richmond akhirnya tidak kuat lagi dan Yoga baru melepaskannya.Saat ini, seluruh kulit Richmond terkelupas. Sekujur tubuhnya membengkak, bahkan telapak kakinya hampir matang hingga memunculkan aroma daging panggang. Dia terlihat sekarat.Meskipun begitu, Yoga tidak berniat untuk melepaskannya. Dia menginstruksi empat dewa perang, "Tolong bantu aku remukkan semua tulangnya.""Siap!" Empat dewa perang segera maju dan meremukkan tulang-tulang Richmond tanpa ampun. Richmond tidak berteriak tanpa henti karena terus kehilangan kesadaran.Sesudahnya, Yoga menyeret Souta dan Richmond keluar dari ruang bawah tanah. Yoga tidak membantu para tahanan itu karena mereka terluka parah. Akan lebih baik jika tim
Baca selengkapnya

Bab 698

Apa dia kira hanya dengan begini maka tidak perlu menerima hukuman?"Kalian semua sudah sadar?" tanya Dirga."Ya!" jawab keempat dewa perang."Yoga, kalau kutanya kenapa kamu menyuruh mereka untuk membunuh orang Jepana, kamu pasti akan bilang demi menyembuhkan mereka bukan? Apa kamu kira dengan begini kamu akan terbebas dari tanggung jawab?""Kamu salah paham," jawab Dirga seraya menggelengkan kepala. "Alasan utamanya adalah memang orang-orang Jepana pantas dibunuh. Membantu empat dewa perang Keluarga Deswani itu cuma alasan lainnya. Selain itu, aku nggak pernah berencana mau lari dari tanggung jawab. Aku pasti akan tanggung jawab penuh terhadap masalah ini."Dirga membalas, "Haeh, sudahlah. Biar kalian berlima saja yang menanggung kesalahan ini sama-sama. Apa pun nasib kalian nanti, semua tergantung takdir."Pada saat ini, ponsel Dirga dan Kamal berdering bersamaan. Setelah melihat nomor ponselnya sekilas, wajah kedua orang itu langsung berubah pucat. Setelah ragu-ragu sejenak, mereka
Baca selengkapnya

Bab 699

"Bunuh!" Mereka juga tidak sanggup mengendalikan iblis dalam hati mereka. Satu-satunya pikiran yang terlintas dalam benak mereka adalah ingin membunuh semua orang Jepana. Namun, Dirga berpura-pura tenang saat berkata, "Telepon lembaga medis, kerahkan semua sumber daya pengobatan ke sini! Sekarang juga! Kalau berani menunda-nunda, akan kubunuh!""Baik!" Para bawahan Dirga langsung bergegas beraksi. Kamal berjalan dengan langkah kaki yang berat ke samping Souta.Souta mengancamnya, "Utusan nggak boleh dibunuh. Coba saja ... kalau kamu berani ...."Plak! Sebuah tamparan yang keras melayang ke pipi Souta. "Tahu nggak? Sekarang aku bahkan ingin mengulitimu hidup-hidup! Tapi aku nggak boleh begitu karena itu hanya akan membuatmu mati terlalu mudah. Negara kami ini punya neraka berlapis-lapis, sepertinya itu lebih cocok untukmu.""Kamu berani? Aku ini Duta Besar Jepana ...," teriak Souta.Kamal menatap Yoga dengan tulus, "Yoga, bisa bantu aku nggak?""Dengan senang hati," balas Yoga."Aku sud
Baca selengkapnya

Bab 700

Dirga memakinya kembali, "Perang saja! Siapa takut? Akan kuluncurkan nuklir sekarang juga supaya pulau kalian tenggelam.""Kamu ... benar-benar mengabaikan semua hukuman internasional! Kalau benar-benar mau perang, Persatuan Negara-Negara pasti akan berpihak pada kami. Semua negara di dunia ini akan mengecam Negara Daruna!""Huh! Kalian yang duluan memulai perang biologis di negara kami, tapi malah merasa paling benar? Aku justru penasaran, apakah semua negara benar-benar akan berpihak pada kalian!""Siapa yang mulai perang biologis? Jangan fitnah!""Jangan pura-pura bodoh! Nggak ada gunanya!" maki Dirga. Dirga langsung mengungkapkan semua kejadian di Kedutaan Besar yang menggunakan warga Daruna sebagai kelinci percobaan dan menyebarkan kanker itu kepada Kaisar Jepana."Nggak mungkin!" Kaisar Jepana langsung menyergah, "Warga negara kami nggak mungkin melakukan hal seperti itu! Kalian yang memfitnahnya!""Nggak mau mengaku ya? Kami punya semua buktinya!" balas Dirga. Setelah itu, dia l
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
6869707172
...
99
DMCA.com Protection Status