Apa dia kira hanya dengan begini maka tidak perlu menerima hukuman?"Kalian semua sudah sadar?" tanya Dirga."Ya!" jawab keempat dewa perang."Yoga, kalau kutanya kenapa kamu menyuruh mereka untuk membunuh orang Jepana, kamu pasti akan bilang demi menyembuhkan mereka bukan? Apa kamu kira dengan begini kamu akan terbebas dari tanggung jawab?""Kamu salah paham," jawab Dirga seraya menggelengkan kepala. "Alasan utamanya adalah memang orang-orang Jepana pantas dibunuh. Membantu empat dewa perang Keluarga Deswani itu cuma alasan lainnya. Selain itu, aku nggak pernah berencana mau lari dari tanggung jawab. Aku pasti akan tanggung jawab penuh terhadap masalah ini."Dirga membalas, "Haeh, sudahlah. Biar kalian berlima saja yang menanggung kesalahan ini sama-sama. Apa pun nasib kalian nanti, semua tergantung takdir."Pada saat ini, ponsel Dirga dan Kamal berdering bersamaan. Setelah melihat nomor ponselnya sekilas, wajah kedua orang itu langsung berubah pucat. Setelah ragu-ragu sejenak, mereka
"Bunuh!" Mereka juga tidak sanggup mengendalikan iblis dalam hati mereka. Satu-satunya pikiran yang terlintas dalam benak mereka adalah ingin membunuh semua orang Jepana. Namun, Dirga berpura-pura tenang saat berkata, "Telepon lembaga medis, kerahkan semua sumber daya pengobatan ke sini! Sekarang juga! Kalau berani menunda-nunda, akan kubunuh!""Baik!" Para bawahan Dirga langsung bergegas beraksi. Kamal berjalan dengan langkah kaki yang berat ke samping Souta.Souta mengancamnya, "Utusan nggak boleh dibunuh. Coba saja ... kalau kamu berani ...."Plak! Sebuah tamparan yang keras melayang ke pipi Souta. "Tahu nggak? Sekarang aku bahkan ingin mengulitimu hidup-hidup! Tapi aku nggak boleh begitu karena itu hanya akan membuatmu mati terlalu mudah. Negara kami ini punya neraka berlapis-lapis, sepertinya itu lebih cocok untukmu.""Kamu berani? Aku ini Duta Besar Jepana ...," teriak Souta.Kamal menatap Yoga dengan tulus, "Yoga, bisa bantu aku nggak?""Dengan senang hati," balas Yoga."Aku sud
Dirga memakinya kembali, "Perang saja! Siapa takut? Akan kuluncurkan nuklir sekarang juga supaya pulau kalian tenggelam.""Kamu ... benar-benar mengabaikan semua hukuman internasional! Kalau benar-benar mau perang, Persatuan Negara-Negara pasti akan berpihak pada kami. Semua negara di dunia ini akan mengecam Negara Daruna!""Huh! Kalian yang duluan memulai perang biologis di negara kami, tapi malah merasa paling benar? Aku justru penasaran, apakah semua negara benar-benar akan berpihak pada kalian!""Siapa yang mulai perang biologis? Jangan fitnah!""Jangan pura-pura bodoh! Nggak ada gunanya!" maki Dirga. Dirga langsung mengungkapkan semua kejadian di Kedutaan Besar yang menggunakan warga Daruna sebagai kelinci percobaan dan menyebarkan kanker itu kepada Kaisar Jepana."Nggak mungkin!" Kaisar Jepana langsung menyergah, "Warga negara kami nggak mungkin melakukan hal seperti itu! Kalian yang memfitnahnya!""Nggak mau mengaku ya? Kami punya semua buktinya!" balas Dirga. Setelah itu, dia l
"Katanya kamu mau traktir Roselia makan pisangmu?"Yoga terdiam. "Sori sinyalnya jelek, aku tutup dulu ya." Yoga merasa benar-benar harus menjauhkan Erna dari Roselia. Jika tidak, Erna juga akan terkena pengaruh buruk.Di lautan luas yang tak terbatas .... Permukaan laut tampak tenang, tetapi sebenarnya sedang terjadi pergolakan besar di dasarnya.Empat buah kapal selam tercanggih sedang bergerak mendekati pulau Jepana. Keempat kapal selam mini dilengkapi dengan teknologi penyamaran yang paling mutakhir, sehingga tidak bisa dilacak oleh kemiliteran Jepana.Hingga saat mereka berada pada radius ratusan meter dari pembangkit listrik tenaga nuklir Jepana, pasukan Negara Jepana baru menyadarinya. Mereka langsung berkomunikasi dengan kapal selam itu dengan radio nirkabel. "Peringatan, peringatan! Kalian telah memasuki wilayah perairan Jepana dan mengusik kami. Segera mundur sekarang juga atau kami akan melakukan pengejaran pada kalian.""Peringatan, peringatan! Kalian telah memasuki wilayah
"Kenapa?" tanya Yoga."Kamu bawa ayah dan pamanku semua untuk melakukan pembantaian di Kedutaan Jepana? Sekarang masalah ini sudah jadi sorotan internasional. Semua negara sedang mengecam Daruna, keluarga kami nggak bisa selamat lagi.""Tenang saja, aku sudah selesaikan masalahnya," jawab Yoga."Omong kosong!" Wenny memarahinya, "Mau diselesaikan bagaimana? Dewa pun nggak akan bisa tolong keluargaku lagi kali ini.""Diam!" bentak empat dewa perang yang baru turun dari mobil. "Wenny, kenapa kamu bicara begini sama tuan kita?"Wenny langsung tercengang, "Ayah, kalian sudah sembuh?"Keempat dewa perang itu mengangguk, "Semua ini berkat Tuan Yoga. Dia yang memberi kami kehidupan kedua.""Tunggu!" Wenny membelalakkan matanya. "Ayah, kalian ... memanggil Yoga sebagai tuan? Ada apa sebenarnya?""Dia yang menolong kami, makanya kami menganggapnya sebagai tuan kami," jawab keempat dewa perang."Ayah, kalian sudah linglung ya?" Wenny berteriak, "Yoga memang sudah sembuhin kalian, tapi dia mencel
Para petugas medis berbondong-bondong menggotong korban dari Negara Daruna di ruang bawah tanah. Melihat kondisi yang mengerikan ini, jantung Wenny berdetak kencang. Dia tidak bisa membayangkan apa yang telah dialami semua orang ini!Kamal menjelaskan semua kejadiannya secara detail pada Wenny. Setelah mendengarnya, Wenny juga ikut emosi, "Bajingan, berengsek! Orang Jepana itu nggak bisa disebut manusia. Memang seharusnya mereka mati semua!"Pada saat ini, Wenny baru menyadari bahwa dia telah salah paham pada Yoga dan langsung merasa bersalah. Dia bahkan merasa Yoga terlalu berbelaskasihan pada semua orang ini."Wenny, apa kamu tahu keputusan terbaik apa yang pernah Kakek buat seumur hidup ini?" tanya Dirga."Apa?" tanya Wenny."Menetapkan perjodohanmu dengan Yoga. Selama ini dia selalu menyembunyikan kemampuannya. Kalau sebutan anak zaman sekarang, Yoga itu harta karun. Kamu harus menghargainya dengan baik. Setelah kamu sadar dengan sosok asli harta karun ini, kamu akan bersyukur deng
Saat ini, musuh Yoga terus mengincarnya dengan waspada. Di tengah-tengah kekacauan ini, Vania tiba-tiba saja kehilangan kontak. Hati Yoga mulai muncul firasat buruk.Yoga berpura-pura tenang, "Baik, aku mengerti. Aku akan atur orang untuk cari dia."Setelah menutup telepon dari Melina, Yoga langsung menelepon Danesh. Danesh mengerahkan pasukan polisi untuk melacak posisi ponsel Vania. Pada saat itu juga, Danesh langsung mengesampingkan semua pekerjaannya untuk menyelesaikan tugas dari Yoga.Yoga adalah salah satu koneksinya yang terhebat, tentu saja Danesh harus mengutamakannya. Dalam waktu kurang dari semenit, Danesh sudah menelepon Yoga kembali, "Pak Yoga, posisi terakhir ponsel Bu Vania ada di Jembatan Dawarsa.""Terima kasih," ucap Yoga.Danesh terkejut mendengarnya, "Pak Yoga terlalu sungkan. Sebuah kehormatan bagiku bisa bekerja untukmu ..."Setelah itu, Yoga langsung bergegas ke posisi yang diinformasikan. Di atas Jembatan Dawarsa yang megah, terlihat banyak sekali orang yang be
Wanita ini bernama Yami, dia adalah seorang selebgram terkenal dengan puluhan juta pengikut. Saat melakukan siaran langsung di jembatan ini, dia tidak sengaja terjatuh ke sungai. Saat itu Vania kebetulan melewati tempat ini, sehingga dia langsung melompat untuk menolongnya.Tak disangka setelah menolong Yami, malah Vania sendiri yang tenggelam. Di saat-saat genting, ada seseorang lagi yang berbaik hati menolong Vania.Didengar dari cerita orang di sekitarnya, Yami bahkan sempat melarang orang yang ingin menolong Vania saat tenggelam. Setelah Vania berhasil dibawa ke daratan, Yami kembali melarang orang untuk melakukan pertolongan padanya.Mendengar hal itu, wajah Yoga langsung tampak muram. Apa "selebgram" ini masih pantas disebut manusia? Hanya karena tidak mau membayar biaya pengobatan, dia melarang semua orang untuk menolong Vania!Pada saat bersamaan, Yoga juga merasa penasaran. Dulunya Vania adalah juara dalam perlombaan berenang, mana mungkin dia bisa tenggelam?Setelah memastika
Tampaknya pria itu ingin lebih teliti mengamati siapa Yoga sebenarnya. Yoga melemparkan sebuah benda kecil dengan santai, lalu berujar, "Berikan ini pada pengurus kalian. Dia pasti akan datang menemuiku."Pria itu menangkap benda tersebut. Begitu melihatnya, dia langsung terkejut hingga terperanjat. Matanya membelalak, sementara pupilnya mengecil. Benda itu ... adalah besi hitam."Oke, aku akan segera mengurusnya!" balas pria itu. Dia tidak berani membuang waktu, melainkan langsung berbalik dan pergi dengan langkah cepat.Melihat pria itu yang tergesa-gesa, Yoga tersenyum dingin penuh ejekan. Hanya sepotong kecil besi hitam saja sudah membuatnya begitu heboh. Padahal, Yoga memiliki seluruh makam yang dipenuhi dengan besi hitam.Bimo memperingatkan, "Eh, benda ini sangat berharga. Jangan sampai menarik perhatian orang yang punya niat jahat!"Yoga membalas tak acuh, "Nggak masalah. Lagian, aku nggak punya barang lain."Bimo menimpali, "Kamu benar-benar belum memahami betapa pentingnya be
"Tenang saja!" balas Yoga dengan penuh percaya diri. Dia tersenyum lebar sambil memberi isyarat dengan tangannya.Hanya saja, Sutrisno merasa gelisah saat melihat senyuman itu. Dia merasa ada sesuatu yang tidak beres, seolah-olah dirinya telah dijebak. Pasti semua ini tidak sesederhana seperti yang Yoga katakan."Ayo, ikut aku pulang!" gumam Sutrisno pelan sambil terus memperhatikan Yoga, bahkan menyisakan sedikit kewaspadaan dalam hatinya. Dia berpikir apakah dirinya sudah benar-benar dijebak?Di sisi lain, Yoga terlihat santai dan tidak peduli. Dia ikut pergi bersama Sutrisno. Tak lama kemudian, mereka tiba di sebuah kompleks hunian. Tempat itu penuh dengan deretan vila mewah yang jelas bernilai fantastis."Ini salah satu rumahku. Kamu bisa tinggal di sini untuk sementara waktu. Tapi ingat, jangan sekali-kali berkeliaran sembarangan. Kalau sampai ketahuan bahwa Keluarga Salim melindungimu, itu akan membawa masalah besar bagi kami!" ucap Sutrisno seraya menatap Yoga dengan serius.Sut
Yoga berkata, "Begitu juga dengan sebaliknya, 'kan? Dunia kultivator kuno juga bisa memusnahkan dunia bela diri kuno."Bimo membalas, "Bisa dibilang begitu. Tapi, sekarang kamu sudah mencapai kultivator raja, jadi harus lebih berhati-hati."Yoga kembali berkata, "Aku mengerti. Sekarang auramu terus menyebar, aku harus segera mencari caranya."Bimo berkata, "Baguslah kalau kamu ingat itu."Setelah terdiam sejenak, Yoga melihat ke sekeliling karena tidak tahu harus pergi ke mana. Jika tadi perjalanannya tidak tertunda sebentar, dia bisa pergi bersama dengan Winola. Namun, sekarang dia sudah berhasil masuk ke sini, dia tentu saja tidak akan pergi ke rumah Keluarga Bramasta lagi. Jika tidak, dia harus berdiskusi dengan mereka tentang pertunangannya dengan Winola."Oh ya!" Yoga teringat dengan sesuatu dan segera menelepon Sutrisno. Bagaimanapun juga, orang ini masih bisa membantunya.Sutrisno berkata, "Kamu sudah masuk ya? Aku dengar ada masalah di pintu masuk."Yoga berkata, "Kamu datang j
Aura yang sangat kuat menyebar ke seluruh tempat dan terus menghancurkan segalanya, membuat semua orang terkejut.Yoga yang menerima kekuatan dari hukum alam semesta, merasakan kekuatan itu terus mengalir di dalam tubuhnya dengan makin kuat. Dia membuka pintu yang tertutup itu dengan satu gerakan dan berdiri di dalamnya, lalu menoleh ke belakang. Langit sudah kembali tenang, sehingga dia tidak perlu mengkhawatirkan efek samping dari kekuatan kultivator raja.Pemimpin penjaga gerbang itu tercengang dan menatap Yoga dengan bingung. Ekspresinya terlihat kaku dan sulit untuk kembali tenang.Apa yang terjadi? Apa yang dilakukan anak ini? Dari mana asalnya perasaan menekan yang sangat kuat ini? Mengapa kekuatan ini sangat mirip dengan kekuatan kultivator raja?Pemimpin penjaga gerbang itu merasa sangat tidak tenang dan sulit untuk mengendalikan dirinya. Keringatnya mengalir dengan deras, seolah-olah kehilangan kendali atas dirinya. Setetes darah mengalir keluar dari mulutnya, lalu menyemprot
Formasi di tanah tiba-tiba meledak, lalu cahaya-cahaya emas bermunculan dari permukaan tanah dan menyerbu ke arah Yoga.Boom boom boom!Setelah itu, cahaya-cahaya emas itu pun terus menyerang Yoga dengan kecepatan yang luar biasa, membuat orang yang melihatnya tertegun. Kecepatan itu bahkan sulit untuk dilihat dengan mata orang biasa.Namun, Yoga hanya menggaruk telinganya dengan santai dan terlihat agak kesal. Formasi ini hanya trik sampah baginya, bahkan formasi dari Pelindung Kebenaran pun dia tidak takut. Dia hanya berdiri dengan diam di tempatnya dan tubuhnya kembali dikelilingi petir.Boom!Cahaya-cahaya emas dari formasi yang menyerang semuanya malah dimusnahkan oleh petir di tubuh Yoga. Dalam sekejap, semuanya berubah menjadi hampa."Apa?" Pemimpin penjaga gerbang itu langsung mundur selangkah dengan ekspresi terkejut. Dia tidak menyangka serangan dari formasi itu ternyata sama sekali tidak berpengaruh terhadap Yoga."Apa yang sebenarnya ada di dalam tubuhmu?" tanya pemimpin it
Benar-benar ingin menerobos masuk gerbang ini?Dalam sekejap, mata semua penjaga gerbang membelalak dan ekspresi mereka terlihat sangat terkejut. Mereka tidak menyangka Yoga benar-benar berani bertindak. Yoga bahkan melakukan semua itu sendirian, tanpa bantuan dari Keluarga Bramasta."Kamu ini benar-benar nggak tahu diri," teriak pemimpin penjaga gerbang itu dengan nada yang dingin.Ekspresi para penjaga gerbang lainnya pun terlihat serius dan menatap Yoga dengan tajam. Mereka penuh dengan aura membunuh dan bersiap untuk membunuh Yoga."Huh. Ayo maju," kata Yoga dengan angkuh dan menatap semua penjaga gerbang itu dengan dingin. Saat itu, dia terlihat penuh dengan tekad dan wibawa."Serang!"Seiring dengan perintah pemimpin itu, semua orang yang berada di tempat itu langsung menyerbu. Mereka terlihat sangat bersemangat dan ingin segera membunuh Yoga. Kecepatan mereka juga sangat luar biasa.Swish swish swish!Setelah para penjaga gerbang itu menyerbu dan mengepung Yoga, salah seorang da
"Nggak perlu meminta maaf. Kalian masuk dulu, aku akan menyusul nanti," kata Yoga sambil tersenyum dengan tenang dan terlihat santai, seolah-olah hal ini sama sekali tidak memengaruhinya."Nggak perlu menghiburku. Ini mungkin terakhir kalinya kita bertemu, aku ...," kata Winola dengan mata yang berkaca-kaca dan hati yang terasa sangat sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri untuk mendekat dan mencium bibir Yoga dengan lembut.Seluruh tubuh Yoga langsung bergetar saat merasakan sentuhan yang lembut itu. Ini ....Orang-orang di sekitar yang melihat adegan itu pun terpesona dan iri. Winola adalah wanita yang terkenal kecantikannya di dunia kultivator kuno, malah diam-diam menaruh hati pada seorang pria dari dunia bela diri kuno.Beberapa saat kemudian, Winola melepaskan ciumannya dari Yoga dengan wajah yang memerah. Dia menatap Yoga dengan ekspresi tulus dan berkata dengan nada lembut, "Setelah berpisah, kita mungkin nggak akan bertemu lagi dan pertunangan kita juga m
Winola sudah menduga perjalanan mereka pasti akan menghadapi hambatan di sini. Bagaimanapun juga, semua penjaga gerbang ini adalah orang yang hanya mementingkan keuntungan saja. Sekarang dia membawa orang baru untuk kembali, para penjaga ini pasti akan mempersulitnya.Melihat isi dari bungkusan yang diberikan Winola, pemimpin itu akhirnya tersenyum dengan puas."Baiklah, silakan lewat," kata pemimpin itu sambil memberikan isyarat dengan menganggukkan kepala.Winola menghela napas lega, lalu menatap Yoga dan berkata, "Ayo pergi."Yoga pun merespons dan bersiap untuk pergi.Namun, ada seseorang tiba-tiba mendekat dengan terburu-buru dan berbisik di telinga pemimpin itu.Setelah itu, pemimpin itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Yoga. Dia tertegun sejenak, lalu matanya langsung membelalak."Berhenti!" teriak pemimpin itu dengan marah."Apa?" tanya Winola dengan terkejut dan secara refleks menatap pemimpin itu.Semua anggota Keluarga Bramasta pun langsung waspada, mengira akan terj
Perasaan senang terpancar jelas di wajah Winola. Dia menatap Yoga dengan sangat bersemangat, lalu menganggukkan kepala. Dia segera mulai bersiap-siap dan membawa Yoga serta para bawahan dari Keluarga Bramasta di dunia bela diri kuno untuk berangkat.Berita tentang Keluarga Bramasta yang mengundang Bimo segera menyebar sampai ke telinga Sutrisno dan membuatnya merasa sangat iri. Dia segera menelepon Yoga dan bahkan menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan itu. Setelah Bimo bertamu ke rumah Keluarga Bramasta di dunia kultivator kuno, dia akan mengundang Bimo bertamu ke rumah Keluarga Salim juga.Lagi pula, sudah bertamu ke satu keluarga, Yoga merasa tidak ada salahnya untuk bertamu ke satu keluarga lagi. Ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Salim juga, mungkin saja kelak mereka bisa bekerja sama untuk melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma. Dia pun setuju untuk bertamu, tetapi tidak bisa pulang bersama karena dia tidak ingin menambah masalahnya.