Share

Bab 699

Penulis: Vodka
"Bunuh!" Mereka juga tidak sanggup mengendalikan iblis dalam hati mereka. Satu-satunya pikiran yang terlintas dalam benak mereka adalah ingin membunuh semua orang Jepana. Namun, Dirga berpura-pura tenang saat berkata, "Telepon lembaga medis, kerahkan semua sumber daya pengobatan ke sini! Sekarang juga! Kalau berani menunda-nunda, akan kubunuh!"

"Baik!" Para bawahan Dirga langsung bergegas beraksi. Kamal berjalan dengan langkah kaki yang berat ke samping Souta.

Souta mengancamnya, "Utusan nggak boleh dibunuh. Coba saja ... kalau kamu berani ...."

Plak! Sebuah tamparan yang keras melayang ke pipi Souta. "Tahu nggak? Sekarang aku bahkan ingin mengulitimu hidup-hidup! Tapi aku nggak boleh begitu karena itu hanya akan membuatmu mati terlalu mudah. Negara kami ini punya neraka berlapis-lapis, sepertinya itu lebih cocok untukmu."

"Kamu berani? Aku ini Duta Besar Jepana ...," teriak Souta.

Kamal menatap Yoga dengan tulus, "Yoga, bisa bantu aku nggak?"

"Dengan senang hati," balas Yoga.

"Aku sud
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 700

    Dirga memakinya kembali, "Perang saja! Siapa takut? Akan kuluncurkan nuklir sekarang juga supaya pulau kalian tenggelam.""Kamu ... benar-benar mengabaikan semua hukuman internasional! Kalau benar-benar mau perang, Persatuan Negara-Negara pasti akan berpihak pada kami. Semua negara di dunia ini akan mengecam Negara Daruna!""Huh! Kalian yang duluan memulai perang biologis di negara kami, tapi malah merasa paling benar? Aku justru penasaran, apakah semua negara benar-benar akan berpihak pada kalian!""Siapa yang mulai perang biologis? Jangan fitnah!""Jangan pura-pura bodoh! Nggak ada gunanya!" maki Dirga. Dirga langsung mengungkapkan semua kejadian di Kedutaan Besar yang menggunakan warga Daruna sebagai kelinci percobaan dan menyebarkan kanker itu kepada Kaisar Jepana."Nggak mungkin!" Kaisar Jepana langsung menyergah, "Warga negara kami nggak mungkin melakukan hal seperti itu! Kalian yang memfitnahnya!""Nggak mau mengaku ya? Kami punya semua buktinya!" balas Dirga. Setelah itu, dia l

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 701

    "Katanya kamu mau traktir Roselia makan pisangmu?"Yoga terdiam. "Sori sinyalnya jelek, aku tutup dulu ya." Yoga merasa benar-benar harus menjauhkan Erna dari Roselia. Jika tidak, Erna juga akan terkena pengaruh buruk.Di lautan luas yang tak terbatas .... Permukaan laut tampak tenang, tetapi sebenarnya sedang terjadi pergolakan besar di dasarnya.Empat buah kapal selam tercanggih sedang bergerak mendekati pulau Jepana. Keempat kapal selam mini dilengkapi dengan teknologi penyamaran yang paling mutakhir, sehingga tidak bisa dilacak oleh kemiliteran Jepana.Hingga saat mereka berada pada radius ratusan meter dari pembangkit listrik tenaga nuklir Jepana, pasukan Negara Jepana baru menyadarinya. Mereka langsung berkomunikasi dengan kapal selam itu dengan radio nirkabel. "Peringatan, peringatan! Kalian telah memasuki wilayah perairan Jepana dan mengusik kami. Segera mundur sekarang juga atau kami akan melakukan pengejaran pada kalian.""Peringatan, peringatan! Kalian telah memasuki wilayah

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 702

    "Kenapa?" tanya Yoga."Kamu bawa ayah dan pamanku semua untuk melakukan pembantaian di Kedutaan Jepana? Sekarang masalah ini sudah jadi sorotan internasional. Semua negara sedang mengecam Daruna, keluarga kami nggak bisa selamat lagi.""Tenang saja, aku sudah selesaikan masalahnya," jawab Yoga."Omong kosong!" Wenny memarahinya, "Mau diselesaikan bagaimana? Dewa pun nggak akan bisa tolong keluargaku lagi kali ini.""Diam!" bentak empat dewa perang yang baru turun dari mobil. "Wenny, kenapa kamu bicara begini sama tuan kita?"Wenny langsung tercengang, "Ayah, kalian sudah sembuh?"Keempat dewa perang itu mengangguk, "Semua ini berkat Tuan Yoga. Dia yang memberi kami kehidupan kedua.""Tunggu!" Wenny membelalakkan matanya. "Ayah, kalian ... memanggil Yoga sebagai tuan? Ada apa sebenarnya?""Dia yang menolong kami, makanya kami menganggapnya sebagai tuan kami," jawab keempat dewa perang."Ayah, kalian sudah linglung ya?" Wenny berteriak, "Yoga memang sudah sembuhin kalian, tapi dia mencel

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 703

    Para petugas medis berbondong-bondong menggotong korban dari Negara Daruna di ruang bawah tanah. Melihat kondisi yang mengerikan ini, jantung Wenny berdetak kencang. Dia tidak bisa membayangkan apa yang telah dialami semua orang ini!Kamal menjelaskan semua kejadiannya secara detail pada Wenny. Setelah mendengarnya, Wenny juga ikut emosi, "Bajingan, berengsek! Orang Jepana itu nggak bisa disebut manusia. Memang seharusnya mereka mati semua!"Pada saat ini, Wenny baru menyadari bahwa dia telah salah paham pada Yoga dan langsung merasa bersalah. Dia bahkan merasa Yoga terlalu berbelaskasihan pada semua orang ini."Wenny, apa kamu tahu keputusan terbaik apa yang pernah Kakek buat seumur hidup ini?" tanya Dirga."Apa?" tanya Wenny."Menetapkan perjodohanmu dengan Yoga. Selama ini dia selalu menyembunyikan kemampuannya. Kalau sebutan anak zaman sekarang, Yoga itu harta karun. Kamu harus menghargainya dengan baik. Setelah kamu sadar dengan sosok asli harta karun ini, kamu akan bersyukur deng

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 704

    Saat ini, musuh Yoga terus mengincarnya dengan waspada. Di tengah-tengah kekacauan ini, Vania tiba-tiba saja kehilangan kontak. Hati Yoga mulai muncul firasat buruk.Yoga berpura-pura tenang, "Baik, aku mengerti. Aku akan atur orang untuk cari dia."Setelah menutup telepon dari Melina, Yoga langsung menelepon Danesh. Danesh mengerahkan pasukan polisi untuk melacak posisi ponsel Vania. Pada saat itu juga, Danesh langsung mengesampingkan semua pekerjaannya untuk menyelesaikan tugas dari Yoga.Yoga adalah salah satu koneksinya yang terhebat, tentu saja Danesh harus mengutamakannya. Dalam waktu kurang dari semenit, Danesh sudah menelepon Yoga kembali, "Pak Yoga, posisi terakhir ponsel Bu Vania ada di Jembatan Dawarsa.""Terima kasih," ucap Yoga.Danesh terkejut mendengarnya, "Pak Yoga terlalu sungkan. Sebuah kehormatan bagiku bisa bekerja untukmu ..."Setelah itu, Yoga langsung bergegas ke posisi yang diinformasikan. Di atas Jembatan Dawarsa yang megah, terlihat banyak sekali orang yang be

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 705

    Wanita ini bernama Yami, dia adalah seorang selebgram terkenal dengan puluhan juta pengikut. Saat melakukan siaran langsung di jembatan ini, dia tidak sengaja terjatuh ke sungai. Saat itu Vania kebetulan melewati tempat ini, sehingga dia langsung melompat untuk menolongnya.Tak disangka setelah menolong Yami, malah Vania sendiri yang tenggelam. Di saat-saat genting, ada seseorang lagi yang berbaik hati menolong Vania.Didengar dari cerita orang di sekitarnya, Yami bahkan sempat melarang orang yang ingin menolong Vania saat tenggelam. Setelah Vania berhasil dibawa ke daratan, Yami kembali melarang orang untuk melakukan pertolongan padanya.Mendengar hal itu, wajah Yoga langsung tampak muram. Apa "selebgram" ini masih pantas disebut manusia? Hanya karena tidak mau membayar biaya pengobatan, dia melarang semua orang untuk menolong Vania!Pada saat bersamaan, Yoga juga merasa penasaran. Dulunya Vania adalah juara dalam perlombaan berenang, mana mungkin dia bisa tenggelam?Setelah memastika

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 706

    Untungnya, orang yang diminta bantuan dari teleponnya tadi sempat datang untuk menolongnya. Mereka membawa Yami ke mobil, sedangkan Yami terus-menerus memuntahkan air. Di dalam mobil itu, duduk seorang pria bercadar hitam dengan aura yang sangat berwibawa.Pria itu membentak, "Huh! Masalah semudah ini saja nggak bisa kamu selesaikan. Untuk apa aku pekerjakan kamu lagi?"Yami terkejut, "Pak, kali ini memang kelalaianku. Lain kali nggak akan begini lagi."Pria bercadar itu memarahinya, "Setelah kejadian kali ini, lain kali kita akan jadi lebih susah lagi untuk turun tangan."Yami membalas, "Tenang saja. Meski nggak berhasil membunuhnya, aku akan buat reputasinya hancur."Sepulangnya ke rumah, Yami langsung mengunggah sebuah artikel panjang di akunnya untuk mengadukan kejahatan Yoga dan Vania. Patut diakui, pengaruh Yami memang cukup besar. Begitu postingan ini diunggah, dia langsung mendapat dukungan dari penggemarnya dan topik ini langsung menjadi pembicaraan hangat. Seluruh negeri meng

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 707

    Yoga terpaksa menyetujui permintaan Vania. Dia menggendong Vania ke toilet, lalu meletakkannya di kloset. Baru saja hendak keluar, Vania kembali menarik tangan Yoga. "Bos, bantu aku buka celana ...."Yoga langsung merasa canggung. Sepertinya Vania semakin berlebihan saja. Tanpa ragu-ragu, Yoga langsung berbalik dan keluar dari toilet. Vania tampak kecewa berat.Hanya dalam sekejap, terdengar suara air mengalir dari toilet. Suara ini membuat Yoga semakin gusar. Setelah suara air itu hilang, terdengar suara Vania berkata, "Bos, tolong berikan aku tisu.""Kamu cuma buang air kecil, untuk apa pakai tsu?"Vania menjawab, "Kamu kira wanita itu sama seperti pria yang cuma dikibas-kibas saja setelah selesai?"Penggunaan kata "dikibas-kibas" ini terdengar sangat kasar bagi Yoga. Merasa tak berdaya, Yoga terpaksa mengambilkan tisu untuk Vania. Tentu saja, Yoga tidak masuk ke toilet. Dia hanya menyelipkan tangannya dari celah pintu.Namun tak disangka, tangannya malah menyentuh sesuatu yang lembu

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1237

    "Apa?" Setelah mendengar kata-kata itu, wajah semua orang di tempat langsung berubah menjadi pucat pasi. Mereka sangat ketakutan dan gelisah. Bisa-bisanya ketahuan? Bagaimana mungkin rahasia ini bisa bocor? Dalam sekejap, semua orang menjadi panik. Mereka tanpa sadar melirik ke arah menara lonceng."Oh?" Yoga pun tertawa. Nada suaranya terdengar terkejut sekaligus puas.Yoga sebenarnya hanya meminta Winola dan Sutrisno untuk menjauh darinya, tetapi tak disangka mereka malah menemukan sesuatu yang sangat penting. Yoga perlahan mendongak dan menatap ke arah atas, tepat ke lokasi menara lonceng."Kalian jangan bicara sembarangan! Nggak mungkin ada apa-apa di menara lonceng itu!""Benar, tindakan kalian ini adalah pengkhianatan terhadap Bimo! Nggak mungkin pusat formasi ada di sana!""Kalian sungguh keji! Kalian mau mengalihkan perhatian Bimo ya? Pusat formasi yang sebenarnya jelas bukan di sana!"Para tetua dan jenderal mulai berteriak panik. Mereka coba meyakinkan Yoga dengan berbagai

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1236

    "Kalian semua mau mati ya?" Yoga melontarkan pertanyaan dengan nada tenang. Matanya menyapu seluruh orang di tempat itu satu per satu. Wajahnya tetap datar tanpa emosi.Semua orang langsung menutup mulut. Tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun. Mereka tahu jika Bimo murka, konsekuensinya bukan hanya kematian, melainkan siksaan yang lebih buruk dari mati.Di saat itulah, Yoga memandang pria di hadapannya dengan tenang. Tanpa berkata sepatah kata pun, dia melayangkan tendangan. Tindakannya membuat pria tersebut terpental.Namun, Yoga sama sekali tidak berniat membunuhnya. Baginya, membunuh pria itu hanya akan menjadikannya salah satu dari boneka dalam formasi ini. Itu hanya akan menambah bebannya. Hal terpenting saat ini adalah menemukan pusat formasi."Hahaha! Aku hidup! Aku benar-benar masih hidup!" seru jenderal itu sambil tertawa terbahak-bahak penuh kegirangan. Wajahnya berseri-seri. Dia tidak mampu menyembunyikan rasa lega yang luar biasa.Mampu bertahan hidup di bawah

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1235

    Hukum alam semesta akan memberikan tekanan jika itu terjadi. Yoga harus tetap waspada. Retakan-retakan di langit adalah hasil dari kekuatan hukum tersebut.Hukum alam semesta telah merasakan keberadaan Yoga sehingga langsung mencarinya tanpa ragu. Bahkan, formasi besar yang mengurung tempat ini pun tak mampu menghentikannya."Sepertinya aku harus sedikit menahan diri," gumam Yoga perlahan.Bimo menambahkan, "Cuma sedikit lagi doang. Meski kekuatanmu mampu menembus level kultivator raja, mana boleh kamu bertindak serampangan begini?""Aku tahu," jawab Yoga singkat, tanpa banyak bicara lagi. Kemudian, dia menoleh ke arah jenderal yang gemetar ketakutan dalam genggamannya. Kakinya bahkan hampir tak mampu menopang tubuhnya."Cepat katakan! Kalau nggak, aku akan menjadikanmu seperti mayat boneka itu, lalu menghancurkanmu hingga menjadi serpihan!" ancam Yoga dengan suara dingin."Aku akan kasih tahu semuanya!" balas jenderal itu sambil buru-buru mengangguk. Ketakutan dan emosinya sudah tak t

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1234

    Wajah jenderal itu langsung memucat. Dia berseru panik dengan nada penuh ketakutan, "Aku ... aku akan bilang! Jangan bunuh aku!"Saat ini, yang tersisa dalam pikiran jenderal itu hanyalah keinginan untuk bertahan hidup. Dia telah sepenuhnya melupakan tanggung jawab sebagai Pelindung Kebenaran yang seharusnya menjaga keadilan.Jenderal itu tidak ingin mati, apalagi mengalami nasib seperti orang yang sudah menjadi boneka itu. Di bawah kendali formasi, dia mungkin tidak akan mati ataupun hancur, tetapi akan kehilangan kesadaran sepenuhnya. Apa gunanya hidup seperti itu? Itu bukan kehidupan yang layak.Pada saat yang sama, suara keras menggema dari kejauhan."Dasar pengkhianat! Apa yang kamu bilang barusan? Dengan sikap seperti itu, apa kamu pantas disebut Pelindung Kebenaran?""Kamu sama sekali nggak layak jadi Pelindung Kebenaran. Kamu cuma sampah!""Dasar berengsek, apa kamu mau mati? Beraninya mengkhianati kami!"Permohonan jenderal itu langsung memancing amarah orang-orang di sekitarn

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1233

    "Hahaha! Bimo, akhirnya kamu mengalami ini juga!""Sekarang, gimana kamu bisa bertarung? Bersiaplah untuk mati!""Nggak peduli apa yang kamu lakukan, hari ini kamu nggak akan bisa kabur. Kematian sudah pasti menjadi akhirmu!"Suara-suara penuh keyakinan itu terdengar jelas di telinga Yoga. Dia agak mengernyit dan menatap dingin ke arah mereka.Yoga agak memiringkan kepala, lalu mengejek sambil menyeringai, "Kalian ini benar-benar terlalu berisik. Sepertinya kalian juga mau jadi boneka ya?"Sekejap kemudian, suasana berubah drastis. Semua orang terdiam, tak ada yang berani bicara lagi. Mereka tahu betul bahwa mereka tidak ingin mati.Sebab begitu mati, mereka akan dikendalikan oleh formasi ini. Mereka akan menjadi makhluk mengerikan yang tak bisa mati dan dihancurkan, kecuali semua makhluk hidup di dalam formasi ini sudah kehilangan nyawa.Yoga mengalihkan targetnya. Dia langsung menuju ke arah orang-orang yang tersisa sambil berujar, "Ya sudah. Kalau begitu seperti yang kalian inginkan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1232

    Di dalam formasi, sepuluh tetua dan tiga jenderal berdiri dengan kewaspadaan penuh. Mereka menatap tajam ke arah Yoga.Tatapan mereka yang dingin tertuju pada Yoga. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak. Mereka yakin bahwa pertempuran berikutnya akan berlangsung sesuai dengan rencana.Melihat itu, Yoga sedikit mengernyit. Dia bisa merasakan bahwa mereka sepertinya sedang menunggu sesuatu. Perasaan seperti itu sungguh membuatnya merasa sangat tidak nyaman.Akhirnya, Yoga mulai menyadari sesuatu. Dia segera mengalihkan pandangannya ke satu arah. Di sana, dia melihat tubuh jenderal yang sebelumnya telah dia bunuh.Jenderal itu kini seperti boneka yang dikendalikan oleh benang-benang merah. Tubuhnya mulai berubah menjadi makin besar dan berotot. Ini semua adalah hasil dari formasi, yang mengubah mayat itu menjadi lebih kuat dari sebelumnya.Yoga mendengus sebelum berujar, "Sepertinya, mereka mau menguji aku dulu."Yoga tahu betul bahwa orang-orang ini takut mati sehingga berh

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1231

    Kraaak!Tubuh jenderal itu seketika meledak di satu bagian. Separuh tubuhnya berlumuran darah dan terlihat begitu mengerikan. Luka parah di bagian luar tubuhnya bercampur dengan dampak serangan di dalam tubuh. Hal itu membuatnya berada di ambang kematian.Dengan ekspresi datar, Yoga perlahan menoleh dan menatap dingin ke arah yang lain. Dia berujar, "Selanjutnya, giliran kalian!"Kalimat itu penuh dengan aura dominasi, seakan-akan dalam sekejap mampu membekukan seluruh wilayah di sekitar. Kesepuluh tetua dan tiga jenderal yang tersisa terdiam sejenak, lalu raut wajah mereka berubah menjadi garang."Bimo, kamu pasti nggak tahu betapa menakutkannya Formasi Pembantai Dewa ini, 'kan?""Di dalam formasi ini, satu-satunya jalan bagimu adalah mati!""Hmph! Memangnya kenapa kalau kamu bunuh dia? Setelah bunuh kami semua, terus apa?"Dalam sekejap, mereka semua menunjukkan sikap yang sombong dan melontarkan ejekan terhadap Yoga.Di sisi lain, Yoga mengernyit karena bingung. Apa mereka sudah gil

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1230

    Kedua orang itu merasa bahwa jurus yang baru saja mereka lihat sangat mirip dengan gaya Yoga. Hanya saja setelah berpikir dengan saksama, mereka yakin bahwa itu tidak mungkin.Sutrisno dan Winola lebih percaya bahwa jurus itu diajarkan oleh Bimo kepada Yoga. Sebab, mana mungkin Yoga memiliki kemampuan sehebat itu?Winola bertanya dengan serius, "Tapi, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Sudah begitu banyak orang yang mati!"Sutrisno membalas, "Banyak orang mati, bukannya itu malah bagus? Kalau para Pelindung Kebenaran mati, Tuan Bimo yang diuntungkan. Kalau orang-orang dari empat keluarga besar ikut mati, itu malah menguntungkan kita."Winola hanya terdiam mendengar ucapan itu. Dia menatap Sutrisno dengan pandangan penuh arti sambil mengernyit. Momen itu membuatnya seketika merasa bahwa Sutrisno adalah seorang pengkhianat. Bagaimanapun, orang-orang yang mati berasal dari keluarga mereka sendiri.Melihat ekspresi Winola, Sutrisno coba meyakinkannya dengan berucap, "Kamu lupa dengan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1229

    Pada saat yang bersamaan, seluruh langit berubah menjadi merah dan benang-benang yang memerah juga terus melayang.Saat ini, semua orang merasa sangat terkejut dan tatapan mereka penuh dengan ketakutan. Orang-orang dari empat keluarga besar yang tersisa dan para Pelindung Kebenaran yang masih hidup pun tercengang dengan pemandangan itu."Astaga. Apa yang mereka inginkan? Jangan-jangan ingin membunuh kami?""Kami adalah Pelindung Kebenaran, kita ini satu kelompok. Apa mereka benar-benar ingin membunuh tanpa pandang bulu?""Sialan! Padahal hanya perlu membunuh Bimo saja, kenapa harus membunuh kami juga? Organisasi Pelindung Kebenaran benar-benar akan hancur."Banyak Pelindung Kebenaran yang berteriak dengan marah dan emosi mereka makin meledak karena merasa menderita. Mereka semua tahu mereka akan segera mati.Orang-orang dari empat keluarga besar pun sudah benar-benar putus asa dan terus berlari ke segala arah.Namun, benang-benang merah itu langsung menyerang satu per satu orang di san

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status