Share

Bab 683

Tidak berselang lama, Wisnu membawa Sangga yang babak belur kemari. Sangga memaki dan mengumpat tanpa henti. Wisnu berkata, "Kak Yoga, kamu benar. Dia kabur ke halaman belakang dan ingin menutup pintu air. Untung aku berhasil menangkapnya."

"Pintu air apa?" tanya Yoga yang kurang mengerti.

"Desa ini cuma punya satu mata air. Kami semua minum dari mata air itu. Tapi, vila Fenny menutup sebagian besar mata air, bahkan membangun pintu air," jawab Wisnu.

"Pasti ada yang salah dengan pintu air itu, 'kan? Beri tahu aku kebenarannya. Kuanggap kamu bicara jujur dan akan memberimu hukuman ringan," ujar Yoga kepada Sangga.

Sangga jelas terlihat bersalah, tetapi tetap bersikeras melawan, "Huh! Aku nggak ngerti kamu bilang apa. Itu cuma pintu air, terserah aku mau tutup atau buka. Apa urusannya denganmu?"

"Bagus, bagus sekali. Mari kita lihat, kamu bakal keras kepala sampai kapan," ucap Yoga.

Saat ini, Mercedes-Benz Fenny berhenti di depan vila. Dia turun, lalu sontak murka karena situasi di depan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status