Share

Bab 689

Penulis: Vodka
Wisnu tak kuasa mendesah dalam hati. Tanpa dukungan Yoga, dia tidak mungkin memiliki prestasi seperti sekarang, apalagi disanjung orang.

Fenny, Danu, dan Arief dikurung di ruang interogasi yang berbeda. Yoga memulainya dari Fenny. Dia langsung bertanya, "Kamu mau melawan atau langsung jujur? Apa pun pilihanmu, aku pasti akan mendapat jawaban yang kuinginkan."

Fenny menyahut dengan suara bergetar, "Bukannya kamu sudah tahu kebenarannya?"

"Hais, sepertinya kamu memilih pilihan pertama." Yoga menghela napas. "Maksudku, siapa yang menyuruhmu melakukan semua ini?"

"Nggak ada kok, aku sendiri yang mau," timpal Fenny segera.

"Hehe, kamu kira aku idiot? Kamu saja nggak tamat SMP, gimana ngerti cara meracuni air? Dengan kemampuanmu itu, mana mungkin kamu bisa mendapat bahan radioaktif. Kamu juga nggak punya motif untuk melakukannya," jelas Yoga.

Fenny berkata, "Aku ... aku membelinya di web ilegal. Kalau motifku, siapa suruh para orang tua itu terus bergosip tentangku? Aku membenci mereka, jadi
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 690

    Ekspresi Emran tampak bersalah saat menyahut, "Dia nggak mau memberitahuku apa pun. Dia bersikeras mengatakan nggak tahu apa-apa tentang racun yang menyebabkan kanker itu.""Ini bukan salahmu," ujar Yoga. Emran adalah seorang jenderal. Daya tahan dan kesabarannya tidak akan sebanding dengan para penduduk desa."Bawa Danu kemari," instruksi Yoga."Baik." Emran segera membawa Danu. Kondisi Danu jauh lebih parah daripada Arief. Dia benar-benar sekarat.Yoga mengeluarkan pistol dari saku, lalu menodongkannya ke kepala Arief dan mengancam, "Ini kesempatan terakhirmu. Mengaku atau nggak?"Arief menggertakkan gigi dan menyahut, "Aku nggak tahu apa-apa! Nggak ada yang bisa kukatakan!""Hebat! Kamu memang pria sejati!" sindir Yoga.Dor! Tanpa ragu sedikit pun, Yoga menembak dan darah berceceran ke wajah Danu. Kemudian, Yoga menodongkan pistol ke kepala Danu sambil bertanya, "Kalau tebakanku nggak salah, pilihanmu seharusnya sama dengan Arief, 'kan? Biar kuantar kalian berdua ke alam baka."Danu

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 691

    Danu menunduk karena merasa bersalah. Dia berkata, "A ... aku kira kamu sudah mati tadi ... makanya ...."Yoga sontak merebut pistol dari tangan Emran. Dia menodongkannya ke kepala Arief dan berujar, "Pistol kali ini sungguhan. Sekarang nggak ada gunanya lagi kamu hidup. Kamu sudah boleh mati ....""Jangan!" pekik Arief segera. Dia meneruskan, "Aku bersedia bersaksi untuk menebus kesalahanku. Tolong jangan bunuh aku!"Danu sudah mengakui semuanya, jadi tidak ada gunanya bagi Arief untuk melawan lagi. Yoga pun menarik pistolnya kembali dan berkata, "Oke, ternyata kamu cerdas juga."Lagi pula, 2 saksi akan lebih kuat daripada 1 saksi. Roselia juga menelepon Yoga untuk mengabari bahwa orang yang menaruh racun di Restoran Floran telah ditangkap. Orang itu mengaku bahwa Richmond yang menginstruksinya melakukan semua itu. Karena bukti sudah lengkap, ini saatnya mereka mencabut rumput hingga akarnya.Yoga berpesan, "Kak, tolong bawa orang itu ke kantor duta Jepana. Nyawa harus dibayar dengan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 692

    Namun, sekarang Yoga malah sengaja membuat mereka marah. Bagaimana cara mengatasi situasi ini?Sesuai dugaan, begitu mendengar kata Jepana, anggota Keluarga Deswani pun menggila. Berbagai kenangan pahit muncul di benak mereka. Memang benar kerabat mereka diculik oleh orang Jepana.Para pria dikirim untuk menggali tambang hingga akhirnya mati kelelahan, sedangkan para wanita dikirim ke rumah bordil dan menerima berbagai siksaan. Adapun para anak kecil, mereka menjadi hewan percobaan.Niat membunuh yang dahsyat memancar keluar. Orang-orang yang berjarak 5 kilometer merasakan niat membunuh ini dengan jelas sehingga merasa sesak.Wajah Wenny tampak pucat. Dia merasa dirinya jatuh ke neraka. Sambil menahan tekanan dahsyat, dia berteriak kepada Yoga, "Yoga, apa yang kamu lakukan?""Aku mengobati mereka!" sahut Yoga."Ini bukan cara mengobati mereka! Kamu hanya akan membunuh mereka!" pekik Wenny.Niat membunuh yang terpendam selama puluhan tahun meletus keluar begitu saja. Wenny khawatir mere

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 693

    "Sembarangan!" Souta berteriak, "Kamu membunuh secara semena-mena di kantor duta Jepana. Aku akan menghubungi Kota Terlarang untuk melaporkanmu! Kalau mereka nggak membayar ganti rugi, aku akan menyuruh Jepana mengirim pasukan!""Aku sudah sering mendengar ancaman ini. Aku sampai bosan. Kalian kira negara kalian yang kecil sanggup meratakan Daruna yang besar? Jangan mimpi!" ejek Yoga."Kamu ...." Souta merasa sangat terhina. "Aku akan menghubungi Kota Terlarang sekarang juga. Aku ingin lihat, sampai kapan kamu bersikap sombong begini!"Namun, bawahannya segera menghentikan. "Pak, sebaiknya jangan. Yoga punya hubungan baik dengan para petinggi itu. Kalau mereka turun tangan, mereka pasti akan melindungi Yoga. Lebih baik kita bunuh dia dulu baru melapor nanti."Orang-orang segera menyetujui usul ini. Souta berkata, "Oke, kita ikut saranmu. Seluruh petarung Jepana!""Ya!" Orang-orang Jepana segera merespons dengan lantang."Dengar baik-baik! Mereka membunuh orang Jepana! Mereka adalah mus

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 694

    Yoga mengangguk dan membalas, "Ya.""Kalau begitu, kita harus cepat!" Sikap empat dewa perang sudah mulai terlihat normal. Karena niat membunuh terlampiaskan, mereka merasa jauh lebih lega.Yoga membawa Souta ke halaman belakang kantor duta. Souta ketakutan hingga sekujur tubuhnya bergidik. Dia bertanya, "Ka ... kamu mau apa?""Tentu saja menyelamatkan saudara kami," sahut Yoga."Semua orang di kantor duta ini dari Jepana dan sudah kalian bunuh. Dari mana datangnya saudara kalian?" balas Souta."Kalau nggak ada keyakinan penuh, kamu kira aku bakal menerobos masuk?" ejek Yoga.Souta pun makin ketakutan dan membatin, 'Sial! Apa mungkin dia menemukan rahasia laboratorium bawah tanah? Kalau benar seperti itu, matilah aku hari ini!'Setelah membawa Souta ke gudang halaman belakang, Yoga menendang penutup besi saluran pembuangan. Di bawah sana, terlihat sebuah terowongan gelap.Yoga benar-benar menemukan rahasia ini. Seketika, harapan terakhir dalam hati Souta pun sirna. Dia menatap Yoga sam

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 695

    Empat dewa perang itu telah memperoleh kesadaran kembali sehingga tidak sembarangan membunuh lagi."Tolong ... tolong kami ...." Terdengar suara lemah dari kandang di samping. Yoga segera maju dan menghancurkan gembok kandang.Pemandangan di dalam sungguh mengejutkan. Di dalam kandang yang gelap dan sempit, terdapat belasan orang Daruna. Mereka makan dan buang kotoran di tempat yang sama sehingga baunya sungguh menyengat. Sekujur tubuh mereka bahkan busuk dan dipenuhi belatung, sampai-sampai tulang mereka terlihat.Selain itu, ada juga tanda yang tergantung di leher mereka. Produk no. 38, produk no. 39, produk no. 55 .... Sungguh keterlaluan!Yoga mengepalkan tangannya dan membuka kandang lainnya. Kandang ini seperti sebuah oven. Karena terus terpanggang oleh suhu tinggi, orang-orang Daruna itu terlihat hitam dan kurus kering. Di sampingnya, terlihat sebuah papan yang bertuliskan "Eksperimen Kadar Air pada Tubuh Manusia".Yoga berusaha menahan amarahnya. Dia membuka kandang lain lagi.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 696

    Yoga segera tiba di sudut barat daya. Itu adalah ruangan yang dibangun dengan baja, kokoh dan tidak akan bisa dihancurkan.Yoga menggedor pintu sambil berkata, "Richmond, aku tahu kamu di dalam sana. Segera keluar dan terima kematianmu."Richmond membentak, "Yoga, beraninya kamu membunuh orang Jepana! Ini dosa besar! Aku telah mengabari Pak Dirga tentang masalah ini. Dia akan segera datang. Kamu tunggu saja nanti!""Pak Karno datang pun aku nggak takut. Hari ini, kamu harus mati! Ayo keluar supaya kamu nggak tersiksa. Kalau nggak, aku bersumpah akan membuatmu mati tersiksa!" balas Yoga.Richmond berujar dengan dingin, "Ruangan ini terbuat dari baja dan lapisan dalamnya terbuat dari bahan luar angkasa. Bom sekalipun nggak bisa menghancurkan ruangan ini. Jangan harap kamu bisa masuk.""Baiklah, aku menyetujui pilihanmu." Selesai berbicara, Yoga mengerahkan seluruh tenaga untuk menghancurkan ruangan itu. Alhasil, dia hanya berhasil memunculkan sebuah bekas pukulan. Sepertinya, kekuatan fi

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 697

    Richmond pun membuka pintu dan hendak kabur. Namun, sebelum punya kesempatan untuk melangkah, Yoga sudah menendangnya dan berkata, "Sebaiknya nikmati momen indahmu di dalam sana."Richmond bangkit dan mencoba melarikan diri lagi, tetapi Yoga lagi-lagi menendangnya masuk. Sesudah berulang kali, Richmond akhirnya tidak kuat lagi dan Yoga baru melepaskannya.Saat ini, seluruh kulit Richmond terkelupas. Sekujur tubuhnya membengkak, bahkan telapak kakinya hampir matang hingga memunculkan aroma daging panggang. Dia terlihat sekarat.Meskipun begitu, Yoga tidak berniat untuk melepaskannya. Dia menginstruksi empat dewa perang, "Tolong bantu aku remukkan semua tulangnya.""Siap!" Empat dewa perang segera maju dan meremukkan tulang-tulang Richmond tanpa ampun. Richmond tidak berteriak tanpa henti karena terus kehilangan kesadaran.Sesudahnya, Yoga menyeret Souta dan Richmond keluar dari ruang bawah tanah. Yoga tidak membantu para tahanan itu karena mereka terluka parah. Akan lebih baik jika tim

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1259

    Yoga berkata, "Begitu juga dengan sebaliknya, 'kan? Dunia kultivator kuno juga bisa memusnahkan dunia bela diri kuno."Bimo membalas, "Bisa dibilang begitu. Tapi, sekarang kamu sudah mencapai kultivator raja, jadi harus lebih berhati-hati."Yoga kembali berkata, "Aku mengerti. Sekarang auramu terus menyebar, aku harus segera mencari caranya."Bimo berkata, "Baguslah kalau kamu ingat itu."Setelah terdiam sejenak, Yoga melihat ke sekeliling karena tidak tahu harus pergi ke mana. Jika tadi perjalanannya tidak tertunda sebentar, dia bisa pergi bersama dengan Winola. Namun, sekarang dia sudah berhasil masuk ke sini, dia tentu saja tidak akan pergi ke rumah Keluarga Bramasta lagi. Jika tidak, dia harus berdiskusi dengan mereka tentang pertunangannya dengan Winola."Oh ya!" Yoga teringat dengan sesuatu dan segera menelepon Sutrisno. Bagaimanapun juga, orang ini masih bisa membantunya.Sutrisno berkata, "Kamu sudah masuk ya? Aku dengar ada masalah di pintu masuk."Yoga berkata, "Kamu datang j

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1258

    Aura yang sangat kuat menyebar ke seluruh tempat dan terus menghancurkan segalanya, membuat semua orang terkejut.Yoga yang menerima kekuatan dari hukum alam semesta, merasakan kekuatan itu terus mengalir di dalam tubuhnya dengan makin kuat. Dia membuka pintu yang tertutup itu dengan satu gerakan dan berdiri di dalamnya, lalu menoleh ke belakang. Langit sudah kembali tenang, sehingga dia tidak perlu mengkhawatirkan efek samping dari kekuatan kultivator raja.Pemimpin penjaga gerbang itu tercengang dan menatap Yoga dengan bingung. Ekspresinya terlihat kaku dan sulit untuk kembali tenang.Apa yang terjadi? Apa yang dilakukan anak ini? Dari mana asalnya perasaan menekan yang sangat kuat ini? Mengapa kekuatan ini sangat mirip dengan kekuatan kultivator raja?Pemimpin penjaga gerbang itu merasa sangat tidak tenang dan sulit untuk mengendalikan dirinya. Keringatnya mengalir dengan deras, seolah-olah kehilangan kendali atas dirinya. Setetes darah mengalir keluar dari mulutnya, lalu menyemprot

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1257

    Formasi di tanah tiba-tiba meledak, lalu cahaya-cahaya emas bermunculan dari permukaan tanah dan menyerbu ke arah Yoga.Boom boom boom!Setelah itu, cahaya-cahaya emas itu pun terus menyerang Yoga dengan kecepatan yang luar biasa, membuat orang yang melihatnya tertegun. Kecepatan itu bahkan sulit untuk dilihat dengan mata orang biasa.Namun, Yoga hanya menggaruk telinganya dengan santai dan terlihat agak kesal. Formasi ini hanya trik sampah baginya, bahkan formasi dari Pelindung Kebenaran pun dia tidak takut. Dia hanya berdiri dengan diam di tempatnya dan tubuhnya kembali dikelilingi petir.Boom!Cahaya-cahaya emas dari formasi yang menyerang semuanya malah dimusnahkan oleh petir di tubuh Yoga. Dalam sekejap, semuanya berubah menjadi hampa."Apa?" Pemimpin penjaga gerbang itu langsung mundur selangkah dengan ekspresi terkejut. Dia tidak menyangka serangan dari formasi itu ternyata sama sekali tidak berpengaruh terhadap Yoga."Apa yang sebenarnya ada di dalam tubuhmu?" tanya pemimpin it

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1256

    Benar-benar ingin menerobos masuk gerbang ini?Dalam sekejap, mata semua penjaga gerbang membelalak dan ekspresi mereka terlihat sangat terkejut. Mereka tidak menyangka Yoga benar-benar berani bertindak. Yoga bahkan melakukan semua itu sendirian, tanpa bantuan dari Keluarga Bramasta."Kamu ini benar-benar nggak tahu diri," teriak pemimpin penjaga gerbang itu dengan nada yang dingin.Ekspresi para penjaga gerbang lainnya pun terlihat serius dan menatap Yoga dengan tajam. Mereka penuh dengan aura membunuh dan bersiap untuk membunuh Yoga."Huh. Ayo maju," kata Yoga dengan angkuh dan menatap semua penjaga gerbang itu dengan dingin. Saat itu, dia terlihat penuh dengan tekad dan wibawa."Serang!"Seiring dengan perintah pemimpin itu, semua orang yang berada di tempat itu langsung menyerbu. Mereka terlihat sangat bersemangat dan ingin segera membunuh Yoga. Kecepatan mereka juga sangat luar biasa.Swish swish swish!Setelah para penjaga gerbang itu menyerbu dan mengepung Yoga, salah seorang da

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1255

    "Nggak perlu meminta maaf. Kalian masuk dulu, aku akan menyusul nanti," kata Yoga sambil tersenyum dengan tenang dan terlihat santai, seolah-olah hal ini sama sekali tidak memengaruhinya."Nggak perlu menghiburku. Ini mungkin terakhir kalinya kita bertemu, aku ...," kata Winola dengan mata yang berkaca-kaca dan hati yang terasa sangat sakit. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu memberanikan diri untuk mendekat dan mencium bibir Yoga dengan lembut.Seluruh tubuh Yoga langsung bergetar saat merasakan sentuhan yang lembut itu. Ini ....Orang-orang di sekitar yang melihat adegan itu pun terpesona dan iri. Winola adalah wanita yang terkenal kecantikannya di dunia kultivator kuno, malah diam-diam menaruh hati pada seorang pria dari dunia bela diri kuno.Beberapa saat kemudian, Winola melepaskan ciumannya dari Yoga dengan wajah yang memerah. Dia menatap Yoga dengan ekspresi tulus dan berkata dengan nada lembut, "Setelah berpisah, kita mungkin nggak akan bertemu lagi dan pertunangan kita juga m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1254

    Winola sudah menduga perjalanan mereka pasti akan menghadapi hambatan di sini. Bagaimanapun juga, semua penjaga gerbang ini adalah orang yang hanya mementingkan keuntungan saja. Sekarang dia membawa orang baru untuk kembali, para penjaga ini pasti akan mempersulitnya.Melihat isi dari bungkusan yang diberikan Winola, pemimpin itu akhirnya tersenyum dengan puas."Baiklah, silakan lewat," kata pemimpin itu sambil memberikan isyarat dengan menganggukkan kepala.Winola menghela napas lega, lalu menatap Yoga dan berkata, "Ayo pergi."Yoga pun merespons dan bersiap untuk pergi.Namun, ada seseorang tiba-tiba mendekat dengan terburu-buru dan berbisik di telinga pemimpin itu.Setelah itu, pemimpin itu kembali mengalihkan pandangannya ke arah Yoga. Dia tertegun sejenak, lalu matanya langsung membelalak."Berhenti!" teriak pemimpin itu dengan marah."Apa?" tanya Winola dengan terkejut dan secara refleks menatap pemimpin itu.Semua anggota Keluarga Bramasta pun langsung waspada, mengira akan terj

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1253

    Perasaan senang terpancar jelas di wajah Winola. Dia menatap Yoga dengan sangat bersemangat, lalu menganggukkan kepala. Dia segera mulai bersiap-siap dan membawa Yoga serta para bawahan dari Keluarga Bramasta di dunia bela diri kuno untuk berangkat.Berita tentang Keluarga Bramasta yang mengundang Bimo segera menyebar sampai ke telinga Sutrisno dan membuatnya merasa sangat iri. Dia segera menelepon Yoga dan bahkan menawarkan diri untuk ikut bergabung dalam perjalanan itu. Setelah Bimo bertamu ke rumah Keluarga Bramasta di dunia kultivator kuno, dia akan mengundang Bimo bertamu ke rumah Keluarga Salim juga.Lagi pula, sudah bertamu ke satu keluarga, Yoga merasa tidak ada salahnya untuk bertamu ke satu keluarga lagi. Ini adalah kesempatan untuk menjalin hubungan dengan Keluarga Salim juga, mungkin saja kelak mereka bisa bekerja sama untuk melawan Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma. Dia pun setuju untuk bertamu, tetapi tidak bisa pulang bersama karena dia tidak ingin menambah masalahnya.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1252

    Bimo menegaskan, "Aku nggak akan pergi. Aku sudah lama berada di dunia bela diri kuno. Menurutmu, untuk apa aku di sini? Untuk meraih ambisi besar?""Kalau bukan itu, untuk apa lagi?" tanya Yoga.Bimo membalas, "Dunia kultivator kuno jauh lebih mengerikan daripada yang bisa kamu bayangkan. Ada banyak keberadaan di sana yang bahkan aku sendiri nggak berani hadapi. Sebaiknya kamu lupakan saja.""Tapi, aku punya alasan yang sangat penting untuk pergi ke sana!" ucap Yoga.Bimo menimpali, "Tapi, aku nggak mau pergi. Aku masih mau hidup. Seingatku, masih ada banyak pihak yang mau membunuhku di dunia kultivator kuno!"Yoga segera membalas, "Kalau begitu ... gimana kalau aku bantu membentuk kembali tubuhmu?"Bimo terdiam sejenak karena terkejut. Dia tidak menyangka Yoga akan menawarkan hal ini. Ini benar-benar di luar dugaannya. Setelah berpikir sesaat, dia akhirnya menjawab, "Oke!"Yoga berucap, "Kalau begitu, katakan saja gimana caranya. Aku akan segera mempersiapkannya!"Bimo memberi tahu,

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1251

    Selama ada sedikit saja tanda kehamilan, Yoga pasti bisa merasakannya lewat denyut nadi."Kamu!" Winola membelalakkan mata dan menatap Yoga dengan penuh keterkejutan. Orang ini benar-benar tidak bisa diluluhkan. Dia pikir Yoga akan menyatakan perasaannya, tetapi ternyata dia hanya memeriksa denyut nadi."Pergi sana!" Winola merasa malu dan marah. Dia langsung menarik tangannya dan berbalik untuk pergi. Dia tidak ingin berbicara lagi dengan Yoga.Yoga segera mengejarnya dan berucap dengan cemas, "Eh, tunggu sebentar! Aku masih punya hal penting yang mau dibicarakan!"Winola langsung menolak, tanpa memberi ruang untuk diskusi, "Aku nggak mau dengar!"Yoga jadi bingung. Apakah dia mengatakan sesuatu yang salah? Kenapa orang ini selalu berpikir terlalu jauh?Meski begitu, Yoga tetap mengikuti Winola sampai ke tepi sebuah danau buatan. Winola berdiri diam di atas sebuah platform dan memandang permukaan air yang tenang. Perlahan-lahan, suasana hatinya mulai tenang kembali. Namun ....Yoga co

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status