All Chapters of Terjerat Hasrat Suami Kontrak : Chapter 81 - Chapter 90
203 Chapters
81. Kau Sangat Menyebalkan!
“Sa-saat itu Freya mengajakku ke Club Fantazia untuk bridal shower sebelum pernikahan kalian.” Bianca berkata tanpa melihat River.Namun, River justru menajamkan pandangan. Dia mendekati Bianca, kedua tangannya menekan meja seolah mengintimidasi wanita itu.“Freya mengajakmu? Kau pikir aku tidak tahu Freya wanita seperti apa?!” decak River dingin.“Kau tidak percaya padaku? Jika aku berbohong, aku tidak akan menyerahkan rekaman itu, Reins!” sahut Bianca berdalih.River yang tahu kebiasaan Bianca saat berdusta, kini menyeringai samar.“Kau tidak berubah, Bianca. Saat berbohong kau selalu mengigit bibir dan matamu bergetar,” tukasnya yang sontak membuat wanita itu membelalak.“Jujurlah sebelum kau menyesal!” sambung River lebih tajam, ada aura mengerikan dalam ekspresinya.Mendengar ancaman itu, Bianca langsung panik. “Ti-tidak, Reins. Mengapa kau meragukanku?”“Baiklah, lupakan kerjasama Hera Group dan—”“Ya, aku berbohong!” sambar Bianca cepat. “Aku yang mengajak Freya datang ke Fanta
Read more
82. Harusnya Saya Membunuhnya
Harusnya Saya Membunuhnya***“Kau sudah siap?” tutur River di depan kamar Adeline.Tak ada sahutan, jadi River pun mengetuk pintu itu.“Adeline? Aku akan masuk.”Sementara di dalam, Adeline tak mendengar River karena terlalu fokus memakai dress. Dia kesulitan mengikat tali di bagian punggungnya.“Aish, susah sekali. Mengapa rubah itu memberiku gaun seperti ini?!” gerutunya kesal pada River.Ya, gaun merah dengan model telanjang punggung itu, memiliki tali yang cukup rumit. Tentu saja Adeline kesulitan memakainya.“Siapa yang kau panggil rubah, hm?” bisik River dari belakang.Adeline sontak terkejut, lehernya menegang saat menyadari River masuk dan kini tepat berdiri di belakangnya.“Sejak kapan kau ada di sini?” tukas wanita itu menatap River dari cermin.“Kalau susah, harusnya kau minta bantuan, istriku,” bisik River meraih tali dress Adeline.Dia membongkar simpulnya, mengikat ulang tali itu lalu menarik pinggul sang istri hingga merapat padanya. Sial, desiran aneh mengalir saat t
Read more
83. Cinta Pertama Suamiku
***“Argh, sialan! Beraninya dia menangkap putraku!” Sabrina melempar vas ke dinding.Usai tau bahwa River melaporkan Ludwig ke polisi, Nyonya Daniester itu murka. Bahkan yang membuatnya terkejut adalah saat Mickey memberitahunya bahwa River dulu nyaris menikah dengan Freya.Dengan wajah memanas, Sabrina mendecak, “menarik, ternyata anjing Herakles itu sengaja mendekati keluarga Daniester dan menikahi Adeline hanya untuk membalas dendam kekasihnya. Aku tak akan tinggal diam!”Saat itu, seseorang mengetuk pintu ruangan Sabrina.“Ini saya, Nyonya,” tutur Mickey yang langsung mendapat ijin masuk.Sabrina menatapnya tajam seraya mendengus, “bagaimana hasilnya?”“Maaf, tuntutan itu tidak dapat dihentikan, Nyonya. Tuan River sudah menyerahkan bukti ke pengadilan,” sahut Mickey yang sontak membangkitkan amarah Sabrina.Wanita tersebut memejam seraya menekan pelipisnya. “Brengsek!”“Tuan River sudah lama bergerak, Nyonya. Sepertinya Tuan Ludwig tidak ada harapan, bahkan Tuan Lazlo tidak bisa
Read more
84. Mengapa Kau Membunuhnya?!
***Seluruh keluarga I&S Group berduka. Freya, yang harusnya mendapat keadilan setelah Ludwig dan Alfred tertangkap, malah ditemukan tak bernyawa. Wanita itu diduga melompat dari lantai atap gedung dan menghebohkan seluruh rumah sakit.“Tidak … kenapa kau meninggalkan Mami, Freya? Semuanya sudah terungkap, harusnya kau bisa sembuh, kau bisa kembali ke duniamu. Mengapa … mengapa kau malah pergi dari Mami?!” Lariat Anne menangis hebat di pelukan Eldhan.Ya, suaminya itu merengkuh bahu Anne. Dia yang juga merasakan kesedihan mendalam, memeluk erat istrinya yang terus meraung di pemakaman. Bahkan saking histerisnya, Lariat Anne sampai tak sadarkan diri. Eldhan buru-buru mengangkat sang istri meninggalkan pemakaman putrinya dengan perasaan hancur.Di sana, River dan kedua orang tuanya juga hadir. Pria itu masih tinggal di depan makam Freya setelah semua pelayat pergi. Dia meletakkan mawar putih di pusara tersebut. Dengan manik gemetar, River memberi penghormatan terakhirnya.‘Maaf, aku gag
Read more
85. Aku Tidak Bisa Jujur Padamu
“Membunuh? Apa maksudmu?!” Adeline mendecak dengan manik selebar cakram. Bukannya menjelaskan, River malah merengkuh dagu Adeline dan menatapnya sangat tajam. “Jangan pura-pura bodoh, Adeline! Kau bertanya soal Freya, kau membuntutiku ke Medital dan kau ada di lokasi kejadian Freya meninggal. Kau, kau adalah orang terakhir yang mengunjunginya!” dengus River dengan ekspresi berang. “Jadi kau menuduhku pembunuh hanya karena aku mendatanginya?!” sambar Adeline dengan gigi terkatup. Sengatan amarah menderanya, dia tak menyangka bahwa River berpikiran sempit karena cinta pertamanya lenyap. Pria itu mengangkat sebelah alisnya, lalu menyahut, “lalu apa tujuanmu mengunjungi Freya?!” Ada jeda di antara mereka. Adeline yang bungkam membuat situasi kian tegang. ‘Aku tidak mungkin jujur padanya,’ batin wanita itu resah. Dia pun menajamkan pandangan seraya menjawab, “aku hanya penasaran!” Sekejap, seringai berbahaya merayapi bibir River. Panas naik ke wajahnya saat mendengar alasan selepe
Read more
86. Karena Dia Pantas Dihukum
“Jadi dia?!” River bergumam sinis saat memandangi foto Sabrina.Siegran yang sedari tadi berdiri di hadapannya pun membalas, “kami mendunga Nyonya Sabrina menyamar sebagai perawat, lalu menyakiti Nona Freya karena putranya di penjara, Tuan.”“Itu sudah jelas!” sahut River memicing tajam.Pria itu meletakkan foto ibu mertuanya, lalu menatap Siegran. “Segera selesaikan Sabrina. Dia sangat mengganggu. Dia turut andil dalam kasus Freya, jadi sudah seharusnya dia mendekam di penjara bersama putranya!”“Benar, Tuan. Tapi mungkin akan sulit karena lagi-lagi tidak ada saksi ataupun bukti langsung untuk menangkap Nyonya Sabrina,” balas Siegran was-was.River juga tahu itu, melawan Sabrina tanpa persiapan sepertinya cukup merepotkan. Namun, dirinya tak bisa menunggu lebih lama jika itu menyangkut Freya.‘Apapun yang terjadi, aku harus melempar wanita itu ke penjara!’Seringai River mendadak muncul saat dia mengingat seseorang.***Hingga esok harinya, Sabrina yang sedang berkunjung di galeri s
Read more
87. Siapa Kau Sebenarnya?
‘Sabrina membunuh Ibu kandung Adeline?!’ batin River tertegun.Sejak tadi pria itu mengawasi Mickey dari balik kaca hitam ruang interogasi. Dia tak menyangka akan mendengar kebusukan mertuanya sedalam ini. Rahang River mengeras, kini dia mengerti bahwa Adeline sangat membenci Sabrina.‘Hah … sialan! Apa Adeline tahu hal ini?’Tanpa sadar, River mencemaskan perasaan sang istri.Bahkan setelah interogasi itu, River meminta Siegran untuk membawa Mickey padanya. Dia ingin mendengar lebih banyak tentang kejahatan Sabrina.River menungu di mobil. Tak sampai lima menit, Siegran pun datang bersama Mickey. Alih-alih masuk ke sedan mewah itu, Mickey malah mengetuk jendela dari luar.Begitu River menurunkan jendela, Mickey lantas berkata, “pertemukan saya dengan Nona Adeline.”Seringai sinis tersungging di sebelah bibir River. Mata elangnya melirik Mickey amat tajam.“Bicaralah denganku!” decaknya dingin.“Tidak, saya harus mengatakannya langsung pada Nona Adeline.” Mickey menyahut dengan tampan
Read more
88. Jadi Karena Ini Kau Tidak Membunuhku?
“Mengapa kau bersama Ibuku, Mickey?!” Adeline mendecak sinis.Tangannya gemetar memegang pinggiran foto sang ibu dan Mickey yang terlihat intim. Namun, lawan bincangnya malah menyeringai tipis seolah menikmati rasa penasaran Adeline.“Bagaimana menurut Anda, Nona?” sahut Mickey tersenyum tipis. “Atau sekarang saya harus panggil Adeline?”“Berhenti omong kosong dan jelaskan!” sambar Adeline mulai emosi. “Apa hubunganmu dengan mendiang Ibuku?!”“Claudine adalah Adikku,” sahut Mickey yang sontak memicu alis Adeline menyatu.Wanita itu mengerjap, kembali menilik foto di tangannya. “A-adik? Tidak mungkin, Ibu tidak pernah cerita tentang itu.”“Lebih tepatnya kami saudara kembar, tapi aku dan Claudine berpisah setelah orang tua kami cerai. Aku masih berhubungan dengan Claudine di awal pernikahannya dengan Heinry. Tapi aku berhenti menghubunginya saat masuk akademi militer di luar negeri.” Mickey menjelaskan semuanya.Adeline hanya bungkam mendengar itu. Dia menatap Mickey tanpa mengatakan a
Read more
89. Mengapa Kau Suka Memerintah?
“Tolong beri jalan!” Seorang Polisi memekik saat mendorong brankar Sabrina.Ya, wanita itu tampak lemas usai mencoba gantung diri. Dia tak sepenuhnya pingsan, tapi wajahnya sangat pucat.“Apa ambulance sudah datang?” sambung Polisi tadi tampak buncah.Seorang rekannya pun menyambar saat melihat para medis datang. “mereka tiba, Opsir!”Sementara Adeline, kini merapat ke dinding saat brankrar Sabrina melewatinya. Tanpa diduga, ibu tirinya itu menyeringai tipis saat melihatnya.Dengan kening mengernyit, Adeline membatin, ‘ah … sial. Ternyata ini hanya trik murahan!’Adeline paham benar, bahwa Sabrina yang terbiasa hidup di mansion mewah tak akan betah sedetikpun di lantai penjara yang kotor. Sebab itulah Sabrina melakukan segala hal untuk terbebas dari tempat itu.Dan benar saja, Sabrina segera dilarikan ke rumah sakit ibu kota. Dia mendapat perawatan penuh dan siuman usai beberapa jam.“Anda sudah sadar, Nyonya?” tutur Mickey yang duduk di sofa ruang rawat itu.Sabrina mengernyit, ekspr
Read more
90. Anjing Bisa Mengigit Kaki Majikannya
***“Kau sudah bangun?” tutur River saat melihat alis Adeline berkedut dan perlahan membuka matanya.Kepala wanita itu terasa berat karena alkohol semalam. Dia mengerjap saat menyadari bahwa kini ada di kamar River.“Ugh … mengapa aku di sini?” gumamnya mengernyit lemas.River yang duduk di sofa seraya memandangi tab untuk melihat pekerjaannya, kini menyilangkan tangan ke dada.“Kau tidak ingat?” Dia balik bertanya.Adeline tertegun, maniknya kembali terpejam rapat saat mengingat sesuatu.‘Oh, shit!’ batinnya merutuki diri sendiri.River menyeringai tipis sembari berkata, “sepertinya kau mengingatnya, istriku?”“A-aku mabuk, tentu saja aku tidak ingat apapun.” Adeline menyambar cepat.“Sudah aku bilang, kau pembohong yang buruk,” balas River yang lantas menaikkan sebelah alisnya. “Aku ingat jelas saat kau memintaku bercinta denganmu.”Sial, wajah Adeline langsung merona. Dan itu semakin menarik bagi River.“Lihat? Wajahmu tidak bisa berbohong,” tutur River mengejek.Adeline membuang p
Read more
PREV
1
...
7891011
...
21
DMCA.com Protection Status