“Keluarlah,” tutur Sabrina melirik kuasa hukumnya.Begitu lelaki itu keluar, Sabrina pun bersandar di brankar dengan wajah tertekuk.“Kenapa kau baru datang?!” decaknya sinis. “Aku menyuruh Mickey, ah … tentu saja bajingan itu tidak memberitahumu!”“Jadi Mickey yang kau sebut bajingan dan membuatmu mengamuk?” sahut Heinry menebak.Ya, suami Sabrina itu berjalan mendekat, menatap tampang istrinya yang tampak kesal.Namun, Sabrina malah memicing dan mendengus marah. “Jangan pura-pura bodoh. Kau pasti sudah tahu semuanya!”“Apa maksudmu?” Heinry mengernyit bingung.“Claudine, dia punya saudara kembar ‘kan?!” sambar Sabrina yang membuat suaminya semakin tak mengerti.Dengan alis menyatu, Heinry pun menyahut, “mengapa kau tiba-tiba membahas Claudine? Berhentilah menyinggung orang yang sudah meninggal.”“Jawab saja pertanyaanku!” Nyonya Danieter itu meninggikan nadanya.Heinry sungguh muak, tapi akhirnya dia menjelaskan.“Ya, dia memang punya saudara kembar laki-laki. Namanya Kyle Leister,
‘Apa yang dia bicarakan?!’ Adeline membatin sengit saat lelaki itu masuk ke lift.Gerak-geriknya sungguh mencurigakan. Terlebih caranya menatap Adeline, penuh hasrat tersembunyi.Adeline menjaga jarak beberapa langkah, tapi dia semakin was-was saat mendengar lelaki itu bergumam dengan Bahasa Tiongkok. Bahkan dia berani menyentuh lengan Adeline tanpa sopan!“Apa yang Anda lakukan?!” decak Adeline tersulut emosi.“Oh?!” Lelaki tadi lekas melepas lengan Adeline, lalu mengangkat tangannya menjauh. “Maaf, saya kira budaya di sini lebih terbuka. Bukankah orang-orang menyapa dengan berpelukan atau berciuman? Mengapa baru menyentuh, tapi Anda sudah marah?”‘Dasar gila!’ batin Adeline mencecar.Dia berusaha menahan kesal, lantas bertanya, “Anda orang Tiongkok?”“Hanya itu yang Anda tanyakan? Bukankah saya mirip seseorang? Atau … mungkin tidak?” sahut lelaki tadi menyeringai tipis.Adeline mendapukkan alisnya, dia benar-benar risih.‘Orang aneh, sebenarnya apa yang dia katakan?!’ gerutunya memb
***Hakim mengetuk palunya, usai mengumumkan bahwa Sabrina dijatuhi hukuman 20 tahun penjara untuk kasus Freya dan Claudine.“Tidak! Ini tidak mungkin!” Nyonya Danister itu memberang dengan wajah merahnya.Dia menoleh ke arah pengacaranya, lalu mencengkeram kerah lelaki itu dengan tatapan bengis.“Hei, brengsek! Apa yang kau lakukan? Mengapa kau diam saja, hah?! Kau harusnya lakukan sesuatu. Lakukan apapun untuk membelaku!” berangnya penuh emosi.Pengacara pengganti itu hanya bergidik dengan wajah datar saat mendengar semua umpatan Sabrina.“Sialan! Aku tidak ingin dipenjara, aku tidak mau masuk tempat menjijikkan itu!” Sabrina terus mencecar seiring tangannya yang memukuli sang Pengacara. “Kau tidak berguna! Jika Velos yang ada di sini, aku pasti tidak akan dihukum!”Sabrina menggila hingga membuat suasana di ruang siding jadi panas. Bahkan dia menendang kursi sambil memekik kencang. Sungguh melunturkan aura konglomerat yang melekat padanya.Hal itu membuat semua orang yang hadir tak
Siegran menghentikan mobilnya di depan pemakaman nasional Turmalin. Dan itu membuat Adeline bertanya-tanya. ‘Apa River akan berziarah?’Tanpa mengatakan apaa-apa, River pun turun dari mobil. Dia mengambil karangan mawar putih yang disiapkan siegran, lalu berjalan memasuki makam.Begitu River menjauh, Adeline langsung menghampiri Siegran yang menunggu di dekat mobil.“Apa Freya beristirahat di sini?” tanya wanita tersebut.“Ah, benar, Nyonya.” Asisten River itu menjawab dengan tatapan canggung, cemas bila Adeline merasa tak nyaman.Tanpa diduga, wanita itu malah berkata, “Freya wanita yang beruntung. Dia punya seorang pria yang tulus mencintainya sampai akhir.”Mendengar itu Siegran seketika membeku. Entah ucapan Adeline jujur dari hati atau hanya sebatas sarkasan. Namun, Siegran akhirnya tahu saat Adeline melanjutkan. “Aku sangat iri padanya.”Ya, selama hidupnya tak ada satu orang pun yang berdiri di sisi Adeline. Bahkan ibu yang sangat menyayanginya sudah pergi. Ayah? Apa yang dia
“Sedang apa kau di sini?!” Heinry bertanya dengan nada dingin.Maniknya menatap tajam seolah ingin menusuk lawan bincangnya.“Tentu saja aku menunggumu. Apa kabar, Adik ipar?!” sahut Mickey mengandung cecaran.Heinry bergidik. Mendengar sebutan itu dari orang yang selama ini berperan sebagai kacung Sabrina, benar-benar membuatnya merinding.“Persetan dengan Adik ipar, brengsek! Jangan berlagak seperti kita adalah keluarga!” sambar Heinry penuh umpatan.Alih-alih marah, Mickey justru tertawa. Lelaki itu bersandar di sofa sembari melipat kedua tangan ke dada.“Ya, inilah sifat asli Heinry Daniester. Kau tahu siapa diriku, tapi kau tetap kasar,” tukas Mickey mencibir.“Diamlah, Kyle Leister! Aku tidak ada urusan denganmu,” sambar Heinry yang lantas berjalan mendekati Mickey.Sebelah bibirnya tersenyum miring seraya mengejek, “selama ini kau pasti kesulitan bersandiwara menjadi anjing peliharaan Sabrina. Tapi bagaimanapun juga kau berhasil membalas dendam ‘kan? Urusanmu sudah selesai, jad
“Mengapa? Mengapa Ayah bisa ….” Adeline tak mampu melanjutkan katanya. River segera meraih tab dari tangan Adeline. Alisnya menyatu ketika tahu bahwa Heinry dinyatakan bersalah atas kasus malpraltek lima belas tahun lalu. Ya, kala itu Heinry mengoperasi pasien yang menderita penyakit jantung. Namun, karena kelalaian selama operasi, Heinry bertindak gegabah dan menyebabkan pasien meninggal. Pihak rumah sakit naungan DNS Group menutup rapat kasus itu atas permintaan Sabrina. Sebagai imbalan, Sabrina meminta Heinry untuk menikahinya, tapi sayangnya Heinry sudah bertunangan dengan Claudine. Bertahun-tahun Sabrina sakit hati, dia pun menjebak Heinry agar tidur dengannya hingga dia hamil Ludwig, lalu meminta Heinry meninggalkan Claudine. Namun, Heinry tetap bersikeras mempertahankan pernikahannya, sampai Sabrina nekat melakukan hal gila. Dia menyewa pembunuh bayaran untuk melenyapkan Claudine, demi memiliki Heinry seutuhnya. Saat itulah hidup Heinry berubah total. Dia menjadi suami bone
“A-apa Anda tidak salah? Saya putrinya,” tutur Adeline bingung.“Benar, Nyonya. Tahanan menolak siapapun yang ingin mengunjunginya, termasuk Anda. Mungkin Anda bisa kembali lain hari,” balas Polisi di sana.Tak ada pilihan, akhirnya Adeline menyerah. Dia tak mungkin memaksa dan membuat keributan di sana.“Baiklah, terima kasih, Opsir,” sahut Adeline menunduk hormat.Dia berlalu dari ruangan tersebut. Namun, langkahnya berubah lambat saat tak sengaja melihat Sabrina di area lapangan. Ya, ibu tirinya itu memakai baju narapidana dan memegang sapu. Tampaknya sipir meminta para narapidana bersih-bersih.‘Apa kabar, Ibu?’ Adeline membatin sinis saat melihat ekspresi muram Sabrina.Tiba-tiba saja Adeline terbelalak saat melihat seorang wanita tinggi besar mendorong Sabrina hingga jatuh. Adeline mengernyit dan hanya mengawasi dari kejauhan. Tampaknya mereka tidak akur, dan wanita tinggi besar tadi terlihat membenci Sabrina. Bahkan dia menendang sapu dan menginjak tangan Sabrina yang hendak me
“Aku sedang mengunjungi toko kami di mall ini. Berkat bantuanmu, Ayah mengembalikan kendali Oilis Beauty padaku,” tutur Bianca antusias. “Aku tak sengaja melihatmu, jadi aku langsung menghampirimu, Reins!”Dia mengalihkan pandangan ke deretan kalung yang tadi dilihat River. “Karena kau sudah membantuku, sekarang aku akan membantumu. Kau ingin mencari hadiah untuk Adeline? Aku akan berikan rekomendasi gaya—”“Lepaskan! Aku tidak butuh bantuanmu!” sambar River yang lantas menyingirkan tangan Bianca darinya.“Oh? Ah, maaf, Reins. Aku tidak sengaja melakukannya, aku hanya bersemangat saat melihatmu.” Wanita itu pun mengambil jarak.Dia kembali melirik beberapa kalung merk ternama seraya berkata, “apa Adeline menyukai kalung? Aku rasa edisi musim semi dari brand Calline sangat menarik. Model ini sedang menjadi trend akhir-akhir ini.”River hanya bungkam mengamati Bianca mengoceh. Meski kesal karena wanita itu tiba-tiba ikut campur, tapi River tidak menghentikannya, karena dia memang butuh