Semua Bab Terjerat Hasrat Suami Kontrak : Bab 101 - Bab 110

256 Bab

101. Diam dan Bersikaplah yang Baik, Kucing Kecil!

*** Masih di bar resort pantai Madonna, River dan Adeline terlibat percekcokan ringan. Adeline kukuh tak mau melepaskan botol alkohol saat River hendak merebutnya.“Apa yang kau lakukan? Mengapa kau ingin mencuri minumanku?!” Adeline menyentak dengan tatapan tajam.Dan itu membuat Nacho yang sedang mengantar bir ke dekat meja mereka menjadi curiga. Pria itu memandangi Adeline dan River sembari membatin, ‘apa pria itu ingin menyakitinya?’Kecurigaan Nacho membumbung saat Adeline memukul dada River. “Pergilah, aku sedang ingin sendiri!” decak wanita itu memicing.Dan saat itulah, Nacho mendekati mereka, lalu merengkuh pundak River. “Kau tuli? Dia bilang pergi!”River berpaling dengan tatapan setajam manik elang. Auranya sangat gelap begitu Nacho berani ikut campur urusannya.“Siapa kau?!” tukasnya penuh tekanan.Nacho berpikir sesaat, lalu menyambar dengan percaya diri. “Aku kekasihnya!”Sontak, dinding es di wajah River retak. Rahangnya mengeras karena menahan amukan.“Kekasih?!” de
Baca selengkapnya

102. Ternyata Itu Bukan Mimpi

Adeline menarik diri dengan tatapan membunuh, tapi River justru menyeringai tipis.“Bukankah kau mau bukti? Ini buktinya, istriku,’ tutur pria itu tanpa ragu.Meski kepalanya masih pusing karena mabuk, tapi Adeline menyambar sinis. “Tuan Reiner, aku serius.”“Aku juga tidak bercanda!” sahut River menatap intens.Sungguh, Adeline tak mengerti. Jelas sekali kalau di berita itu River membeli perhiasan untuk seorang wanita, bahkan muncul di situs resmi. Sangat konyol jika itu hanya editan. Dengan leher tegang, Adeline pun menarik dasi River hingga pria itu kembali membungkuk. Wajah mereka sangat dekat, bahkan River bisa merasakan napas Adeline yang panas.“Kalau begitu katakan, siapa wanita itu?” tukas Adeline penasaran, tapi entah mengapa pandangannya mulai kabur.“Wanita itu ….”Sial, Adeline hanya bisa melihat samar-samar bibir River menggumamkan sesuatu. Dirinya terlanjur pingsan karena mabuknya sangat parah. River pun menahan tubuh Adeline, lalu membaringkannya ke ranjang agar istri
Baca selengkapnya

103. Bukankah Kau Juga Cemburu?

“Maaf, apa saya mengganggu Anda?” Nacho bertanya saat melihat wajah Adeline yang terkejut.Ya, lelaki itu datang dengan tatapan sulit diterka.“Tidak. Ada perlu apa Anda ke sini?” Adeline menjawab bingung.“Ah … tidak. Saya hanya khawatir karena Anda tadi malam minum sangat banyak.”Adeline langsung melebarkan maniknya seraya menyahut, “a-apa semalam saya membuat keributan di bar?”“Sebenarnya saya melihat Anda bertengkar dengan seorang pria saat mabuk. Saya jadi cemas dan—”“Untuk apa kau mencemaskan istriku?!” Belum tuntas ucapan Nacho, River tiba-tiba menyambar dari belakang.Ekspresi Nacho berubah muram, jelas sekali dia tak senang dengan kedatangan suami Adeline.“River?” Adeline menatap suaminya.Alih-alih menimpali sang istri, River malah memicing ke arah Nacho seraya mendengus lebih tajam. “Enyahlah!”“Apa yang kau katakan? Nacho tamuku, dia sudah membantuku dan Amber saat di bar,” sahut Adeline yang mencium bau permusuhan.“Tamu macam apa yang mengaku sebagai kekasihmu?!” dec
Baca selengkapnya

104. Mengapa Kau Membuang Hadiahku, Sayang?

‘A-apa ini? Bunga mawar lagi?! Jangan-jangan yang mengirim ….” Adeline tertegun dengan manik gemetar.“Nyonya?” Sang Kurir kembali memanggil karena Adeline tak kunjung menerima mawar itu.Adeline buyar dari lamunan dan segera mengambil bunga tadi. Dia was-was saat meraih kartu ucapan yang tersemat di antara mawar. Dan ya, sesuai dugaannya bunga ini dikirim oleh Mr. F!Adeline buru-buru menyembunyikan kartu yang bertuliskan ucapan selamat ulang tahun. Namun, tentunya menimbulkan rasa curiga sang suami.“Siapa yang mengirimnya?” River bertanya.“Ah? Ti-tidak ada nama pengirimnya. Mungkin dari Amber, dia bilang ingin mengirimkan hadiah,” jawab Adeline berdalih.Mendengar itu, River malah menarik sebelah bibirnya ke atas. Dia tahu Adeline berbohong.“Bunga ini sama seperti waktu itu, tapi sebelumnya kau bilang bunganya untuk acara hotel. Apa yang kau sembunyikan, istriku?” Suara pria itu berubah dingin dan rendah.“A-apa maksudmu? Tentu saja bunga waktu itu untuk acara hotel,” sahut Adeli
Baca selengkapnya

105. Aku Mau Kita Bercerai!

‘Apa dia begitu kedinginan?’ Siegran membatin canggung.Meski sempat menolak, tapi akhirnya lelaki itu memeluk Amber. Selama ini Siegran hanya mengabdikan hidupnya untuk melayani River, jadi dia tak pernah punya hubungan spesial dengan wanita dan tak tahu harus bagaimana menghadapi Amber.Diam-diam dia memandangi wajah Amber yang terlelap di dadanya. ‘Wanita ini … kenapa dia bisa langsung tidur padahal sedang bersama orang asing?’Tanpa sadar, tatapan Siegran turun dan terpaku pada bibir Amber. Ya, bibir yang kemarin malam dengan panas menciumnya. Lipstik merah yang dibuat berantakan saat dia membalas ciuman wanita itu.‘Tidak! Apa yang aku pikirkan?!’ batin Siegran buyar dari lamunan.Perlahan, dia pun meregangkan pelukan. Dia menyandarkan Amber di kursi dan melangkupkan jasnya lebih tinggi untuk menyelimuti wanita itu.‘Aku harus segera memperbaiki mobil ini,’ gemingnya yang lantas kembali berkutik dengan mesin.Hampir satu jam, akhirnya Siegran berhasil membuat mobil itu menyala. B
Baca selengkapnya

106. Kiss Me!

“Benar, Nyonya. Usia kandungan Anda sekarang mencapai minggu ketiga,” tutur Dokter menjelaskan.Adeline membeku mendengar fakta ini. Sungguh, dia tak pernah membayangkan bahwa akan mengandung seorang bayi. Dengan manik gemetar, Adeline meraba perut. ‘D-di sini, di sini ada bayi? Jika sudah tiga minggu … maka ini terjadi ketika River mabuk malam itu?’Ya, itu saat River kehilangan bukti dan saksi dalam kasus Freya. Pria tersebut sangat mabuk dan tak sengaja menghabiskan malam panas bersama Adeline.‘Aish, sial! Mengapa aku sangat ceroboh? Kami melakukannya tanpa persiapan dan aku tidak minum pil kontrasepsi!’ batin Adeline tegang.“Masa awal kehamilan sangat rentan, Nyonya. Anda bisa mudah kelelahan dan mual jika melihat makanan tertentu. Namun, Anda tidak perlu khawatir. Jika Anda memperhatikan kesehatan, maka bayi Anda tentu akan sehat.” Dokter itu bicara dengan wajah binar. Namun, agaknya Adeline tidak menyimak penjelasan hingga dokter tadi menyentuh bahunya.“Nyonya? Anda baik-ba
Baca selengkapnya

107. Pria Misterius Itu Muncul Lagi

‘Sial! Apa yang harus aku lakukan? Ini bukan situasi bagus untuk berciuman.’Adeline menatap River tanpa kedip. Ekspresinya tampak tegang, jelas sekali dirinya tak nyaman dengan posisi ini. Akan tetapi, Adeline tak bisa menyerah atau River akan tahu kalau dia berbohong.Wanita itu akhirnya mengangkat dagu dengan angkuh, tangannya mulai menyusup ke belakang leher River dengan belaian yang menggelitik Hasrat. Dengan berani, Adeline pun mengikis jarak dan berniat memanggut bibir pria itu.Namun, belum sempat berciuman, River langsung melengos. Dia kembali melirik Adeline yang bingung, dan itu membuat seringai tipisnya terkuar.“Aku tidak ingin melakukannya jika kau terpaksa, istriku,” bisik River pelan, tapi Adeline bisa merasakan napasnya yang hangat.Pria itu pun bangkit, lalu mengacungkan jepit rambut Adeline yang dirampasnya tadi.“Pergilah dengan rambut terurai, aku tidak mau orang lain melihat punggungmu!” decaknya tegas.“A-apa?” Sang wanita menyambar dengan manik lebar.“Bersiapl
Baca selengkapnya

108. Wanitaku Duduk di Pangkuan Pria Lain

“Sedang apa Anda di sini?!” Adeline bertanya dengan tatapan waspada.“Ah ….” Sang lawan bincang malah mendekat dan berisik di telinga Adeline. “Saya hampir kecewa kalau Princess tidak mengenali saya.”Ya, dia adalah pria Tiongkok, yang saat itu pernah bertemu dengan Adeline di lift rumah sakit tempat Sabrina dirawat. Adeline sontak menarik diri dan mengambil jarak darinya. Sejak awal dia sudah merasa ada yang aneh dengan pria ini, dan sekarang asumsinya bertambah kuat.“Jaga sikap Anda!” decak Adeline pelan, tapi matanya menatap tajam.“Princess terlihat cantik saat marah,” sahut pria tadi disertai seringai miring. “Saya sudah menduga warna merah memang paling cocok untuk Princess.”“Berhenti memanggil saya seperti itu. Permisi, saya ada urusan lain,” tukas Adeline dingin.Dia merasa tidak nyaman dan satu-satunya hal yang terpikir harus segera menjauh dari pria misterius ini. Namun, ketika Adeline hendak pergi, pria itu malah menahan pergelangan tangannya. Manik Adeline membesar, ali
Baca selengkapnya

109. Bicaralah Jika Ada Masalah

‘Sial! Aku tidak akan membiarkan bajingan itu!’ batin River terusik.Aura gelap seperti menyelimutinya, bahkan tatapannya amat tajam seolah ingin menusuk pria di ruang musik itu. River pun melangkah penuh amarah dan langsung merengkuh kerah pria tersebut.“Ah!” Sang wanita memekik dan lekas turun dari pangkuan pria tadi.“Apa-apaan ini? Siapa kau?!” Pria itu mendengus kesal pada River.Namun, ekspresi River kian dingin seakan berhasrat mematahkan tulang pria tersebut.“Beraninya kau—”“Apa yang terjadi? Mengapa kau tiba-tiba menyerang suamiku?!” Sang wanita mendecak murka.Saat itulah River menoleh ke arah si wanita. Maniknya sontak melebar begitu sadar bahwa wanita itu bukanlah Adeline. Ya, ternyata itu orang lain!Wajah River membeku saat membatin, ‘aish, sial! Jadi dia bukan Adeline? Gaun mereka hampir sama, jadi aku mengiranya Adeline!’“Mengapa kau diam saja, Tuan?! Apa yang kau lakukan tiba-tiba, hah?!” sentak wanita itu sekali lagi.Rasa canggung menghantam River. Dia yang masi
Baca selengkapnya

110. Dia Selalu Mengawasiku

[Tidak perlu buru-buru menemui saya, karena kita akan segera bertemu lagi, Princess.]Pesan teks di ponsel Adeline itu memancing rasa kesal membumbung di dada River. Sorot maniknya setajam elang saat melirik nomor tidak dikenal dari si pengirim pesan.“Kembalikan!” Adeline berkata tegas, bahkan tatapannya memicing sinis.Dia hendak merebut ponselnya, tapi River dengan cekatan mengangkat gawai itu ke atas sampai Adeline tak bisa meraihnya.“Jadi kalian bertukar nomor ponsel?” tukas River disertai seringai tipis.Adeline menyatukan alisnya dan lansung menyambar, “apa maksudmu?!”“Istriku, kau mau beralasan apa lagi? Princess? Panggilan yang sangat manis!” sahut River menunjukan pesan di layar ponsel tadi. “Jadi siapa pangeranmu?”Sontak, manik Adeline berubah selebar piring. Wajahnya berangsur pucat dengan leher tegang saat membaca pesan itu.‘Princess? Ja-jadi benar pria itu orang yang selama ini mengirim bunga. Tapi … mengapa dia melakukannya?’ batin Adeline buncah.Dia menurunkan pan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
26
DMCA.com Protection Status