“Daddy!” Johan sengaja membuka pintu dan menampakkan diri.River seketika menoleh dengan kening mengernyit. Namun, dirinya segera mengubah ekspresi sedater mungkin agar sang putra tidak curiga.“Johan, sejak kapan kau datang? Kemarilah, Daddy senang melihatmu di sini,” tuturnya.River tersenyum hangat saat Johan mendekat, lalu melanjutkan. “Daddy dengar kau yang mendonorkan darah untuk Daddy. Terima kasih, putraku. Berkatmu, Daddy bisa hidup.”“Saya juga hidup karena Daddy. Jadi sudah sewajarnya, saya membantu Daddy. Jika pun harus memberikan nyawa, saya pasti akan lakukan.”Begitu Johan berhenti di depan mereka, antek River yang memberi laporan tadi memberikan salam hormat.Dirinya berpaling pada River seraya berkata, “Tuan, silakan bicara dengan Tuan Muda. Saya akan pergi sekarang.”Belum sampai River menimpali, Johan malah menahan lengannya.“Tidak. Tetaplah di sini, Paman. Saya ingin mendengarnya langsung,” kata Johan menatapnya penuh seliidik.“Ma-maaf? Apa maksud Tuan Muda?” sah
Terakhir Diperbarui : 2024-12-03 Baca selengkapnya