Home / Romansa / Terjerat Hasrat Suami Kontrak / Chapter 241 - Chapter 250

All Chapters of Terjerat Hasrat Suami Kontrak : Chapter 241 - Chapter 250

280 Chapters

240. S2: Kau Pikir Bisa Menundukkan Semua Perempuan?

‘Jenny?!’ batin Johan melirik sang adik di dekat pintu masuk.Sorot matanya tampak tegang. Dia bahkan menggeleng samar, memberi kode agar Jennifer tak mendekat. Tapi bagi Jennifer yang melihat wajah Johan, tentu saja tak bisa diam.“Apa yang terjadi? Kalian berkelahi?!” tukas Jennifer masuk ruangan tersebut.Alisnya menyatu saat melihat sudut bibir Johan yang berdarah, juga pelipis Maximilian yang lebam. Ya, sebelum Jennifer datang, kedua pemuda itu sempat beradu jotos. Dan kini mereka saling mengacungkan pistol seolah tak segan melesatkan peluru masing-masing.Namun, tanpa diduga, Maximilian malah mengarahkan pistolnya pada Jennifer, hingga memicu Johan semakin tegang.“Brengsek! Apa yang kau lakukan?!” Johan mendecak dengan amukan tertahan.“Hah! Ini akan seru. Bagaimana jika aku melukainya sedikit saja?” tukas Max menyeringai sengit.“Sekali saja kau sentuh ujung rambutnya, aku tidak akan mengampunimu!” sambar Johan berang.Maximilian melirik tajam dan lantas menjawab, “dasar bajin
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

241. S2: Kau Ingin Menciumku Lagi?

“Justru aku yang harus bertanya. Kenapa kau ke tempatku?!” Johan berkata sambil memicing sinis.“Kau bilang, tempatmu?!” Ashley menyambar bingung.Ya, pekerja paruh waktu yang dimaksud bartender itu memanglah Ashley. Gadis tersebut sengaja mencari kesibukan di luar karena enggan pulang ke mansion Walter. Apalagi Rose sudah bertingkah seperti nyonya rumah. Ashley sangat muak!Johan berpaling pada Bartender pria di sisi kanannya dan lantas berkata, “Paman, sepertinya kita tidak membutuhkan pekerja paruh waktu.”“A-apa? Apa maksudmu?” Ashley lebih dulu menyambar.“Pekerja di sini sudah banyak. Bahkan jika kekurangan orang, Paman bisa bilang pada padaku. Aku pasti akan menemukan orang yang tepat, bukan seorang yang amatir!” tukas Johan tanpa menggubris Ashley sedikitpun.“Be-begitukah? Tapi sepertinya Tuan Muda dan Nona itu sudah saling kenal ‘kan? Bukannya lebih mudah jika kalian bekerja sama?” tutur Bartender tadi ragu-ragu.Mendengar itu Ashley langsung berbinar. Agaknya paman bartende
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

242. S2: Aku Tidak Akan Mengalah Hanya Karena Kau Perempuan

“Cukup!” Johan mencekal tangan Ashley dan menjauhkan dari wajahnya. “Enyahlah, aku tidak butuh semua ini!”Pemuda itu pun bangkit dan melepas celemak yang dikenakannya.Ashley yang melihatnya pun bertanya, “apa yang kau lakukan? Kau mau ke mana?”Bukannya langsung menimpali, Johan justru meraih jas seragamnya dan menyampirkan ke pundak.“Kita lakukan sekarang. Balapan!” tukasnya.“Tapi kan kau terluka,” sahut Ashley mengernyit.“Meski aku terluka, kau tidak akan mengalahkanku!” sambar Johan mengangkat sebelah alisnya.Tanpa menunggu sahutan gadis itu, dirinya pun beranjak pergi.Ashley yang melihat lagaknya merasa sangat tertantang. “Sial, kenapa dia sombong sekali?! Lihat saja, kau akan malu setelah kalah dariku!”Dirinya menata kotak obat tadi, lalu bersiap menyusul Johan.Mereka pergi ke lintasan balap di sekitar perbatasan Dalin Court dan La Daga. Itu jalanan sepi yang biasa digunakan anak-anak muda balapan motor maupun mobil. Sore ini masih sepi sebab para anggota geng biasa berk
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

243. S2: Jangan Berbohong!

“Adeline? Kau sudah selesai mandi?” River sengaja mengubah topik. Dia pun mematikan panggilan dan lantas menghampiri sang istri. Akan tetapi, bagi Adeline tingkahnya sangat aneh. “Kenapa tidak menjawabku? Apa yang kau rencanakan, River?!” sahut Adeline menyidik dengan tatapan tajam. Bukannya langsung menimpali, suaminya itu justru membelai pipinya. River tersenyum tipis, entah mengapa sorot matanya seakan menyimpan rahasia. “Tidak ada. Kau pasti lelah ‘kan? Mau tidur sekarang?” bisik River. Adeline mengernyit. Tanpa diduga, dirinya mendorong River hingga pria itu ambruk ke sofa. Tanpa memberi celah, Adeline pun mengungkung pria itu dengan kedua tangannya. “Jangan berbohong!” tukasnya amat tegas. “Berapa lama kita hidup bersama? Aku sangat tahu kalau kau sedang menyembunyikan sesuatu dariku!” Rambut Adeline yang masih basah, membuat airnya tak sengaja menetes ke dada River yang terkuar di balik piyamanya. Dan sial, itu malah memicu pandangan River terpaku pada leher jenjang Adeli
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

244. S2: Daddy Tidak Akan Melarang Apapun yang Kau Sukai

“Ya, Daddy tahu apa yang kau lakukan hari ini,” tutur River saat melihat putranya bungkam.Meski tak melihatnya langsung, tapi River memiliki banyak anak buah yang siap menjadi mata dan telinganya. Orang-orangnya itu selalu memberi laporan tentang apapun yang dilakukan anak-anaknya. Walau mungkin saja ketiga anak River tak nyaman, tapi River tak bisa mengambil risiko jika suatu yang buruk menimpa mereka. Setidaknya para anteknya siap membantu mereka.River pun mendekati Johan, lalu memandunya duduk di sofa ruangan tersebut.“Apa Daddy juga akan melarangku bermotor?” Johan pun menyidik. Dia cemas River akan marah mengenai balapan tersebut.“Tidak. Daddy tidak akan melarang apapun yang kau sukai.”“Lalu, sebenarnya apa yang ingin Daddy bicarakan? Jika ini tentang tunangan Jenson, maka Daddy tidak perlu khawatir. Saya—”“Apa kau sudah mengenalnya sebelum dia bertunangan dengan Jenson?” sahut River sebelum ucapan putranya tuntas.Johan sontak tertegun. Dia heran, mengapa kebanyakan orang
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

245. S2: Wanita Ular Itu Sengaja Menipuku

‘Aish, sial! Jadi wanita ular itu sengaja menipuku?! Dia bilang gaun itu darinya supaya aku membuangnya?!’ batin Ashley memicing ke arah Rose yang duduk di meja seberang. Di sana Rose menyeringai puas. Dia berhasil membuat Ashley semakin buruk di mata ayahnya. ‘Kau lihat sekarang, bocah sialan? Kasihan sekali. Aku akan membuat ayahmu benar-benar membencimu!’ geming Rose seiring sebelah alisnya yang terangkat. Jelas sekali dia mengejek Ashley. Gadis bodoh yang naif, bukanlah tandingan Rose. Dia saja sudah menyingkirkan mendiang istri Derek. Jika hanya Ashley yang masih remaja, tentu bukan masalah besar untuknya. Namun, tanpa diduga Ashley malah berkata sambil menatap tajam Rose. “Kenapa kau berbohong?” Rose mengerutkan kening. Belum sampai menjawab, Ashley kembali melanjutkan ucapannya. “Kau bilang padaku kalau gaun itu darimu. Kau bahkan melemparnya di depan kamarku!” “Hah!” Rose menyeringai sinis. Dalam hati, dia pun mengumpat. ‘sialan! Beraninya anak ini buka mulut. Kenapa dia
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

246. S2: Kau Sengaja Membuatku Cemburu?

“Tuan Muda Jenson, hari ini kau berangkat sendiri?” Maximilian buka suara lebih dulu.Tatapannya tampak mengejek. Bahkan dia sengaja merangkul pundak Ashley dan merapatkan pada tubuhnya.“Apa yang kau lakukan, Max?!” tukas Ashley dengan gigi terkatup.Gadis tersebut berusaha menarik diri dari Maximilian, tapi pemuda itu malah merengkuh pinggangnya sambil tersenyum miring. Dia tak mengalihkan pandang dari Jenson, seolah menunjukan bahwa dia-lah pemilik Ashley Walter.‘Hah! Dasar pecundang. Kau berlagak merebut Ashley dariku, tapi nyatanya kau tidak berani mengakui Ashley saat di Dalin Court?!’ batin Maximilian memicing berang. ‘Baguslah, aku jadi lebih mudah merebut kembali milikku!’Beberapa murid yang tak sengaja melewati lobi, jadi memperhatikan mereka bertiga. Bahkan beberapa dari mereka berisik dan menatap tajam Ashley. Ya, tak heran karena siapapun gadis yang berkaitan dengan Jenson, pasti akan menjadi sasaran penggemar pemuda tersebut. Belum lagi Maximilian. Meski dia baru pinda
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

247. S2: Kau Ingin Kembali Bersama Mantan Kekasihmu?

“Apa maksudmu, Jenson? Menyingkirlah, sebelum ada yang lihat!” decak Ashley dengan tatapan tajam.Dia berusaha menghempas dan mendorog tunangannya tersebut. Akan tetapi, Jenson tetap kekeh dalam posisi itu. Dirinya bahkan mengikis jarak hingga wajah mereka nyaris bertumbukan.“Apa ini menyenangkan, Nona Walter? Kau merahasiakan pertunangan kita, tapi menunjukan pada semua orang di Dalin Court bahwa kau memiliki hubungan dengan putra Tuan Sebastian?!” tukas Jenson pelan, tapi setiap katanya penuh tekanan. “Kau ingin kembali bersama mantan kekasihmu?!”“Hah!” Ashley menatap lebih garang.Dia hampir tak percaya Jenson menuduh seperti itu.“Kau benar-benar picik, Tuan Muda Jenson!” ujarnya menekan. “Kau lupa perjanjian kita? Kau lupa karena apa kita bertunangan? Itu semua demi kerja sama perusahaan ‘kan? Jangan anggap dirimu—”“Siapa yang bilang demi kerja sama perusahaan? Aku yang menginginkannya. Aku yang menginginkan pertunangan denganmu, Nona Ashley Walter!” Jenson menyambar sebelum u
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

248. S2: Aku Tidak Berbakat Mengajari Seseorang!

Adeline mempersempit jarak alisnya seraya bertanya, “apa kau yakin?”“Ya, Mommy. Aku sudah mengeceknya. Baik Jenson maupun Kak Johan, mereka tidak ada di kamar,” balas Jennifer menjelaskan. Mendengar itu, Adeline pun berpaling pada River. Akan tetapi sang suami hanya mengangguk, memberinya kode agar tidak cemas. Ya, Adeline tahu River pasti akan menangani ini. Namun, Rose dan Derek malah curiga. Terlebih kini mereka menyadari bahwa calon menantunya tidak terlihat. Dengan ragu Derek pun menginterupsi. “Maaf, Tuan Reiner. Apa ada masalah?”“Tidak ada!” River seketika menyahut tegas. “Anda tidak perlu khawarit!”Pria tersebut menoleh dan mengangkat tangan pada pengawal yang bersiaga tak jauh dari meja makan. Mendapati kode sang tuan, pengawal itu pun mendekat. “Anda butuh sesuatu, Tuan?” tanyanya berbisik. “Katakan pada Siegran untuk melacak lokasi Jenson dan Johan,” balas River pelan. Titah itu langsung dimengerti pengawalnya. Akan tetapi, Rose yang melihatnya, jadi curiga kalau R
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

249. S2: Kau Tidak Bisa Kabur Lagi

‘Aish, sial! Siapa mereka?!’ batin Jenson menatap tajam. “Kau tuli? Buka pintunya sekarang!” sentak anggota geng dengan masker hitam itu.Jenson tetap tak bergeming, hingga memicu amukan lelaki itu naik. Tanpa ragu, dia pun memukul spion mobil Jenson dengan tongkat baseball. Hantaman yang keras seketika membuat spion itu remuk dan jatuh. “Hei, brengsek. Teruslah sembunyi di dalam, maka aku akan mengancurkan satu pergi satu bagian mobil ini. Kau pikir aku hanya omong kosong, hah?!” pekik lelaki tadi disertai umpatan. Tanpa diduga Jenson malah memprovokasi dengan menyalakan mesin mobilnya. Dia menatap tajam sambil mencengkeram kemudi dengan kuat.‘Tidak ada banyak waktu, aku harus segera menemui Johan!’ batinnya bertekad dalam hati.Ya, saat di Dalin Court siang tadi, dia tak sengaja mendengar rencana Maximilian yang berniat mencelakai Johan. Jenson yang berpikir Johan ada di mansion jadi buncah, karena ternyata sang adik sedang di Oran Brewery. Sebab itu, Jenson rela meninggalkan ac
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more
PREV
1
...
232425262728
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status