Home / Romansa / Terjerat Hasrat Suami Kontrak / Chapter 251 - Chapter 260

All Chapters of Terjerat Hasrat Suami Kontrak : Chapter 251 - Chapter 260

280 Chapters

250. S2: Dia Tak Ingin Johan Terluka Lagi Karenanya

‘Siapa mereka sebenarnya? Sepertinya bukan orang-orang Maximilian ataupun geng The Dragon!’ batin Johan mendapati beberapa orang berjas hitam menghajar para Bodyguard Oran Brewery.Alis pemuda itu berkedut ketika bodyguardnya tersungkur ke arahnya. ‘Oh? Tuan Muda?’ batin Bodyguard tersebut saat Johan melangkahi tubuhnya. Dia bergegas bangkit dengan kening mengernyit. Maniknya berubah lebar saat melihat Johan yang tak ragu menghajar orang-orang berjas hitam tadi.‘Aish, bagaimana ini? Padahal Tuan Siegran meminta kami menjaga Tuan Muda Johan,’ sambung Bodyguard tadi yang lantas menyusul Johan. Di sana Johan mencekal bahu pria botak dan langsung melayangkan tinju ke wajahnya. Sepasang iris pemuda itu melirik ke belakang, lalu dengan cepat menyikut rahang pria lain yang berniat menghajarnya. Tapi, seorang lainnya malah mencekal tubuh Johan dari belakang, bahkan mengunci tangannya agar tak bisa bergerak. Dan sialnya, dari depan lelaki lain datang dan Johan akan menjadi sasaran empuk un
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

251. S2: Apa Dia Masih Bisa Menerimamu Jika Wajah Ini Cacat?

***Sampai makan malam di mansion Devante usai, Ashley dan Jenson tidak muncul. River pun beranjak menemui Siegran yang bersiaga di ruang kontrol.“Tuan!”Beberapa bodyguard menunduk hormat saat River datang.Namun, pria itu hanya berlalu dan masuk menemui Siegran. Matanya yang menyorot tajam, seolah mengintimidasi para bawahannya. Terlebih dia belum menerima kabar apapun tentang kedua putranya.“Bagaimana? Kalian menemukan Jenson dan Johan?” River bertanya dengan suara dinginnya.Siegran mengangkat pandangan, lalu menjawab, “kami baru saja menerima kabar bahwa Tuan Muda Johan mendapat serangan di Oran Brewery, Tuan.”“Serangan?” River memastikan dengan alis bertaut.“Benar, Tuan. Beberapa orang asing tiba-tiba masuk Oran Brewery dan membuat keributan. Mereka mengaku suruhan keluarga Walter untuk menjemput Nona Ashley yang bekerja paruh waktu di sana,” balas Siegran menjelaskan.“Di mana Johan sekarang? Apa dia baik-baik saja?” River lebih mengkhawatirkan sang putra.“Ya, Tuan. Tuan M
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

252. S2: Biarkan Dia Mati

“Dasar brengsek!” Maximilian mengumpat berang saat Jenson meludahi wajahnya.Max yang kehilangan fokus pun, asal menggerakan belatinya hingga mengenai area bawah mata Jenson.“Aish ….” Jenson mendesis begitu merasakan gelenyar darah mengaliri mukanya.Mungkin sayatan itu tidak terlalu dalam, tapi cukup perih dan bisa meninggalkan bekas.“Hah! Bajingan ini benar-benar minta dihajar!” Maximilian mengusap jijik pipinya.Tanpa ragu dia pun menendang dada Jenson yang terikat di kursi. Seketika itu, Jenson terguling dalam posisi tubuh terikat.“Argh ….” Jenson pun mengerang.Namun, Maximilian yang tak kenal ampun kembali menendang perutnya amat kencang. Jenson yang tak bisa menghindar, hanya bisa mengernyit kesakitan.“Jenson, kau akan tamat malam ini!” Maximilian mendecak garang.Dia berbalik pada anggota geng yang berjaga di belakang. Matanya terpaku pada tongkat baseball yang dibawa anggota bertubuh gempal.“Hei, berikan padaku!” kata Max memerintah.“Baik, Boss!” balas sang antek yang l
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

253. S2: Dia Mau Menantang Kita Rupanya

“Kejar mobil itu!” tukas Siegran berpaling pada anak buahnya. Ya, entah mengapa instingnya meminta untuk segera bergerak sebelum mobil itu jauh. Beberapa anak buahnya pun bergegas masuk ke sedan masing-masing dan memutar balik mengikuti mobil hitam yang dimaksud Siegran. Asisten River itu duduk di kursi penumpang samping pengemudi, lalu berkata, “di sana. Coba kejar lebih dekat. Kita harus memeriksa plat nomornya.” “Baik, Tuan!” sahut orang disebelahnya yang lantas menancap gas kian dalam. Siegran memicing tajam. Dia memperhatikan nomor kendaraan dengan pengemudi mencurigakan itu. Begitu mereka semakin dekat, Siegran pun menghubungi salah satu antek River yang stay di markas. “J4, lacak nomor ini untukku!” tukas Siegran memberi titah. “PR9901B.” “Siap, Tuan.” Seorang dari seberang pun menyahut. Bagi orang-orang didikan Siegran, mencari hal seperti ini bukanlah hal sulit. Apalagi mereka memegang kuasa besar dan didukung kekuatan Herakles. Hingga tak sampai satu menit, antek tadi
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

254. S2: Membunuh Satu Gadis Tidak Sulit

“Hei, bangunlah!” ujar Siegran sesekali melirik anak buahnya.Tangannya sibuk melepas sabuk pengaman dan berusaha keras keluar mobil. Tapi sial, tubuhnya sangat lemas. Terlebih kakinya yang sempat terhimpit badan mobil.“Argh ….” Siegran mengerang saat merangkak keluar.Napasnya pun terengah-engah. Dia bergegas bangkit dengan kaki pincangnya untuk menolong anak buahnya yang masih terjepit di kursi kemudi.“Tuan, itu terlalu bahaya!” tukas bawahannya yang baru turun dari mobil lainnya.“Kalau tahu bahaya cepat bantu aku atau enyahlah!” sambar Siegran menghempas tangan anak buahnya yang hendak menghalangi.Dengan sekuat tenaga, Siegran pun menarik anak buahnya tadi dari mobil yang terbalik. Dan tepat setelah mereka berhasil keluar, mobil itu langsung meledak hebat sampai-sampai membuat Siegran dan beberapa anak buahnya terpental.Siegran berusaha bangkit, pikirannya hanya dipenuhi Jenson yang kini dibawa kabur oleh mobil tadi.‘Aish, sialan! Aku tidak bisa kehilangan jejaknya!’ batinnya
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

255. S2: Bocah Bajingan?

S2: Bocah Bajingan? ‘Bagaimana Jenson bisa ada di sana?’ batin Johan mengernyit dalam. Dia kembali menggulir lirikan pada lelaki bermasker hitam di bagian kemudi. Dengan sorot tajam, Johan pun mengumpat, “sialan! Apa yang sudah dia lakukan pada Jenson?!” Pemuda turun dari motor sport hitamnya. Dia melepas helm full face-nya dan mendekati lelaki misterius tadi dari sebelah pintu. Johan bisa menerka bahwa lelaki itu seusia ayahnya. Namun, saat lelaki terseut memicing sinis padanya, Johan justru menghantamkan helm full facenya ke kaca jendela. “Brengsek!” Laki-laki bermasker itu memaki geram sambil melindungi wajah dengan lengannya. Keningnya mengerut saat pecahan kaca itu menusuk lengan dan mengenai pipinya. Di kesempatan itu, Johan segera beralih ke pintu belakang mobil untuk membawa Jenson keluar. Namun, sialnya lelaki misterius itu menguncinya. ‘Aish, sialan!’ geming Johan meninju mobil tersebut. Dengan geram, dia kembali mendatangi bagian kemudi seraya mendecak, “buka pintun
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

256. S2: Sayang Sekali Kau Tidak Mengenali Suaraku

“Siapa yang mengirimnya ke sini?” River bertanya dengan sorot tegas. “Seorang pria yang mengaku Kurir, Tuan. Kami sudah mendesaknya mengenai siapa pengirim paket ini, tapi pria itu bersikeras mengatakan bahwa dia hanya bertugas mengantar,” sahut anak buahnya.River mengamati paket itu lagi, lalu berkata, “tinggalkan di meja dan keluarlah.”“Baik, Tuan.”Begitu anak buahnya mangkir, River pun mendekati kotak tersebut. Alih-alih langsung membukanya, dia justru meraih belati dari lacinya, lalu menusukkan senjata tajam itu ke kotak tadi. Belatinya tidak menembus sampai dasar. Mungkin itu bukan barang yang berbahaya. River lantas membukanya. Sudut bibirnya menyeringai tipis saat melihat ponsel sekali pakai di dalamnya. “Brengsek! Siapa yang ingin main-main denganku?!” Pria itu bergumam saat meraih ponselnya. Baru saja menyalakan ponsel itu, tiba-tiba ada panggilan masuk dari nomor asing. River tampak ragu menerimanya. Dia berjalan ke jendela dan mengamati layar ponselnya.‘Mungkinkah i
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

257. S2: Daddy Benar-Benar Teliti!

“Hubungi tunangan Jenson!” Johan meminta dengan wajah datarnya.Jennifer seketika mempersempit jarak alisnya. Dia heran karena tiba-tiba sang kakak menyinggung gadis tersebut. Dengan ragu, dia pun bertanya, “ma-maksud Kak Johan … Ashley Walter?”“Ya, cari tahu apakah dia ada di kediaman Walter atau tidak.”Mendengar permintaan itu, malah memicu rasa curiga Jennifer membesar. Tidak biasanya Johan peduli pada orang lain. Terlebih ini tunangan saudara kembarnya.‘Hah! Entah kenapa aku jadi sebal pada Ashley Walter. Tidak hanya satu atau dua kali, tapi dia sering membuat Jenson maupun Kak Johan terlibat masalah. Sebenarnya gadis seperti apa dia?’ batin Jennifer dalam hati. “Jenny?” Johan membuyarkan lamunan sang adik. Jennifer kembali mengangkat pandangan padanya. Sorot matanya berubah lebih tegas seolah tak menyukai pembahasan ini. “Kak Johan, kenapa kau peduli pada Ashley?!” decaknya menuntut penjelasan.Alis Johan sekejap mendapuk. “Apa yang kau bicarakan, Jenny? Aku bertanya karen
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

258. S2: Aku Akui Kau Memang Hebat!

“Argh ….” Wanita yang bersama River mengerang saat dada kirinya tertembak.Gelenyar darah mengalir deras dari titik anak timah tenggelam. Wajahnya pun mulai pucat disertai keringat dingin karena menahan sakit.River merengkuhnya. Dengan alis bertaut, dia pun berkata, “bertahanlah, aku akan memanggil bantuan!”Baru saja selesai berujar, River merasakan tatapan tajam dari sebelah. Dengan sigap, dia mengacungkan pistol dan langsung melesatkan pelurunya. Akan tetapi tembakannya hanya mengenai pilar besar di sana.‘Brengsek!’ batinnya mengumpat saat menyadari beberapa orang berpakaian hitam mengelilingnya.Mereka semua membawa senjata. Dan itu membuat posisi River amat sulit karena dirinya kalah jumlah.Detik berikutnya dia dikejutkan oleh tepukan tangan yang menggema. Perhatian River sekejap teralih pada lelaki bermasker hitam yang berdiri di lantai atas.“River Reiner!” tukasnya penuh tekanan.Matanya memicing tajam pada wanita yang tertembak tadi dan lantas melanjutkan. “Apa kau sudah s
last updateLast Updated : 2024-11-09
Read more

259. S2: Harusnya Saat Itu Aku Membunuhmu

“Kau?!” Sorot Mata River bertambah tajam saat melihat sosok di balik masker hitam itu.Dia nyaris tak percaya, tapi wajah lelaki di hadapannya benar-benar jelas.“Apa kabar, Sepupu?!” ujar Frederick tersenyum miring.Ya, laki-laki itu memanglah Frederick Chen. Sepupu River yang lama koma akibat kecelakaan hebat sembilan belas tahun lalu. River tak tahu kapan Frederick sadar. Sudah lama dia tak mendengar kabarnya, karena Leah-nenek River telah memindahkan Frederick ke rumah sakit lain tanpa sepengetahuan orang lain.“Padahal aku merindukan Princess, tapi kau malah datang dengan tikusmu. Aku benar-benar kecewa!” Frederick melanjutkan sambil menaikkan kedua alisnya.Alih-alih langsung menyambar, River justru menekan cengkeraman lebih kuat di leher Frederick. Amukannya seketika membengkak saat sepupunya itu menyinggung sang istri.“Ugh ….” Napas Frederick sangat tercekat, tapi River tak peduli.“Kau! Berani sekali muncul di hadapanku lagi. Harusnya saat itu aku membunuhmu!” tukas River de
last updateLast Updated : 2024-11-10
Read more
PREV
1
...
232425262728
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status