Semua Bab Terjerat Hasrat Suami Kontrak : Bab 231 - Bab 236

236 Bab

230. S2: Nona, Tuan Muda Max Ingin Bicara!

“Sialan! Kenapa dia tidak ada di mana pun? Tuan Muda Max bisa marah jika kita tidak membawa Nona Ashley hari ini!” tukas seorang lelaki berpakaian perawat di sana. Rekannya yang baru saja keluar lift pun menimpali, “hah! Berhenti mengoceh dan cepat cari. Siapa tau gadis itu ada di atap.” Mendengar semua itu, Ashley langsung melebarkan irisnya. Dia menatap Johan, tapi pemuda itu hanya mengedutkan alisnya dalam diam. Ya, Johan yang tadinya hendak menuju lift, tak sengaja melihat dua anak buah Maximilian tersebut. Dia ingat wajah orang tersebut, mereka tak lain antek-antek Max yang hampir membawa Ashley kemarin malam. Namun, beruntung saat itu Siegran dan bodyguard Herakles menghalangi mereka, hingga Johan bisa membawa Ashley kabur. “Apa kau mau pergi dengan mereka?” bisik Johan yang lantas membuat Ashley menggeleng pelan. Tiba-tiba saja, salah satu lelaki tadi berjalan menuju ke arah mereka. “Hei, sepertinya aku mendengar sesuatu dari sana,” katanya. Johan melirik bayangan lelaki
Baca selengkapnya

231. S2: Calon Presiden Terbaik

Alis Jenson berkedut saat melihat Johan menggenggam erat tangan Ashley. Melihat arah mereka datang dari tangga darurat, sudah pasti dari atap. “Adikku, aku mencarimu karena kau tidak ada di ruang rawat. Padahal kau baru siuman, tapi kenapa malah keluar? Itupun bersama Nona Ashley?” Jenson bergantian menatap Johan dan sang tunangan. “Kalian dari atap? Tapi kenapa terlihat buru-buru?” Johan bungkam, sementara Ashley melirik ke samping tangga untuk memeriksa antek-antek Max. ‘Hah?! Apa mereka mengejar?’ batin gadis itu yang samar-samar mendengar langkah kaki mendekat. Tiap detik suaranya semakin jelas. Mungkin itu sudah dekat. Hingga tanpa ragu Ashley pun meraih tangan Jenson dengan sebelah tangannya, lalu menarik dua pemuda itu berlari menjauh. “Cepat, kita harus kabur dan sembunyi!” tukasnya tergesa-gesa. Jenson mengernyit, tapi dia tak ada kesempatan bertanya kenapa dia harus berlari. Pemuda itu malah mengamati rambut Ashley yang terurai memantul dari delakang. Gadis itu membawa
Baca selengkapnya

232. S2: Kenapa Kau Yang Ada Di sini?

“Pria tua itu tertembak! A-apa ini terror?!” Seorang pendukung berteriak. Situasi pun semakin ricuh. Apalagi saat para pendukung melihat darah kakek tua itu mengucur deras dari dadanya. Banyak warga yang berhamburan lari, sementara sejumlah wartawan sibuk berdesakan untuk mengabadikan momen eksklusif ini. “Lindungi Tuan Sebastian!” pekik asisten Sebastian yang lantas membuat para Bodyguard bersiaga. Asisten Sebastian tadi menghampiri tuannya dengan wajah panik. “Apa Anda baik-baik saja, Tuan?” tanyanya cemas begitu melihat wajah dan baju putih Sebastian yang terkena darah. Sang tuan mengernyit. Rahangnya pun mengeras saat menahan amarah. Dia menarik bahu asistennya seraya berbisik tajam. “Temukan bajingan yang berani merusak acaraku!” “Saya mengerti, Tuan!” sahut sang asisten mengangguk. Sebastian pun beralih menatap kakek tua yang ambruk di bawahnya. Raut wajahnya seketika berubah cemas. “Astaga, tolong panggilkan ambulance. Cepat, siapapun tolong panggil tenaga medis. Kakek
Baca selengkapnya

233. S2: Apa Kau Cemburu?

 “Tuan River!” tukas Ashley saat berpaling dan melihat orang yang datang. Dia pun bangkit dari duduknya, lalu memberikan salam hormat. “Nona Muda Walter, kenapa kau di sini? Di mana putraku?” tanya River kemudian. Dia memindai sekitar dan melihat brankar di ruangan itu rapi. Artinya Johan memang tidak ada di sini. “Mo-mohon maaf. Ini gara-gara saya, putra Anda meminta saya bertukar ruang rawat,” balas Ashley ragu-ragu. “Tadi ada orang yang mengejar saya, jadi saya bersembunyi di sini. Mungkin sekarang mereka sudah pergi, jadi saya akan kembali ke ruang rawat saya.” “Tidak perlu. Katakan saja di mana putraku?” sahut River tanpa ekspresi. “Ah, mungkin ada di ruang rawat saya. Ruang B12 di lantai ini juga.” “Baiklah, kau bisa istirahat lagi,” tut
Baca selengkapnya

234. S2: Itu Hanya Cinta Tak Terbalas

“Jenny? Sejak kapan kau datang?” Jenson bertanya saat melihat adik perempuannya. Gadis itu melipat kedua tangan ke depan dada, lalu membalas, “kau lebih penasaran aku datang daripada siapa kekasih Kak Johan?” Dirinya melirik Johan yang berada di sebelah Jenson. Saat kedua saudaranya menatap penuh tanya, Johan malah melengos sambil berdehem canggung. “Ke-kenapa kalian melihatku seperti itu? Di sini semakin dingin, lebih baik kita masuk sekarang,” tukas Johan yang hendak mangkir. Namun, dengan sigap Jennifer menghadangnya. Wajah gadis itu tertekuk, seolah tak mmbiarkannya pergi apapun alasannya. “Kak Johan tidak bisa menghindari lagi kali ini. Ayo beritahu kami. Siapa dia? Aku sangat penasaran, orang seperti apa yang bisa menarik perhatian Kak Johan!” Jennifer mendengus tegas. Johan berdehem lagi. Tapi belum sempat menimpali, Jenson kini menginterupsi. “Hah! Apa hanya aku yang tidak tau kalau kau punya pacar? Bisa-bisanya kau menyembunyikan ini dariku. Cepat katakan, Johan.” Law
Baca selengkapnya

235. S2: Kenapa Kalian Tidak Ada yang Becus?

***Hari itu juga Johan meminta keluar dari rumah sakit. Dia ingin pulang sebab tak mau bertemu Ashley lagi.“Kau yakin akan baik-baik saja? Daddy dengar lukamu tadi terbuka lagi,” tukas River cemas.“Tidak apa-apa, Daddy. Suasana rumah lebih menyenangkan. Itu membuatku lebih nyaman dan aku rasa lebih cepat sembuh,” sahut Johan beralasan.Akan tetapi, River tau putranya bohong. Untuk anak seperti Johan yang jarang mengeluh, alasan klasik ini tidak masuk akal.“Tidak. Kau menyembunyikan sesuatu. Katakan dulu pada Daddy, baru Daddy akan memikirkannya membawaku pulang atau tetap rawat inap di sini.” River melipat kedua tangan ke depan dada.Alih-alih langsung menjawab, Johan justru melirik Jennifer yang memicing di sampingnya.“Apa? Kak Johan tidak akan bicara karena ada aku di sini?” tukas Jennifer buka suara. “Oho! Tidak mau. Aku akan tetap menempel pada Kak Johan, jadi katakan alasannya. Cepat, Daddy menunggu jawaban Kak Johan.”Memang sial, Jennifer kini tau cara menghadapi Johan yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
192021222324
DMCA.com Protection Status