Beranda / Romansa / Terjerat Hasrat Suami Kontrak / 230. S2: Nona, Tuan Muda Max Ingin Bicara!

Share

230. S2: Nona, Tuan Muda Max Ingin Bicara!

Penulis: Inura Lubyanka
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-20 23:59:15
“Sialan! Kenapa dia tidak ada di mana pun? Tuan Muda Max bisa marah jika kita tidak membawa Nona Ashley hari ini!” tukas seorang lelaki berpakaian perawat di sana.

Rekannya yang baru saja keluar lift pun menimpali, “hah! Berhenti mengoceh dan cepat cari. Siapa tau gadis itu ada di atap.”

Mendengar semua itu, Ashley langsung melebarkan irisnya. Dia menatap Johan, tapi pemuda itu hanya mengedutkan alisnya dalam diam.

Ya, Johan yang tadinya hendak menuju lift, tak sengaja melihat dua anak buah Maximilian tersebut. Dia ingat wajah orang tersebut, mereka tak lain antek-antek Max yang hampir membawa Ashley kemarin malam. Namun, beruntung saat itu Siegran dan bodyguard Herakles menghalangi mereka, hingga Johan bisa membawa Ashley kabur.

“Apa kau mau pergi dengan mereka?” bisik Johan yang lantas membuat Ashley menggeleng pelan.

Tiba-tiba saja, salah satu lelaki tadi berjalan menuju ke arah mereka.

“Hei, sepertinya aku mendengar sesuatu dari sana,” katanya.

Johan melirik bayangan lelaki
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    231. S2: Calon Presiden Terbaik

    Alis Jenson berkedut saat melihat Johan menggenggam erat tangan Ashley. Melihat arah mereka datang dari tangga darurat, sudah pasti dari atap. “Adikku, aku mencarimu karena kau tidak ada di ruang rawat. Padahal kau baru siuman, tapi kenapa malah keluar? Itupun bersama Nona Ashley?” Jenson bergantian menatap Johan dan sang tunangan. “Kalian dari atap? Tapi kenapa terlihat buru-buru?” Johan bungkam, sementara Ashley melirik ke samping tangga untuk memeriksa antek-antek Max. ‘Hah?! Apa mereka mengejar?’ batin gadis itu yang samar-samar mendengar langkah kaki mendekat. Tiap detik suaranya semakin jelas. Mungkin itu sudah dekat. Hingga tanpa ragu Ashley pun meraih tangan Jenson dengan sebelah tangannya, lalu menarik dua pemuda itu berlari menjauh. “Cepat, kita harus kabur dan sembunyi!” tukasnya tergesa-gesa. Jenson mengernyit, tapi dia tak ada kesempatan bertanya kenapa dia harus berlari. Pemuda itu malah mengamati rambut Ashley yang terurai memantul dari delakang. Gadis itu membawa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    232. S2: Kenapa Kau Yang Ada Di sini?

    “Pria tua itu tertembak! A-apa ini terror?!” Seorang pendukung berteriak. Situasi pun semakin ricuh. Apalagi saat para pendukung melihat darah kakek tua itu mengucur deras dari dadanya. Banyak warga yang berhamburan lari, sementara sejumlah wartawan sibuk berdesakan untuk mengabadikan momen eksklusif ini. “Lindungi Tuan Sebastian!” pekik asisten Sebastian yang lantas membuat para Bodyguard bersiaga. Asisten Sebastian tadi menghampiri tuannya dengan wajah panik. “Apa Anda baik-baik saja, Tuan?” tanyanya cemas begitu melihat wajah dan baju putih Sebastian yang terkena darah. Sang tuan mengernyit. Rahangnya pun mengeras saat menahan amarah. Dia menarik bahu asistennya seraya berbisik tajam. “Temukan bajingan yang berani merusak acaraku!” “Saya mengerti, Tuan!” sahut sang asisten mengangguk. Sebastian pun beralih menatap kakek tua yang ambruk di bawahnya. Raut wajahnya seketika berubah cemas. “Astaga, tolong panggilkan ambulance. Cepat, siapapun tolong panggil tenaga medis. Kakek

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    233. S2: Apa Kau Cemburu?

    “Tuan River!” tukas Ashley saat berpaling dan melihat orang yang datang.Dia pun bangkit dari duduknya, lalu memberikan salam hormat.“Nona Muda Walter, kenapa kau di sini? Di mana putraku?” tanya River kemudian.Dia memindai sekitar dan melihat brankar di ruangan itu rapi. Artinya Johan memang tidak ada di sini.“Mo-mohon maaf. Ini gara-gara saya, putra Anda meminta saya bertukar ruang rawat,” balas Ashley ragu-ragu. “Tadi ada orang yang mengejar saya, jadi saya bersembunyi di sini. Mungkin sekarang mereka sudah pergi, jadi saya akan kembali ke ruang rawat saya.”“Tidak perlu. Katakan saja di mana putraku?” sahut River tanpa ekspresi.“Ah, mungkin ada di ruang rawat saya. Ruang B12 di lantai ini juga.”“Baiklah, kau bisa istirahat lagi,” tut

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    234. S2: Itu Hanya Cinta Tak Terbalas

    “Jenny? Sejak kapan kau datang?” Jenson bertanya saat melihat adik perempuannya. Gadis itu melipat kedua tangan ke depan dada, lalu membalas, “kau lebih penasaran aku datang daripada siapa kekasih Kak Johan?” Dirinya melirik Johan yang berada di sebelah Jenson. Saat kedua saudaranya menatap penuh tanya, Johan malah melengos sambil berdehem canggung. “Ke-kenapa kalian melihatku seperti itu? Di sini semakin dingin, lebih baik kita masuk sekarang,” tukas Johan yang hendak mangkir. Namun, dengan sigap Jennifer menghadangnya. Wajah gadis itu tertekuk, seolah tak mmbiarkannya pergi apapun alasannya. “Kak Johan tidak bisa menghindari lagi kali ini. Ayo beritahu kami. Siapa dia? Aku sangat penasaran, orang seperti apa yang bisa menarik perhatian Kak Johan!” Jennifer mendengus tegas. Johan berdehem lagi. Tapi belum sempat menimpali, Jenson kini menginterupsi. “Hah! Apa hanya aku yang tidak tau kalau kau punya pacar? Bisa-bisanya kau menyembunyikan ini dariku. Cepat katakan, Johan.” Law

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    235. S2: Kenapa Kalian Tidak Ada yang Becus?

    ***Hari itu juga Johan meminta keluar dari rumah sakit. Dia ingin pulang sebab tak mau bertemu Ashley lagi.“Kau yakin akan baik-baik saja? Daddy dengar lukamu tadi terbuka lagi,” tukas River cemas.“Tidak apa-apa, Daddy. Suasana rumah lebih menyenangkan. Itu membuatku lebih nyaman dan aku rasa lebih cepat sembuh,” sahut Johan beralasan.Akan tetapi, River tau putranya bohong. Untuk anak seperti Johan yang jarang mengeluh, alasan klasik ini tidak masuk akal.“Tidak. Kau menyembunyikan sesuatu. Katakan dulu pada Daddy, baru Daddy akan memikirkannya membawaku pulang atau tetap rawat inap di sini.” River melipat kedua tangan ke depan dada.Alih-alih langsung menjawab, Johan justru melirik Jennifer yang memicing di sampingnya.“Apa? Kak Johan tidak akan bicara karena ada aku di sini?” tukas Jennifer buka suara. “Oho! Tidak mau. Aku akan tetap menempel pada Kak Johan, jadi katakan alasannya. Cepat, Daddy menunggu jawaban Kak Johan.”Memang sial, Jennifer kini tau cara menghadapi Johan yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    326. S2: Ini Saatnya Kau Bahagia

    ***“Apa yang kau lakukan di belakangku, Maximilian?!” Sebastian mendecak murka setelah melesatkan peluru ke arah putranya.Max yang baru masuk ruangan ayanya itu langsung bergidik merinding. Terlebih anak timah tadi hampir melubangi telinganya. Namun, beruntung Sebastian tak sungguh-sungguh mengincarnya, hingga tembakan itu mengenai guci di belakang Maximilian.“Kau tidak akan menjawab Ayah?!” dengus Sebastian menatap tajam.Dia pun melemparkan tab ke lantai. Di sana terpampang situs berita yang memuat skandal besar tentang putra keluarga Howard. Ya, diduga Maximilian yang sakit hati karena putus dengan Ashley, malah membuat keributan di acara pertunangan mantan kekasihnya itu. Bahkan media menyebut nama Max secara terang sebagai pelaku jatuhnya lampu gantung dan terror bom asap di Picasso Hotel.Benar, atas perintah River, Siegran pun meminta media menerbitkan artikel tersebut.‘Sialan! Kenapa masalah ini sampai bocor ke media?!’ batin Max dengan rahang mengeras.Dirinya kian tegang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    237. S2: My Queen Jenny!

    ***Ini tahun ketiga anak-anak River belajar di Dalin Court International High School. Meski itu sekolah elit yang berisi siswa-siswa dari keluarga ternama, tapi mereka-lah yang paling popular. Bahkan mendapat julukan The Golden Hera.Banyak orang yang berusaha mendekati mereka demi naik lingkaran social. Sebab di Dalin Court, ada tiga tingkatan. Tingkat pertama berisi siswa dari keluarga presiden, anggota dewan dan pemilik perusahaan besar. Tingkat kedua ada keluarga pemilik perusahaan menengah, artis terkenal dan orang kaya baru. Lalu, tingkat ketiga para siswa keluarga sederhana yang berhasil masuk dengan beasiswa, mereka kelompok minor karena jumlahnya tak banyak. Tentu saja The Golden Hera yang berada di tingkat pertama dipuja banyak siswa.Begitu mobil mereka memasuki gerbang Dalin Court, beberapa orang langsung menyingkir. Mereka antusias melihat wajah The Golden Hera setelah libur panjang.“Hei, minggirlah. Kau akan menghalangi jalan My Queen Jenny!” Seorang pemuda bermata gel

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    238. S2: Saya Tidak Mudah Melupakan Dendam

    “Katakan untuk datang ke ruanganku. Calon Presiden itu!” tukas River penuh tekanan di akhir katanya. Siegran tercengang. Dia yakin yang datang pasti Sebastian dan lelaki itu sangat licik. Jika dia sampai menemui River langsung, bisa jadi Sebastian memasang jebakan. Sebelum staff tadi menjawab, Siegran lebih dulu berkata, “tapi, Tuan, bukankah Anda masih ada jadwal lain?” “Kita tidak bisa mengabaikan calon Presiden ‘kan?” sahut River meliriknya. Jika River menghendaki, maka Siegran tak bisa membantah lagi. “Baik, saya akan menunda jadwal selanjutnya,” tutur Siegran yang lantas mendapat anggukan River. Staff tadi pun kembali menemui Sebastian dan menyampaikan informasi River. Namun, saat Sebastian hendak masuk lift untuk naik ke ruangan River, beberapa bodyguard Herakles menghadang. “Mohon maaf, Tuan. Anda tidak diperkanankan membawa pengawal ke ruangan Tuan River,” katanya. Ya, Siegran mellihat lelaki itu datang bersama beberapa anak buahnya. Demi menghindari hal buruk, dia pun

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03

Bab terbaru

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    279. S2: Ending

    ***Malam itu River dan Adeline menghadiri pesta kemenangan di I&S Hotel. Presiden baru San Pedro itu mengundang keluarga Herakles secara khusus, sebab berhasil memenangkan pemilihan berkat andil besar River.Sebuah limosin hitam mewah berhenti di depan I&S Hotel. Dan itu menarik perhatian banyak tamu di sana. Terlebih saat River muncul menawan dengan balutan jas hitamnya. Meski mulai berumur, tapi ketampanan pria itu tetap paripurna.Dia menjulurkan tangan pada Adeline yang baru keluar dari limosinnya. Semua pasang mata juga tertuju pada wanita itu, yang tampil anggun dengan dress hitam elegan.“Astaga, mereka pasti pasangan paling serasi sepanjang abad. Meski sudah memiliki tiga anak remaja, tapi Tuan River dan Nyonya Adeline tetap bersinar!” bisik seorang perempuan yang memegang gelas wine.Teman di sebelahnya pun membalas pelan. “Kau benar. Aku benar-benar iri melihat mereka. Kapan aku punya suami seperti Tuan River? Aku sudah lelah dengan status lajang bertahun-tahun.”“Ehei! Kau

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    278. S2: Aku Lebih Mencintaimu

    “Saya mohon maaf, Tuan. Saya bersalah karena menempatkan Tuan Muda Johan dalam bahaya,” tukas Siegran dengan leher tegang.Dia bersiap menerima hukuman dari River. Padahal Siegran sendiri tahu seberapa cemasnya River dengan putranya yang satu itu.Namun, alih-alih menyahut dengan kata-kata, River malah bangkit dan menatap Siegran yang diserang tegang sejak tadi.“Baguslah!” katanya yang sontak memicu Siegran mengernyit.“Ma-maaf?” Siegeran menyahut bingung.Dia mengira telinganya salah dengar, tapi saat melihat raut wajah River, agaknya tuannya tersebut memang memujinya.“Aku percaya pada penilaianmu,” tukas River yang lantas memasukan kedua tangan ke saku celananya. “Johan memang berbeda dengan Jenson. Sejak kecil, dia tumbuh di dunia yang keras, penuh darah dan beragam senjata mematikan untuk bertahan hidup. Karena itu aku tak heran kalau dia tidak bisa diam saja saat ada situasi genting.”Siegran terdiam, tapi alisnya berangsur mendapuk saat melihat seringai tipis di bibir River.

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    277. S2: Dia Harus Merasakan Akibatnya Karena Berani Menantangku!

    ***Berita kematian Sabrina Daniester sampai ke telinga Sebastian sehari sebelum pemilihan. Seorang asisten yang baru melaporkan berita itu, malah dilempar asbak oleh calon presiden tersebut.“Apa maksudmu, hah? Tidak mungkin Nyonya ma … tidak! Kau tidak tahu Sabrina Daniester orang seperti apa. Di wanita hebat yang punya segalanya. Ada banyak pengawal berkemampuan tinggi yang mengurusnya. Dan aku baru saja menemui Nyonya beberapa hari lalu. Mana mungkin? Mana mungkin sekarang dia mati?!” Sebastian mendengus tak percaya.Memang tak ada berita yang tersebar ke media, sebab secara resmi Sabrina Daniester masihlah tawanan yang ada di penjara.“Mo-mohon maaf, Tuan. Laporan dari penjaga yang tersisa, ada seorang pria yang menyerang Rather Hall kemarin malam,” tutur Asisten Sebastian ragu-ragu.Lawan bincangnya memicing kian berang dan lantas menimpali. “Apa kau bilang? Seorang pria? Maksudmu satu orang?!”“Be-benar, Tuan. Orang itu datang membawa jasad Tuan Frederick, lalu menghabisi beber

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    276. S2: Aku Tidak Perlu Mengotori Tanganku

    Alih-alih kembali ke mansion Devante, River malah membawa mayat Frederick ke mobilnya. Dia memacu kendaraan itu amat kencang menembus jalanan malam yang sepi.‘Sekarang aku akan mengakhiri semuanya. Dendam masa lalu itu harus selesai, demi Adeline dan anak-anakku!’ batin pria tersebut menatap tajam.Maniknya melirik Frederick yang tergeletak di kursi belakang.‘Dia pasti sudah lama merencanakan pembalasan dendam. Kali ini aku yang akan menyelesaikan segalanya!’ sambung River yang lantas menginjak gas kian dalam.Hingga setelah lama mengemudi, River bisa melihat bangunan megah yang dikelilingi tembok besar. Di pintu masuknya ada gerbang yang tertutup. Akan tetapi River tak peduli. Dia terus melesatkan mobilnya dan menabrak gerbang yang ada di depan. Suara gubrakan keras terdengar saat bemper mobil River menghantam gerbang itu. Hal ini membuat beberapa penjaga di sana tersentak kaget.“Sial! Orang gila mana yang berani masuk sembarangan?!” tukas salah satu penjaga di sana.Rekannya yang

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    275. S2: Aku Terlalu Meremehkanmu

    “Hah, sial!” Fredercik mengumpat tajam.Alisnya mendapuk dengan seringai miring saat River menahan mata tajam belatinya dengan sebelah tangan. Ya, tanpa peduli telapak tangannya berlumuran darah, River tetap mencengkeramnya seolah itu bukanlah apa-apa.“Aku tidak akan mengampunimu!” cecarnya yang lantas memutar tangan Frederick hingga belatinya berbalik arah.Tanpa ragu, River semakin menekannya hingga benda tajam itu menusuk dada Frederick. Namun, sialnya sang sepupu dengan keras mendorongnya menjauh, hingga River tak sampai menekan belatinya terlalu dalam.“Argh, brengsek!” Frederick mengumpat keras sambil mencabut belati itu dari dadanya.Akan tetapi dirinya tak menduga bahwa di depan sana River sudah mengeluarkan pistol dan mengacungkan padanya.“Hah … aku terlalu meremehkanmu. Rupanya kau masih gesit meskipun sudah tua!” Frederick mencecar geram.Tapi tanpa menjawab apapun, River langsung melesatkan peluru pada paha Frederick. Lelaki tersebut mengernyit sambil berdiri dengan tump

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    274. S2: Kau Akan Lenyap di Tanganku!

    ‘Sial! Bajingan yang membawa Adeline benar-benar Frederick!’ batin River dengan amukan membengkak.Tanpa ragu, dia langsung menginjak gas dan membanting setir untuk memotong jalan. Nyaris saja mobil dari arah depan menghantamnya, tapi sang pengemudi mati-matian menginjak rem sebelum menabrak mobil River.“Dasar, bajingan sialan! Jika tidak bisa menyetir, jangan bawa mobil!” cecar pengemudi itu mengeluarkan kepala dari jendela.River tak meggubris. Di kepalanya hanya ada Adeline. Ya, River tahu seberapa gilanya Frederick. Dia sudah menyaksikan Jenson yang tergantung di atap, lantas apa yang akan dilakukan pria itu pada istrinya sekarang?“Brengsek! Aku akan membunuhnya jika menyentuh Adeline seujung rambut saja!” tukas River menatap amat tajam.Sial sekali mobil Frederick melaju amat cepat, hingga dia ketinggalan jauh. Namun, itu bukan masalah. River menginjak gas amat dalam, melaju kencang menyalip beberapa mobil yang menghalangi jalannya.‘Aish, sial! Dia pasti mau membawa Adeline k

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    273. S2: Akhirnya Kita Bertemu Lagi!

    ‘Adeline, apa yang terjadi? Apa itu kecelakaan?’ batin River ragu-ragu.Dia coba menghubungi sopir yang mengemudi mobil wanita itu, sialnya tetap nihil. Anteknya tersebut tidak mengangkat panggilan juga.Tanpa buang waktu, River pun melacak ponsel Adeline. Dari system, gawai sang istri berada tak jauh dari Picasso Hotel.Kening pria itu mengernyit ketika perasaan buruk menyerangnya. Dia tahu anteknya yang bersama Adeline bukan orang ringkih. Hingga tanpa ragu, dia pun beranjak pergi ke lokasi wanita tersebut.Baru masuk mobilnya, River pun menghubungi Siegran yang sudah berada di depan vila sekitar hutan La Daga.“Siegran, jika situasi terlalu berbahaya, kau cukup awasi sekitar. Kita tunda penyerangan. Aku tidak bisa datang karena Adeline dalam bahaya!” tukasnya disertai tatapan tajam.Dari seberang, tangan kanannya itu pun menjawab, “Tuan, orang kita sudah menyusup ke dalam. Tapi Frederick tidak ada di markas. Dari perbincangan anak buahnya, Frederick masih ada di pusat San Pedro!”

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    272. S2: Ini Bukan Penyerangan Biasa

    “Jadi mereka semua bekerja sama?!” tukas River menyeringai tajam.Tanpa mengangkat pandangan, pria itu lantas berkata, “Siegran, segera bongkar kebusukan Sebastian dan Howard Company!”Ya, dia langsung mengambil keputusan, setelah mengetahui calon presiden itu bertemu Frederick di Rather Hall. River tahu betul bahwa tempat itu property pribadi keluarga Daniester yang disembunyikan. Jadi sudah pasti Sabrina Daniester ada di sana juga.“Lakukan itu sehari sebelum pemilihan. Dengan begitu, mereka tidak punya waktu untuk memperbaiki citranya,” sambung River meletakkan tab tadi ke meja.“Saya mengerti, Tuan. Lalu bagaimana dengan Frederick dan Sabrina? Mereka pasti merencanakan penyerangan lagi. Anak-anak Anda akan dalam bahaya, terutama Nona Jennifer. Sejak insiden penculikan Tuan Muda Jenson, Frederick selalu mengawasi akademi balet La Huerta.” Siegran berkata cemas.River menyatukan alisnya dengan tatapan garang.“Aku tahu. Sampai hari pemilihan, anak-anak tidak akan keluar dari mansion

  • Terjerat Hasrat Suami Kontrak    271. S2: Aku Tidak Sabar Melihat Wajah River Reiner yang Kacau!

    “Apa ini? Tidak disangka Calon Presiden ikut dalam pertemuan seperti ini,” ujar Frederick dengan tatapan sinis.Ya, orang yang datang memanglah Sebastian Howard. Alih-alih menjawab, lelaki dengan perut buncit itu malah melangkah ke dekat Sabrina.“Nyonya, apa maksudnya ini? Saya pikir ini pertemuan privat, tapi kenapa ada orang lain di sini?” katanya protes.Mendengar sindiran tersebut, Frederick seketika menyeringai sinis. Dia mengepulkan asap rokoknya, lalu mematikan dengan kasar ke asbak yang ada di meja.“Sabrina, Sebenarnya siapa yang ‘orang lain’ di sini?” decaknya memicing berang.Sabrina melirik Sebastian seraya berkata tegas. “Diam dan duduklah. Waktu kita tidak banyak. Kalian sendiri tahu, siapa orang yang kita hadapi!”“Tapi, Nyonya—”“Kau berani menentangku?!” sentak Sabrina lebih tajam sebelum Sebastian menyelesaikan perkataannya.Hanya dengan satu kalimat itu, Sebastian langsung bungkam. Frederick pun tercengang karena Sebastian yang seorang calon presiden dan pemilik Ho

DMCA.com Protection Status