All Chapters of Terjerat Hasrat Suami Kontrak : Chapter 121 - Chapter 130
203 Chapters
121. Kau Harus Dihukum, Kucing Kecil!
River yang tengah meneguk segelas alkohol, kini tercengang. Dia mendengar jelas ucapan Adeline, tapi malah bertanya, “kau bilang apa?”Wajah Adeline memerah, dirinya yakin sang suami sedang mengejeknya. Namun, karena terlanjur mengatakannya, Adeline sekarang tak bisa mengelak.“Aku tahu kau mendengarnya,” sahut wanita itu menyelidik.Tapi River malah mengangkat kedua bahunya, tanda tidak tahu apapun.Adeline pun mendesis, “cih! Aku bilang mari kita tidur bersama. Kau dan aku.”Seketika itu, manik River berbinar. Dia meletakkan gelasnya, lalu berjalan menghampiri Adeline.‘Tunggu aku, kucing kecil!’ batinnya dengan tatapan lekat.Adeline yang masih berdiri di tengah tangga tampak tegang.“A-aku tidak memaksa, aku hanya bertanya jika kau tidak keberatan … uhh!”River segera membungkam bibir Adeline dengan ciumannya. Wanita itu tersentak, tapi dia tidak sempat protes karena River mengulum penuh bibirnya yang merah. Pria tersebut mengigit nakal bawah bibir Adeline, tapi entah mengapa itu
Read more
122. Dia Bukan Orang Sesuci Itu!
“Orang itu sangat bersih, Tuan. Tidak ada jejak kejahatan ataupun catatan kriminal!” tukas Siegran sembari menyodorokan dokumen pada River.Sang CEO yang penasaran langsung meraih dokumen itu dan membuka isinya. Halaman pertama berisi potret sebuah panti asuhan, dan River mengenali sosok jangkung yang berada di tengah barisan anak-anak. Ya, orang itu Frederick Chen!“Apa maksudnya ini? Apa Frederick berasal dari panti asuhan?” tutur River menerka.“Bukan, Tuan. Tapi Tuan Frederick Chen merupakan donatur tetap yang menyumbang ratuan juta yuan setiap tahunnya untuk Panti Asuhan Desheng di China. Bahkan dia juga membangun yayasan untuk orang jompo dan penyandang disabilitas,” ujar Siegran menjelaskan dengan alis bertaut.“Itu mustahil!” River sekejap menyeringai.Tentu saja dia sullit percaya setelah melihat kelakuan brengsek Frederick. Dia bukan orang sesuci itu!Namun, kerutan di dahi River kian dalam saat Siegran berkata, “Ibu Tuan Frederick adalah seorang aktivis dan Dosen di Univers
Read more
123. Villa di Flo Marina
“Kita bertemu lagi, Adeline,” tutur seorang pria yang sangat familiar bagi Adeline.Dia bangkit dan tersenyum saat Adeline menghampirinya ke dalam ruang pertemuan.Wanita itu mengangkat kedua alisnya seraya bertanya, “saya tidak menyangka bahwa yang datang adalah Anda, Nacho?”Ya, Nacho. Pria yang dia temui bersama Amber di resort pantai Madonna kala itu, kini tampak berdeda. Jas hitam rapi yang dikenakan menutupi tubuh atletisnya yang kecokelatan.“Kita sudah berteman saat itu. Kau bisa bicara santai padaku,” sahut Nacho menaikkan sebelah alisnya.Adeline tak menjawab, dan itu membuat Nacho jadi canggung. “Apa aku mengejutkanmu?”“Oh? Bukan seperti itu. Hanya saja Anda, ah … maksudku, kau terlihat seperti orang lain. Aku pikir kau seorang atlet selancar karena di pertandingan saat itu sangat professional,” balas Adeline disertai senyum tipis.“Banyak yang bilang begitu, tapi aku berselancar untuk bersenang-senang. Hanya saat senggang.”“Aku mengerti. Jadi kau Investor asing itu?” Ade
Read more
124. Istrinya Mungkin Dalam Bahaya
“Jangan konyol. Penyerangan apa maksud Anda?!” tukas Siegran tegas.Dia tak senang karena polisi itu menatap River amat sinis. Namun, alih-alih menjelaskan, polisi tadi malah mengeluarkan borgol dan hendak memasangnya di tangan River.“Tunggu dulu!” Siegran segera menghadang di depan River. “Opsir, tolong jelaskan apa maksud semua ini!”Polisi muda tadi menatap tajam seraya mendecak, “Tuan River Reiner dituntut setelah menyerang Tuan Frederick. Tolong menyingkir atau Anda bisa terkena masalah karena menghalangi tugas kami!”“Tuan?” Siegran menoleh ke belakang, tapi River hanya memampangkan wajah datar tanpa berniat mengelak tuduhan.‘Aish, Nenek memang keterlaluan!’ River membatin sengit.Dia jelas tahu kalau Leah yang melaporkan perbuatannya, setelah membuat cucu kesayangannya itu babak belur.Polisi lainnya menarik Siegran sembari berujar, “mohon kerja samanya, Tuan.”Rekannya yang lebih muda lantas meraih tangan River untuk memborgolnya. “Anda berhak diam dan mendapat pengacara, ap
Read more
125. Saya Pandai Bermain Kasar
Sensasi tegang menjalari tubuh Adeline. Kepalanya yang masih pusing semakin berdenyut karena melihat Frederick di hadapannya. Ya, entah mengapa pria itu ada di sini. Adeline benar-benar terkejut.Dengan sorot tajam, Adeline pun berkata, “sedang apa kau di sini?!”“Tentu saja menemui Princess. Apa Princess merindukanku?” sahut Frederick dengan suara rendahnya.Wajahnya tersenyum, tapi itu tampak menjijikkan bagi Adeline.“Sudah aku bilang jangan muncul lagi di hadapanku. Pergi, sebelum aku membunuhmu!” sentak Adeline menatap waspada.Alih-alih menjawab, Frederick malah membuka pintu lebih lebar dan masuk ke dalam. Adeline menggunakan kesempatan itu untuk kabur. Dia mendorong dada Frederick dan berlari keluar. Meski aneh membiarkannya lari begitu saja, tapi Adeline tak peduli. Dia hanya berpikir harus kabur dari Frederick!Sialnya, di depan kamar tersebut dipenuhi bodyguard. Mereka menghadang Adeline hingga wanita itu tak ada celah untuk kabur.“Anda mau ke mana, Nyonya?” tanya salah sa
Read more
126. Bukankah Princess Menikmatinya?
WARNING: chapter ini mengandung adegan dewasa!“Menyingkir dariku!” Adeline berusaha menendang, tapi Frederick malah mencengkeramnya hingga wanita itu sulit bergerak. Pria itu menarik sebelah bibirnya ke atas seraya berkata, “saya sangat menyukai wajah Princess yang sedang marah. Itu terlihat semakin sexy.”‘Bajingan gila!’ batin Adeline mengumpat.Maniknya pun berubah selebar cakram begitu Frederick menegakkan badan dan melepas ikat pinggangnya. “A-apa yang mau kau lakukan?!” Adeline mendengus panik.Bukannya menjawab, sang pria malah melempar ikat pinggang itu ke lantai, lalu mengungkung Adeline dengan tubuh atletisnya. Meski otot perut dan dada bidang itu sangat sempurna, tapi Adeline tak bergairah sama sekali. Wanita itu kian merinding saat sorot mata Frederick seperti binatang buas yang tak sabar menerkamnya.Melihat wajah tegang Adeline, Frederick pun berbisik, “apa Princess mau coba mencicipi tubuh saya?”Adeline menyeringai sinis. Jangankan mencicipi, melihat saja dia sudah
Read more
127. Princess Sangat Pandai Bergoyang di Atas Ranjang
*** “Princess sudah bangun?” tutur Frederick saat melihat alis Adeline berkedut.Adeline merasa seluruh tubuhnya lemah, tapi dia bisa mendengar samar-samar suara lelaki yang dibencinya.‘Aku sangat pusing,’ batin Adeline dalam hati.Dia hendak memegang kepalanya, tapi sebelah tangannya tertahan karena masih diborgol.‘Aish, sial! Ternyata bajingan itu belum melepasku,’ cibir Adeline tak senang.Adeline berusaha bangun. Saat itulah netranya membola karena baru sadar bahwa pakaiannya berubah. Suite formal hitamnya kini berganti dress merah dengan potongan terbuka.“Apa yang kau lakukan padaku?!” Adeline memberang.Frederick yang semula duduk di sofa, kini bangkit dan menarik troli makanan. “Princess harus sarapan. Sejak kemarin Princess tidak makan apapun,” tukas Frederick mengalihkan topik.Sorot mata Adeline kian tajam. Wajahnya menegang seraya mendengus sengit. “Katakan, Frederick. Apa yang kau lakukan padaku?!”“Princess tidak ingat? Padahal tadi malam kita bersenang-senang,” sahu
Read more
128. Apa River Mencintaiku?
“Kurang ajar!” Tangan River mengerat setir mobilnya dengan geram.Dia lantas menghubungi Siegran dan berkata saat teleponnya tersambung. “Beritahu aku semua vila atau bangunan mencurigakan di Flo Marina.”Begitu mendapat titah itu, Siegran langsung mengerahkan kemampuan melacaknya. Dibantu dengan beberapa antek River lainnya, dia pun menemukan dua tempat yang paling mencurigakan.Siegran segera menelepon River dan melaporkan, “Tuan, Flo Marina daerah terpencil. Di sana ada tiga vila besar dan salah satunya milik keluarga Anda.”“Berarti ada dua kemungkinan,” sahut River dari seberang.“Benar, Tuan. Pertama Vila Talagog yang tak jarang disewakan pemiliknya, lalu Vila Tua Louvre.”River terdiam beberapa saat setelah mendengar laporan Siegran. Dirinya pernah beberapa kali mendengar vila Talagog, tapi tidak dengan Louvre. “Sirgean, berikan lokasi Vila Louvre,” tukasnya tegas.Tak butuh waktu lama, sang asisten langsung mengirimkan lokasi. River menancap gas amat dalam, mengikuti instingny
Read more
129. Dekapan Hangat Sang Suami
“Kau lambat sekali!” Seorang pria mendecak.Adeline yang tercengang melihat kaki River tertembak, kini semakin tersentak saat menoleh ke arah pria yang menyeru tadi.“Na-nacho?!” Rongga dada Adeline seperti jatuh saat tahu teman yang dia percaya malah melukai suaminya.“Nacho, mengapa kau menembaknya?!” Adeline memekik kencang.Nacho berpaling ke arahnya dan lantas menjawab, “oh? Maaf, Adeline. Dia memang pantas ditembak.”“Bajingan. Ternyata kau berkomplot dengan Frederick. Mengapa? Mengapa kalian melakukan ini? Mengapa kau menembak suamiku?!” sentak Adeline histeris.River yang mengernyit sakit, langsung mengangkat tatapan ke arah Adeline. Amarahnya berkobar saat melihat wajah putus asa wanita itu.‘Tenang saja, Adeline. Aku tidak akan mati. Aku akan menyelamatkanmu!’ batinnya bertekad.Dia berusaha bangkit, tapi tanpa diduda Nacho kembali menembak lengan kanannya.“Ugh!” River mendapukkan alis saat peluru masuk tubuhnya.“Tidak! Berhenti, Nacho. Jangan menembaknya lagi!” Adeline m
Read more
130. Kau Tidak Akan Mati
“Adeline, kau tidak apa-apa?” River bertanya panik pada istrinya.“Tidak apa-apa,” sahut Adeline berpaling dengan wajah tegang. “Siapa yang melakukannya?”“Sepertinya Frederick atau anak buahnya mengejar kita. Tapi kau tidak perlu panik, aku pastikan kau akan aman,” tutur River menenangkan. Adeline mendapukkan alis saat menoleh ke belakang. Rupanya ada dua mobil yang mengejarnya. “Apa kau pandai naik wahana permainan?”“Heuh?” Adeline mengernyit mendengar pertanyaan River yang tak terduga. “Ah, ya … aku rasa.”“Baiklah, karena aku akan sedikit kasar!” sambar River yang lantas menancap gas amat dalam. Sorot matanya sangat tajam, begitu fokus di jalanan. Namun, mendadak sebuah sedan mewah menghimpitnya dari samping. River memutar setir dengan lihai hingga berhasil menyalip mobil itu, tapi sialnya seseorang dari mobil jeep di belakang malah mengacungkan pistol dan melesatkan peluru ke mobilnya.“Ahh! Mereka menembak!” Adeline tegang bukan main.“Tidak masalah. Kaca mobil ini anti pelu
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
21
DMCA.com Protection Status