Ar tampak duduk gelisah, sedari tadi dia menelepon sang ibu, tetapi nomor ponsel wanita yang sudah melahirkannya itu tidak aktif sama sekali. "Mommy ke mana?" desahnya. "Kenapa, Kak?" Ziva langsung duduk di samping kakaknya itu. Ar tersenyum hangat. "Tidak apa-apa," kilahnya yang seolah mampu menyembunyikan kesedihan dari raut dan ekspresi wajahnya. "Kakak, kenapa tidak ingin main baleng Ziva, kak Zayn dan kak Zean?" tanyanya dengan wajah polos. "Kakak sedang tidak enak badan, Zi," kilahnya. "Kakak sakit?" Ar menggeleng, bukan tidak enak badan karena sakit, tetapi tidak enak badan karena menghawatirkan kondisi ibunya di luar sana. Hati Ar benar-benar merasa tak nyaman dan tak tenang. Bahkan jika bisa ia ingin terbang agar segera bertemu sang istri. "Son!" Kedua orang itu menoleh ke arah Zayyan dan Zea yang baru saja datang. "Daddy, Mommy!" Keduanya sontak berdiri. Zea mendekati Ar. Ia berusaha untuk tak mengeluarkan air mata, sebab tidak mau jika kepona
Read more