All Chapters of Kehamilan yang Kusembunyikan: Chapter 701 - Chapter 710

750 Chapters

Bab 701

Mau karena dia telah mengubah-ubah kontraknya dan takut Alya akan melihatnya, atau karena seperti yang dia katakan, bahwa dia benar-benar berpikir membaca di dalam mobil tidak baik untuk mata.Pokoknya, dia sudah menyimpan kontrak itu dan Alya tidak bisa mengeceknya lagi.Memikirkan hal ini, Alya pun kehilangan minat untuk berbicara dengannya.Rizki mungkin dapat membaca pikirannya, sehingga dia juga tidak berbicara lagi.Mereka berdua terus terdiam seperti ini sepanjang perjalanan, sampai akhirnya mereka sampai di sekolah.Pagi tadi, yang mengantar anak-anak masuk ke sekolah adalah Rizki. Sekarang, yang menjemput mereka juga Rizki. Alya sama sekali tidak bergerak. Tak lama kemudian, dia melihat Rizki membawa anak-anaknya kembali.Kedua anak itu segera menghampiri Alya setelah naik ke mobil dan menyapanya.Sementara Rizki belum naik ke mobil, Maya mengangkat kepala kecilnya dan berbisik pada Alya, "Mama, apa Mama sudah menyetujui Paman RezekiMalam menjadi papa kami?"Pertanyaan ini ...
Read more

Bab 702

Sang sopir sudah pernah melihat kemampuan Hana sebelumnya. Jadi setelah mendengar perintah Rizki, dia tidak langsung turun dari mobil dan bertanya, "Bagaimana kalau Nona Hana nggak mau pergi?""Kalau begitu, telepon Cahya dan minta dia bawa orang kemari."Begitu Rizki mengucapkan kalimat itu, sang sopir pun mengerti dan langsung mengangguk."Aku mengerti, Pak Rizki."Kemudian dia membuka sabuk pengamannya dan turun dari mobil.Di tengah angin yang dingin, Hana mengencangkan pegangan pada tali tasnya. Di dalamnya terdapat sesuatu yang diberikan oleh ibunya, ibunya bilang benda itu dapat membuatnya berhasil.Sekarang baru sehari setelah terakhir dia menemui Rizki, dia tahu bahwa datang menemui Rizki sekarang tidak akan memberinya banyak kesempatan. Jadi, awalnya dia berencana untuk menunggu beberapa hari lagi. Akan tetapi, ibunya mendesaknya untuk segera bergerak mumpung situasinya belum memburuk. Di bawah bujukan ibunya, Hana pun datang kemari.Hana mengambil napas dalam-dalam.Keberhas
Read more

Bab 703

Rizki meragukan apa yang dia dengar.Hana datang menemuinya untuk mengucapkan selamat tinggal? Apa-apaan ini?Rizki menyipitkan matanya dan mengamati Hana yang berdiri di tengah angin malam, wanita itu tampak agak terasingkan.Cuaca sepertinya sangat dingin. Rizki tidak tahu apa yang wanita itu kenakan di dalam bajunya, tetapi tampaknya Hana menggigil. Bahkan pipi putihnya memerah karena dingin.Dari luar, dia memang terlihat menyedihkan dan membuat orang-orang kasihan.Namun, wanita ini telah diam-diam menghapus pesan mengenai kehamilan Alya, bahkan diam-diam memberikan Alya 10 miliar di belakang punggungnya.Tanpa perlu dijelaskan, Rizki sudah tahu apa yang wanita ini ingin lakukan.Jika bukan karena Alya sendiri yang memutuskan untuk melahirkan anak-anak tersebut, dia mungkin sudah kehilangan kedua anak itu.Memikirkan kemungkinan bahwa kedua anak menggemaskan itu bisa menghilang, hati Rizki terasa bagaikan ditusuk pisau.Dia tidak bisa mengasihani wanita ini.Jika membicarakan utan
Read more

Bab 704

"Aku akan pergi, jadi aku ingin mengatakan beberapa hal padamu. Apa boleh?"Hana melangkah maju, hendak menarik tangan Rizki.Rizki melangkah mundur menghindarinya, akhirnya dia berkata, "Kalau ada sesuatu katakan saja sekarang."Mendengar ini, Hana melirik ke dalam dan memohon dengan suara kecil, "Aku sangat kedinginan di luar sini, bisakah kita bicara di dalam saja?"Rizki memandang Hana, lalu mengatupkan bibirnya.Beberapa saat kemudian, dia berkata, "Masuklah, katakan semua yang harus kamu katakan malam ini. Setelah ini, aku nggak akan menemuimu lagi."Mendengar ucapannya, Hana pun menggigit bibirnya dengan keras."Aku mengerti. Tenang saja, setelah malam ini, aku akan menghilang dan nggak muncul lagi di hadapanmu."...Di dalam rumah.Hana duduk di sofa dengan segelas air panas di depannya.Dia sudah terlalu lama terkena angin dingin, tubuhnya yang hampir mati rasa pun sekarang perlahan menghangat.Hana menatap segelas air panas itu cukup lama, lalu mengambil napas dalam-dalam dan
Read more

Bab 705

Selanjutnya, dia hanya perlu Rizki untuk bekerja sama.Hana sudah menyiapkan mentalnya dan sedang menunggu Rizki menolak permintaannya."Lima persen saham? Oke.""Nggak bisa? Kalau begitu aku ...."Hana baru saja berbicara ketika kata "oke" itu seketika menghancurkan harapannya. Dia tercengang, tidak dapat memercayai apa yang baru saja dia dengar.Apa barusan ... dia salah dengar?Rizki sepertinya menyetujuinya?Lima persen saham?Sebelumnya dia sudah mengecek profitabilitas Perusahaan Saputra. Meskipun dia hanya mengerti secara kasar, berdasarkan apa yang dia tahu, bila Rizki benar-benar memberinya 5 persen saham Perusahaan Saputra, maka kekayaannya akan meningkat pesat.Namun ... bagaimana bisa Rizki menyetujuinya?Hana menatapnya dengan tidak percaya."Rizki, kamu ...."Rizki benar-benar bersedia memberinya 5 persen saham Perusahaan Saputra? Hanya supaya dia bisa memutus hubungan dengannya?Dia benar-benar rela berbuat sampai sejauh ini demi Alya?Menyadari bahwa Rizki melakukan ini
Read more

Bab 706

Dia berbicara dengan sangat tulus, tatapan dan ekspresinya juga sangat tenang, seolah-olah dia sudah benar-benar melepaskan Rizki.Mendengar Hana yang mengharapkan kebahagiaan untuknya dan Alya, kekesalan Rizki pun memudar dan bibirnya mulai tersenyum."Terima kasih."Dada Hana terasa sakit, pria ini benar-benar tahu cara untuk melukainya."Jadi, apa kita bisa menandatangani perjanjiannya sekarang?"Rizki menatapnya. "Aku akan meminta seseorang membuatnya dan mengirimkannya padamu besok.""Nggak." Hana menggeleng. "Malam ini. Ini 10 persen saham, aku takut kamu akan menyesalinya."Alasan utamanya adalah setelah malam ini, dia mungkin tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk berduaan dengannya sambil minum alkohol.Dia harus menangkap kesempatan ini.Dia akan mendapatkan saham itu dan tidur dengannya, lalu dia akan hamil.Melihat situasinya yang menyedihkan, mungkin Tuhan akan mengasihaninya dan membantunya. Dia saat ini sedang berada dalam masa tersuburnya.Jika dia bisa hamil, ditamb
Read more

Bab 707

Hana mengambil gelas di meja, lalu menghabiskan anggur yang tersisa di dalamnya. kemudian, dia mengisi gelasnya lagi di depan Rizki.Dia memegang gelas itu di tangannya, dengan lembut menggoyangkannya."Anggap saja ini untuk membayar utang nyawamu, beri aku sedikit harga diri. Ayo kita berpisah baik-baik, oke?"Rizki merapatkan bibirnya, matanya sangat dingin. Akhirnya dia duduk di seberang Hana."Menemanimu minum dihitung sebagai berpisah baik-baik? Apa 10 persen saham yang kuberikan padamu nggak cukup untuk berpisah baik-baik?"Hana tersenyum sedih."Aku tahu kamu akan berpikir seperti ini. Tapi Rizki, perasaanku padamu sangat tulus. Meskipun hari ini kamu bukanlah Rizki sang CEO dan hanya seorang pria biasa, aku masih tetap akan mencintaimu. Apa kamu tahu kenapa aku menginginkan 5 persen saham itu? Itu karena aku tahu kamu nggak bisa tenang saat berutang pada seseorang. Kalau aku nggak meminta apa pun, kamu nggak akan percaya kalau aku benar-benar ingin memutus hubungan denganmu. Se
Read more

Bab 708

Dia ketakutan setengah mati. Saat dia keluar dari toilet tadi, dia menemukan bahwa Rizki telah menghilang. Dia terus mencari sampai akhirnya menemukan pria itu, dia kira Rizki telah pergi untuk menemui orang lain.Tentu saja, yang paling dia takutkan adalah Rizki mungkin pergi menemui Alya.Jika Rizki menemui Alya, bukankah artinya dia malah membantu Alya?Dia tidak akan membiarkan itu terjadi.Hana berjalan maju dan berkata dengan sangat lembut, "Angin di luar dingin dan kamu berpakaian tipis, sebaiknya kamu masuk ke dalam."Melihat Hana mendekat, Rizki refleks mundur beberapa langkah untuk menjaga jaraknya.Alis tebalnya berkerut.Dia tidak tahu apakah ini karena Hana yang terus mengganggunya atau karena Cahya yang sampai sekarang belum sampai juga, tetapi dia merasa sangat kesal, bahkan tubuhnya terasa sangat gelisah.Angin malam bertiup. Selain rasa dingin, dia juga merasa nyaman.Perasaan yang aneh ini membuat Rizki makin waspada.Dia melihat Hana di depannya dan menyadari kepanik
Read more

Bab 709

Alya terpaksa meletakkan pulpennya dan berjalan ke pintu.Karena tinggal sendirian, Alya selalu waspada. Dia sampai memasang lubang pintu dan kamera CCTV di pintunya.Setelah sampai di pintu, dia memeriksa layar CCTV terlebih dahulu untuk melihat siapa yang datang.Ketika sosok dan wajah orang itu muncul di layar, Alya membeku.Rizki?Kenapa dia?Untuk apa pria itu datang kemari malam-malam begini?Meskipun Rizki bukan orang asing dan Alya tidak khawatir Rizki akan melakukan sesuatu padanya, mengingat hubungan mereka, Alya masih tidak begitu ingin membukakannya pintu.Jika ada hal penting yang harus dibicarakan, Rizki bisa saja meneleponnya.Akan tetapi ....Memikirkan kontrak yang akan dia tanda tangani, juga bagaimana Rizki akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk berinteraksi dengan anak-anaknya di masa depan.Karena dia sudah membuat keputusan, tampaknya dia tidak perlu sewaspada itu lagi ....Memikirkan hal ini, Alya pun menghela napas dan membuka pintu.Rizki telah lama berdir
Read more

Bab 710

Dia tidak boleh berlama-lama di sini. Jika dia tinggal lebih lama lagi di sini, dia bisa menyebabkan masalah.Di depan orang lain, dia mungkin masih bisa mengendalikan dirinya.Namun, yang berdiri di depannya adalah wanita yang dia cintai, itu hanya akan menambah minyak ke dalam api."Tunggu."Akan tetapi, ketika dia berbalik, Alya memanggilnya.Oleh karena itu, Rizki pun berhenti bergerak.Bukannya dia tidak mau bergerak, tetapi tubuhnya tidak mau mendengarkan perintah otaknya.Terjebak dalam konflik antara tubuh dan pikirannya, Rizki pun terpaku di tempatnya. Dia tidak melangkah maju ataupun berbalik.Sebaliknya, Alya menghampirinya dan langsung berdiri di depannya.Dengan wajah tanpa ekspresi, Alya menempatkan tangannya di kening Rizki.Begitu menyentuh kening tersebut, Alya langsung menarik tangannya kembali karena terkejut."Ke ... kenapa kamu panas sekali?"Saat dia melihat wajah Rizki yang memerah tadi, dia kira Rizki hanya mabuk, karena itulah pira ini datang ke sini malam-mala
Read more
PREV
1
...
6970717273
...
75
DMCA.com Protection Status