All Chapters of Kehamilan yang Kusembunyikan: Chapter 691 - Chapter 700

750 Chapters

Bab 691

Melihat kertas yang terisi penuh itu, Alya hanya bisa syok.Tidak diragukan lagi, ini adalah tulisan tangan Rizki.Hanya dalam satu malam ....Mengingat lirikan mereka barusan, Alya menyadari bahwa lingkaran hitam di bawah mata Rizki memang lebih buruk darinya meskipun penampilan pria itu masih tampak sangat rapi.Setelah melihat halaman-halaman desain itu dengan cepat, Alya menutup tumpukan desain tersebut dan mengembalikannya pada Rizki.Rizki agak terkejut."Kamu ... sudah selesai melihatnya?"Alya mengangguk dengan ekspresi tak acuh.Melihat ini, Rizki pun tampak ragu. Dia tidak langsung mengambil desainnya kembali dan berkata, "Cepat sekali, kamu sudah melihat semuanya?"Nada bicara Alya masih tetap tak acuh. "Sudah."Rizki meliriknya.Meskipun Alya bilang sudah lihat, sikap dan nada bicaranya yang tak acuh jelas menunjukkan bahwa dia tidak melihat desain-desain ini dengan serius.Rizki merapatkan bibirnya, dia merasa agak kesal. Akan tetapi, dia masih berkata, "Apa desain ini ngg
Read more

Bab 692

Di mana ada penjual, di situ ada pembeli. Kebanyakan orang datang ke area ini di pagi hari seperti sekarang. Membawa mobil masuk ke sana bukanlah masalah, tetapi mengeluarkannya nanti akan memakan waktu.Jika hari ini mereka hanya sarapan tanpa perlu buru-buru ke sekolah, mereka bisa saja membawa mobil masuk.Hanya saja ....Alya hendak berbicara ketika mendengar Rizki yang lebih dulu berkata, "Kita turun saja lalu jalan."Kata-kata Alya telah direbut olehnya.Alya melirik belakang kepala Rizki dengan kesal."Ayo." Rizki menaruh tas sekolah anak-anak, lalu membawa kedua anak itu turun dari mobil.Sang sopir segera berkata, "Pak Rizki, aku akan menunggu kalian di mobil."Rizki mengangguk.Melihat ini, Alya pun terpaksa ikut turun dari mobil.Setelah turun, dia melirik pakaian Rizki. "Kamu yakin mau makan jajanan pinggir jalan bersama kami dengan jas mahal itu?"Rizki menatapnya balik."Apa ada masalah? Kamu sendiri juga berpakaian mencolok."Mendengar ini, Alya refleks menunduk untuk me
Read more

Bab 693

Informasi ini terlalu besar untuk dicerna sang penjual. Dia sangat terkejut dan menatap Rizki dengan aneh dan penuh makna.Rizki terdiam.Dia melirik Alya dengan tak berdaya.Apa Alya menikmati permainan semacam ini? Atau hanya ingin ribut dengannya?Setelah membeli makanan, sang penjual menawarkan mereka kursi untuk duduk. Namun, karena berada di pinggir jalan, di situ banyak orang yang berlalu lalang. Selain itu, tempat itu berdebu dan banyak sampah tisu yang ditinggalkan oleh pelanggan sebelumnya. Sulit untuk menemukan tempat yang bersih.Jangankan Rizki, bahkan kedua anak itu kaget dengan kekotoran ini.Terutama Maya yang tadinya bersikeras untuk datang ke sini. Melihat pemandangan ini, dia tidak berani untuk duduk di sana. Dia mendongak menatap ibunya, lalu tanpa daya berkata, "Mama."Melihatnya, Alya merasa ini adalah kesempatan. Dia tersenyum dan berjongkok di depannya."Bukankah Maya bilang mau ke sini untuk makan roti bakar? Di sana ada tempat duduk, ayo kita ke sana dan duduk
Read more

Bab 694

Mungkin karena sejak kecil dia kekurangan kasih sayang ibu, Alya ingin memberikan satu anaknya sebuah masa kecil yang lengkap.Namun, ternyata, anaknya tidak hanya berakhir mempunyai orang tua tunggal seperti dirinya, dia juga punya lebih dari satu anak.Meskipun dia sudah mencoba untuk bersikap adil kepada kedua anaknya, jauh di lubuk hatinya, Alya tahu bahwa dirinya tidak bisa benar-benar adil.Satya adalah anak yang pendiam dan pengertian, tidak pernah membuat masalah dan selalu memikirkan mamanya.Akan tetapi, Maya berbeda. Maya adalah anak yang nakal, suka makan dan bermain, juga sangat manja. Maya selalu ingin digendong dan sering mencari perhatiannya.Ketika hari ini dia memberi Maya lebih banyak perhatian, Satya diberinya lebih sedikit.Hari demi hari, seiring berjalannya waktu, perhatian yang diberikannya pada Satya menjadi makin sedikit. Satya pun jadi makin terlalu dewasa untuk anak seumurannya.Di dalam hati, Alya merasa sangat bersalah.Namun, sekarang, ketika melihat Rizk
Read more

Bab 695

Rizki tidak tahu kenapa Alya tiba-tiba menanyakan hal ini.Akan tetapi, baginya ini adalah awal yang bagus."Ya."Alya menimbang-nimbang dan berkata, "Aku bisa mengizinkanmu ikut mengurus mereka, tapi aku punya syarat."Usaha Rizki memang tidak sia-sia.Dia mengenal Alya sejak kecil, dia tahu bahwa hati Alya masih lunak.Raut wajah Rizki tetap tenang, dia bertanya, "Apa syaratnya? Katakan saja.""Pertama, aku mengizinkanmu murni karena anak-anak. Aku mengizinkanmu mengurus mereka hanya karena kalian memiliki hubungan darah.""Oke," Rizki langsung menyetujuinya tanpa ragu.Alya agak terkejut mendengar jawabannya. Dia terpikirkan sesuatu dan menatap ke arah pria itu. "Kamu hanya boleh dipanggil 'Paman', kamu juga nggak boleh mengatakan di depan anak-anak bahwa kamu adalah ayah mereka. Apa kamu bisa menyetujui syarat seperti ini? Kalau nggak bisa, maka sisanya ....""Aku setuju."Perkataan Alya benar-benar disela.Alya mungkin tidak menyangka Rizki akan sampai sejauh ini demi anak-anak."
Read more

Bab 696

"Oke."Setelah turun dari mobil, Alya sama sekali tidak menoleh ke belakang dan langsung naik ke lantai atas.Saat masuk ke lift, dia bahkan bertanya-tanya.Bagaimana bisa dia tiba-tiba setenang ini menghadapi Rizki?Apakah karena anak-anak? Atau karena dia sudah tidak peduli lagi? Atau mungkin ... karena dia tahu, bahwa ternyata Rizki tidak pernah menyuruhnya untuk aborsi?Apa pun alasannya, Alya sudah tidak terlalu ingin memikirkannya lagi. Selama kedua anaknya dapat menerima kasih sayang yang lengkap, maka itu sudah cukup.Dia benar-benar khawatir Satya dan Maya akan mengikuti jejaknya.Sambil memikirkan hal ini, Alya pun tiba di kantornya. Kemudian dia mulai mengerjakan kontrak mereka.Saat itu, Angga datang untuk melaporkan bahwa beberapa orang telah bergabung dengan perusahaan, sekalian meminta bantuannya untuk melakukan wawancara. Dengan mempertimbangkan perkembangan perusahaan di masa depan, Alya pun setuju dan pergi.Setelah menyelesaikan urusan itu, dia kembali ke kantornya d
Read more

Bab 697

Bayu terdengar agak ragu.Merasakan keraguannya, Alya pun tahu bahwa ada yang tidak beres dan terpaksa bertanya, "Apa ada yang terjadi?"Lagi pula, ayahnya tidak pernah menanyakan kondisi perasaannya. Mungkinkah apa yang terjadi di antaranya dan Irfan belakangan ini telah menarik perhatian ayahnya?"Aci," panggil Bayu. "Bukannya Ayah ingin mencampuri urusanmu, hanya saja ... Ayah rasa kamu harus tahu mengenai hal ini.""Hal apa?"Alya sudah menyiapkan mentalnya."Jadi begini, akhir-akhir ini, aku mendengar kabar bahwa ayahnya Irfan sedang mencari pasangan untuk anaknya."Mencari pasangan?Alya merasa lega. "Ayah, ternyata ini yang mau Ayah katakan? Aku kira ....""Apa?" Bayu juga merupakan orang yang sensitif. "Apa hal ini nggak penting bagimu? Kamu dan Irfan ...."Alya tidak menjawabnya.Melihat putrinya hanya diam, Bayu samar-samar merasakan sesuatu. Setelah beberapa waktu, dia pun menghela napas."Aku tadinya khawatir kamu akan merasa sedih, tapi ternyata kamu dan dia sudah ....""A
Read more

Bab 698

Alya tersenyum tipis."Ya, aku bertemu dengannya."Alya menjelaskan secara singkat apa yang terjadi belakangan ini kepada ayahnya.Bayu mendengarkan dan seketika terkejut."Apa? Dia juga tahu tentang anak-anak? Dia bahkan juga ingin mengurus mereka bersamamu?""Hanya mengurus bersama, tapi dia nggak mendapat hak asuh," koreksi Alya."Tapi kalau seperti ini, apa kamu yakin di masa depan dia nggak akan melawanmu untuk hak asuh?""Kalau dia menandatangani kontrak, apa yang mau dia gunakan untuk melawanku?""Dia mau menandatanganinya?""Kalau dia nggak mau, aku tinggal nggak mengizinkannya mengurus ataupun melihat anak-anak. Apa masalahnya?"Alya melanjutkan dengan santai, "Saat itu, aku akan mengirim anak-anak pada Ayah dan membiarkan mereka tinggal bersama Ayah."Bayu segera menyetujuinya."Perkataanmu benar. Kalau dia berani memperebutkan mereka, kamu kirimkan saja anak-anak ke sini.""Ya.""Tapi ...." Ayahnya masih terdengar ragu. "Apa kamu dan dia sungguh nggak akan mengembangkan lagi
Read more

Bab 699

Pada akhirnya, Alya menutup telepon Rizki dengan kacau.Dia bersandar di kursi kantornya, saat ini perasaannya sangat rumit.Persyaratan yang dia cantumkan sebenarnya sangat tidak adil untuk Rizki.Karena, dia ingin Rizki menghabiskan uang dan tenaga untuk anak-anak tanpa mendapatkan apa pun sebagai balasannya. Rizki tidak akan mendapatkan hak asuh, anak-anak juga tidak akan memanggilnya ayah.Dapat dikatakan, Rizki seperti sedang membesarkan anak orang lain.Meskipun kedua anak ini memang memiliki hubungan darah dengannya, mereka memiliki marga Kartika dan tidak akan memanggilnya ayah.Dengan statusnya, Rizki tentu bisa menolak kontrak ini. Bahkan Rizki bisa menggunakan taktik kuatnya itu.Namun, Rizki menyetujui semuanya, bahkan ....Alya menggosok-gosok pelipisnya, mencoba menenangkan dan mengingatkan dirinya."Ini hanya taktiknya, jangan mudah percaya padanya. Juga, hanya karena lukanya sudah sembuh, jangan lupa akan rasa sakit itu. Masa lalu tetaplah masa lalu, dia sudah bukan Riz
Read more

Bab 700

Pria itu menjawab dengan suara tertahan, "Mengerti."Akan tetapi, Alya masih belum merasa lega. Dia selalu merasa perkataan Rizki agak aneh. Pria itu selalu berkata bahwa dia setuju dan mengerti, tetapi tindakannya masih semaunya.Tentu saja sebelum Alya dapat berbicara lagi, dia mendengar Rizki berkata, "Tapi aku rasa aku nggak memengaruhi hidupmu."Alya bingung mendengarnya."Bukankah tindakanmu ini memengaruhi hidupku?"Pria di ujung telepon itu terdiam sejenak sebelum berkata, "Mau aku menjemputmu atau nggak, kamu 'kan masih harus mengantar anak-anak ke sekolah dan pulang ke rumah setelah kerja. Kalau aku datang, kamu bisa menghemat uang bensin dan uang sarapan."Sarapan pagi tadi memang dibayarkan oleh Rizki."Jadi apa aku harus berterima kasih padamu?" ucap Alya."Nggak usah." Rizki berkata dengan sungguh-sungguh, "Sudah seharusnya aku melakukan itu untuk ibu dari anak-anakku."Alya terdiam.Dia benar-benar tidak ingin berbicara dengannya."Keluarlah, aku menunggumu di luar."Mun
Read more
PREV
1
...
6869707172
...
75
DMCA.com Protection Status