Semua Bab Kehamilan yang Kusembunyikan: Bab 681 - Bab 690

750 Bab

Bab 681

"Sekarang, apa pertanyaanmu sudah selesai?"Alya menatapnya dengan tak acuh. "Kalau kamu sudah tahu semua yang ingin kamu ketahui, mulai sekarang bisakah kamu nggak menggangguku lagi?"Mendengar ini, Rizki mendongak dan menatapnya dengan tidak percaya."Meskipun kamu tahu bahwa aku nggak membaca pesanmu dan nggak menyuruhmu aborsi, kamu tetap ingin menjauhiku?"Alya tersenyum tipis, suaranya terdengar sangat ringan."Kalau kamu nggak membaca pesannya, apa itu salahku? Kamu, yang nggak pernah berpisah dengan ponselmu, bisa berkali-kali meminjamkan ponselmu padanya. Meskipun sesuatu terjadi, hasil ini adalah sesuatu yang harus kamu tanggung sendiri. Rizki, seharusnya kamu nggak lupa dengan hari itu, saat hujan turun dengan derasnya. Kalian berada di klub biliar, sementara aku dikerjai dengan dipanggil ke sana untuk membawakanmu payung dan ditertawakan oleh teman-temanmu di bawah."Alya melanjutkan, "Apa kamu tahu? Sebelum pergi ke klub biliar, aku baru saja menerima hasil tes kehamilanku
Baca selengkapnya

Bab 682

Memikirkan hal ini, Alya hanya bisa menjawab, "Aku nggak berniat untuk bersama dengan siapa pun, aku hanya ingin sendiri dengan kedua anakku.""Kalau begitu, kenapa nggak membiarkanku membantu mengurus mereka?" Nada bicara Rizki terdengar getir, berbicara pun terasa sangat sulit. "Meskipun ... akulah ayah kandung mereka.""Hanya sedikit hubungan darah nggak berarti apa-apa," jawab Alya dengan tak acuh.Tidak berarti apa-apa ....Tidak berarti apa-apa ....Di telinga Rizki hanya bergema perkataan Alya.Dia menunduk, memandang wanita yang duduk di kursi roda itu untuk waktu yang lama. Kemudian dia menurunkan pandangannya dan tersenyum getir.Benar, meskipun ada hubungan darah, lalu apa? Selama 5 tahun, dia sama sekali tidak memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang ayah.Namun, mendengar bahwa Alya tidak akan bersama dengan pria mana pun membuat Rizki merasa lega.Jika tidak ada siapa pun di sisi Alya, berarti di masa depan dia masih punya kesempatan.Yang paling penting sekarang adalah
Baca selengkapnya

Bab 683

Alya terdiam mendengar ucapannya.Rizki melirik Alya yang hanya diam saja. Mungkin karena menyadari ekspresi Alya yang tidak beres, Rizki menjelaskan, "Jangan salah paham, aku nggak bermaksud menyalahkanmu. Aku hanya merasa bahwa anak-anak masih kecil dan harus melakukan lebih banyak kegiatan yang menyenangkan."Alya agak tidak bisa berkata-kata, tetapi dia masih membalas, "Aku mengerti maksudmu, tapi saranmu ini mustahil. Apa kamu kira semua tempat menyenangkan itu bisa dibangun di dalam rumah?"Sesaat kemudian, tanpa diduga Rizki mengangguk."Ya."Alya tercengang.Dia tadinya ingin membantah, kamu kira siapa pun bisa membangunnya begitu saja? Akan tetapi, dia teringat dengan kekayaan Rizki, juga sejumlah besar properti yang pria itu berikan padanya ketika dia baru kembali ke negara ini. Dalam sekejap, Alya pun tidak bisa mengatakan apa pun.Dia yakin bahwa selama dia mengangguk, Rizki akan segera menyuruh orang-orang untuk membangunnya."Bagaimana?" tanya Rizki lagi saat melihat Alya
Baca selengkapnya

Bab 648

"Selain itu, kamu memang bisa menolak barang yang kuberikan, tapi apa kamu nggak akan menanyakan anak-anak? Apa mereka juga nggak mau?"Alya berkata dengan dingin, "Mereka anak-anakku, tentu saja mereka akan mendengarkanku."Rizki tidak marah, dia hanya tersenyum dan berkata dengan lembut, "Besok, aku akan mencari seseorang untuk membuat desainnya. Begitu selesai, aku akan menunjukkannya padamu untuk dipertimbangkan. Kalau kamu puas, aku akan memulai pembangunannya. Hari ini kamu istirahat saja dulu, jangan sampai lukamu basah, juga jangan tidur tengkurap. Sebaiknya kamu cuti kerja dulu beberapa hari.""Sudah selesai bicaranya?"Sayangnya, tidak peduli seberapa lembut Rizki berbicara, sikap Alya terhadapnya masih tetap dingin. "Aku berterima kasih padamu karena sudah mengantarku pulang. Kalau kamu sudah selesai bicara, tolong segera pergi."Dihadapi dengan sikap yang dingin ini, Rizki tampak tidak terganggu. Sebaliknya, Rizki hanya mengangguk dengan tenang."Oke, kalau begitu aku pergi
Baca selengkapnya

Bab 685

Sepanjang perjalanan, Rizki menyebutkan hampir semua fasilitas yang bisa dia pikirkan.Cahya yang berada di ujung telepon, sama sekali tidak peduli dengan apa yang Rizki katakan. Pokoknya begitu Rizki mulai membicarakan desain rumah, Cahya sudah menyalakan perekam suara sambil mencatat."Kurang lebih begitu. Kalau aku terpikirkan sesuatu, aku akan menambahnya lagi. Mengenai hal lainnya serahkan saja pada arsiteknya.""Baik, Pak Rizki."Cahya ingin mengatakan sesuatu, tetapi teleponnya sudah ditutup oleh atasannya.Butuh beberapa waktu bagi Cahya untuk menyadari apa yang baru terjadi.Barusan, sepertinya Pak Rizki ingin mendesain rumah?Rumah??? Rumah dengan fasilitas sebanyak ini??Setelah menutup telepon, kebetulan mobilnya juga berhenti."Pak Rizki, kita sudah sampai.""Ya."Rizki menyimpan ponselnya dan turun dari mobil.Saat ini, pikirannya dipenuhi dengan berbagai desain rumah. Apa yang kurang? Apa yang nanti perlu ditambahkan? Sebaiknya dia mencatatnya setelah kembali.Saat di te
Baca selengkapnya

Bab 686

Setelah mengatakan itu, Hana terisak. Dia menenangkan emosinya dan berjalan mendekat. "Lalu yang terpenting, aku hanya menghapus pesan teks itu dan nggak melakukan apa-apa padanya. Kamu lihat, 'kan? Pada akhirnya dia masih melahirkan anak-anak itu. Selama kamu bersedia, aku bisa membesarkan anak-anak itu layaknya anakku sendiri, di masa depan aku juga nggak akan melahirkan anak. Oke?"Rizki menatapnya dengan tak acuh."Anak-anakku nggak akan dibesarkan oleh orang lain.""Rizki ...."Rizki mengepalkan kedua tangannya, sebuah sinar garang muncul di mata gelapnya."Kalau bukan karena kamu pernah menyelamatkanku ... kalau bukan karena itu ...."Sambil menggertakkan gigi, Rizki tidak menyelesaikan kalimatnya.Namun, hanya dari ucapannya itu, Hana sudah bisa mendengar suara gertakan giginya. Dia bahkan dapat merasakan aura dingin yang memancar darinya.Dia selalu merasa, bahwa bila dia tidak menyelamatkan nyawa Rizki waktu itu, Rizki pasti tidak akan membiarkannya begitu saja.Mengingat baga
Baca selengkapnya

Bab 687

"Me ... melahirkan anaknya?"Hana terkejut oleh perkataan ibunya. "Ibu, apa maksudmu? Ba ... bagaimana bisa aku melahirkan anaknya? Sekarang dia bahkan nggak mau melihatku lagi. Apa Ibu tahu ... hari ini tatapannya bagaikan mau balas dendam padaku."Tesa melihat putrinya dengan kesal."Kenapa kamu panik? Bukankah kamu putri Keluarga Adelia? Apa kamu takut dengan hal sepele seperti ini?""Tapi ....""Bagaimanapun juga, kamulah penyelamat nyawanya. Hal itu nggak akan pernah berubah. Lihat, bahkan setelah semuanya jadi seperti ini, dia masih nggak bisa berbuat apa-apa padamu. Aku nggak menyangka moral Rizki sekuat itu, kalau aku sih ...."Sampai di sini, Tesa berhenti sejenak dan tidak melanjutkan pembicaraan itu lagi. Sebaliknya, dia kembali membicarakan masalah Hana."Satu-satunya perbedaan antara kamu dan Alya adalah, dia punya anak, sementara kamu nggak. Itulah kenapa Rizki tanpa ragu memilihnya. Tapi bagaimana kalau kamu punya anak juga? Ditambah dengan utang nyawanya, kamu pikir sia
Baca selengkapnya

Bab 688

"Tapi, sekarang dia mungkin nggak mau melihatku lagi ....""Ibu akan memberimu kesempatan, kamu hanya perlu mengikuti apa kata Ibu."Melihat ibunya, Hana akhirnya mengangguk....Malam sudah larut.Namun, lampu di ruang kerja Rizki masih menyala.Dia membungkuk di mejanya sambil memegang pulpen. Tumpukan kertas di depannya penuh dengan tulisan dan beberapa sketsa struktur.Meja yang biasanya rapi itu sekarang berantakan, tetapi Rizki sama sekali tidak peduli dan terus mengerjakan desainnya.Ketika sedang fokus bekerja, waktu selalu berlalu dengan cepat.Begitu Rizki selesai menuliskan semua yang dipikirkannya, langit di luar sudah mulai terang. Di matanya juga terdapat garis-garis kemerahan.Meskipun habis bergadang semalaman, dia masih berenergi dan sama sekali tidak lelah.Dia melirik jam, saat ini Alya dan anak-anak seharusnya masih tidur.Rizki dengan hati-hati menyimpan desain kasar yang buru-buru dia buat semalam, lalu dia berdiri dan menutup jendela untuk mencegah angin meniup r
Baca selengkapnya

Bab 689

Akan tetapi, Alya hanya bisa mengingat adegan kecil itu. Setiap dia mencoba memikirkannya lebih dalam, kepalanya akan terasa pusing dan dia pun tidak bisa mengingat apa pun.Dia duduk di ujung tempat tidur dan melamun untuk waktu yang lama, tetapi yang dapat dia ingat hanyalah gambaran tadi.Melihat bahwa langit di luar sudah terang, Alya pun terpaksa bangun.Begitu keluar kamar, dia kebetulan bertemu dengan kedua anaknya yang sudah berpakaian rapi dan juga keluar dari kamar.Kebiasaan baik harus dikembangkan sejak dini. Alya mengajari mereka untuk menyiapkan baju yang akan dikenakan keesokan paginya dari malam. Kemudian keesokan harinya, setelah bangun mereka harus langsung ganti baju, tidak boleh menunda-nunda supaya mereka tidak kedinginan.Awalnya kedua anak itu masih kagok, tetapi begitu terbiasa, mereka bisa melakukannya dengan lancar.Akan tetapi, Alya masih agak khawatir. Dia pun menghampiri dan mengecek baju mereka. Sekarang suhu di sini sangat rendah. Jika mereka berpakaian t
Baca selengkapnya

Bab 690

Alya mengangkat dagunya dan membalas, "Memangnya kenapa kalau aku mengabaikanmu? Kamu kira kamu siapa? Kamu pikir kamu sepenting itu? Apa aku harus menjawabmu hanya karena kamu panggil?"Alya dengan marah mendorongnya, tetapi sebelum dia bisa berjalan jauh, pergelangan tangannya sudah ditarik kembali oleh pria itu."Kamu mau ke mana? Ayo kita bicarakan dulu."Kalau tidak bisa mencegatnya di sekolah, Rizki akan langsung mencarinya di rumah.Karena mereka adalah teman sejak kecil yang telah tumbuh bersama, meskipun Alya terus memberi tahu Kakek Kepala Pelayan untuk tidak membiarkan Rizki masuk, para pelayan di rumah tentu saja akan tersenyum dan membuka pintu ketika melihat Rizki.Kepala pelayan tua itu hanya akan tertawa dan berkata, "Nona, apa kamu bertengkar dengan Tuan Rizki lagi? Anak-anak biasanya akan berbaikan nggak lama setelah bertengkar.""Mimpi! Aku nggak mau berbaikan dengannya lagi! Kakek, kamu nggak boleh membiarkannya masuk, kalau nggak, aku akan marah.""Kakek, biarkan a
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
6768697071
...
75
DMCA.com Protection Status