All Chapters of Kehamilan yang Kusembunyikan: Chapter 191 - Chapter 200

750 Chapters

Bab 191

Sekujur tubuh Hana membeku, wajahnya memucat.Dia tidak pernah menduga Rizki akan mengatakan kalimat itu.Apa yang Rizki maksud dengan, karena sudah tahu bahwa dia yang ceroboh, lain kali lebih berhati-hatilah?Jadi, apakah sekarang Rizki berpikir dia jatuh karena kesalahannya sendiri? Sedikit pun tidak ada hubungannya dengan Alya? Rizki juga tidak berniat untuk meminta Alya bertanggung jawab, begitukah?Tidak, sekarang dia tidak seharusnya berpikir seperti ini. Hal yang seharusnya paling dia pikirkan adalah, kenapa Rizki bisa berpikir seperti ini setelah pergi dan kembali ke sini. Pasti Alya mengatakan sesuatu padanya, sehingga sudut pandang Rizki berubah. Mungkinkah begitu?Hana terpikirkan sesuatu dan seketika menjadi pucat pasi.Pasa saat itu, Hana tidak lagi memedulikan apa pun. Dia tiba-tiba melemparkan dirinya ke dada Rizki dan menangis dengan suara kecil."Maaf, aku akan mengingat ucapanmu. Lukaku hanya sakit sekali, selain itu Dokter bilang lukanya akan berbekas, sehingga emos
Read more

Bab 192

Namun, ini sama sekali bukan berarti dia bisa menerima bekas luka ini.Jadi setelah sang dokter pergi, Hana mulai menangis pada Rizki lagi."Rizki, begitu aku teringat bahwa luka ini akan berbekas, aku merasa sangat sedih. Apa menurutmu bekas luka ini akan membuatku jelek? Apa kamu akan nggak menyukaiku, lalu nggak menginginkanku?"Bibir tipis Rizki bergerak, tetapi kata-kata yang seharusnya dia ucapkan untuk menjawab Hana saat ini tidak dapat keluar.Akhirnya, dia hanya bisa menjawab, "Istirahatlah dulu, biarkan lukamu sembuh."Tidak mendengar kepastian yang dia mau, Hana pun merasa sangat kecewa. Sebelum berbaring dia bahkan berpikir, selama 2 tahun ini, Rizki tidak mungkin jadi menyukai Alya, 'kan?Tidak, Rizki adalah pria yang dia pilih. Dia tidak akan menyerahkannya pada orang lain.Dia harus memanfaatkan utang budi Rizki padanya dengan baik, mengarahkan semua perhatian Rizki kembali padanya....Ketika bangun, Alya merasa kepalanya pusing. Setelah berbaring sebentar, dia tiba-tib
Read more

Bab 193

Setibanya di rumah sakit, hal-hal seperti mendaftar, mengantre, serta membayar semuanya dilakukan oleh Citra.Sementara itu, Alya yang merasa tidak enak badan terus meringkuk di sebuah kursi di sudut ruangan. Ketika Citra selesai mengurus semuanya, dia segera menghampiri Alya.Melihat sahabatnya yang tampak tidak sehat, Citra pun makin khawatir."Kamu baik-baik saja? Kamu hamil tapi kenapa mirip dengan orang sakit?" Setelah itu, Citra mengulurkan tangan untuk mengecek suhu di kening Alya.Begitu memastikan bahwa Alya tidak demam, Citra menghela napas lega.Jika tidak demam, mungkin sahabatnya hanya tidak enak badan karena mual di pagi hari, tidak ada masalah lainnya.Alya tanpa sadar menggosok-gosok telapak tangannya, lalu tertawa dengan ringan. "Sebenarnya aku nggak apa-apa, aku hanya sangat mengantuk, nggak mau makan saat mual, tapi aku selalu ingin makan yang manis-manis.""Makan yang manis-manis? Bahkan di saat normal, kamu nggak boleh terlalu banyak makan makanan manis, apalagi sa
Read more

Bab 194

Sekarang situasinya sudah sampai seperti ini. Citra hanya berharap sebelum hati Alya hancur, Alya bisa segera meninggalkan tempat ini, juga meninggalkan Rizki.Jadi saat mereka sedang makan, Citra pun bertanya, "Meskipun aku tahu bahwa agak nggak baik untuk bertanya saat ini, aku masih ingin bertanya. Kapan Nenek Wulan bisa dioperasi lagi? Dia sekarang sudah nggak tinggal di sanatorium dan tinggal di rumah, 'kan?""Ya."Alya sama sekali tidak keberatan bila Citra menanyakannya hal-hal ini. Lagi pula, Citra adalah sahabatnya satu-satunya. Tidak ada yang dia sembunyikan dari sahabatnya."Dia dirawat di rumah, tapi jadwal operasinya masih belum ditentukan. Karena waktu itu Nenek pingsan, Dokter berpikir bahwa kondisi mental Nenek perlu distabilkan. Mereka ingin memberikannya sedikit waktu lagi untuk menghindari tekanan tambahan."Mendengar ini, Citra pun menghela napasnya. "Bukankah artinya masalah ini juga akan diundur?""Ya. Kondisi kesehatan Nenek sangat penting, jadi kita hanya bisa s
Read more

Bab 195

Sebelumnya, dia dan Hana mempunya perjanjian lisan karena mereka berdua memiliki kepentingan masing-masing.Namun, sekarang sepertinya hubungan mereka berdua akan memburuk karena kejadian ini. Tak peduli apakah dia mendorong Hana atau tidak, kemungkinan Hana akan menyalahkannya atas semua yang terjadi kali ini.Sepertinya mulai sekarang, sudah mustahil bagi mereka untuk hidup berdampingan dengan damai.Kemudian yang terpenting, setelah kejadian ini, Alya merasa dirinya harus selalu waspada terhadap Hana.Wanita itu jauh berbeda dari yang Alya kira.Awalnya, Alya mengira Hana hanya suka berpura-pura menjadi gadis baik hati yang lemah di depan orang lain. Itu bukan apa-apa, lagi pula semua orang tentu ingin terlihat baik di depan orang lain.Namun, jika di balik penampilannya yang lemah terdapat hati jahat yang suka memfitnah, maka ini bukan masalah sederhana.Memikirkan hal ini, Alya pun berkata pada Citra, "Tenang saja, aku akan melindungi diriku sendiri. Selain itu, lihat bagaimana di
Read more

Bab 196

"Ternyata begitu. Kalau begitu kenapa Nyonya nggak mengangkat telepon? Tuan terus meneleponmu tapi nggak diangkat, dia jadi panik."Panik?Alya sedikit tersenyum, senyumnya hampir tidak terlihat. Di matanya terlintas sebuah rasa mencemooh.Penggunaan kata ini ....Jika dia tidak tahu bahwa sang kepala pelayan selalu membicarakan Rizki dengan baik, Alya mungkin akan benar-benar mengira Rizki panik karena dirinya.Menelepon, mungkin saja pria itu meneleponnya dari kamar Hana di rumah sakit, 'kan?"Sebelum tidur kemarin, aku menyalakan mode Jangan Ganggu dan lupa mematikannya saat bangun," jelas Alya dengan suara lembut.Mendengar ini, ekspresi Joko tiba-tiba seperti memahami sesuatu.Melihat sang kepala pelayan hendak membawakan tas belanjanya, Alya berkata, "Nggak usah dibawakan, kebetulan aku mau langsung ke lantai atas untuk merapikannya. Aku bisa sendiri.""Nyonya, biarkan aku membantumu membawanya ke lantai atas.""Nggak usah, aku sendiri juga bisa."Alya dengan sopan menolak tawara
Read more

Bab 197

"Bukan apa-apa."Alya tersenyum dan terkekeh, lalu mengangkat bahunya dan berkata, "Aku hanya mencoba memikirkan masalah ini dari sudut pandangmu, jadi aku bisa mengerti kenapa kamu mau meletakkan kesalahannya padaku. Kamu kasihan padanya, sehingga kamu berempati dengannya."Ketika dia mengucapkan kata-kata ini, Rizki terus menatapnya dengan intens."Jadi?" Rizki menggertakkan giginya, tatapannya menjadi berbahaya."Maksudku, wajar kalau kamu memprioritaskannya." Sampai di sini, Alya berhenti sejenak, lalu melanjutkan, "Jadi aku berpikir, seandainya aku adalah kamu, aku juga akan melakukan hal yang sama."Nyawa Alya belum pernah diselamatkan seseorang, dia juga belum pernah mengalami keputusasaan yang dirasakan Rizki. Akan tetapi, dia masih bisa berpikir. Walaupun emosi yang didalaminya mungkin tidak mencapai sepersepuluh yang dimiliki Rizki.Namun ketika kamu berada di ambang kematian dan hendak tercekik, lalu tiba-tiba ada seseorang yang mengulurkan tangannya untuk menolongmu.Rasany
Read more

Bab 198

Jarak mereka berdua sangat dekat. Rizki menunduk sekalian melirik Alya. Dia dapat melihat rambut halus dan bibir semerah ceri di kulit putih Alya.Dari tubuh Alya, samar-samar tercium aroma yang sangat tidak asing. Dia tahu Alya tidak menggunakan parfum, jadi ini adalah aroma sabun yang tercampur dengan aroma segar rambut Alya.Mencium aroma tersebut, Rizki impulsif ingin memeluknya.Karena dulu dia bisa melakukannya begitu saja. Namun ketika dia hendak mengangkat tangan untuk memeluk Alya, dia melihat Alya menarik tangannya kembali. Kemudian wanita itu mendongak menatapnya dan berkata, "Sudah selesai."Rasa tidak acuh yang sedingin es di matanya itu seketika menusuk hati Rizki.Dalam sekejap, seluruh kehangatan di benaknya pun menghilang.Rizki tersenyum, lalu mencibir dan berkata, "Kerja bagus, aktingmu sangat meyakinkan."Mendengar ini, Alya tertegun. Kemudian dia tersenyum dengan tak acuh. "Ini bukan apa-apa, memang seharusnya aku begini."Reaksinya seperti memukul setumpuk kapas,
Read more

Bab 199

Tanpa menggunakan sedikit pun emosi, Alya dengan mudah membuat Rizki marah.Saat pria itu pergi, wajahnya segelap pantat panci. Rizki pun membanting pintu dengan suara yang menggelegar.Alya mengangkat bahunya. Setelah pria itu pergi, dia dengan lembut menyentuh perutnya dan berbisik, "Sayang, jangan takut. Saat kamu sudah besar nanti kamu nggak boleh seperti dia, sifatnya benar-benar buruk."Selesai mengeluh, Alya pun merapikan barang-barangnya dan bersiap untuk pergi bekerja....Rizki baru saja memasuki garasi ketika ponselnya tiba-tiba berbunyi.Dia dibuat cukup kesal oleh Alya. Dengan wajah masam, dia pun mengeluarkan ponselnya. Setelah melihat nama pemanggilnya, emosinya perlahan mereda. Kemudian dia mengangkat telepon tersebut."Dokter Anto."Yang meneleponnya adalah Anto Murti, dokter yang bertanggung jawab atas Wulan."Pak Rizki, halo."Suara Anto lembut seperti orangnya sendiri. "Aku dokter yang bertanggung jawab atas Nyonya Wulan, Anto Murti. Mohon maaf bila mengganggu, tapi
Read more

Bab 200

"Sini." Rizki menghentikannya dan berkata dengan tak acuh, "Nanti kita bilang bersama-sama saja. Naiklah."Naik?Alya melirik kursi penumpang mobil pria itu. Jujur saja, dia sangat tidak ingin duduk di sana. Bukankah lebih baik dia membawa mobilnya sendiri?Melihat Alya yang hanya berdiam diri di tempat, Rizki mengerutkan kening. "Ada apa? Kamu nggak mau akur denganku? Bahkan naik ke mobilku juga nggak mau?"Mendengar ini, Alya tersadar dan tersenyum."Nggak, tadi aku hanya sedang berpikir kapan sebaiknya kita memberi tahu Nenek."Sambil berbicara, Alya membuka pintu mobil tersebut dan masuk. Ketika dia baru duduk dan belum memasang sabuk pengamannya, mobil Rizki sudah mulai melaju.Alya pun kaget, dia menoleh dan melihat bahwa pria itu mengemudi dengan wajah suram.Sudahlah, pokoknya begitu Nenek menyelesaikan operasinya, dia akan segera pergi dari sini. Memangnya kenapa kalau Rizki mengamuk sekarang? Di saat-saat yang penting seperti ini, dia harus tetap tenang dan menghindari masala
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
75
DMCA.com Protection Status