Semua Bab Bodyguard Muda Itu Ternyata Kaya Raya : Bab 341 - Bab 350

366 Bab

341. Satu Pertanyaan

Acara pembukaan Menara K.C Tobacco sudah selesai. Kevan lega. Keluarga hanindra sudah kembali ke kediaman mereka di kota Baubau bersama Felicia.Sore hari ini, angin semilir berembus. Kevan berdiri di taman luar Menara K.C Tobacco. Dia menunggu kedatangan Ciara. "Omar, kenapa Cia lama banget? Dia sama Quden, kan?"Kevan gelisah. Dia mencoba menghubungi Ciara, tetapi tunangannya tidak menjawab panggilan teleponnya."Iya, Tuan. Tunggulah sebentar lagi!" seru Omar, tenang. "Anda tahu kan? Nona Ciara nggak bisa jalan cepat-cepat."Kevan frustasi. Dia mencoba bersabar."Kakak!"Teriakan Ciara mengalihkan konsentrasi Kevan. Pria itu berbalik dan melihat cara berlari ke arahnya. "Cia, jangan lari!" Meskipun Kevan berteriak, Ciara tetap berlari. Kevan pun memeluknya erat, lalu berputar.Pemandangan itu menunjukkan kemesraan di antara Kevan dan Ciara, bahkan tidak sedikit orang-orang yang iri saat melihat mereka. "Kamu kok lama banget?" tanya Kevan, khawatir. Lalu, dia menatap Quden yang b
Baca selengkapnya

342. Kondisi Kesehatan Christian

Sementara itu di Hanindra Panorama Resident."Tuan, kapan Anda mau ke rumah sakit untuk cuci darah?" Harland bertanya. Dia baru selesai memeriksa kondisi kesehatan Christian. Dabin membantu Christian duduk bersandar. Kedua matanya memancarkan kesedihan. Dia sedang menemani Christian di kamar utama bersama Harland. Sedangkan Cinta berada di paviliun Barat dengan Felicia. "Saya kan udah bilang, jangan ungkit masalah itu!" tegur Christian, marah. Wajah Christian merah padam. Situasi di kamar utama menjadi sangat canggung. Harland tetap pada pendiriannya. "Tapi, sakit gagal ginjal Anda udah kronis. Nggak akan bisa bertahan lebih dari 2 bulan, Tuan Besar." Sebenarnya, Dabin mendukung Harland. Bagiamana pun juga, Christian adalah pemegang kekuasaan mutlak di keluarga Hanindra. Dia harus berumur panjang."Maaf, Tuan Besar," sela Dabin seraya membungkuk. "Setelah dipikir-pikir, kali ini saya setuju sama saran Dokter Harland."Dabin tetap mempertahankan sikap sopannya. Dia melirik Harland
Baca selengkapnya

343. Menyombongkan Diri

"Apa Anda sadar sama semua ucapan Anda, Tuan Besar?"Harland membeku. Dia berhenti menuliskan beberapa pesan Christian di sebuah buku catatan kecil. Harland menatap Dabin, frustasi."Pak Dabin, gimana ini?" tanya Harland, memastikan. Dabin dan Harland duduk bersebelahan. Dabin tidak sanggup menatap Christian. Dia juga tidak sampai hati menjawab pertanyaan Harland. Dengan wajah tertunduk, Dabin akhirnya menjawab, "Lakuin aja, apa yang Tuan Besar inginkan."Dabin mengusap kedua matanya yang basah. Suaranya serak dan lemah. Dia tidak memiliki pilihan lain, selain menuruti perkataan Christian."Gila!" pekik Harland, dia berdiri. "Ini benar-benar gila!"Harland memunggungi Christian dan Dabin. Dia memijit pelipisnya yang mulai berdenyut."Apanya yang gila?!" tanya Christian, marah. "Nggak ada yang gila, Harland."Masih dengan posisinya yang membelakangi Christian dan Dabin, Harland menoleh ke belakang menatap Christian. Kemudian, dia menggeleng. "Nggak ada satupun anggota keluarga Hanin
Baca selengkapnya

344. Keputusan Jasmine

Kevan membalas perkataan Dabin. "Kalo menurut Paman Dabin kayak gitu, yaa nggak apa-apa. Semua orang bebas berpendapat. Nexterra kan negara demokrasi."Kevan pergi dengan santai meninggalkan kamar utama. Omar membukakan pintu. Sebelum melangkah ke luar, Kevan menghentikan langkah. "Aku bisa buat Kakek tenang dan fokus ke penyembuhan aja. Aku juga bisa ngatur keluarga Hanindra. Tapi ...."Kevan menoleh ke belakang. Dia menatap Christian, lalu menatap Dabin. "Tapi, kalo Kakek percaya sama aku." Kevan tidak berniat menunggu tanggapan dari Christian. Dia melangkah pergi.Satu kalimat penutup dari Kevan membuat Christian mengembangkan senyum. "Dabin, saya udah putusin, Kevan akan teruin tahta saya sebagai Komisaris Utama di HHC. Siapin semuanya!" Kevan kembali menghentikan langkahnya. Christian sudah memutuskan dan Kevan mendengarnya. Itu artinya, Christian setuju dengan syarat yang diajukan Kevan. ***Keesokan paginya.Kevan sengaja pergi ke kamar kedua orang tuanya. Sesuai dengan ja
Baca selengkapnya

345. Emas Palsu

Menara K.C Tobacco kota Baubau. Christian dan Cinta sudah kembali ke pulau Orion bersama Jasmine. Awalnya, Cinta terkejut dengan keputusan Jasmine yang ikut pulang ke kota Paloma. Namun berkat penjelasan Kevan, akhirnya Cinta mengerti. Cinta juga sudah mengetahui sakit gagal ginjal yang diderita Christian. Cinta sedih, tetapi dia mencoba menerimanya dengan lapang dada. "Jadi, sekarang Kakek udah dirawat di rumah sakit?" Kevan sedang menerima panggilan telepon dari Jasmine. Dia berada di ruang kerja bersama KidOO. Di depannya, terdapat setumpuk dokumen yang siap dibaca. "Iya, Van. Akhirnya Kakek setuju dirawat di rumah sakit dan cuci darah." Kevan mendengar isak tangis dari ujung telepon. Dia ingin pulang ke kota Paloma dan melihat kondisi Christian. Tapi dia tidak bisa meninggalkan semua urusannya di kota Baubau. "Aku percaya, Kakek akan baik-baik aja, Ma." Kevan berusaha menguatkan hati Jasmine. Brak! Kevan dan KidOO menatap ke arah pintu yang terbuka. Omar muncul dengan
Baca selengkapnya

346. Tidak Bisa Disepelekan

Masalah penipuan yang timbul di Darwin Group sudah menyebar di kalangan jajaran komisaris. Meskipun begitu, semua orang masih terkejut dengan pemberitaan ini. Wajah semua orang di jajaran komisaris pucat pasi. Ini adalah masalah yang tidak bisa disepelekan!"Selama bertahun-tahun di Darwin Group, baru sekarang ada masalah penipuan kayak ini" Rinanto yang berbicara pertama kali. Dia melirik Senopati."Iya kan, Seno?" tanya Rinanto, kecewa juga marah. Senopati mengangguk. "Bener. Gimana pun juga, kita berdua ini co-founder Darwin Group. Kita tau perkembangan bisnis Darwin Group dari tahun ke tahun."Dengan membaca raut wajah dan gesture tubuh Rinanto dan Senopati, Kevan yakin kedua orang ini tulus dan tidak terlibat. Ciara dan Felicia masih terdiam, mencoba mencerna penjelasan orang-orang. Karena mereka berdua adalah pemain baru di dunia bisnis. "Dan sekarang, kita rugi banyak." Itu adalah cuitan Nacita. Perempuan itu pandai berbisnis dan mengontrol grafik bisnis Darwin Group dari
Baca selengkapnya

347. Cahaya Logistics

Hari berikutnya di kota Tango.Siang hari ini, Kevan sedang berada di rumah sahabatnya bersama Omar dan Gauche. Dia duduk di ruang tamu."Selamat, Glen," kata Kevan memberikan selamat kepada sahabatnya. Dia menggenggam handphone. "Akhirnya, jagoan kamu lahir juga.""Makasih, Van." Glen duduk di samping Kevan sambil menggendong bayinya. "Kamu kapan nyusul, hem?"Kevan tertawa. "Maunya sih unboxing dulu."Buk!Gauche tiba-tiba memukul lengan Kevan. Sontak tindakannya membuat Kevan terkejut."Kok kamu mukul aku sih, Bang?" tanya Kevan sambil meringis."Kamu mau ikutin jejak aku unboxing duluan? Eh tapi, itu dulu. Sekarang aku udah tobat." Gauche terkekeh. Dengan penasaran, Kevan bertanya, "Emang Abang udah kawin?" Inura keluar dari dalam kamarnya. Dia berjalan dengan susah payah menuju ruang tamu. "Bang Gauche sih kawin terus. Tapi, nggak nikah-nikah. Inget karma atuh, Bang!" celetuk Inura. Dia duduk di sofa single. Gauche senyum-senyum. "Itu kan Abang bilang, dulu. Sekarang udah tob
Baca selengkapnya

348. Semua Emas Batangan Ini Palsu

Igoy membawa Kevan ke sebuah ruangan dengan pencahayaan seadanya tanpa jendela dan tanpa pendingin ruangan. "Ayo masuk Van!" ajak Igoy. Kevan melihat dua pria terikat di kursi kayu. Asal rokok mengepul di udara. Kevan mencari sumber asap. Dia melihat Raymond duduk dengan mengangkat salah satu kakinya ke kursi kosong di depannya.Di belakang Raymond terdapat setidaknya 10 orang pria berjaket hitam sedang berdiri dengan ekspresi sangar. "Van, ini dua tikus gorong-gorong yang aku temukan di pertambangan emas Darwin."Suara Raymond berat. Dia meneguk bir kaleng.Kevan berjalan menghampiri salah satu dari mereka. Lalu, membuka lakban di mulutnya. Kevan tidak berbicara. Dia mengamati orang di depannya.Igoy menarik rambut pria di depannya ke belakang hingga wajahnya memerah. "Mereka nggak mau ngomong apa-apa, Van," kata Igoy. Kevan melihat wajah kedua orang itu babak belur. "Mereka ngapain di pertambangan?"Igoy menjelaskan. "Mereka berdua ini ngambil barang dari pertambangan pakai mobi
Baca selengkapnya

349. Gudang Fiktif

"Iya, Kak. Mama nangis."Mendengar jawaban Ciara membuat hati Kevan terasa sakit. "Mama sakit?" tanya Kevan lagi. "Minta Quden panggil Dokter!"Setelah sempat terdiam beberapa saat, Ciara menjawab, "Kamu udah lihat berita terkini? Polisi grebek pergudangan emas Darwin Group, Kak."Sontak, Kevan memejamkan mata sejenak, mengatur emosi yang menyerang. "Sebentar, Yang! Aku harus pastiin dulu. Nanti aku telepon kamu lagi.""Iya, Kak."Setelah mendengar nada terputus, Kevan segera berselancar di internet. Tidak lama, dia menatap Omar."Omar!" panggil Kevan. "Cia bilang, berita terkini udah muncul. Polisi grebek pergudangan emas Darwin Group."Alangkah terkejutnya semua orang di dalam ruangan. Mereka buru-buru memainkan handphone dan mencari tahu kebenarannya. Kedua mata Raymond terbelalak. "Astaga, Van. Kamu harus cepetan selesaikan urusan ini!" Raymond berteriak. Kevan sakit hati dan marah saat melihat berita. "Ray, suruh anak buah kamu pergi ke penjara kota Tango. Cari napi yang nam
Baca selengkapnya

350. Pertemuan Antar Relasi

"Hari ini sakit Cia kambuh, nggak?" Kevan berdiri di sisi kiri ranjang kamar Ciara. Setelah puas interogasi Ervan, Kevan dan Omar kembali ke kota Baubau. Dia sedang bertanya kepada Quden yang sepanjang hari menjaga Ciara."Iya, Tuan. Nona Ciara sempet sesak napas saat lihat berita pertambangan. Nyonya Felicia juga sempet pingsan." Quden menjelaskan dengan serius. "Tapi, saya buru-buru ambil obat Nona dan dia langsung istirahat."Kevan menghela napas panjang. Dia mengelus pipi Ciara dengan lembut. Di sampingnya, Omar berdiri tanpa berbicara. "Aku yakin banget, semua ini kerjaan Miguel," kata Kevan. Sorot mata tajamnya mampu mendominasi situasi di kamar Ciara. Quden mendengarkan penjelasan Kevan dengan seksama. Dengan sedikit pengetahuan, mungkin saja Quden bisa menenangkan hati Ciara nantinya. Maka yang bisa Quden lakukan adalah menyerap informasi sebanyak-banyaknya."Meskipun polisi nggak bisa lacak gudang fiktif, tapi mereka punya bukti kuat Darwin Group memproduksi emas batangan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
323334353637
DMCA.com Protection Status