Omar teringat akan tugas yang Kevan berikan. Dia sudah menyelidiki kediaman keluarga Wijaya. Namun, ada yang aneh di sana. Kevan melihat perubahan wajah Omar. Dia tahu, sesuatu yang tidak beres pasti terjadi.Kevan memadamkan rokok. Lalu, dia menatap Omar seolah sedang mencari-cari perubahan ekspresi wajah bodyguard-nya. "Kenapa?" Omar mengeluarkan handphone. Napasnya sedikit memburu karena merasa kesal. Omar menjawab, "Maafin saya, Tuan. Gara-gara terlalu kesal sama Quden, saya lupa laporan sama Anda." Kevan bisa melihat sikap Omar yang gusar. Namun, dia tidak merespon apapun."Coba lihat, Tuan!" Oma menyodorkan handphone-nya di hadapan Kevan. "Apa ini?" Kevan memperhatikan gambar sebuah rumah besar di layar handphone Omar. "Ini rumah kosong, kan?"Omar mengangguk. Tebakan Kevan sudah dipastikan benar. "Lokasi rumah ini di Perumahan Bukit Mediterania Garden blok B5 nomor 171 kota Paloma, sesuai sama alamat yang Deyan kasih."Mendengar penjelasan Omar, menegaskan bahwa dia sudah
Baca selengkapnya