Sugus sudah menerima uang Ziyad. Maka, dia akan membantu tamunya semaksimal mungkin. Setelah berpikir, Sugus berkata, "Pak Ziyad, aku nggak bisa ninggalin kedai. Tapi, aku bisa kasih tau kamu tenaga medis di pasar ini."Ziyad mengangguk. "Oke, nggak masalah." Ziyad melihat Ciara yang berwajah pucat. "Nona, kamu naik lagi di punggung aku, ya!""Apa nggak bahaya, Pak?" tanya Sugus. "Lebih baik kamu aja yang pergi dan ajak tenaga medis ke sini!"Ziyad berpikir sejenak. 'Masuk akal, sih. Tapi, aku nggak yakin biarin Nona tinggal di sini sama orang asing.'"Nggak apa-apa. Saya akan hati-hati," jawab Ziyad. "Ya udah aku nggak bisa paksa," kata Sugus, pasrah. "Kamu bisa jalan sampai sudut pasar. Di sana ada kios kecil yang memang menangani kesehatan kalo ada yang pingsan atau sakit di pasar ini."Setelah mendapatkan informasi lokasi tenaga medis dari Sugus, Ziyad mengendong Ciara lagi di punggungnya. Sekarang, mereka sudah berada di luar kedai. Dia melihat sekeliling pasar dengan cemas, m
Read more