"Hari ini sakit Cia kambuh, nggak?" Kevan berdiri di sisi kiri ranjang kamar Ciara. Setelah puas interogasi Ervan, Kevan dan Omar kembali ke kota Baubau. Dia sedang bertanya kepada Quden yang sepanjang hari menjaga Ciara."Iya, Tuan. Nona Ciara sempet sesak napas saat lihat berita pertambangan. Nyonya Felicia juga sempet pingsan." Quden menjelaskan dengan serius. "Tapi, saya buru-buru ambil obat Nona dan dia langsung istirahat."Kevan menghela napas panjang. Dia mengelus pipi Ciara dengan lembut. Di sampingnya, Omar berdiri tanpa berbicara. "Aku yakin banget, semua ini kerjaan Miguel," kata Kevan. Sorot mata tajamnya mampu mendominasi situasi di kamar Ciara. Quden mendengarkan penjelasan Kevan dengan seksama. Dengan sedikit pengetahuan, mungkin saja Quden bisa menenangkan hati Ciara nantinya. Maka yang bisa Quden lakukan adalah menyerap informasi sebanyak-banyaknya."Meskipun polisi nggak bisa lacak gudang fiktif, tapi mereka punya bukti kuat Darwin Group memproduksi emas batangan
Karena meeting belum dimulai, semua orang masih sibuk dengan kegiatan masing-masing, termasuk Kevan. Masih ada satu relasi Darwin Group yang belum hadir. Kevan memantau grafik pembelian Diandra Jewellery selama satu tahun. Dengan cepat, dia memahaminya. Di samping Nacita, terdapat beberapa pria berpakaian rapi. Mereka adalah tim pengacara perusahaan Darwin Group yang diketuai oleh Mahendra Rustandi, beranggotakan Arzan Kusuma, Wira Anwari, dan Nizam Bahari. Tim pengacara tersebut dibentuk beberapa bulan silam oleh Kevan dengan bantuan Mr. KidOO.Sarah kembali menjelaskan. "Di bawahnya ada Emily Blunt Jewellery. Mereka menuntut ganti rugi yang cukup besar Rp 200 milliar." Kedua mata Kevan membaca dengan cepat tulisan di layar tablet Android. Otaknya menyimpan banyak informasi tentang relasi-relasi Darwin Group. "Terakhir ada Antoinette Co and Blaire. Mereka menuntut ganti rugi yang sama seperti Emily Blunt Jewellery yaitu Rp 200 milliar." Kevan mengangguk setelah Sarah selesai men
"Aーapa?! Klarifikasi?!" Prita sedikit terkejut. Wajahnya berubah tegang. Dia buru-buru mengubah sikapnya agar lebih tenang.Prita Laksmono memiliki penampilan berbeda dari kebanyakan perempuan. Dengan tinggi 173 cm, Prita memotong rambut pirangnya menyerupai laki-laki. Dia memadukan blouse berwarna navy dengan celana hitam bahan dan sepatu hak tinggi berwarna senada dengan blouse. Penampilannya sukses memberikan kesan seseorang yang profesional."Iya, klarifikasi. Apa ada yang salah dengan itu?" Ciara mengatur emosi agar tetap bisa berbicara dengan lugas dan tegas. Ciara tahu, semua relasi Darwin Group menyepelekannya hanya karena berusia paling muda. Namun, semua itu tidak menyurutkan nyalinya. Ciara berjalan menuju kursi Kevan. "Sebelum semua relasi menuduh Darwin Group, apa kalian udah melakukan investigasi? Apa kalian udah periksa orang-orang di perusahaan kalian sendiri?!"Sebelum hari ini, Ciara sudah menyelidiki keempat perusahaan mitra bisnis Darwin Group dibantu Nacita, Ri
"Hah?! Apa yang terjadi?!""Kok bisa mereka berkomplot?!""Apa ini alasannya Rossel and Co bisa order lebih banyak dari ketentuan?!""Apa selama ini, Rossel and Co ngasih gratifikasi ke Darwin Group agar bisa order emas dalam jumlah banyak?!""Aku nggak sangka Rossel and Co bermain licik!""Dia bukannya ...."Setelah layar putih di belakang Ciara menunjukkan beberapa foto dan video, suasana di dalam ruang VVIP menjadi gempar. Semua perwakilan relasi saling melemparkan pertanyaan dan tatapan curiga kepada Rossel and Co. Tidak bisa dipungkiri, Prita mendadak panik. Wajahnya merah padam antara marah dan menahan rasa malu. "Saya penasaran, gimana cara Bu Prita jelasin semua ini!"Suara Ciara yang dalam mampu meredakan suasana ricuh. Dia masih berdiri di sisi Kevan. "Atau, Bu Prita mau lihat video terakhir yang Darwin Group punya?" Ciara tersenyum sinis. "Sarah, putar vidionya sekarang!""Baik, Nona." ibu jari Sarah dengan cekatan segera menekan tombol enter pada laptop. "Ahh! Kurang a
Rapat dengan para relasi Darwin Group berjalan dengan alot. Alhasil, perusahaan Emily Blunt Jewellery dan Antoinette Co and Blaire meminta uang ganti rugi masing-masing sebesar Rp 200 milliar. Jumlah total kerugian yang harus dibayarkan Darwin Group, awalnya mencapai Rp 1 triliun, kini berubah menjadi Rp 400 miliar. Setidaknya, Ciara berhasil menekan pengeluaran Darwin Group di angka Rp 400 miliar.Bagaimana dengan Rossel and Co? Polisi telah membawa Prita dan wakilnya untuk dimintai keterangan. Sedangkan Diandra Jewellery sudah mengumumkan bahwa pihaknya tidak menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun.Ciara menundukkan kepala. "Pak Mahendra, makasih banyak."Konferensi pers baru saja selesai. Mereka masih berada di dalam ballroom Hotel Darwin. Walaupun pihak pengacara perusahaan Darwin Group telah melakukan klarifikasi, semua bukti mengarah kepada Darwin Group. Oknum-oknum yang terlibat penipuan di perusahaan Darwin Group akan segera diproses untuk dimintai pertanggungjawabannya. "
"Iya, Van. Nenek memang udah tau kalo Christian menderita gagal ginjal sejak lama." Cinta mengakuinya secara terang-terangan. Terdengar suara desah napas Cinta yang panjang seolah dia sedang memikul beban yang berat. Kemudian, Cinta kembali berkata, "Tapi saat itu, Dokter Harland bilang, Christian masih bisa diberikan obat yang paten tanpa cuci darah."Cinta menangis lagi. Kali ini, suara isak tangisnya semakin menjadi-jadi. Berbeda dengan dokter pribadi lainnya yaitu Iman Aidan. Dia adalah dokter umum keluarga Hanindra. Sehari-harinya, dia bekerja sebagai dokter umum senior di rumah sakit Internasional Paloma.Sedangkan Harland adalah seorang dokter pribadi yang dipekerjakan keluarga Hanindra khusus menangani penyakit Christian. "Nenek nggak sangka, hari ini bener-bener terjadi. Christian terbaring lemah setelah cuci darah yang kedua kali."Kevan belum merespon Cinta lagi. Dia membiarkan Cinta mengatakan apapun sesuai kehendaknya. "Cepat ambil alih HHC, Van! Iーitu ... itu permin
"Van, gimana kondisi Cia?" Rasa khawatir Kevan sirna begitu Quden datang. Dia membiarkan Quden menjaga Ciara bersama Miranda Davina dan Diera. Sekarang, Kevan berada di balkon kamar Hotel Darwin. Dia sedang berbicara dengan Miranda Kerr di telepon. "Cia udah tidur, Nyonya," jawab Kevan, lesu. "Aku mauー"Miranda langsung menyela. "Van, mulai sekarang, biasain panggil saya Mama dan panggil Yohanes Papa, oke!"Kevan tersentak. Dia tidak pernah menyangka keluarga Notora memiliki niat yang tulus. Karena Miranda sudah berkata seperti itu, jadi Kevan hanya akan mengikuti alurnya saja. "Oke, Ma," kata Kevan, menyetujuinya. Tanpa sepengetahuan Kevan, Miranda tersenyum di ujung telepon."Saya udah denger masalah yang timbul di Darwin Group. Kalian udah ketemu Andah, kan? Dia pasti bantuin Cia, Van.""Iya, Ma. Makasih untuk itu." Kevan hanya bisa merendahkan dirinya di hadapan Miranda. Bukan apa-apa, Kevan hanya ingin melindungi Ciara dari ancaman Miguel. Pengaruh keluarga Notora di kota
"Akhirnya aku sampai di kota Peak pulau Bermuda,” ujar pria tampan berpenampilan sederhana. Jaket hijau lumut dengan topi berwarna senada, sepatu boots serta tatapan tajamnya menambah kesan dingin pada dirinya. Kedua kaki si pria melangkah memasuki gedung pencakar langit perusahaan Wijaya Corp yang merupakan perusahaan terbesar nomor satu di pulau Bermuda. Dia meraih ponselnya yang bergetar dari saku celana.Pria itu tersenyum ketika membaca nama penelepon di layar ponsel. Dia lantas menyapa lawan bicaranya, "Halo, Nona Ciara Darwin!""Kamu di mana, Kevan Hanindra? Kenapa hari ini nggak datang ke rumahku? Kamu kuliah?"Kevan menyipitkan matanya menyesuaikan pencahayaan di dalam lobi. Dia menatap ke sekeliling sambil mengagumi interior kantor Wijaya Corp."Aku cuti bekerja selama dua hari, Nona," jawab Kevan lembut seperti biasanya. "Dan sekarang, aku sedang berada di pulau Bermuda.""Apa?! Pulau Bermuda?! Kamu menemui pacarmu?!" tanya Ciara dengan nada tinggi bercampur emosi.Kevan m