Share

341. Satu Pertanyaan

Acara pembukaan Menara K.C Tobacco sudah selesai. Kevan lega. Keluarga hanindra sudah kembali ke kediaman mereka di kota Baubau bersama Felicia.

Sore hari ini, angin semilir berembus. Kevan berdiri di taman luar Menara K.C Tobacco. Dia menunggu kedatangan Ciara.

"Omar, kenapa Cia lama banget? Dia sama Quden, kan?"

Kevan gelisah. Dia mencoba menghubungi Ciara, tetapi tunangannya tidak menjawab panggilan teleponnya.

"Iya, Tuan. Tunggulah sebentar lagi!" seru Omar, tenang. "Anda tahu kan? Nona Ciara nggak bisa jalan cepat-cepat."

Kevan frustasi. Dia mencoba bersabar.

"Kakak!"

Teriakan Ciara mengalihkan konsentrasi Kevan. Pria itu berbalik dan melihat cara berlari ke arahnya.

"Cia, jangan lari!"

Meskipun Kevan berteriak, Ciara tetap berlari. Kevan pun memeluknya erat, lalu berputar.

Pemandangan itu menunjukkan kemesraan di antara Kevan dan Ciara, bahkan tidak sedikit orang-orang yang iri saat melihat mereka.

"Kamu kok lama banget?" tanya Kevan, khawatir. Lalu, dia menatap Quden yang b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status