Divya keluar dari ruangan dosen pembimbing. Wajahnya kusut, muram, dan tidak menampakkan sama sekali semangat di sana. Ivy lekas mendekati sahabatnya begitu melihat gadis itu keluar. Merangkulnya sembari sedikit berjinjit.“Kenapa? Revisinya gagal?” tanya Ivy. Menarik lengan Divya agar duduk di kursi yang tidak jauh dari mereka.“Bukan gagal lagi, tapi kacau. Lo, tahu kemarin gue hanya butuh revisi sedikit doang, tapi sekarang malah gue suruh milih buat ulang dengan tema lain atau ikutan KKN. Cuma gegara gue telat setor revisian, gilak! Masa iya gue kudu blusukan ke desa-desa,” keluh Divya dengan wajah memberengut. Ia menyandarkan punggungnya di sandaran kursi kayu tersebut.“Nggak ada keringanan gitu, buat lo revisi yang pertama? Minta tenggang waktu seminggu gitu,” papar Ivy. Divya menggeleng sebagai jawaban bahwa keputusan dosen sudah final.“Lagian kamu, sih. Ngapain aja? Kemarin kamu juga bolos kan? Kenapa nggak ngerjain revisian? Udah dikasih enak juga,” gerutu Ivy ikut geram.“
Terakhir Diperbarui : 2024-01-13 Baca selengkapnya