Mata Divya berkaca-kaca, ia melihat Ghazi dengan balutan jas rapi, warna senada dengan gaun miliknya. Pria itu tampak sangat menawan, apa pun warna pakaian yang dia kenakan selalu menyatu dengannya. Tatapan Divya beredar pada semua orang yang ada di sana. Tidak ada seorang pun diantara mereka yang dia kenal. Ini adalah keharuan yang luar biasa. Ia menyeka air matanya.Tangan Ghazi terulur menyambut Divya yang tampak sangat anggun. “Kamu menawan, Divya,” puji, Ghazi dengan berbisik tepat pada telinganya.“Aku tahu! Bukankah setiap hari aku selalu cantik?” timpalnya dengan air mata yang masih berlinang.“Aku harap kehadiran mereka tidak mengurangi kebahagaiaanmu.” Secara cepat Divya menggeleng.“Tentu saja, tidak! Bahkan aku sama sekali tidak kepikiran seperti yang kamu pikirkan, Ghaz.” Ghazi mengecup kening, Divya. Bibirnya yang hangat membuat jantung Divya bergetar saat menyentuh permukaan kulit keningnya. Padahal hanya sebuah kecupan di kening, apa istimewanya? Namun, wanita selalu s
Baca selengkapnya