"Bu Luna!"Huris sangat terkejut. Hanya sekali pandang saja, dia sudah bisa mengenali wanita yang luar biasa cantik itu adalah Luna.Sorot matanya berubah menjadi aneh, dia menatap Ponipa dan berkata, "Ponipa, hal bagus yang kamu sebut dan ingin kamu bagikan padaku, bukan Bu Luna, 'kan?"Luna yang sedang bingung mengapa Ponipa membawanya kemari, begitu mendengar ucapan itu, dia langsung mengangkat kepalanya dan berkata dengan dingin, "Ponipa, apa yang ingin kamu lakukan?!""Apa yang ingin kulakukan? Tentu saja menikmati dirimu, Bu Luna."Sambil tersenyum nakal, Ponipa memperhatikan tubuh Luna dengan tatapan agresif.Kemudian, dia mengalihkan pandangannya ke arah Huris, lalu berkata sambil terkekeh, "Tuan Muda Huris, dengar-dengar ada dendam antara kamu dan Ardika, jadi aku mengundang istrinya kemari. Lihatlah, aku cukup setia kawan, bukan? Wanita yang luar biasa cantik sepertinya, kubagikan denganmu."Begitu mendengar ucapan Ponipa, api amarah langsung membara di mata Luna saking kesal
Read more