"Kamu adalah menantu benalu itu? Berhenti!"Anggota Organisasi Snakei langsung meneriaki Ardika.Ardika mengerutkan keningnya, dia tahu untuk sementara waktu ini, dia sudah tidak bisa pergi lagi. Dia menepuk-nepuk bahu Luna dan berkata, "Levin berada di luar, kamu tunggu aku di luar, ya.""Sayang, hati-hati, ya ...."Dengan ekspresi pucat pasi, Luna menganggukkan kepalanya. Sambil menutupi mulutnya untuk menahan rasa mualnya, dia berlari-lari kecil keluar.Sebelumnya, saat di pabrik pinggiran kota itu, dia tidak bereaksi sebesar ini saat melihat mayat-mayat Tentara Bayaran Lane, karena hampir tidak ada luka yang jelas di tubuh orang-orang itu.Berbeda halnya dengan kondisi Ponipa sekarang.Sebuah lengan yang putus, pemandangan seperti itu benar-benar menakutkan.Melihat Luna sudah keluar dari vila, Ardika baru berbalik dan menatap anggota Organisasi Snakei itu dengan tenang. "Kalian ingin menahanku?"Seorang pria yang memimpin kelompok itu berkata dengan dingin, "Berani-beraninya kamu
Pria yang memimpin kelompok itu berkata dengan seulas senyum palsu, "Terserah apa katamu. Pak Chamir sudah menginstruksikanmu untuk bunuh diri sebagai wujud permintaan maaf, maka kamu hanya bisa bunuh diri!""Selama kamu masih berada di Negara Nusantara, kamu nggak akan bisa lolos dari Organisasi Snakei!"Kepercayaan diri yang diperolehnya untuk mengucapkan kata-kata itu berasal dari kekuasaan Organisasi Snakei, berasal dari reputasi Organisasi Snakei di Negara Nusantara selama bertahun-tahun ini.Hanya dengan satu kalimat dari mereka, sudah cukup untuk membuat Ardika bunuh diri.Mereka sama sekali tidak perlu turun tangan sendiri.Ardika menggelengkan kepalanya dan berkata dengan acuh tak acuh, "Padahal awalnya aku berniat untuk membiarkan kalian lolos dari musibah ini, siapa sangka kalian sendiri yang cari masalah. Baiklah kalau begitu. Mengenai penculikan istriku dan sengaja membiarkan istriku jatuh ke tangan Ponipa, aku akan memperhitungkannya dengan kalian sekaligus!"Selesai berb
"Kalau dia bersikeras nggak mau pergi, bukankah kamu bisa memanggil Sigit datang dengan membawa anggotanya untuk melempar si tua itu keluar?"Ardika menanggapi dengan sedikit tidak senang.Menghadapi masalah sepele seperti itu saja, masih mencarinya.Di ujung telepon, Hamdi tersenyum getir dan berkata, "Anggota Organisasi Snakei ikut dengannya kemari, kami ....""Ya, sudahlah, aku akan ke sana."Selesai berbicara, Ardika memutuskan panggilan telepon.Tak lama kemudian, dia sudah tiba di Kediaman Wali Kota."Eh, kubilang apa wali kota bocah ingusan itu sudah takut? Dia sengaja bersembunyi, nggak berani bertemu denganku? Kalian sudah memanggilnya kemari atau belum? Cepat suruh dia kembali!"Tiano membuat keributan besar di kantor Kediaman Wali Kota, pria tua itu bersikap sangat arogan.Kalau bukan karena dihentikan oleh Hamdi dan yang lainnya, dia sudah menerobos masuk ke dalam ruangan wali kota untuk melihat apakah wali kota baru itu bersembunyi di dalam atau tidak.Begitu Ardika datang
"Ayo, cepat pergi!"Tiano tidak tahan berlama-lama lagi di sana. Sambil menutupi wajahnya, dia dan dua orang anggota Organisasi Snakei bergegas melewati kerumunan orang-orang itu dan masuk ke dalam mobil.Tepat pada saat ini, Tiano menerima panggilan telepon dari Zumin, sekretarisnya."Guru, Ardika muncul di Vila Hundo. Semua anggota Organisasi Snakei sudah dipatahkan satu lengan, Ponipa juga dilukai. Selain itu ...."Mendengar terjadi sesuatu pada cucunya, Tiano mulai panik. Dia buru-buru bertanya, "Selain itu apa?!""Selain ... selain itu, organ intim Ponipa telah dirusak oleh Ardika menggunakan Pedang Ular Gelap. Kelak ... kelak dia nggak bisa menjadi pria normal lagi ...."Apa yang Zumin ucapkan selanjutnya sudah tidak didengar lagi oleh Tiano.Otaknya seolah-olah berdengung dan kosong begitu saja....Kota Sewo.Cabang Organisasi Snakei Gotawa.Chamir menatap Cheko yang berlutut di hadapannya tanpa ekspresi dan bertanya dengan datar, "Jadi, begitu kamu melihat orang-orang Organisa
"Sepertinya setelah aku memberi pelajaran pada dua kelompok Organisasi Snakei, akhirnya kalian sudah mengerti apa namanya sopan santun."Ardika tersenyum, sorot matanya tertuju pada kotak kayu dalam genggaman pria itu. Kemudian, dia bertanya, "Ini adalah barang yang Chamir suruh antarkan padaku?"Cheko berpura-pura tidak mendengar satu kalimat depan yang dikatakan oleh Ardika. Dia meletakkan kotak kayu tersebut, lalu berkata, "Ya, benar. Ini adalah kaligrafi tulisan tangan Pak Chamir."Melihat Cheko yang gugup saat berbicara, Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Sini, serahkan saja."Cheko menyodorkannya pada Hamdi. Hamdi membuka kotak kayu tersebut, lalu mengeluarkan gulungan kertas di dalamnya."Bukalah."Ardika melambaikan tangannya.Melihat Hamdi membuka gulungan kertas itu, Cheko menjadi makin gugup. Dia takut setelah Ardika membaca kata-kata di atas gulungan kertas itu, Ardika akan menyerangnya.Hamdi meletakkan gulungan kertas yang telah terbuka itu di atas meja."Kemarilah deng
Cheko sendiri juga tidak tahu ada apa dengannya tadi.Selesai berbicara, melihat darahnya yang mengotori lantai, dia buru-buru berkata, "Maaf, Tuan Ardika, aku nggak sengaja mengotori lantai. Aku ... aku akan segera mengelapnya hingga bersih!"Tanpa menunjukkan ekspresi apa pun dan mengucapkan sepatah kata pun, Ardika hanya menganggukkan kepalanya.Cheko berjongkok, buru-buru mengelap bekas darah di lantai, menggulung kaligrafi tulisan Ardika, lalu pamit undur diri dan meninggalkan tempat itu.Sepanjang proses ini berlangsung, dia sendiri bahkan tidak menyadari, dia sama sekali tidak berani melihat tulisan dalam keras itu.Dengan membawa tulisan kaligrafi Ardika, Cheko tidak berani berlama-lama di Kota Banyuli lagi. Dia bergegas kembali ke Kota Sewo."Kamu pulang sendirian?"Melihat Cheko yang tampak pucat, Chamir mengerutkan keningnya dan berkata dengan ekspresi muram, "Bajingan itu menyerangmu?""Nggak, Tuan Ardika ... si Ardika itu cukup sopan."Cheko berkata apa adanya.Chamir bert
"Pak Chamir, Bapak baik-baik saja, 'kan?!"Cheko belum pernah melihat Chamir semenakutkan ini. Dia benar-benar terkejut setengah mati."Ya ... aku baik-baik saja."Chamir mengalihkan pandangannya dengan susah payah, suaranya berubah menjadi sedikit serak. "Bajingan ini benar-benar cari mati!"Beberapa kata ini diucapkannya dengan gigi terkatup.'Sepertinya Pak Chamir sangat kesal melihat Ardika menulis tulisan yang sama persis dengannya.' pikir Cheko.Cheko buru-buru membujuknya, "Pak Chamir, jangan marah. Si Ardika itu memang nggak pernah menganggap serius siapa pun.""Hanya sebuah kaligrafi saja nggak akan bisa menggertaknya. Kalau ingin membunuhnya, sebaiknya Pak Chamir turun tangan sendiri!"Chamir mendengus. Saat berbicara, suaranya masih terdengar serak. "Aku turun tangan sendiri? Memangnya dia pantas?""Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan sekarang?"Cheko benar-benar kebingungan.Bahkan Vita saja sudah dilumpuhkan.Di seluruh cabang Organisasi Snakei Gotawa, selain Chamir,
Setelah berpikir sejenak, Ardika menghubungi Draco. "Bagaimana keadaan Tujuh Bilah dan Serigala Ganas?"Draco berkata, "Berbagai pemeriksaan tubuh telah selesai. Saat ini, semuanya normal. Staf laboratorium akan memantau kondisi mereka setiap saat.""Oke, beberapa hari ini suruh mereka kembali untuk melindungi Luna, keluarkan izin membunuh orang untuk mereka.""Beri tahu mereka, siapa pun yang ingin mencelakai Luna, bunuh saja!"Ardika melontarkan kata-kata itu dengan dingin.Dia tidak mengkhawatirkan dirinya sendiri, tetapi dia takut ada orang yang menargetkan Luna lagi.Terlebih lagi menghadapi organisasi pemerintahan seperti Organisasi Snakei, orang-orang yang dikirim oleh Levin sudah tidak cukup untuk menghadapi mereka....Keesokan harinya.Ardika keluar, hendak menuju Kediaman Wali Kota.Levin sudah menunggunya di depan pintu Kompleks Vila Bumantara.Di sampingnya, ada Huris yang wajahnya memar-memar dan keningnya dibalut dengan kain kasa. Dari waktu ke waktu, Levin melirik Huris
"Hehe, di luar dugaan, Nona Tina begitu terus terang."Di ujung telepon, Yugo terkekeh pelan, lalu berkata dengan nada bicara sedikit mengintimidasi, "Kalau begitu, dia bertemu saja di Grup Lautan Berlian.""Karena kamu adalah wanita yang akan menikah denganku, tentu saja aku harus melakukan 'inspeksi', melihat bagaimana kamu mengurus perusahaanmu," ujar Yugo.Saat dalam perjalanan ke Kota Banyuli, Yugo sudah mendalami data diri Tina.Saat dia mengetahui sesungguhnya Grup Lautan Berlian di bawah nama Tina adalah kekuatan dunia preman paling besar di Kota Banyuli dan sekitarnya.Sedangkan Tina sendiri juga merupakan raja preman yang menguasai dunia preman Kota Banyuli dan Kota Serambi, dia sudah tahu Tina berbeda dengan nona-nona keluarga besar yang pernah dia temui sebelumnya.Wanita yang satu ini pasti adalah wanita yang kuat dan dominan.Karena itulah, Yugo memutuskan untuk menunjukkan sikap yang lebih kuat dan dominan lagi untuk menundukkan wanita ini.Jadi, dia mengajukan alasan "m
"Kalau begitu, bukankah kamu sama saja dengan memintaku menjadi tamengmu?""Tolong putar otakmu dan pikirkan sendiri. Bagaimanapun juga, aku adalah orang yang terkenal di Kota Banyuli. Begitu pihak pria itu melakukan penyelidikan, pasti akan ketahuan. Lagi pula, kamu adalah seorang wanita kaya, kamu sewa saja satu."Lelucon apa itu? Berpura-pura menjadi pacar Tina, menemani wanita itu kencan buta?Bagaimanapun juga, dia adalah Wali Kota Banyuli. Dia harus memperhatikan martabat dan menjaga citranya.Terlebih lagi, Ardika juga tidak tertarik menemani wanita itu memainkan permainan seperti ini."Biarkan saja pihak pria tahu, nggak masalah. Intinya, hanya perlu mengacaukan kencan buta ini saja."Tina mendecakkan lidahnya, lalu melanjutkan. "Lupakan saja tentang menyewa pacar. Pria itu adalah seorang tuan muda keluarga besar luar negeri. Orang seperti ini pasti bertemperamen buruk. Kalau dia sampai main tangan ....""Apa maksudmu?"Ekspresi Ardika langsung berubah menjadi muram. "Maksudmu,
Mendengar ucapan pamannya ini, Yugo tidak mengerti.Namun, Yomde malah mendesah dan berkata, "Guru benar. Sosok penguasa Kediaman Dewa Perang, orang yang menghabisi para jenderal Lima Negara Besar saat di medan perang dulu.""Ya, benar, Dewa Perang itu!"Tridon mengangguk, sorot mata sedikit ketakutan tampak di matanya. "Bukankah sebelumnya ada berita mengenai suap sebesar dua puluh triliun dari tiga keluarga besar, Dewa Perang sumbangkan kepada Kota Banyuli sebagai dana investasi? Hal ini membuktikan paling nggak dia juga memperhatikan Kota Banyuli.""Karena itulah, saat kalian beraksi di Kota Banyuli, kalian juga harus tahu batasan, jangan terlalu berlebihan, agar nggak menarik perhatiannya.""Kalau mengirim Musa ke sana dan menimbulkan pertumpahan darah besar-besaran, saat itu tiba nggak akan ada yang bisa menyelamatkan kalian.""Ingat, aku juga nggak bisa!""Kami mengerti!"Begitu mendengar ucapannya, Yomde dan Yugo yang awalnya masih tidak menganggap serius hal ini, langsung memas
Tiga raja tentara besar yang mengikuti Tridon ini adalah elite Tentara Bayaran Lane.Selain itu, ketiga orang ini memiliki latar belakang masing-masing.Selain tidak terlalu jelas mengenai latar belakang Musa, raja tentara pertama, Yugo mengetahui latar belakang dua orang raja tentara lainnya.Antoine, raja tentara kedua adalah seorang genius bela diri, menguasai Jiu-Jitsu Brazilo, Siam Muaythai, serta Karate, boleh dibilang dalam hal perkelahian tangan kosong jarak dekat di antara Tentara Bayaran Lane, tidak ada yang bisa menandinginya.Julukan Antoine di Tentara Bayaran Lane adalah Ular Piton Putih.Semua orang juga sudah tahu, begitu ular piton menargetkan mangsanya, maka mangsanya akan dililitnya sampai mati.Antoine memang adalah orang yang semenakutkan ini. Begitu dijerat olehnya dalam jarak dekat, hanya tinggal menunggu ajal menjemput saja!Raja tentara ketiga bernama Gustav, julukannya di Tentara Bayaran Lane adalah Beruang Suci.Orang ini berasal dari Eropan Timur, terlahir de
Tak lama kemudian, seluruh anggota Keluarga Citora sudah dibawa pergi.Dengan cara seperti itulah, aset milik Keluarga Citora berubah menjadi modal bagi Tridon untuk membalas dendam.Adapun mengenai hidup dan mati mereka, Tridon sama sekali tidak peduli.Haron benar-benar kasihan. Walaupun sudah mati, seorang ahli bela diri legendaris sepertinya masih saja ditindas oleh orang lain seperti ini.Terlebih lagi, orang ini adalah kakak seperguruan yang mengatakan ingin membalaskan dendamnya.Yomde, murid Tridon melambaikan tangannya. Saat itu juga, jasad Ginadri langsung ditarik keluar.Tepat pada saat ini, Yugo muncul di depan pintu. Dia melirik jasad Ginadri sekilas, lalu berjalan menghampiri Tridon tanpa ekspresi."Paman, ada informasi dari Kota Banyuli, ada hubungannya dengan identitas Ardika!""Pendukungnya adalah Ridwan, Wali Kota Banyuli. Kemampuan Ridwan diakui oleh Kodam Helios, jadi dia akan segera naik jabatan. Karena itulah, Ardika menjadi wali kota untuk sementara waktu.""Seka
"Ya, benar."Zilwar mengangguk, lalu berkata dengan ekspresi muram, "Andrew adalah seorang pecundang, Harrison juga seorang pecundang. Bisa-bisanya mereka ketakutan seperti itu pada seorang wali kota.""Bukan hanya nggak menjalankan tugas dengan baik, bahkan membuat identitas Ardika terungkap. Benar-benar pecundang!"Awalnya dia menunggu kabar baik dari Andrew. Selama Luna menyerahkan saham, dia bisa meminta Amir untuk bergabung dengan dewan direksi Grup Hatari atas nama Perusahaan Investasi Mahasura.Siapa sangka yang dia peroleh malah informasi seperti ini.Tepat pada saat ini, ponsel Amir berdering.Dia menjawab panggilan telepon itu, lalu mengakhiri panggilan telepon setelah mengucapkan beberapa patah kata. Kemudian, dia menatap Zilwar sambil mengerutkan keningnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun."Ada apa? Siapa yang meneleponmu?“Zilwar melontarkan pertanyaan itu dengan santai.Amir berkata dengan suara dalam, "Ayahmu. Dia bilang harus menghentikan Ardika, nggak bisa membiarkan
Dengan kepribadian Tuan Besar Basagita, tanpa perlu dipikirkan lagi, juga pasti sudah tahu apa tujuannya membawa Keluarga Basagita kemari.Identitas Ardika sebagai wali kota sudah terungkap.Di Negara Nusantara, walaupun bukannya tidak ada wali kota muda, tetapi jumlahnya sangat sedikit. Apalagi yang semuda Ardika.Kelak, kariernya di dunia pemerintahan pasti akan berkembang dengan pesat, memiliki masa depan yang cerah.Menantu benalu Keluarga Basagita, inilah julukan yang dimiliki oleh Ardika yang paling familier bagi orang-orang di luar sana.Dia sudah menjadi satu kesatuan dengan Keluarga Basagita.Dulu, Tuan Besar Basagita sangat khawatir, takut Ardika menimbulkan masalah dan menyeret Keluarga Basagita dalam masalah, membuat Keluarga Basagita tertimpa musibah.Namun, sekarang, kekhawatiran itu sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak.Karena sudah muncul sosok hebat di Keluarga Basagita!Jadi, Vila Cakrawala sangat ramai sepanjang malam.Anggota Keluarga Basagita terus menerus men
"Hmm."Luna membiarkan Ardika menggandeng tangannya, meninggalkan ruang perjamuan malam itu bersama suaminya dengan sedikit linglung.Melihat punggung kedua orang itu sudah kian menjauh, berbagai suara desahan menyelimuti ruangan tersebut.Menyesal.Salah mereka sendiri memandang rendah orang lain sebelumnya. Demi menjalin hubungan dengan Andrew, mereka melontarkan kata-kata sindiran dan ejekan terhadap Ardika.Sekarang mereka baru menyadari sosok yang benar-benar hebat itu, ternyata adalah menantu benalu yang mereka pandang rendah.Namun, sudah terlambat untuk menyesal sekarang.Sebelumnya, tidak peduli bagaimana mereka menyanjung dan meminta maaf, Ardika sama sekali tidak berencana untuk memedulikan mereka.Semua kartu nama yang diterimanya, juga dibuangnya di atas meja, tidak ada satu pun yang diambilnya.Tentu saja Ardika tidak akan mencari perhitungan dengan orang-orang itu, tetapi dia juga tidak akan bersikap baik pada mereka....Vila Cakrawala.Satu keluarga itu duduk di sofa,
"Eh, tua bangka, kamu benar-benar konyol, kapan aku menipumu?"Sambil melihat Tiano yang berguling-guling di lantai, Ardika berkata dengan nada bicara mengejek, "Sebelumnya saat kamu berlagak hebat dan memintaku untuk mengunjungimu, bukankah aku sudah mengunjungimu sendiri?""Tapi, kamu nggak percaya, bahkan mengusirku."Begitu mendengar ucapannya, energi di sekujur tubuh Tiano seperti sudah terserap habis. Dia berbaring di sana tanpa bergerak.Dia benar-benar menyesal.Kalau dari awal dia tahu Ardika adalah wali kota, dia pasti tidak akan menyinggung Ardika seperti itu.Namun, biarpun dia mengetahui identitas Ardika, apakah Tiano tidak akan terlibat dalam perselisihan dengan Ardika?Jawabannya belum tentu.Sifat seseorang sulit diubah.Itulah sebabnya Tiano bisa berakhir seperti ini. Ardika adalah seorang wali kota atau bukan tidaklah penting, tetapi kepribadiannya yang suka berlagak hebat dan berlagak senior yang sangat berpengaruh.Saat ini, melihat penampilan Tiano yang begitu meny